Disusun Oleh:
Kelas 6A PGSD
Kelompok 09
Muhammad Nur Ikkram 1810125210015
Khairullah 1810125310046
Anindia Novianti 1810125320036
Nurul Fadillah 1810125320039
Nursalamah 1810125320040
Dengan menyebut nama Allah SWT, kami panjatkan Puji Syukur atas kehadirat-
Nya yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kriteria Ketuntasan Minimal Dalam
Hasil Belajar”. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Evaluasi Belajar.
Makalah ini disusun dari beberapa referensi yang telah kamidapatkan dari
berbagai sumber. Dalam penyusunan makalah ini kami telah mengupayakan
semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini sesuai dengan harapan.
Dan kami berharap dengan adanya makalah yang disusun ini, pembaca dapat
menambah pengetahuan tentang konsep dasar evaluasi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima saran dan kritik pembaca agar dapat
menyempurnakan makalah selanjutnya.
Kelompok 09
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
PEMBAGIAN TUGAS......................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................................2
A. Konsep Dasar Kriteria Ketuntasan Minimal (Nursalamah)................................................2
B. Tindak Lanjut Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (Khairullah)...............................6
C. Merumuskan Kriteria Ketuntasan Minimal (Muhammad Nur Ikkram)..............................8
BAB III..............................................................................................................................................12
PENUTUP.........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13
ii
PEMBAGIAN TUGAS
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan yang begitu pesat.
Dalam hal ini, kurikulum juga ikut berubah. Kurikulum terbaru di Indonesia
adalah kurikulum 2013 yang terfokus pada perubahan karakter peserta
didik. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia saat ini lebih banyak yang
menggunakan KTSP yang tujuannya memberikan kompetensi dengan
mengembangkan potensi daerah atau sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kriteria ketuntasan minimal ?
2. Bagaimana tindak lanjut pecapaian kriteria ketuntasan minimal ?
3. Bagaimana cara merumuskan kriteria ketuntasan minimal ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar kriteria ketuntasan minimal.
2. Mengetahui tindak lanjut pecapaian kriteria ketuntasan minimal.
3. Mengetahui merumuskan kriteria ketuntasan minimal.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Kebijakan pemerintah dibidang pendidikan telah bergulir dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi 8 standar, yaitu:
a. Standar Isi yang terkandung dalam Permendiknas No.22 Tahun.
b. Standar Proses yang terkandung dalam Permendiknas No.41 Tahun
2007.
c. Standar Kompetensi Lulusan yang terkandung dalam Permendiknas
No.23 Tahun 2006 dan N0.6 Tahun 2007.
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang terkandung dalam
Permendiknas No.12 dan 13 Tahun 2007.
e. Standar Sarana dan Prasarana yang terkandung dalam Permendiknas
No.24 Tahun 2007.
f. Standar Pengelolaan yang terkandung dalam Permendiknas No.19
Tahun 2007.
g. Standar Pembiayaan yang terkandung dalam Permendiknas No.16
dan 18 Tahun 2007.
h. Standar Penilaian Pendidikan yang terkandung dalam Permendiknas
No.20 Tahun 2007.
Permendiknas No.20 Tahun 2007 memberikan acuan penting
bahwa, KKM bagi mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UNAS
menjadi instrumen untuk mengukur dan menilai kompetensi puncak
siswa, sehingga sekolah dapat menentukan standar nilai yang harus
dicapai siswa dan menentukan lulus atau tidaknya, siswa yang belum
mencapai standar nilai dikatakan belum tuntas (Direktorat Pendidikan
Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2012: 112)
Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2016 tentang Standar
Penilaian mengenai ketentuan umum pada Pasal 1 (2016: 2) sebagai
berikut.
a. Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup,
tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar
3
dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
b. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
c. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
d. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik.
e. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan
prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
f. Kriteria ketuntasan minimal yang selanjutnya disebut kkm adalah
kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan
yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
3. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Menurut Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam (2012: 116) Beberapa fungsi dari kriteria ketuntasan
minimal (KKM) dalam pembelajaran antara lain:
a. Bisa menjadi acuan bagi guru dalam menilai kompetensi siswa
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap
kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan
KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang
tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk
pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan. Selain itu
dapat digunakan sebagai bagian dalam melakukan evaluasi program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
4
b. Bisa juga menjadi acuan untuk peserta didik dalam menyiapkan diri
mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar dan
indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh
peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri
dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM.
Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus
mengetahui kompetensi dasar apa saja yang belum tuntas dan perlu
perbaikan.
c. Dengan KKM dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam
melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan
disekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum
dapatdilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur.
d. Menentukan KKM merupakan kontrak pedagogik antara guru
dengansiswa dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat.
Keberhasilanpencapaian KKM merupakan upaya yang harus
dilakukan bersamaantara guru, siswa, pimpinan 17 satuan
pendidikan dan orang tua. Gurumelakukan upaya pencapaian KKM
dengan memaksimalkan prosespembelajaran dan penilaian. Siswa
melakukanupaya pencapaian KKMdengan proaktif mengikuti
kegiatan pembelajaran serta mengerjakantugas-tugas yang telah
didesain guru. Orang tua dapat membantu denganmemberikan
motivasi dan dukungan penuh bagi anakanaknya dalammengikuti
pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikanberupaya
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk
mendukungterlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di
sekolah.
e. KKM Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian
kompetensitiap mata pelajaran. Satuan pendidikan yang memiliki
KKM tinggi dandilaksanakan secara bertanggung jawab dapat
menjadi tolok ukurkualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.
