Anda di halaman 1dari 2

Nama : Luh Karlina Febriyani Putri A.

NIM : 051711133163
Kelas : D
Tugas : Drug Therapy Problem

1. Unnecessary Drug Therapy


 Contoh kasus : Pemberian terapi obat yang tidak diperlukan pada pasien lansia
rawat inap sehingga menyebabkan polypharmacy.
 Penyebab : Karena pasien lansia banyak menderita lebih dari 1 penyakit
bahkan ada yang menderita 6 sampai 8 penyakit sekaligus sehingga sulit untuk
diberikan medikasi dengan tepat.
 Penyelesaian : Harus dilakukan monitoring untuk melihat obat-obat mana saja
yang diberikan tidak memberikan efek terapi pada pasien, sehingga obat-obat
tersebut dari dieliminasi dari daftar obat yang harus digunakan oleh pasien.
2. Wrong Drug
 Contoh kasus : Kesalahan pemberian obat disebabkan oleh kesalahan dalam
teknik administrasinya.
 Penyebab : Disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan kinerja dari
apoteker atau petugas kesehatan lainnya, tidak mengikuti prosedur yang
seharusnya, kurangnya monitorinng dan komunikasi, dan alat-alat yang
digunakan sudah tidak layak atau tidak tepat.
 Penyelesaian : Bagi apoteker dan petugas kesehatan harus diberikan pelatihan
secara berkala, dilakukan pengecekan alat-alat secara berkala dan adanya
komunikasi antara dokter-pasien-apoteker yang baik.
3. Dose Too Low
 Contoh kasus : Masalah terkait obat tertinggi yang terjadi pada pasien anak-anak
penderita epilepsi adalah kurangnya dosis yang diberikan.
 Penyebab : Karena interaksi obat yang terjadi pada pasien anak-anak
penderita epilepsi terjadi cukup signifikan secara klinis yang menyebabkan
penurunan kadar aktif obat.
 Penyelesaian : Dapat dilakukan penggantian jenis obat atau penambahan dosis
dari yang diberikan asalkan masih dalam batas dosis pemberian menurut yang
terdaftar pada BNF for children.
4. Dose Too High
 Contoh kasus : Pasien DM dengan terapi premixed insulin yang tidak mengalami
interval obat.
 Penyebab : Karena tidak ada guideline terapi yang menyebutkan bahwa
premixed insulin dapat digunakan dengan frekuensi sampai 3x sehari, tetapi
dalam perhitungan dosisnya, obat masih masuk dalam range dosis terapi premixed
insulin.
 Penyelesaian : Dapat dilakukan penggantian obat dengan obat yang memiliki
guideline terapi yang sudah pasti atau misalkan harus menggunakan obat ini,
maka dapat dilakukan pengamatan dari berkas-berkas penggunaan obat tersebut
sehingga dosis dapat disesuakian dengan benar.
5. Adverse Drug Reaction
 Contoh kasus : Adanya efek samping obat yang tidak diinginkan pada pasien
hipertensi akibat kombinasi obat.
 Penyebab : Adanya interaksi obat yang signifikan secara klinik dan dikaitkan
dengan penggunaan kombinasi kedua obat memiliki risiko lebih besar
dibandingkan keuntungannya sehingga penggunaan kombinasi kedua obat secara
umum dikontraindikasikan.
 Penyelesaian : Dilakukan pencatatan dan dokumentasi terhadap obat-obat yang
interaksinya menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan tersebut sehingga
hal tersebut tidak terulang kembali.
6. Inappropiate Compliance
 Contoh kasus : Ketidakpatuhan penggunaan obat harian oleh pasien yang
memiliki penyakit kronis.
 Penyebab : Dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, sikap apatis pasien,
rendahnya kepercayaan pasien terhadap efektivitas obat, dan kemalasan pasien
untuk mengonsumsi obat yang banyak setiap harinya.
 Penyelesaian : Harus dilakukan monitoring secara berkala terhadap pasien untuk
meningkatkan kepatuhan pasien dalam menggunakan obat.
7. Needs Additional Therapy
 Contoh kasus : Kurangnya medikasi pada pasien kronis yang membutuhkan
terapi pencegahan untuk hepatoksisitas.
 Penyebab : Karena tidak semua penyakit kronis menyebabkan komplikasi
hepatoksisitas, sehingga dianggap tidak diperlukan sebelum munculnya
komplikasi tersebut.
 Penyelesaian : Dapat dilakukan monitoring kepada pasien, sehingga dapat
diberikan terapi komplikasi hepatoksisitas jika pasien mulai mengalami gejala-
gejalanya. Atau dapat melakukan screening pada berkas-berkas terhadapat kasus-
kasus komplikasi hepatoksisitas sehingga dapat dilakukan pencegahannya.

Anda mungkin juga menyukai