Anda di halaman 1dari 3

Hasil Survei terhadap Ekonom terkait Kebijakan saat Krisis Covid-19

Pendahuluan.  Statistik harian menunjukkan bahwa penyebaran Covid-19 di Indonesia Pernyataan A: Kebijakan yang komprehensif untuk mencegah penyebaran virus
terus meningkat. Jumlah kasus terinfeksi Covid-19 mencapai 1.677 sampai dengan Rabu korona untuk menyelamatkan nyawa dan kesehatan manusia perlu diambil
1 April 2020, dengan penambahan kasus positif terinfeksi harian melebihi 100 pasien. dengan kesadaran bahwa aktivitas ekonomi memang akan berkurang secara
Karena jumlah pengetesan per 1,000 penduduk relatif kecil, maka kita perlu antisipasi signi kan dalam jangka pendek.
bahwa untuk setiap 3 kasus terkon rmasi positif terdapat 97 kasus positif yang
berpotensi tidak terdeteksi. Selain itu diperkirakan jumlah kasus positif terinfeksi akan
meningkat dengan tajam mulai awal hingga pertengahan April 2020. Peningkatan tajam
jumlah kasus akan memberikan tekanan kepada sistem kesehatan, dan menyebabkan Persentase
jumlah kehilangan jiwa yang melonjak, di Indonesia, khususnya wilayah Jabodetabek 80%
sebagai episentrum penyebaran Covid-19 di Indonesia.
72.41%
Oleh karena itu, intervensi kesehatan masyarakat seperti pembatasan sosial berskala 60%
besar (PSBB), karantina kesehatan (KK), atau karantina wilayah (KW) perlu menjadi
kebijakan prioritas yang dipertimbangkan oleh Pemerintahan. Namun, muncul
kekhawatiran baik dari pengambil kebijakan di pemerintahan dan masyarakat terkait 40%
penerapan kebijakan PSBB, KK, dan KW. Terutama kekhawatiran akan dampak ekonomi
yang lebih buruk seandainya kebijakan tersebut diterapkan dibandingkan dampak 20% 23.45%
ekonomi seandainya kebijakan tersebut tidak diterapkan. Karenanya perlu diketahui
seberapa buruk dampak ekonomi dari PSBB, KK dan KW di Indonesia. Kalaupun buruk, 2.07% 2.07%
perlu juga diketahui apakah kegiatan PSBB, KK dan KW ini tetap perlu dilaksana kan. 0%
Sangat setuju Sangat tidak setuju
Setuju Ragu-ragu

Tujuan survei. Kami melakukan survei diantara para ekonom untuk mengetahui
pendapat mereka tentang kebijakan PSBB, KK, atau KW dan dampaknya terhadap
ekonomi. Ekonom dianggap dapat melakukan proyeksi dampak penerapan intervensi Pernyataan B: Mengabaikan kebijakan karantina wilayah dan pembatasan
kebijakan kesehatan masyarakat terhadap ekonomi Indonesia. Mereka pula dapat pergerakan manusia dalam situasi resiko penyebaran infeksi tinggi akan
memberikan pertimbangan apakah kebijakan PSBB, KK atau KW tetap perlu membawa kerusakan ekonomi yang lebih besar dibandingkan jika kebijakan
dilaksanakan. Survei ini juga bertujuan untuk mengidenti kasi kebijakan-kebijakan yang tersebut diterapkan.
perlu diambil oleh pemerintahan pusat dan daerah seandainya pemerintah menerapkan
kebijakan PSBB, KK, atau KW.
Persentase
60%
Metode survei. Responden survei adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi
akademisi di bidang ekonomi atau ekonom profesional di dalam dan di luar negeri yang 54.48%
bergelar Master atau Doktor. Pertama, kami mengirimkan undangan kepada individu-
individu yang memenuhi kriteria tersebut untuk berpartisipasi. Individu tersebut kemudian 40%
mengisi nama dan alamat surat elektronik di Google Form. Individu yang telah mendaftar
menjadi calon responden. Kami kemudian mengirimkan tautan survei ke calon responden 35.86%
melalui surat elektronik. Calon responden dapat mengisi survei pada hari Selasa 31 Maret
2020 mulai pukul 09.00 hingga pukul 21.00 WIB. 20%

Kami menganalisis jawaban dari 145 responden yang memiliki latar belakang pendidikan 2.76% 1.38%
ilmu ekonomi (66.90%), studi pembangunan (14.48%), dan kebijakan publik (18.62%). 5.52%
Sebagian besar responden adalah akademisi di dalam (33.79%) maupun luar negeri (2.76 0%
%) sedangkan sisanya adalah ekonom profesional dari lembaga peneliti hingga Sangat setuju Ragu-ragu Sangat tidak setuju
pemerintahan dan mahasiswa pascasarjana. Kebijakan yang perlu diterapkan oleh Setuju Tidak setuju
pemerintahan seandainya PSBB, KK, dan KW diterapkan