Keberhasilan pencapaianKKM merupakan salah satu tolok ukur
5
kinerja satuan pendidikan dalammenyelenggarakan program
pendidikan.
2. Langkah-langkah menentukanKKM
6
setiapkelas
b. Tentukan kekuatannilai untuk setiap aspekkomponen,
sesuaikan dengan kemampuan masing-masingaspek:
1) Aspek Kompleksitas: Semakin komplek sukar KD maka
nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka
nilainya semakintinggi.
2) Aspek Sumber Daya Pendukung Semakin tinggi sumber
daya pendukungmaka nilainya semakintinggi.
3) Aspek intake Semakin tinggi kemampuan awal siswa
intake maka nilainya semakin tinggi. Drs. Wuryanto,
Koordinator Tim PAK Kabupaten Grobogan.
c. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk
menentukan KKM setiap KD.
d. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan
jumlah KD untuk menentukan KKM mata pelajaran.
7
jam belajar yang tersedia, kurangnya sarana prasarana, suasana
belajar yang kurang kondusif dan sebagainya yang bisa
ditindaklanjuti dengan kebijakan sekolah maupun pemerintah
daerah. E. Pelaporan Laporan kemajuan hasil belajar siswa
merupakan sarana komunikasi dan hubungan kerjasama antara
sekolah, siswa, dan orang tua. Proses pelaporan penilaian hasil
belajar siswa, merupakan suatu tahapan dari serangkaian suatu
proses pendidikan di sekolah yang harus dilewati. Pada
pelaksanaannya, pelaporan harus memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
8
kondisi satuan pendidikan. Secara teknis prosedur penentuan KKM
mata pelajaran pada satuan pendidikan dapat dilakukan dengan cara
berikut: Menghitung jumlah KD setiap mata pelajaran pada masing-
masing tingkat kelas dalam satu tahun pelajaran dan menentukan nilai
aspek intake, kompleksitas, dan daya dukung setelah menganalisis
karakteristik setiap aspek tersebut. (Ardiana, 2020). Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dirumuskan setidaknya dengan
memperhatikan 3 aspek yaitu karakteristik peserta didik (intake),
karakteristik muatan/mata pelajaran (kompleksitas) dan kondisi
satuan pendidikan (pendidik dan dayadukung).
9
Kurikulum dan bersifat dinamis, artinya memungkinkan mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan proses pembelajaran. KKM
dituliskan dalam bentuk angka (bilangan bulat) dengan rentang 0-
100. Dengan demikian, penentuan KKM muatan pelajaran
merupakan kewenangan pendidik yang disetujui di tingkat Satuan
Pendidikan melalui rapat dewan guru. KKM dapat dibuat berbeda
untuk setiap mata pelajaran dan dapat juga dibuat sama untuk semua
mata pelajaran pada suatu sekolah. Apabila sekolah menentukan
KKM yang berbeda untuk setiap mata pelajaran, sekolah harus
mempertimbangkan panjang interval setiap mata pelajaran. KKM
yang berbeda akan mengakibatkan interval predikat dan penentuan
predikat yang berbeda. Misalnya, muatan pelajaran dengan KKM 75
maka predikat C (Cukup) dimulai dari nilai 75, sedangkan KKM 60
maka predikat C (Cukup) dimulai dari nilai 60. Hal ini berimplikasi
antara lain pada format dan pengisian rapor. Apabila sekolah
menentukan KKM yang sama untuk semua mata pelajaran, misalnya
dengan menjadikan KKM mata pelajaran paling rendah sebagai KKM
satuan pendidikan. Hal ini akan menyederhanakan penentuan interval
predikat serta format dan pengisian rapor. Nilai KKM ditulis dalam
dokumen Kurikulum 2013 dan disosialisasikan kepada semua warga
sekolah.
10
2. Hasil penentuan KKM oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan
guru dalam melakukanpenilaian.
3. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua dan
dinaspendidikan.
4. KKM dicantumkan dalam LBH (laporan hasil belajar/rapor) pada
saat hasil penilaian dilaporkan kepada orangtua/wali.
5. Penentuan KKM. (Mayasari,2020)
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria paling rendah
untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Penetapan kriteria
minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian
hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi yang
menggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan
satuan pendidikan menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolak ukur
pencapaian kompetensi.
Target ketuntasan secara nasional kemudian ditingkatkan secara
bertahap. Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik,
peserta didik, dan orangtua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk
mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan orang
tuannya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan
hasil belajar (LBH) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta
didik (Depdiknas, 2008:3).
B. Saran
Makalah ini tidak luput dari kesalahan apabila terdapat kesalahan
penulis meminta saran, kritik dari pembaca. Terimakasih atas partisipasi
dan mohon maaf atas kesalahan penulis dalam membuat makalah.
C.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Siregar, P. S., & Hatika, R. G. (2019). Ayo Pelatihan Mengajar :
Implementasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar
(Peerteaching dan Microteaching). Yogyakarta: Deepublish.
Prayitno. 2013. Kaidah Keilmuan Pendidikan Dalam Belajar dan 7
Pembelajaran jilid 2. Padang: UNP Press.
14