Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Tinjauan Umum Proyek


2.1.1 Pengertian proyek
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan
umumnya berjangka pendek yang melibatkan pihak-pihak yang terkait baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Proyek mempunyai tiga karakteristik, yaitu :

a. Bersifat unik
Keunikan dari proyek adalah tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang
sama persis (tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek yang
sejenis), proyek bersifat sementara, dan selalu terlibat group pekerja yang
berbeda-beda.

b. Dibutuhkan sumber daya (resources)


Setiap proyek membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja dan ’sesuatu’
(uang, mesin, metode dan material)

c. Organisasi
Melibatkan sejumlah individu yang bervariasi, perbedaan ketertarikan,
kepribadian yang berbeda dan ketidakpastian. Menyatukan visi dari setiap
individu menjadi satu tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.

2.1.2. Data-data proyek


a. Nama proyek :  Coal Milling – Electric Furnace #1
b. Lokasi/Site :  Area PT Vale Indonesia Tbk, Sorowako
c. Konsultan perencana :  Beca
d. Kontraktor konstruksi   :  PT Thiess Contractors Indonesia

5
2.2 Pihak-Pihak Yang Terlibat
2.2.1 Pemberi tugas (Bouwheer)
Nama instansi : PT Vale Indonesia Tbk

Alamat : Plant Site DP-3, Sorowako

a. Pengertian pemberi tugas


Pemberi tugas adalah orang atau badan yang memberi pekerjaan bangunan
dan membayar biaya pekerjaan bangunan. Pemberi tugas dapat berupa
perseorangan, badan, instansi atau lembaga baik pemerintah maupun
swasta.

b. Kedudukan pemberi tugas


1) Secara organisasi berada di atas direksi atau konsultan
pengawas.
2) Secara teknis mengikuti direksi
c. Tugas, tanggung jawab dan wewenang pemberi tugas
1) Membayar sejumlah biaya yang diperlukan untuk
terwujudnya pekerjaan pembangunan
2) Mengmbil keputusan terakhir tentang penunjukan
kontraktor
3) Menandatangani semua surat perintah kerja dan surat
perjanjian dengan kontaktor
4) Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada
kontraktor
5) Menyiapkan lokasi lengkap dengan surat-surat dari pihak
yang terlibat dalam pengelolaan proyek
6) Mengusahakan segala kebutuhan administrasi dan
penyelesaiannya untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut.

6
7) Menyetujui atau menolak pekerjaan tambah atau
pekerjaan kurang
8) Menilai, menerima, atau menolak hasil pekerjaan yang
diserahkan oleh pihak kontraktor pelaksana.

2.2.2 Konsultan perencana


Nama perusahaan : Beca

a. Pengertian Konsultan Perencana


Secara umum pengertian Konsultan Perencana dapat diuraikan sebagai
berikut :

1) Konsultan Perencana adalah suatu perusahaan yang memenuhi


persyaratan untuk melaksanakan tugas konsultansi dalam bidang
perencanaan dan perancangan suatu bangunan. (Sumber : Dirjen
Cipta Karya; Tentang Pedoman Operasional Pengisian Pelaksanaan
Dip.)
2) Konsultan Perencana dalam kegiatannya merupakan suatu badan
usaha yang dengan mempergunakan keahliannya dan berdasarkan
suatu pemberian tugas mengerjakan perencanaan, perancangan dan
atau pengawasan pembangunan di bidang teknik bangunan. (Sumber
: Buku IAI ; Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi
Tugas).
b. Tugas dan lingkup pekerjaan konsultan perencana
Konsultan perencana bertugas sejak tahap persiapan proyek dan
perencanaan sampai masa penyerahan pertama pekerjaan oleh
kontraktor yang antara lain adalah :
1) Membantu mengelola proyek untuk melaksanakan pengadaan
dokumen pelelangan dan dokumen pelaksanaan atau konstruksi.
2) Memberi penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan.