Hasil Survei terhadap Ekonom terkait Kebijakan saat Krisis Covid-19


Pernyataan C: Langkah pemerintah yang optimal saat ini adalah berinvestasi Pernyataan E: Dalam rangka memobilisasi sumber daya secara masif dan
lebih besar untuk meningkatkan kapasitas sistem kesehatan melalui e sien, dibutuhkan lembaga independen yang menggantikan peran satgas
pembangunan RS sementara, peningkatan intensitas uji massal, peningkatan Covid-19 dan berada langsung di bawah Presiden sebagai koordinator pada
produksi ventilator serta APD (Alat Pelindung Diri) esensial, serta pemberian saat dan setelah pelaksanaan karantina wilayah.
insentif untuk tenaga medis.

Persentase Persentase
60% 30%
57.93% 28.97%
26.21%
24.83%
40% 20%

34.48% 17.24%

20% 10%

4.14% 3.45%
2.76%
0% 0%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Ragu-ragu Ragu-ragu Sangat setuju Sangat tidak setuju
Setuju Tidak setuju

Pernyataan D: Jaminan ketersediaan logistik dan perlindungan sosial kelompok Pernyataan F: Kebijakan ekonomi apakah yang pemerintah Indonesia perlu
rentan secara jelas harus diumumkan bersamaan dengan ketetapan kebijakan segera terapkan pada masa penerapan kebijakan karantina wilayah selain
karantina wilayah dan pembatasan pergerakan manusia untuk mengurangi kebijakan penjaminan logistik dan jaminan sosial?
kecemasan masyarakat.

Sebagian besar ekonom berpendapat bahwa jaring perlindungan sosial adalah


Persentase kebijakan yang perlu diterapkan jika pemerintah menerapkan PSBB, KK, atau
80% KW. Bentuk jaring perlindungan sosial meliputi, namun tidak terbatas pada,
79.31% bantuan langsung tunai, bantuan bahan pangan, hingga subsidi listrik.
Kebijakan ini melindungi masyarakat miskin, masyarakat rentan, pekerja harian
60% lepas, pekerja di sektor informal, hingga pengemudi ojol. Ekonom juga
berpendapat bahwa kebijakan untuk sektor kesehatan penting untuk diterapkan
saat PSBB, KK, atau KW.  
40%
Kebijakan lain yang direkomendasikan oleh ekonom adalah penyediaan logistik
bahan pokok, insentif pajak dan relaksasi kredit, baik untuk sektor rumah tangga
20%
19.31% dan sektor bisnis.
0.69% 0.69%
0%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Ragu-ragu

Hasil Survei terhadap Ekonom terkait Kebijakan saat Krisis Covid-19


Peta sebaran responden menurut provinsi, dalam % (18 responden WNI Posisi responden di lembaga
berdomisili di luar negeri)

Jumlah
50

40 42

30

25 23
20 22

10 13 12 2
6
0
liti na so
r)
ure
r)
en
t)
lta
n
so
r)
so
r)
ene ksa e s ct u d su es es
P
Pe
la rof (Le st Ko
n rof rof
SN n tP a ja r u a te a t eP a r (P
a d ci s
A ist en
g
gra so Be
ss aP a( As ru
r (A g a n ( Gu
ek
to en
a
a rj a la se
n:
:L n :T c as K ep o
n se s r D
se Do pa ek
to
Do wa :L
si s n
ha se
Ma Do

Jender dan bidang pekerjaan responden Tim Penyusun

Rizki Nauli Siregar, UC Davis, email: rsiregar@ucdavis.edu


Rus’an Nasrudin Ph.D., UI, email: r.nasrudin@ui.ac.id
Akademisi Ekonom Profesional Mahasiswa Pascasarjana…
Gumilang Aryo Sahadewo Ph.D., UGM, email: gasahadewo@ugm.ac.id
100 Rizal Shidiq Ph.D., Leiden University, email: a.r.shidiq@hum.leidenuniv.nl
18 M. Halley Yudhistira Ph.D., UI, email: m.halley@ui.ac.id
Muhammad Hanri Ph.D., UI, email: muhammad.hanri06@ui.ac.id
75 45 Jahen Fachrul Rezki Ph.D., UI, email: jahen.fr@ui.ac.id

Tim berterima kasih atas masukan dari Prof. Budy Resosudarmo, Rimawan
50
Pradiptyo Ph.D, Elan Satriawan Ph.D, Arianto Patunru, Ph.D, dan Prof. Arief
11
Anshory Yusuf.
35 10  
25
26 Tim penyusun dibantu oleh Naufal Muhammad Firdausyan.

0
Laki-laki Perempuan Supported by

Hasil Survei terhadap Ekonom terkait Kebijakan saat Krisis Covid-19

Anda mungkin juga menyukai