Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL DALAM HASIL BELAJAR


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
EVALUASI BELAJAR
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Hj. Darmiyati, M.Pd
Diani Ayu Pratiwi, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelas 6A PGSD

Kelompok 09
Muhammad Nur Ikkram 1810125210015
Khairullah 1810125310046
Anindia Novianti 1810125320036
Nurul Fadillah 1810125320039
Nursalamah 1810125320040

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, kami panjatkan Puji Syukur atas kehadirat-
Nya yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kriteria Ketuntasan Minimal Dalam
Hasil Belajar”. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Evaluasi Belajar.
Makalah ini disusun dari beberapa referensi yang telah kamidapatkan dari
berbagai sumber. Dalam penyusunan makalah ini kami telah mengupayakan
semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini sesuai dengan harapan.
Dan kami berharap dengan adanya makalah yang disusun ini, pembaca dapat
menambah pengetahuan tentang konsep dasar evaluasi.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima saran dan kritik pembaca agar dapat
menyempurnakan makalah selanjutnya.

Banjarmasin, 13 Maret 2021

Kelompok 09

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
PEMBAGIAN TUGAS......................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................................2
A. Konsep Dasar Kriteria Ketuntasan Minimal (Nursalamah)................................................2
B. Tindak Lanjut Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (Khairullah)...............................6
C. Merumuskan Kriteria Ketuntasan Minimal (Muhammad Nur Ikkram)..............................8
BAB III..............................................................................................................................................12
PENUTUP.........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

ii
PEMBAGIAN TUGAS

MENGEDIT MAKALAH : Nurul Fadillah

MEMBUAT POWERPOINT (PPT) : Anindia Novianti

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang : Nurul Fadillah


B. Rumusan Masalah : Nurul Fadillah
C. Tujuan Penulisan : Nurul Fadillah

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kriteria Ketuntasan Minimal : Nursalamah


B. Tindak Lanjut Pecapaian Kriteria Ketuntasan Minimal : Khairullah
C. Merumuskan Kriteria Ketuntasan Minimal : Muhammad Nur
Ikkram

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan : Anindia Novianti


B. Saran : Anindia Novianti

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan yang begitu pesat.
Dalam hal ini, kurikulum juga ikut berubah. Kurikulum terbaru di Indonesia
adalah kurikulum 2013 yang terfokus pada perubahan karakter peserta
didik. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia saat ini lebih banyak yang
menggunakan KTSP yang tujuannya memberikan kompetensi dengan
mengembangkan potensi daerah atau sekolah.

Untuk menentukan dan melihat keberhasilan peserta didik maka dapat


ditunjau dari kemampuan peserta didik terhadap KKM. Kriteria ketuntasan
minimal (KKM) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta
didik mencapai ketuntasan. Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar
merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian
dari langkah pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi yang menggunakan acuan kriteria dalam
penilaian, mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan menetapkan
kriteria minimal yang menjadi tolak ukur pencapaian kompetensi. Oleh
karena itu, diperlukan panduan yang dapat memberikan informasi tentang
penetapan kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan di satuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kriteria ketuntasan minimal ?
2. Bagaimana tindak lanjut pecapaian kriteria ketuntasan minimal ?
3. Bagaimana cara merumuskan kriteria ketuntasan minimal ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar kriteria ketuntasan minimal.
2. Mengetahui tindak lanjut pecapaian kriteria ketuntasan minimal.
3. Mengetahui merumuskan kriteria ketuntasan minimal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kriteria Ketuntasan Minimum (Nursalamah)