7
3) Memberi penjelasan pekerjaan terhadap persoalan-persoalan
perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi.
4) Melakukan pengawasan untuk proyek.
Lingkup tugas konsultan perencana juga berwenang membuat uraian
pekerjaan dan syarat-syaratnya serta membuat analisa dan Rancangan
Anggaran Biaya (RAB) untuk proyek yang direncanakannya sebagai
berikut :
a) Pekerjaan pokok adalah perencanaan seperti pembuatan sketsa
gagasan, pra – rancangan untuk mendapatkan izin membangun,
rancangan pelaksanaan, gambar – gambar detail, uraian dan syarat-
syarat pekerjaan serta Rencana Anggaran Biaya ( RAB ).
b) Pekerjaan pelengkap yaitu pekerjaan penunjang desain seperti
pembuatan maket dan lain – lain.
c) Pekerjaan khusus yaitu perencanaan yang membutuhkan keahlian
khusus di luar ilmu arsitektur seperti perhitungan konstruksi,
mekanikal dan elektrikal, dan lain – lain. Untuk keadaan ini, maka
konsultan perencana dapat menyerahkan kepada konsultan ME atau
struktur, jika pada konsultan tersebut tidak terdapat devisi khusus
tersebut.
Struktur suatu konsultan perencana terdiri dari bidang– bidang
perencanaan struktur dan ME yang tercakup di dalamnya. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi dan kerjasama antara para
ahli dari berbagai disiplin ilmu, sekiranya ada pekerjaan khusus
sebagaimana dimaksudkan di atas.

c. Hak, wewenang dan tanggung jawab konsultan perencana


Konsultan perencana mempunyai hak dan wewenang tertentu dari hasil
karya suatu perancangan. Karena hak dan wewenang tersebut maka
konsultan perencana terikat oleh tanggung jawab.

8
Hak dan wewenang konsultan perencana berdasarkan sumber dari
peraturan Direktorat Jendral Cipta Karya, adalah :
1) Berhak menerima balas jasa sebagaimana kesepakatan yang telah
dibuat sebelumnya. Bila pekerjaan mencakup keseluruhan aspek
pekerjaan, sketsa gagasan hingga pengawasan berkala, maka
prosentase balas jasa dihitung berdasarkan klasifikasi dan jenis
bangunan. Untuk pekerjaan tiap sub bagian (tidak menyeluruh),
maka prosentase pembayaran adalah sub pekerjaan yang dimaksud.
2) Mempunyai hak untuk menolak semua bentuk penilaian estetika atas
karyanya.
3) Mempunyai wewenang untuk melakukan perubahan -perubahan
karena pertimbangan estetika, keamanan dan sebagainya dengan
syarat tidak mengurangi efektivitas dan tidak memperlambat
penyelesaian proyek tersebut.
4) Karena kelalaian klien atau hal – hal yang luar biasa, maka konsultan
perencana berhak menolak dan mengembalikan pekerjaan yang
dipercayakan kepadanya.
5) Dalam kedudukannya sebagai pengawas, konsultan perencana
berwenang mengestimasi prosentase kemajuan pekerjaan untuk
menentukan angsuran (termijn).
6) Selaku pengawas, konsultan perencana berwenang menegur
kontraktor karena kelalaiannya.

Di samping itu, konsultan perencana diikat oleh beberapa tanggung


jawab, sebagai berikut :
a) Bertanggung jawab atas kerugian-kerugian klien yang disebabkan oleh
kesalahan konsultan atau badan / orang yang ditunjuknya.
b) Dalam hal ini konsultan perencana dapat membuktikan bahwa
kesalahan tersebut tidak dapat dihindari dan tidak diketahui
sebelumnya, maka kerugian owner bukanlah tanggung jawabnya.
9
c) Konsultan perencana tidak bertanggung jawab atas hasil pekerjaan
ahli lain yang ditunjuk oleh klien tanpa sepengetahuan atau
persetujuan konsultan.
d) Tanggung jawab untuk kesalahan konsultan perencana tidaklah lebih
besar dari balas jasa yang diterimanya, jika kesalahan yang terbukti
disengaja.

