Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN JIWA EKSDU28

Kamis, 07 November 2013

TAK RPK (RESIKO PERILAKU KEKERASAN)

RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. Topik : TAK STIMULASI PERSEPSI : Perilaku Kekerasan

2. Latar Belakang

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai
stimulasi dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil
diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif. Terapi aktivitas kelompok ini
secara signifikan memberi perubahan terhadap ekspresi kemarahan kearah yang lebih baik pada klien
dengan riwayat kekerasan. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan adanya penurunan ekspresi
kemarahan setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok sebesar 60,4%.

Pada terapi aktivitas stimulasi persepsi ini klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan
atau stimulus yang pernah dialami.Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi,
dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi
adaptif.

Terapi aktivitas kelompok ini memberi hasil : kelompok menunjukkan loyalitas dan tanggung jawab
bersama, menunjukkan partisipasi aktif semua anggotanya, mencapai tujuan kelompok, menunjukkan
teerjadinya komunikasi antaranggota dan bukan hanya antara ketua dan anggota.

3. Tujuan

1. Tujuan Umum
Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.

2. Tujuan Khusus

1. Klien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.

2. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.

3. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial.

4. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang biasa dilakukannya.

5. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat

4. Landasan Teori : Terlampir

5. Sesi yang Digunakan

Dalam Terapi Aktifitas Kelompok Perilaku Kekerasan dibagi dalam 5 sesi, yaitu:

· Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan.

· Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik.

· Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial.

· Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual.

· Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat.

6. Klien

1. Karakteristik/Kriteria

a. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan perawat.

b. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.

2. Proses Seleksi

a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.

b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.

d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi : menjelaskan tujuan TAKPK pada
klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam kelompok.
I. Kriteria Hasil

· Evalusi Struktur

a. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan klien untuk
berkonsentrasi terhadap kegiatan.

b. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.

c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.

d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.

e. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya

· Evalusi Proses

a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.

b. Leader mampu memimpin acara.

c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi
masalah.

f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi
sebagai evaluator kelompok.

g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.

· Evalusi Hasil

Diharapkan 80% dari kelompok mampu :

a. Memperkenalkan diri

b. Membicarakan perilaku kekerasan yang sedang dialami.

c. Membicarakan cara-cara menanggulangi perilaku kekerasan yang dialami.

d. Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi.


e. Mengevaluasi kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan.

7. Pengorganisasian

· Waktu Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : Sabtu, 2 Oktober 2013

b. Waktu : 08.30 s/d selesai

c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit) Terapi


kelompok (25 menit) Penutup (10 menit)

d. Tempat : Demonstrasi Room

e. Jumlah klien : Enam

· Tim Terapis

1. Leader : Ari Eko Putra

Uraian tugas :

1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan.

2. Memimpin jalannya terapi kelompok.

3. Memimpin diskusi.

2. Co-leader : Febri Christian T.P

Uraian tugas :

1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.

2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.

3. Membantu memimpin jalannya kegiatan.

4. Menggantikan leader jika ada berhalangan.

3. Observer : Arif Riski Alfarisi

Uraian tugas :

1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara.
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan evaluasi kelompok.

4. Fasilitator : 1. Ahmad Syamsul B.

2. Adam Bayu S

3. Aprilianti S.

4. Fajar Kurniawan

5. Fisma Nopini

6. Fitra Rizkyandi

7. Frischa Oktavia

8. Hera Purwaningsih

Uraian tugas :

1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.

2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.

3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan.

4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi.

5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.

6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.

· Metode dan Media

1. Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whitebord

2. Kapur/ spidol

3. Buku catatan dan pulpen

4. Jadwal kegiatan klien

5. Bantal

2. Metode :
1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/simulasi

8. PROSES PELAKSANAAN

Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

· Tujuan :

1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.

2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah).

3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (prilaku kekerasan).

4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.

· Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

Keterangan :

* : leader & co-leader

: klien

* : perawat sebagai fasilitator

: observer
· Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whitebord

2. Kapur/ spidol

3. Buku catatan dan pulpen

4. Jadwal kegiatan klien

· Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/simulasi

· Langkah Kegiatan :

1. Persiapan

a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

1. Salam teraupetik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Perkenalkan nama panggilan terapis kepeda klien (pakai papan nama)


3. Menanyakan nama panggilan semua klien (beri papan nama)

2. Evaluasi /validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan masalah yang dirasakan

3. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja

a. Mendiskusikan penyebab marah

1. Tanyakan pengalaman tiap klien marah

2. Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard

b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah sebelum
perilaku kekerasan terjadi

1. Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala)

2. Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard

c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak lingkungan,
menciderai/memukul orang lain, dan memukul diri sendiri)

1. Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah

2. Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard

d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering dilakukan untuk
diperagakan.

e. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak berbahaya (terapis sebagai
sumber penyebab dan klien yang melakukan perilaku kekerasan).

f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.


g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan

1. Tanyakan akibat perilaku kekerasan

2. Tuliskan di papan tulis /flipchart/whiteboard

h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien

i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat

j. Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan akibat perilaku kekerasan

k. Menanyakan kesedian klien untuk mempelajari cara baru yang sehat menghadapi kemarahan

4. Tahap Terminasi

· Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.

· Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu tanda dan gejala,
perilaku kekerasan yang terjadi, serta akibat perilaku kekerasan.

2. Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan dan akibatnya yang
belum diceritakan.

· Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala,
perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 1 TAK

Stimilasi perilaku Kekerasan

Kemampuan Psikologi

No.

Nama klien

Penyebab PK

Memberi Tanggapan Tentang

Tanda & gejala PK

Perilaku kekerasan

Akibat PK

Mempraktekkan cara mengontrol PK dengan nafas dalam

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku kekerasan, tanda
dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan, serta
mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan nafas dalam. Beri tanda (+) jika mampu
dan beri tanda (-) jika tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh : Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan
penyebab perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang
dirasakan (”gregeten” dan ”deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja), akibat
yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa), dan cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan latihan tarik nafas dalam. Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan
selama di rumah sakit.

Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik

· Tujuan

1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dilakukan klien.

2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan

3. Klien dapat mendemontrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.

· Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama membentuk segi empat

2. Ruangan nyaman dan tenang.

· Alat

1. Bantal

2. Sound musik

3. Papan tulis

4. Buku catatan dan pulpen

5. Jadwal kegiatan klien

· Metode

1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab

3. Permainan

· Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut Sesi 1

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda dan gejala; perilaku
kekerasan serta akibatnya.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut :

1) Klien Bersedia mengikuti TAK

2) Berpakaian rapi dan bersih

3) Peserta tidak diperbolehkan makan, minum atau merokok selama pelaksanaan TAK

4) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapi

5) Lama kegiatan 45 menit

6) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap kerja
Melakukan pemilihan peserta yang akan di lakukan tahap kerja dengan permainan
sederhana yaitu diputarkan musik, kemudian klien memutar bola yang di pegang, bila musik di hentikan
dan ada peserta TAK yang masih memegang bola berarti dia adalah peserta yang terpilih untuk
dilakukan tahap kerja selanjutnya.

a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasanya dilakukan oleh klien.

1. Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olah raga yang biasa silakukan oleh klien.

2. Tulis dipapan tulis/flipchart/whiteboard

b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara sehat: tarik
napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main bola,senam, memukul
gendang.

c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.

d. Bersama klien mempraktekan dua kegiatan yang dipilih.

e. Terapis mempratekkan.

f. Klien melakukan redemontrasi.

g. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekan cara penyaluran kemarahan.

h. Upayakan semua klien berperan aktif.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.

3. Memberitahukan kemajuan masing – masing klien dalam mencapai hasil tiap sesi.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus penyebab perilaku
kekerasan.

2. Menganjurkan klien malatih secara teratur cara yang telah dipelajari.

3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontak yang akan datang


1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
sesi 2, kemampuan yang di harapakan adalah dua kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara
fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 2:

Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik

No

Nama klien

Mempraktekkan cara fisik yang pertama

Mempraktekkan cara fisik yang kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan 2 cara fisik untuk mencegah
perilaku kekerasan. Beri tanda (+) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan, klien mampu mempraktekkan
tarik nafas dalam, tetapi belum mampu mempraktekkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu
klien mempraktekkan di ruang rawat (buat jadwal).

Sesi 3 : Mencegah perilaku kekerasan Sosial

· Tujuan :

1. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa

2. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan

· Seting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

· Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

· Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran / simulasi

· Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan


2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi /Validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan apakah ada penyebab marah,tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan

3. Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut:

· Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.

· Lama kegiatan 45 menit.

· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang lain.

b. Menuliskan cara-cara yang disampaikan klien.

c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan yaitu,” Saya perlu/ingin/minta....,
yang akan saya gunakan untuk....”.

d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin c.

e. Ulangi d sampai semua klien mencoba.

f. Memberikan pujian pada peran serta klien.

g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati pada orang lain,
yaitu,”Saya tidak dapt melakukan...”atau”Saya tidak menerima dikatakan .....”atau” Saya kesal dikatakan
seperti...”.

h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin d.
i. Ulangi h sampai semua klien mencoba.

j. Memberikan pujian pada peran serta klien.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah melakukan TAK.

2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakn kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif, jika stimulus
penyebab perilaku kekerasan terjadi.

2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif secara teratur.

3. Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian pasien.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses Tak berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial. Formulir
evaluasi sebagai berikut:

Sesi 3: TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan social


No

Nama Klien

Memperagakan cara meminta tanpa paksa

Memperagakan cara menolak yang baik

Mamperagakan cara mengungkapkan kekerasan yang baik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Petunjuk :

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan secara
social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda
(√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu
memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan kekerasan.
Anjurkan klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).
Sesi 4 : Mencegah Perilaku Kekerasan spiritual

· Tujuan

Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur.

· Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

· Alat

1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

· Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/ stimulasi

· Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi.

b. Menyiapkan alat dan tempat.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini.