1. Pengertian kriteria ketuntasan minimal
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi
adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria
tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling
rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Menurut Prayitno (2013:533) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
merupakan acuan untuk menetapkan seorang peserta didik/siswa secara
minimal memenuhi persyaratan atas materi pelajaran tertentu.
Sedangkan menurut Kunandar (2013:83). Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) adalah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yang ditentukan oleh
satuan pendidikan pada awal tahun pembelajaran dengan
memperhatikan: Intake (kemampuan rata-rata peserta didik).
Kompleksitas materi (mengidentifikasi indikator sebagai penanda
tercapainya kompetensi dasar, Kemampuan daya pendukung
(berorientasi pada sarana dan prasarana pembelajaran dan sumber
belajar) yang dimiliki satuan pendidikan.
Target ketuntasan secara nasional kemudian ditingkatkan secara
bertahap. Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik,
peserta didik, dan orangtua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk
mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan orang
tuannya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan
hasil belajar (LBH) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta
didik (Depdiknas, 2008:3).
2. Landasan penetapan KKM

2
Kebijakan pemerintah dibidang pendidikan telah bergulir dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi 8 standar, yaitu:
a. Standar Isi yang terkandung dalam Permendiknas No.22 Tahun.
b. Standar Proses yang terkandung dalam Permendiknas No.41 Tahun
2007.
c. Standar Kompetensi Lulusan yang terkandung dalam Permendiknas
No.23 Tahun 2006 dan N0.6 Tahun 2007.
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang terkandung dalam
Permendiknas No.12 dan 13 Tahun 2007.
e. Standar Sarana dan Prasarana yang terkandung dalam Permendiknas
No.24 Tahun 2007.
f. Standar Pengelolaan yang terkandung dalam Permendiknas No.19
Tahun 2007.
g. Standar Pembiayaan yang terkandung dalam Permendiknas No.16
dan 18 Tahun 2007.
h. Standar Penilaian Pendidikan yang terkandung dalam Permendiknas
No.20 Tahun 2007.
Permendiknas No.20 Tahun 2007 memberikan acuan penting
bahwa, KKM bagi mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UNAS
menjadi instrumen untuk mengukur dan menilai kompetensi puncak
siswa, sehingga sekolah dapat menentukan standar nilai yang harus
dicapai siswa dan menentukan lulus atau tidaknya, siswa yang belum
mencapai standar nilai dikatakan belum tuntas (Direktorat Pendidikan
Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2012: 112)
Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2016 tentang Standar
Penilaian mengenai ketentuan umum pada Pasal 1 (2016: 2) sebagai
berikut.
a. Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup,
tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar

3
dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
b. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
c. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
d. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik.
e. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan
prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
f. Kriteria ketuntasan minimal yang selanjutnya disebut kkm adalah
kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan
yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
3. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Menurut Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam (2012: 116) Beberapa fungsi dari kriteria ketuntasan
minimal (KKM) dalam pembelajaran antara lain:
a. Bisa menjadi acuan bagi guru dalam menilai kompetensi siswa
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap
kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan
KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang
tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk
pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan. Selain itu
dapat digunakan sebagai bagian dalam melakukan evaluasi program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.

4
b. Bisa juga menjadi acuan untuk peserta didik dalam menyiapkan diri
mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar dan
indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh
peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri
dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM.
Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus
mengetahui kompetensi dasar apa saja yang belum tuntas dan perlu
perbaikan.
c. Dengan KKM dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam
melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan
disekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum
dapatdilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur.
d. Menentukan KKM merupakan kontrak pedagogik antara guru
dengansiswa dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat.
Keberhasilanpencapaian KKM merupakan upaya yang harus
dilakukan bersamaantara guru, siswa, pimpinan 17 satuan
pendidikan dan orang tua. Gurumelakukan upaya pencapaian KKM
dengan memaksimalkan prosespembelajaran dan penilaian. Siswa
melakukanupaya pencapaian KKMdengan proaktif mengikuti
kegiatan pembelajaran serta mengerjakantugas-tugas yang telah
didesain guru. Orang tua dapat membantu denganmemberikan
motivasi dan dukungan penuh bagi anakanaknya dalammengikuti
pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikanberupaya
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk
mendukungterlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di
sekolah.
e. KKM Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian
kompetensitiap mata pelajaran. Satuan pendidikan yang memiliki
KKM tinggi dandilaksanakan secara bertanggung jawab dapat
menjadi tolok ukurkualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.
Keberhasilan pencapaianKKM merupakan salah satu tolok ukur

5
kinerja satuan pendidikan dalammenyelenggarakan program
pendidikan.