d. Klasifikasi konsultan perencana


Klasifikasi konsultan perencana dapat dijabarkan berdasarkan status
atau pelayanannya. Berdasarkan statusnya, konsultan perencana dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Konsultan swasta
Badan usaha ini didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
modal sendiri. Atas keuntungan perusahaan tersebut maka dikenakan
pajak oleh pemerintah. Pendiri badan tersebut tidaklah mesti seorang ahli
teknik melainkan dapat juga seorang awam yang memiliki modal. Dalam
hal demikian ini ia menjalin kerja sama dengan beberapa ahli teknik.
2) Konsultan pemerintah
Adalah konsultan perencana milik pemerintah yang di dalamnya
bergabung beberapa arsitek dan ahli teknik lainnya yang ditunjuk oleh
pemerintah. Berdasarkan atas pelayanannya, maka konsultan perencana
dibedakan atas 2 macam, yaitu :

 Konsultan perencana murni


Konsultan yang demikian disebut murni karena kegiatannya hanya
terbatas pada perencanaan dan perancangan semata. Adapun
pelaksanaannya diserahkan kepada pihak yang lain.

 Konsultan perencana campuran

10
Konsultan jenis ini melakukan tugas dwi fungsi yaitu sebagai
perencana dan sebagai pelaksana. Atau paling tidak terlibat dalam
proses pelaksanaannya.
e. Tingkatan biro konsultan
1) Small office
Kegiatan individual tanpa asisten dan mungkin merupakan tenaga
part timer saja. Macam-macam pekerjaan termasuk pekerjaan
administrasi dilakukan oleh draftman.
2) Medium zises office
Membenahi 10-19 karyawan yang diklasifikasikan senior draftman,
junior draftman, dan architect intraining.
3) Large office.
Mempekerjakan lebih dari 20 karyawan dengan persyaratan
beberapa tenaga spesialis.

 Persyaratan konsultan perencana


Untuk dapat mengikuti atau melaksanakan proyek - proyek terutama
proyek pemerintah, maka konsultan perencana harus tercantum dalam
Daftar Rekanan Mampu ( DRM ). Dalam daftar tersebut terdapat data-
data sebagai berikut :
1) Nama perusahaan
2) Alamat yang sah, jelas dan nyata
3) Susunan modal
4) Bidang usaha
5) Golongan rekanan Besar (B) untuk proyek dengan fee lebih dari satu
milyar rupiah, menengah (M) untuk proyek dengan fee antara 200
juta–1 milyar rupiah dan golongan rekanan kecil (K) untuk proyek
dengan fee sampai dengan 200 juta
6) Nama karyawan dan tenaga ahli
7) Pengurus perusahaan
11
Sebagai kelanjutan dari syarat di atas, maka DRM itu harus lulus
prakualifikasi yang penilaiannya didasarkan pada data-data dalam DRM
tersebut yaitu akte pendirian perusahaan, surat izin usaha yang masih
berlaku, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), alamat yang jelas,
kemampuan modal usaha, pengalaman pekerjaan yang
diprakualifikasikan dan golongan rekanan. Selain dari data DRM itu,
penilaian ditambah dengan beberapa poin, yaitu :
a) Mempunyai referensi yang baik
b) Tidak dinyatakan pailit
c) Pimpinan perusahaan bukan pegawai negeri
d) Pemberian bobot yang tinggi dalam penilaian prakualifikasi untuk
rekanan golongan ekonomi lemah.

 Struktur organisasi
Secara garis besar struktur organisasi suatu konsultan perencana dapat
dibedakan atas 2 (dua) bagian, yaitu :
1) Bagian administrasi dan keuangan
2) Bagian teknis perencanaan
Bagian administrasi dan keuangan dilakukan oleh seorang sekretaris dan
ahli pembukuan, sementara bagian teknik dilakukan oleh ahli – ahli
teknik yang dibantu oleh juru gambar (drafter). Kedua bagian ini
dipimpin oleh seorang direktur utama dengan wakilnya.

Adapun tugas dari masing-masing bagian pada struktur organisasi di atas


adalah, sebagai berikut :
a) Direktur
(1) Melakukan konsultasi dengan pemberi tugas
(2) Mengkoordinir dan memimpin jalannya perusahaan
(3) Melakukan perencanaan / berdiskusi dengan ahli tekniknya dalam
perencanaan proyek.
12
b) Wakil Direktur
(1) Membantu tugas - tugas pimpinan
(2) Mengganti pimpinan dalam hal ia tidak dapat menjalankan fungsinya
sebagai pimpinan.
c) Kabag Pembukuan ( Keuangan dan staf )
(1) Mengatur keuangan konsultan dan bertanggung jawab terhadap
pembukuan dan keuangan.
(2) Mengatur gaji dan honor karyawan
d) Sekretaris
(1) Membantu pelaksanaan teknik administrasi
(2) Mengatur jadwal pertemuan dengan pimpinan
e) Kepala Devisi Perencanaan Staf
(1) Melakukan desain atau perencanaan suatu proyek yang diterima oleh
konsultan.
(2) Memberi petunjuk kepada drafter dalam hal proyek itu akan digambar.
(3) Diskusi dengan ahli struktur dalam perencanaan tersebut.
f) Kepala Devisi Struktur dan Staf
(1) Melakukan perencanaan dan perhitungan struktur
(2) Diskusi dengan arsitek
(3) Membimbing drafter struktur
g) Kepala Devisi Pengawasan dan Staf
(1) Mengkoordinir dan memberi petunjuk pelaksanaan konstruksi di
lapangan.
(2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan di lapangan.
h) Drafter ( juru gambar )
(1) Melakukan penggambaran sebagaimana diarahkan oleh arsitek atau
ahli struktur.
(2) Melakukan revisi - revisi gambar sekiranya ada perubahan– perubahan.

13
2.2.3 Kontraktor pelaksana dan pengawas
Nama perusahaan : PT Thiess Contractors Indonesia

o Pengertian kontraktor
Kontraktor adalah orang atau bandan yang menerima dan
menyelenggarakan pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah
diperjanjikan/dikontrak dan melaksanakannya sesuai dengan peraturan,
syarat-syarat, serta gambar-gambar rencana yang telah ditetapkan.
Kontraktor dapat bersifat perorangan atau perusahaan yang berbadan
hukum atau yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekejaan
bangunan.

o Kedudukan kontraktor
1) Secara organisasi, berada dibawah direksi
2) Secara teknis, bebas dalam hal pengaturan dan
manajemen keuangan dalam melaksanakan pekerjaan.

o Tugas, tanggung jawab, dan wewenang kontraktor


1) Mengerjakan proyek sesuai dengan perjanjian kontrak kerja yang
ditandatangani bersama dengan pemilik proyek.
2) Melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar bestek, peraturan,
syarat-syarat dan penjelasan pekerjaan yang telah ditetpkan
sebelumnya.
3) Mengikuti petunjuk direksi dan pedoman yang tidak menyalahi
syarat-syarat.
4) Memberi laporan perkembangan pekerjaan, bahan dan tenaga kerja
denga tepat kepada direksi.

14
5) Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan waktuyang telah
ditetapkan sebelumnya, apabila pekerjaan telah selesai secara
keseluruhan atau diserahkan sebagian pekerjaan sesuai ketentuan
yang berlaku.
6) Memelihara atau memperbaiki kerusakan yang mungkin terjadi
selam masa pemeliharaan.

o Struktur organisasi kontraktor

15
Pengertian konsultan pengawas

Konsultan pengawas adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang


ditetapkan dengan sertifikasi keahlian untuk pelaksanaan tugas konsultasi dalam
bidang pengawasan konstruksi.
Fungsi konsultan pengawas adalah membantu pemberi tugas dalam
melaksanakan pengendalian pada tahap-tahap konstruksi sampai serah terima
kedua pekerjaan kontraktor pelaksana.
Konsultan pengawas melaksanakan tugas dan bertanggung jawab secara
kontraktual dalam bentuk kontrak lumpsum kepada pemimpin proyek.

