2. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai
stimulasi dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil
diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif. Terapi aktivitas kelompok ini
secara signifikan memberi perubahan terhadap ekspresi kemarahan kearah yang lebih baik pada klien
dengan riwayat kekerasan. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan adanya penurunan ekspresi
kemarahan setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok sebesar 60,4%.
Pada terapi aktivitas stimulasi persepsi ini klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan
atau stimulus yang pernah dialami.Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi,
dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi
adaptif.
Terapi aktivitas kelompok ini memberi hasil : kelompok menunjukkan loyalitas dan tanggung jawab
bersama, menunjukkan partisipasi aktif semua anggotanya, mencapai tujuan kelompok, menunjukkan
teerjadinya komunikasi antaranggota dan bukan hanya antara ketua dan anggota.
3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
2. Tujuan Khusus
4. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang biasa dilakukannya.
5. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat
Dalam Terapi Aktifitas Kelompok Perilaku Kekerasan dibagi dalam 5 sesi, yaitu:
6. Klien
1. Karakteristik/Kriteria
a. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan perawat.
2. Proses Seleksi
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi : menjelaskan tujuan TAKPK pada
klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam kelompok.
I. Kriteria Hasil
· Evalusi Struktur
a. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan klien untuk
berkonsentrasi terhadap kegiatan.
· Evalusi Proses
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi
masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi
sebagai evaluator kelompok.
· Evalusi Hasil
a. Memperkenalkan diri
7. Pengorganisasian
· Waktu Pelaksanaan
· Tim Terapis
Uraian tugas :
3. Memimpin diskusi.
Uraian tugas :
Uraian tugas :
1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara.
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan evaluasi kelompok.
2. Adam Bayu S
3. Aprilianti S.
4. Fajar Kurniawan
5. Fisma Nopini
6. Fitra Rizkyandi
7. Frischa Oktavia
8. Hera Purwaningsih
Uraian tugas :
1. Alat :
1. Papan tulis/flipchart/whitebord
2. Kapur/ spidol
5. Bantal
2. Metode :
1. Dinamika kelompok
3. Bermain peran/simulasi
8. PROSES PELAKSANAAN
· Tujuan :
2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah).
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (prilaku kekerasan).
· Setting :
Keterangan :
: klien
: observer
· Alat :
1. Papan tulis/flipchart/whitebord
2. Kapur/ spidol
· Metode :
1. Dinamika kelompok
3. Bermain peran/simulasi
· Langkah Kegiatan :
1. Persiapan
2. Orientasi
1. Salam teraupetik
2. Evaluasi /validasi
3. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
3. Tahap Kerja
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah sebelum
perilaku kekerasan terjadi
1. Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala)
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak lingkungan,
menciderai/memukul orang lain, dan memukul diri sendiri)
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering dilakukan untuk
diperagakan.
e. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak berbahaya (terapis sebagai
sumber penyebab dan klien yang melakukan perilaku kekerasan).
j. Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan akibat perilaku kekerasan
k. Menanyakan kesedian klien untuk mempelajari cara baru yang sehat menghadapi kemarahan
4. Tahap Terminasi
· Evaluasi
· Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu tanda dan gejala,
perilaku kekerasan yang terjadi, serta akibat perilaku kekerasan.
2. Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan dan akibatnya yang
belum diceritakan.
1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala,
perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Sesi 1 TAK
Kemampuan Psikologi
No.
Nama klien
Penyebab PK
Perilaku kekerasan
Akibat PK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku kekerasan, tanda
dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan, serta
mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan nafas dalam. Beri tanda (+) jika mampu
dan beri tanda (-) jika tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh : Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan
penyebab perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang
dirasakan (”gregeten” dan ”deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja), akibat
yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa), dan cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan latihan tarik nafas dalam. Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan
selama di rumah sakit.
· Tujuan
2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan
3. Klien dapat mendemontrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.
· Setting
· Alat
1. Bantal
2. Sound musik
3. Papan tulis
· Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Permainan
· Langkah kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi validasi
2. Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda dan gejala; perilaku
kekerasan serta akibatnya.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
3) Peserta tidak diperbolehkan makan, minum atau merokok selama pelaksanaan TAK
4) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapi
3. Tahap kerja
Melakukan pemilihan peserta yang akan di lakukan tahap kerja dengan permainan
sederhana yaitu diputarkan musik, kemudian klien memutar bola yang di pegang, bila musik di hentikan
dan ada peserta TAK yang masih memegang bola berarti dia adalah peserta yang terpilih untuk
dilakukan tahap kerja selanjutnya.
1. Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olah raga yang biasa silakukan oleh klien.
b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara sehat: tarik
napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main bola,senam, memukul
gendang.
e. Terapis mempratekkan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
3. Memberitahukan kemajuan masing – masing klien dalam mencapai hasil tiap sesi.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus penyebab perilaku
kekerasan.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
sesi 2, kemampuan yang di harapakan adalah dua kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara
fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 2:
No
Nama klien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan 2 cara fisik untuk mencegah
perilaku kekerasan. Beri tanda (+) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan, klien mampu mempraktekkan
tarik nafas dalam, tetapi belum mampu mempraktekkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu
klien mempraktekkan di ruang rawat (buat jadwal).
· Tujuan :
2. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan
· Seting :
· Alat :
· Metode :
1. Dinamika kelompok
· Langkah kegiatan :
1. Persiapan
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi /Validasi
2. Menanyakan apakah ada penyebab marah,tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan
3. Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
· Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang lain.
c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan yaitu,” Saya perlu/ingin/minta....,
yang akan saya gunakan untuk....”.
d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin c.
g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati pada orang lain,
yaitu,”Saya tidak dapt melakukan...”atau”Saya tidak menerima dikatakan .....”atau” Saya kesal dikatakan
seperti...”.
h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin d.
i. Ulangi h sampai semua klien mencoba.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakn kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif, jika stimulus
penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif secara teratur.
3. Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian pasien.
1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses Tak berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial. Formulir
evaluasi sebagai berikut:
Sesi 3: TAK
Nama Klien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan secara
social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda
(√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu
memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan kekerasan.
Anjurkan klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).
Sesi 4 : Mencegah Perilaku Kekerasan spiritual
· Tujuan
· Setting
· Alat
· Metode
1. Dinamika kelompok
· Langkah kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/ validasi
3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah perilaku kekerasan
sudah dilakukan.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan
· Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.
3. Tahap kerja
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah jika
stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah secara
teratur.
1. Menyepakati untuk balajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Sesi 4, kemampuan klien yang diharapkan adalah perilaku 2 kegiatan ibadah untuk mencegah kekerasan.
Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 4 : TAK
No
Nama klien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan secara
social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda
(√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh : klien mengikuti Sesi 4, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan
dua cara ibadah. Anjurkan klien melakukannya secara teratur di ruangan (buat jadwal).
· Tujuan
· Setting
· Alat
· Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
· Langkah kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/ validasi
2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan.
3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah perilaku kekerasan
sudah dilakukan.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu petuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan
· Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien : nama dan warna (upayakan tiap klien
menyampaikan).
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar orang yang
minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara bergiliran.
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah perilaku kekerasan/
kambuh.
j. Menjelaskan akibat/ kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku kekerasan/
kambuh.
k. Minta klien menyebutkaa kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak patuh minum
obat.
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial asertif kegiatan ibadah, dan patuh
minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan dan disepakati jika klien perlu TAK yang lain.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan sesi 5, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat,
keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 5: TAK
No
Nama klien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan secara
sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda
(√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien
mengikuti Sesi 5, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan keuntungan
minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak minum obat.
Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan keuntungan minum
obat, dan akibat tidak minum obat.
Berbagi
2 komentar:
Ass Wr Wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda bahwa saya seorang TKI dari malaysia dan secara
tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar IBU YOSHI yg dari singapur tentan
Pesugihan AKI RUSLAN SALEH yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya juga saya mencoba
menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk menarik dana Hibah Melalui
ritual/ghaib dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti dan mendapat hasil tarikan RM.347.000 Ringgit,
kini saya kembali indon membeli rumah dan mobil walaupun sy Cuma pekerja kilang di selangor
malaysia, sy sangat berterimakasih banyak kepada AKI RUSLAN SALEH dan saya juga tidak lupa
mengucap syukur kepada ALLAH karna melalui AKI RUSLAN SALEH saya Bisa sukses, Jadi kawan2 yg
dalam kesusahan jg pernah putus asah, kalau sudah waktunya tuhan pasti kasi jalan asal anda mau
berusaha, ini adalah kisah nyata dari seorang TKI, Jika Anda Ingin Di Bantu Ritual Pesugihan Hubungi
0852=8584=7477 Atau [klik] AHLI PESUGIHAN TANPA TUMBAL
Balas
Did you know there's a 12 word phrase you can communicate to your partner... that will trigger deep
emotions of love and impulsive attraction for you buried inside his chest?
That's because hidden in these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's impulse to love, please
and care for you with all his heart...
This impulse is so built-in to a man's genetics that it will make him try better than before to build your
relationship stronger.
Matter-of-fact, triggering this influential impulse is so binding to having the best possible relationship
with your man that the second you send your man one of these "Secret Signals"...
...You'll soon notice him open his soul and mind to you in such a way he's never expressed before and
he'll perceive you as the one and only woman in the galaxy who has ever truly interested him.
Balas
›
Beranda
Mengenai Saya
Foto saya