B. Tindak Lanjut Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (Khairullah)

1. Analisis penilaian hasilbelajar

Hasil penilaian belajar dianalisis untuk mendapatkan umpan


balik tentang berbagai komponen dalam proses pembelajaran.
Analisis hasil penilaian dilakukan dengan memperhatikan nilai
yang diperoleh siswa pada ulangan harian tes tertulis, lisan,
praktikperbuatan dan sikap, tugas, produk, ulangan tengah
semestertes tertulis, lisan, praktik perbuatan dan sikap, tugas dan
produk, ulangan akhir semester tes tertulis, lisan, praktik
perbuatan dan sikap, tugas dan produk, dan ulangan kenaikan
kelas tes tertulis, lisan, praktikperbuatan dan sikap, tugas dan
pruduk. Analisis untuk ulangan harian dan tengah semester
ditekankan untuk memperoleh informasi tentang latar belakang
dan faktor penyebab mengapa siswa memperoleh nilai kurang.
Bagi anak yang memperoleh nilai kurang dari batas nilai minimal
ketuntasan belajar akan diberi remedial, sedang bagi anak yang
nilainya telah mencapai batas ketuntasan akan
diberikanpengayaan.

2. Langkah-langkah menentukanKKM

Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM dengan


mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya
pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut:

a. Hitung jumlah Kompetensi Dasar KD setiap mata pelajaran

6
setiapkelas
b. Tentukan kekuatannilai untuk setiap aspekkomponen,
sesuaikan dengan kemampuan masing-masingaspek:
1) Aspek Kompleksitas: Semakin komplek sukar KD maka
nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka
nilainya semakintinggi.
2) Aspek Sumber Daya Pendukung Semakin tinggi sumber
daya pendukungmaka nilainya semakintinggi.
3) Aspek intake Semakin tinggi kemampuan awal siswa
intake maka nilainya semakin tinggi. Drs. Wuryanto,
Koordinator Tim PAK Kabupaten Grobogan.
c. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk
menentukan KKM setiap KD.
d. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan
jumlah KD untuk menentukan KKM mata pelajaran.

e. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama


tergantung pada kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi
siswa.
3. Tindak lanjut KKM

Tindak lanjut diberikan sebagai suatu tindakan terhadap


analisis hasil penilaian Tindak lanjut yang diberikan antara lain
melalui remedial, dan pengayaan. Contoh, jika kriteria minimal
ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata
pelajaran tertentu 75, maka siswa yang pencapaian kompetensinya
kurang dari 75, perlu mendapatkan remedial untuk indikator-
indikator yang belum dikuasai. Sebaliknya bila seorang anak
sudah mencapai kompetensi 75, maka anak tersebut perlu
mendapatkan pengayaan. Tindak lanjut remedial dan pengayaan
dilakukan atas dasar analisis hasil evaluasi perorangan. Pendidik
juga perlu melakukan analisis pencapaian kompetensi kelas, dan
menemukan sebab-sebab yang mempengaruhi ketidaktercapaian
ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Misalnya, kurangnya

7
jam belajar yang tersedia, kurangnya sarana prasarana, suasana
belajar yang kurang kondusif dan sebagainya yang bisa
ditindaklanjuti dengan kebijakan sekolah maupun pemerintah
daerah. E. Pelaporan Laporan kemajuan hasil belajar siswa
merupakan sarana komunikasi dan hubungan kerjasama antara
sekolah, siswa, dan orang tua. Proses pelaporan penilaian hasil
belajar siswa, merupakan suatu tahapan dari serangkaian suatu
proses pendidikan di sekolah yang harus dilewati. Pada
pelaksanaannya, pelaporan harus memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:

a. Konsisten dengan pelaksanaan penilaian di sekolah. Drs.