a. Kedudukan konsultan pengawas


1) Secara organisasi, dibawah pemberi tugas.
2) Secara teknis, sebagai penasehat ahli dan staf teknis
dibidang pengawasan dalam pelaksanaan proyek.
b. Tugas, tanggung jawab dan wewenang konsultan pengawas
1) Menyusun program pengendalian
pekerjaan/pelaksanaan pembangunan proyek.
2) Membantu pengelolaan proyek dalam membuat laporan-
laporan rutin dan berkala ke tingkat instansi departemen.
c. Tahap pelaksanaan:
1) Mengevaluasi program kegiatan konstruksi fisik yang
disusun oleh kontraktor.
2) Mengendalikan program pelaksanaan kontruksi fisik
meliputi program pengendalian sumber daya, biaya, waktu, kuantitas
dan kualitas produksi, program pengendalian yang terlibat dalam
pelaksanaan konstruksi fisik.
3) Melaksanakan tugas-tugas pengawasan pekerjaan,
meliputi:

16
a) Mengawasi pekerjaan serta produknya,
peralatan bahan, ketepatan waktu serta biaya pekerjaan
konstruksi.
b) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dari
segi kualitas dan kuantitas produk serta laju pencapaian volume.
c) Mengusulkan perubahan dan
penyesuain di lapangan untuk memecahkan persoalan yang
terjadi. Menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala,
membuat laporan mingguan dan laporan bulanan atas
pelaksanaan konstruksi dengan memasukkan hasil rapat
mingguan dan bulanan pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh
kontraktor.
d) Menyusun berita acara tentang
persetujuan kemampuan untuk pembayaran angsuran,
pemeliharaan pekerjaan serta serah terima satu atau dua
pekerjaan konstruksi.
e) Meneliti gambar-gambar yang sesuai
dengan pelaksanaan di lapangan.
f) Menyuusun daftar kerusakan dan cacat
pekerjaan dalam masa pemeliharaan dan mengawasi
pelaksanaan perbaikannya.
g) Membantu pengelola proyek mengurus
Izin Penggunaan Bangunan (IPB) dan pendaftaran bengunan
gedung negara pemerintah daerah tingkat II setempat dan PU
Cipta Karya bidang Tata Bangunan.
h) Menyempunakan buku petunjuk
penggunaan dan pemeliharaan bangunan gedung.
i) Menolak sub-kontraktor, gambar kerja
dan bahan atau peralatan kontraktor yang tidak memenuhi
syarat.
17
j) Memperingatkan kontrkator secara
tertulis mengenai kelalaiannya dalam memenuhi persyaratan
sesuai dokumen kontrak.
k) Memerintahkan kontraktor untuk
membongkar pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen
kontrak dan memperbaiki kembali dengan biaya kontraktor.
l) Menyetujui atau menolak penyerahan
pertama dan kedua pekerjaan kontraktor setelah konsultasi
dengan pemberi tugas.
m) Memberikan jalan keluar yang bijaksana
dalam mepertimbangkan usul-usul pemberi tugas, perencana
dan kontraktor bila terdapat kesulitan teknis maupun
administratif dalam penyelenggaraan pembangunan.

2.2.4 Project manager (pemimpin proyek)


Project manager adalah seseorang yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
sehari-harinya mewakili pemberi tugas agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
dengan baik dan sesuai dengan rencana.

2.2.5 Panitia pelelangan


Panitia pelelangan adalah sebuah panitia yang terdiri dari pemberi tugas atau
wakilnya, staf proyek, dan para konsultan yang bersama-sama menangani
pelelangan proyek ini dalam kurun waktu sampai dengan terbitnya surat
perintah kerja kontraktor.

2.2.6 Peserta lelang


Peserta lelang adalah pihak rekanan yang diundang oleh panitia lelang untuk
ikut serta dalam pelelangan proyek.

18
19
2.3 Struktur Organisasi Proyek dan Hubungan Kerja Antara Pihak-Pihak Yang Terlibat
2.3.1 Struktur organisasi proyek, yaitu :

PENGAJUAN

PT VALE
INDONESIA Tbk
BECA
INSTRUKSI

INSTRUKSI
PERSETUJUAN INSTRUKSI

PT THIESS
CONTRACTORS EVALUASI
INDONESIA

PELAKSANAAN

Keterangan:

Hub. Timbal Balik :

Hub. Secara Langsung :

2.3.2 Hubungan kerja antara pihak-pihak yang terlibat :


Hubungan antara pemilik proyek/pemberi tugas dengan adviser.
Hubungan kedua pihak secara langsung di bandingkan dengan konsultan
pengawas, kontraktor pengawas, dan konsultan perencana yang apabila ingin
berhubungan dengan pemilik proyek harus melalui perantara atau adviser.
Adviser sendiri bertugas untuk memberi arahan atau nasihat pada pemilik

20
proyek baik itu yang datang melalaui laporan konsultan pengawas,
kontrkator pengawas atau kondisi yang terjadi di lapangan.

2.3.3 Hubungan antara pemilik proyek/pemberi tugas dengan perencana


Dari pola hubungan kerja unsur-unsur yang terlibat, maka pemberi
tugas memperoleh produk berupa jasa perencanaan sedang perencana
menerima pembayaran jasa (fee) biaya perencanaan.

Kewajiban dan tanggung jawab perencana terhadap pemberi tugas :

a. Merencanakan proyek sesuai dengan keinginan dan syarat-syarat yang


ditetapkan pemberi tugas.
b. Perencana bertanggung jawab atas kerugian akibat kesalahan
perencanaan.
c. Kewajiban dan tanggung jawab pemberi tugas terhadap perencana:
d. Dana proyek yang bernilai dibawah 100 juta rupiah dihitung fee
perencana sebesar 8%
e. Dana proyek yang bernilai diatas 100 juta rupiah dihitung secara
interpolasi.

2.3.4 Hubungan antara pemberi tugas dengan kontraktor pelaksana


Hubungan kedua pihak terkait dalam perjanjian borongan kerja
(kontrak). Pelaksana dalam melaksanakan suatu pekerjaan mengikat diri
kepada pemberi tugas, dengan menerima pembayaran yang telah
ditentukan.

Kewajiban dan tanggung jawab pelaksana terhadap pemberi tugas :

a. Melaksanakan pekerjaan yang teah diterimanya sesuai dengan


dokumen kontrak yang diserahkan kepadanya.

21
b. Jika terjadi kerusakan pekerjaan karena kesalahan pelaksana, maka
menjadi tanggung jawab pelaksana, kecuali dalam keadaan force
mayeure (keadaan memaksa) berupa gempa bumi.

2.3.5 Hubungan antara pelaksana dengan perencana


Adapun tugas dan tanggung jawab perencana terhadap pelaksana yaitu
membuat gambar kerja serta menetapkan syarat-syarat pelaksanaannya,
sedang kewajiban pelaksana terhadap perencana adalah merealisasikan
wujud fisik bangunan sesuai design/gambar kerja dan persyaratan
pelaksanaan yang ditetapkan perencana.

2.3.6 Hubungan antara pemberi tugas dengan konsultan pengawas


Pemberi tugas memperoleh jasa pengawasan dari konsultan pengawas
dan konsultan pengawas menerima pembayaran (fee) biaya atas pengawasan
yang dilakukan.

Kewajiban dan tanggung jawab konsultan pengawas terhadap pemberi tugas:

a. Konsultan pengawas berkewajiban melakukan pengawasan terhadap


pelaksana agar hasil pengawasan pekerjaan kontraktor sesuai dengan
gambar kerja dan dapat terealisasi syarat-syarat yang ditetapkan
dalam kontrak.
b. Bertanggung jawab kepada pemberi tugas, resiko kesalahan pekerjaan
yang diakibatkan oleh kelalaian pengawas.
Kewajiban dan tanggung jawab pemberi tugas terhadap konsultan
pengawas adalah melakukan pembayaran atas jasa pengawasan yang telah
dilakukan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

2.3.7 Hubungan antara konsultan pengawas dengan pelaksana


Hubungan ini terjadi bila pelaksana sudah menyatakan kesediaannya
kepada pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan yang dituangkan
dalam kontrak kerja. Konsultan pengawas melakukan pengawasan terhadap

22
pelaksanaan perkerjaan yang dilakukan oleh pelaksana. Pengawas berhak
untuk menegur pelaksana bila dalam pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh pelaksana. Pengawas berhak untuk menegur pelaksana bila dalam
pelaksanaan tidak sesuai dengan syarat-syarat dan gambar kerja yang ada.

