et al., (2001), regulasi pada dasarnya adalah sebuah aktivitas politik.
Regulasi tidak dimaksudkan sebagai kecaman atau mengejutkan karena regulasi menjalankan kepentingan publik. Bagaimanapun, tidak jelas secara persis apakah pengertian dari kepentingan publik. Karena kesejahteraan tidak dapat diukur (the Impossible Theorem), tidak ada kriteria untuk menentukan apakah kebijakan yang akan memaksimalkan kepentingan publik. Konsekuensinya, gagasan kepentingan publik paling baik dipahami dalam konteks politik dan dengan merujuk kepada kenyataan redistribusi laba dan kesejahteraan yang dianjurkan. Tidak ada cara untuk menentukan regulasi akuntansi yang optimal dan regulasi menjadi hasil sebuah proses politik sebagaimana proses ekonomi.
Tahun 1959, AICPA menciptakan Accounting Principle Board (APB), yang misi itu
adalah untuk mengembangkan suatu kerangka kerja konseptual secara keseluruhan. Ini diterbitkan 31 pendapat dan dibubarkan pada tahun 1973 karena kurangnya produktivitas dan kegagalan untuk bertindak segera. Setelah penciptaan FASB, AICPA membentuk ACSEC. Hal ini menerbitkan audit dan pedoman akuntansi, laporan posisi, dan praktek buletin.
Capture theory dan life-cycle theory telah diterapkan dalam regulasi akuntansi.
Sejak tahun 1976 sampai 1978 Kongres AS memeriksa dugaan regulasi akuntansi dikuasai ‘the Big Eight group’ KAP yang teridiri dari Arthur Andersen, Arthur Young & Company, Coopers & Lybrand, Ernst & Whinney, Deloitte Hanskins & Sells, Peat Marwick Mitchell, Price Wwaterhouse dan Toche Ross. Sebagai auditor yang berkuasa dari perusahaan publik terdaftar, kelompok ini memiliki kepentingan yang luas dalam permainan kebijakan. Ditambah lagi sebelum FASB, regulasi akuntansi terutama dilakukan oleh komite AICPA, yang tidak diragukan lagi sangat dipengaruhi oleh the big 8. Dengan implementasi independensi FASB, argumen teori capture banyak kehilangan validitasnya. Pada saat hearing, FASB telah beroperasi beberapa tahun.
agent dan principle. Dengan adanya argumen yang kontra pada regulasi ekonomi
menimbulkan kegagalan pasar yang banyak dijumpai di dunia. Kegagalan pasar ini banyak terlihat pada kasus manipulasi laporan keuangan seperti yang dilakukan oleh Enron, manupulasi laporan keuangan PT KAI, dan PT Kimia Farma.