Wuryanto, Koordinator Tim PAK KabupatenGrobogan.
b. Memuat rincian hasil belajar siswa berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaiaan yang
bermanfaat bagi pengembangansiswa.
c. Menjamin orang tua akan informasi permasalahan anaknya
dalambelajar.
d. Mengandung berbagai cara atau strategikomunikasi.
e. Memberikan Informasi yang benar , jelas, dan akurat. Secara
garis besar tujuan pelaporan hasil belajar siswa untuk:
1) Memberikan informasi yang tepat, dan jelas tentang
kemajuan hasil belajar siswa dalam kurun waktutertentu.

2) Memberikan umpan balik bagi siswa dalam mengetahui


kelebihan dan kekurangannya sehingga menimbulkan
motivasi untuk hasilbelajarnya.
3) Menetapkan kemajuan hasil belajar siswa secara
individual dalam mencapai kompetensi.

C. Merumuskan Kriteria Ketuntasan Minimal (Muhammad Nur Ikkram)


Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan
belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik, karakteristik muatan pelajaran, dan

8
kondisi satuan pendidikan. Secara teknis prosedur penentuan KKM
mata pelajaran pada satuan pendidikan dapat dilakukan dengan cara
berikut: Menghitung jumlah KD setiap mata pelajaran pada masing-
masing tingkat kelas dalam satu tahun pelajaran dan menentukan nilai
aspek intake, kompleksitas, dan daya dukung setelah menganalisis
karakteristik setiap aspek tersebut. (Ardiana, 2020). Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dirumuskan setidaknya dengan
memperhatikan 3 aspek yaitu karakteristik peserta didik (intake),
karakteristik muatan/mata pelajaran (kompleksitas) dan kondisi
satuan pendidikan (pendidik dan dayadukung).

1. Aspek karakteristik materi/kompetensi yaitu memperhatikan


kompleksitas KD dengan mencermati kata kerja yang terdapat
pada KD tersebut dan berdasarkan data empiris dari pengalaman
guru membelajarkan KD tersebut pada waktu sebelumnya.
Semakin tinggi aspek kompleksitas materi/kompetensi, semakin
menantang guru untuk meningkatkankompetensinya.
2. Aspek intake yaitu memperhatikan kualitas peserta didik yang
dapat diidentifikasi antara lain berdasarkan hasil ujian jenjang
sebelumnya, hasil tes awal yang dilakukan sekolah, atau nilai
rapor sebelumnya. Semakin tinggi aspek intake, semakin tinggi
pula nilaiKKM-nya.
3. Aspek guru dan daya dukung antara lain memperhatikan
ketersediaan guru, kesesuaian latar belakang pendidikan guru
dengan mata pelajaran yang diampu, kompetensi guru (misalnya
hasil Uji Kompetensi Guru), rasio jumlah peserta didik dalam satu
kelas, sarana prasarana pembelajaran, dukungan dana,dan
kebijakan

sekolah. Semakin tinggi aspek guru dan daya dukung, semakin


tinggi pula nilai KKM-nya. (Siregar & Hatika, 2019)

Dalam menetapkan KKM, satuan pendidikan harus


merumuskannya secara bersama-sama kepala sekolah, pendidik dan
tenaga kependidikan lainnya. KKM dicantumkan dalam Dokumen I

9
Kurikulum dan bersifat dinamis, artinya memungkinkan mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan proses pembelajaran. KKM
dituliskan dalam bentuk angka (bilangan bulat) dengan rentang 0-
100. Dengan demikian, penentuan KKM muatan pelajaran
merupakan kewenangan pendidik yang disetujui di tingkat Satuan
Pendidikan melalui rapat dewan guru. KKM dapat dibuat berbeda
untuk setiap mata pelajaran dan dapat juga dibuat sama untuk semua
mata pelajaran pada suatu sekolah. Apabila sekolah menentukan
KKM yang berbeda untuk setiap mata pelajaran, sekolah harus
mempertimbangkan panjang interval setiap mata pelajaran. KKM
yang berbeda akan mengakibatkan interval predikat dan penentuan
predikat yang berbeda. Misalnya, muatan pelajaran dengan KKM 75
maka predikat C (Cukup) dimulai dari nilai 75, sedangkan KKM 60
maka predikat C (Cukup) dimulai dari nilai 60. Hal ini berimplikasi
antara lain pada format dan pengisian rapor. Apabila sekolah
menentukan KKM yang sama untuk semua mata pelajaran, misalnya
dengan menjadikan KKM mata pelajaran paling rendah sebagai KKM
satuan pendidikan. Hal ini akan menyederhanakan penentuan interval
predikat serta format dan pengisian rapor. Nilai KKM ditulis dalam
dokumen Kurikulum 2013 dan disosialisasikan kepada semua warga
sekolah.

Ada beberapa langkah penetapan KKM yang dilakukan oleh guru


atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah-langkah penetapan
Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) adalah sebagai berikut :

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran


dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu
kompleksitas, daya dukung dan intake peserta didik dengan
skema sebagai berikut:

Langkah-langkah dalam penentuan KKM

10
2. Hasil penentuan KKM oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan
guru dalam melakukanpenilaian.
3. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua dan
dinaspendidikan.
4. KKM dicantumkan dalam LBH (laporan hasil belajar/rapor) pada
saat hasil penilaian dilaporkan kepada orangtua/wali.
5. Penentuan KKM. (Mayasari,2020)

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria paling rendah
untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Penetapan kriteria
minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian
hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi yang
menggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan
satuan pendidikan menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolak ukur
pencapaian kompetensi.
Target ketuntasan secara nasional kemudian ditingkatkan secara
bertahap. Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik,
peserta didik, dan orangtua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk
mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan orang
tuannya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan
hasil belajar (LBH) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta
didik (Depdiknas, 2008:3).

B. Saran
Makalah ini tidak luput dari kesalahan apabila terdapat kesalahan
penulis meminta saran, kritik dari pembaca. Terimakasih atas partisipasi
dan mohon maaf atas kesalahan penulis dalam membuat makalah.
C.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ardiana. (2020). Meningkatkan Kinerja Guru IPA Dalam


Menetapkan Nilai KKM Melalui Teknik Coaching Model
Grow Me. Jurnal Binomial, 15-26.
http://digilib.uinsby.ac.id/10642/4/bab%202.pdf. diakses
pada 08 Maret 2021.
Depdiknas. 2008. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal. Bandung:
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan
Menengah.
Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
dan Kementrian Agama Republik Indonesia. Modul
PengembanganProfesionalisme Guru: Materi Peningkatan
Kompetensi Guru PendidikanAgama Islam (GPAI). LPTK
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2012.
Kunandar. 2013.Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta
Didik Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada.
Mayasari, D. (2020). Program Perencanaan Pembelajaran
Matematika.Yogyakarta:
Deepublish.
Muzhar, Muhammad. 2018. “Penentuan Standar Nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran Fisika Kelas X
SMAN 17 Makassar”. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/11735/1/Penentuan
%20Standar%20Nilai%20Kriteria%20Ketuntasan
%20Minimal%20%28KKM%29%20Mata%20Pelajaran
%20Fisika%20Kelas%20X%20SMAN
%2017%20Makassar.pdf.

13
Siregar, P. S., & Hatika, R. G. (2019). Ayo Pelatihan Mengajar :
Implementasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar
(Peerteaching dan Microteaching). Yogyakarta: Deepublish.
Prayitno. 2013. Kaidah Keilmuan Pendidikan Dalam Belajar dan 7
Pembelajaran jilid 2. Padang: UNP Press.

14

Anda mungkin juga menyukai