2.3.8 Hubungan antara konsultan perencana dengan pengawas


Konsultan pengawas yang merupakan pihak yang diberi wewenang
untuk mengawasi dan mengontrol jalannya pelaksanaan. Adapun pihak yang
dapat ditunjuk sebagai pengawas dapat pula dari pihak konsultan perencana.
Hal ini dilakukan agar gambar kerja yang telah ada dapat diawasi
pelaksanaannya sehingga gambar kerja tidak melenceng, dan perubahan
dapat langsung dikonsultasikan. Namun, dapat pula bukan dari pihak
konsultan perencana, sehingga setiap perubahan desain di lapangan harus
didiskusikan dahulu.

2.4 Aspek-Aspek Hukum


2.4.1 Syarat-syarat umum, yaitu :
a. Pemberi tugas dan pihak instansi terkait.
b. Sumber dana dan nama proyek.
c. Dokumen lelang.
d. Jenis lelang.
e. Syarat-syarat pelelangan (administrasi teknis).
f. Rapat penjelasan.
g. Contoh dan ketentuan surat penawaran.
h. Cara penyusunan dokumen penawaran.
i. Cara penyimpanan dokumen penawaran.
j. Penarikan diri peserta pelelangan.
k. Pengutamaan perusahaan golongan ekonomi lemah
setempat untuk sub bagian pekerjaan.
l. Pengutamaan produksi dalam negeri.
m. Pelaksanaan pelelangan.

23
n. Sanggahan peserta lelang.
o. Pelelangan ulang.
p. Sistem evaluasi/penilaian.
q. Tata cara penetapan pemenang pelelangan.
r. Penunjukan pemenang.
s. Pembuatan surat perjanjian.
t. Dokumen kontrak/surat perjanjian.

2.4.2 Syarat-syarat administrasi, yaitu :


a. Persiapan-persiapan pelaksanaan.
b. Waktu pelaksanaan dan kontrak pelaksanaan.
c. Serah terima pekerjaan.
d. Masa pemeliharaan.
e. Perpanjangan waktu pelaksanaan.
f. Jaminan penawaran.
g. Jaminan pelaksanaan.
h. Jumlah jaminan bank dan masa berlakunya.
i. Pembayaran pekerjaan.
j. Kenaikan harga.
k. Pembayaran kerja tambah atau kurang.
l. Pajak-pajak, resiko perusahaan.
m. Denda-denda.
n. Cara pengajuan pembayaran.
o. Perselisihan.
p. Pengawasan dan pemerikasaan pekerjaan.
q. Alat-alat kerja dan bahan.
r. Pemutusan perjanjian kontrak.
s. Keselamatan kerja, kebersihan, pengobatan,
kesehatan, jaminan sosial (ASTEK).
t. Izin bangunan dan perizinan lainnya.
24
u. Kewajiban pemilik proyek dan kontraktor.
v. Bahan bangunan dan peralatan.
w. Serah terima pekerjaan.
x. Perintah pemberi tugas/direksi pekerjaan.
y. Rencana kerja dan teguaran.
z. Tuntutan forse major.
aa. Mengikuti astek.
bb. Kewajiban memenuhi undang-undang dan peraturan-peraturan.

2.4.3 Syarat-syarat teknis, yaitu:


a. Lingkup pekerjaan.
b. Jenis dan mutu bahan.
c. Uraian pekerjaan.
d. Gambar bestek/detail/konstruksi.
e. Pekerjaan tanah dan pondasi.
f. Urugan pasir.
g. Pekerjaan pondasi utama.
h. Pekerjaan beton.

25

Anda mungkin juga menyukai