2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan.

3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah perilaku kekerasan
sudah dilakukan.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut:

· Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.

· Lama kegiatan 45 menit.

· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien.

b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing klien.

c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien.

d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.

e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.

f. Memberikan pujian pada penampilan klien.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah jika
stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.

2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah secara
teratur.

3. Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.


d. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati untuk balajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur.

2. Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Sesi 4, kemampuan klien yang diharapkan adalah perilaku 2 kegiatan ibadah untuk mencegah kekerasan.
Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 4 : TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual

No

Nama klien

Mempraktikkan kegiatan ibadah pertama

Mempraktikkan kegiatan ibadah kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.
Petunjuk:

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan secara
social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda
(√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh : klien mengikuti Sesi 4, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan
dua cara ibadah. Anjurkan klien melakukannya secara teratur di ruangan (buat jadwal).

Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh Mengonsumsi Obat

· Tujuan

1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat

2. Klien dapat menyebutkan akibat/ kerugian tidak patuh minum obat

3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat

· Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

· Alat

1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

4. Beberapa contoh obat

· Metode

1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab

· Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi.

b. menyiapkan alat dan tempat

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini.

2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan.

3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah perilaku kekerasan
sudah dilakukan.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu petuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut:

· Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.

· Lama kegiatan 45 menit.

· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien : nama dan warna (upayakan tiap klien
menyampaikan).

b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.


c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b.

d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar orang yang
minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.

e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara bergiliran.

f. Berikan pujian pada klien yang benar.

g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat(catat di whiteboard).

h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).

i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah perilaku kekerasan/
kambuh.

j. Menjelaskan akibat/ kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku kekerasan/
kambuh.

k. Minta klien menyebutkaa kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak patuh minum
obat.

l. Memberikan pujian setiap kali klien benar.

3. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial asertif kegiatan ibadah, dan patuh
minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.

2. Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang

Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan dan disepakati jika klien perlu TAK yang lain.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan sesi 5, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat,
keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 5: TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan

dengan patuh minum obat

No

Nama klien

Menyebutkan lima benar minum obat

Menyabutkan keuntungan minum obat

Menyebutkan akibat tidak patuh minum obat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan secara
sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda
(√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien
mengikuti Sesi 5, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan keuntungan
minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak minum obat.
Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan keuntungan minum
obat, dan akibat tidak minum obat.

KEPERAWATAN JIWA EKSDU28 di 06.18

Berbagi

2 komentar:

Ahmad jayadi29 Januari 2018 03.53

Ass Wr Wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda bahwa saya seorang TKI dari malaysia dan secara
tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar IBU YOSHI yg dari singapur tentan
Pesugihan AKI RUSLAN SALEH yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya juga saya mencoba
menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk menarik dana Hibah Melalui
ritual/ghaib dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti dan mendapat hasil tarikan RM.347.000 Ringgit,
kini saya kembali indon membeli rumah dan mobil walaupun sy Cuma pekerja kilang di selangor
malaysia, sy sangat berterimakasih banyak kepada AKI RUSLAN SALEH dan saya juga tidak lupa
mengucap syukur kepada ALLAH karna melalui AKI RUSLAN SALEH saya Bisa sukses, Jadi kawan2 yg
dalam kesusahan jg pernah putus asah, kalau sudah waktunya tuhan pasti kasi jalan asal anda mau
berusaha, ini adalah kisah nyata dari seorang TKI, Jika Anda Ingin Di Bantu Ritual Pesugihan Hubungi
0852=8584=7477 Atau [klik] AHLI PESUGIHAN TANPA TUMBAL

KEAMPUHAN RITUAL AKI RUSLAN SALEH

1.Penarikan Dana Hibah Melalui Bank Ghaib

2.Penarikan Uang Melalui Mustika

3.Ritual Angka Tembus Togel/Lotrey

4.Jimat Pelaris Usaha DLL


Dan Masih Banyak Lagi, AKI RUSLAN SALEH Banyah Dikenal Oleh Kalangan Pejabat, Pengusaha Dan Artis
Ternama Karna Beliau adalah guru spiritual terkenal di indonesia, mohon di bantu share ya indahnya
berbagi, Untuk yg punya rum terimakasih atas tumpangannya.

Balas

Unknown23 Februari 2020 13.04

Did you know there's a 12 word phrase you can communicate to your partner... that will trigger deep
emotions of love and impulsive attraction for you buried inside his chest?

That's because hidden in these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's impulse to love, please
and care for you with all his heart...

12 Words Will Trigger A Man's Desire Instinct

This impulse is so built-in to a man's genetics that it will make him try better than before to build your
relationship stronger.

Matter-of-fact, triggering this influential impulse is so binding to having the best possible relationship
with your man that the second you send your man one of these "Secret Signals"...

...You'll soon notice him open his soul and mind to you in such a way he's never expressed before and
he'll perceive you as the one and only woman in the galaxy who has ever truly interested him.

Balas


Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

KEPERAWATAN JIWA EKSDU28

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai