Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN IPS DALAM PEMBELAJARAN IPS SD


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPS SD
Yang Dibina Oleh Danang Prastyo, S.Pd., M.Pd.

Oleh

1. Silvi Nur Aziza (198000194)


2. Reza Nadilla Antini (198000043)

PGSD 2019 KELAS D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PEDAGOGIK DAN PSIKOLOGI


UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pendidikan IPS Dalam
Pembelajaran IPS SD ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Danang
Prastyo, S.Pd., M.Pd. pada bidang studi Pembelajaran IPS . Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pendidikan IPS Dalam Pembelajaran IPS
SD bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Danang Prastyo, S.Pd., M.Pd , selaku dosen
bidang studi Pembelajaran IPS yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Surabaya, 12 Maret 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
C Tujuan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi Keguruan..........................................................................
B. Pengertian Ruang Lingkup Profesi Keguruan................................................
C. Etika Profesi Keguruan...................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan sengaja untuk mendewasakan peserta didik


dengan mentransfer nilai-nilai (value). Sedangkan pembelajaran merupakan usaha sadar dan
sengaja untuk mendewasakan peserta didik dengan mentransfer pengetahuan.

Ilmu Sosial (IPS) merupakan materi pembelajaran komprehensif yang dapat


menyederhanakan, mengadaptasi, memilih dan memodifikasi konsep dan keterampilan
sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan ekonomi (Puskur, 2001: 9). Hal ini terlihat dari
kurikulum sosiologi tahun 2006 bahwa sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran dari
Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama. IPS meneliti serangkaian peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi dan ilmu sosial.

Setelah membuka mata pelajaran IPS di sekolah dasar, siswa harus memiliki
pengetahuan dan wawasan tentang konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki
kepekaan dan pemahaman tentang masalah sosial di lingkungan sekitarnya, dan memiliki
keterampilan untuk meneliti dan menyelesaikan masalah sosial tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka dalam pendidikan khususnya dalam pembelajaran


banyak aspek yang harus diperhatikan. Banyak masalah yang terjadi dalam pembelajaran,
diantaranya model pembelajaran, metode, proses pembelajaran, fasilitas belajar, interaksi
siswa-siswa dan interaksi siswa-guru. Tidak ada cara lain, dan tidak ada model yang
dianggap sebagai model paling sempurna. Banyak faktor yang dapat menyebabkan metode
menjadi tidak sesuai saat digunakan.

Faktor-faktor ini terutama mencakup guru, siswa, tujuan, keadaan, dan fasilitas.
Faktor komprehensif Inilah pertimbangan utama dalam menentukan metode mana yang
terbaik untuk kelancaran proses pembelajaran. Kurangnya model pembelajaran yang
terdiversifikasi oleh guru biasanya menjadi alasan untuk kekurangan ini pembelajaran yang
sukses.

B. Rumusan Masalah
1. Konsep Pendidikan IPS di SD?
2. Pengertian dan Konsep Dasar IPS?

3
3. Tujuan Pembelajaran IPS di SD?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Pendidikan IPS di SD.
2. Untuk Mengetahui Pengertian dan Konsep Dasar IPS.
3. Untuk Mengetahui Tujuan Pembelajaran IPS di SD.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan IPS Di SD

Penguasaan materi IPS di SD sebagai program pendidikan sudah seharusnya dipahami


oleh calon guru SD. Terutama pembahasan hal-hal pokok dan latihan seperti konsep
pendidikan IPS, hakikat pendidikan IPS maupun karakteristik pendidikan IPS di SD.

1. Pengertian IPS

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri,
sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu
sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Somantri. 2001:89). Social Scence
Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS
sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Sementara dalam bidang
pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut meliputi : Ilmu Sosial (Social
Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

a. Ilmu Sosial (Social Science)

Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo,1996:2) adalah


sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertarap
akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah”.
Menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981:1) Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang
mempelajari manusia sebagai makhluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia
sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk. Menurut
Nursid Sumaatmad, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok.

b. Studi Sosial (Social Studies).

Perbedaan yang signifikan terjadi antara Ilmu Sosial dengan Studi Sosial. Karena
studi sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih
merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah social. Tentang Studi Sosial
ini, Achmad Sanusi (1971:18) memberi penjelasan sebagai berikut : Studi sosial tidak selalu
bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak
pendidikan dasar.

5
c. Pengetahuan Sosial (IPS)

Definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS), mendefisikan IPS
sebagai berikut: social studies is the integrated study of the science and humanities to
promote civic competence. Whitin the school program, socisl studies provides coordinated,
systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography,
history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as
appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary
purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in
an interdependent world.

Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah merupakan suatu
pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS
merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi
budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini
lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau
hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi,
sejarah, sosiologi, antropologi, politik.

2. Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Sosial

Asal mula masuknya bidang studi IPS ke Indonesia adalah dari Amerika Serikat,
negara mereka menyebut IPS sebagai Social Studies. Pertama kali Social Studies dimasukkan
dalam kurikulum sekolah adalah di Rugby (Inggris) pada Tahun 1827, atau sekitar setengah
abad setelah Revolusi Industri (abad 18), yang ditandai dengan perubahan penggunaan tenaga
manusia menjadi tenaga mesin.

Nilai positif dari dimasukkannya social studies ke dalam kurikulum sekolah adalah
untuk menentukan kemampuan siswa dalam pemilihan dan pengorganisasian materi IPS.
Berbagai cara agar materi pelajaran IPS lebih menarik dan lebih mudah dicerna oleh siswa
sekolah dasar dan menengah, salah satunya dengan cara bahan-bahannya diambil dari
kehidupan nyata di lingkungan masyarakat. Bahan atau materi yang diambil dari pengalaman
pribadi, teman-teman sebaya, serta lingkungan alam, dan masyarakat sekitarnya. Sehingga
tidak diperlukan lagi cara belajar dengan menghafal kalimat yang ada di dalam buku,
melainkan menggantinya dengan cara hanya memahami kalimat yang ada pada buku tersebut.
Hal ini justru akan lebih memudahkan murid dalam memahami karena mempunyai makna

6
lebih besar bagi para siswa dari pada bahan pengajaran yang abstrak dan rumit dari Ilmu-ilmu
Sosial.

Awal mula masuknya bidang studi IPS ke dalam kurikulum sekolah di Indonesia
sangat berbeda dengan Amerika Serikat. Naik turunnya pertumbuhan IPS di Indonesia tidak
terlepas dari situasi kacau termasuk dalam bidang pendidikan, yakni sebagai akibat
pemberontakan G30S/PKI yang akhirnya berhasil ditumpas oleh Pemerintahan Orde Baru.
Setelah keadaan mulai tenang, pemerintah melancarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita). Pada masa Repelita I (1969-1974) Tim Peneliti Nasional di bidang pendidikan
menemukan lima masalah nasional dalam bidang pendidikan. Kelima masalah tersebut antara
lain:

1) Kuantitas, berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.


2) Kualitas, menyangkut peningkatan mutu lulusan.
3) Relevansi, berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan
pembangunan.
4) Efektivitas sistem pendidikan dan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana.
5) Pembinaan generasi muda dalam rangka menyiapkan tenaga produktif bagi
kepentingan pembangunan nasional.

Selanjutnya tepat tahun 2004, pemerintah melakukan perubahan kurikulum kembali


yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Istilah IPS dalam kurikulum
SD sendiri telah berganti nama menjadi Pengetahuan Sosial. Pengembangan kurikulum
Pengetahuan Sosial merespon secara positif berbagai perkembangan informasi, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Sehingga tindakan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan
relevansi program pembelajaran Pengetahuan Sosial dengan keadaan dan kebutuhan
setempat.

3. Rasional Mempelajari IPS

Manusia adalah makhluk hidup berakal budi (mampu menguasai makhluk lain) yang
hidup dimuka bumi dan diciptakan oleh Tuhan YME, tentunya senantiasa berhadapan atau
berhubungan dengan dimensi-dimensi ruang, waktu dan berbagai bentuk kebutuhan (Needs)
serta berbagai bentuk peristiwa baik dalam sekala individual maupun dalam skala kelompok
(satuan social). Berkenaan dengan sebagian dari hakikat dari makhluk manusia tadi, dan
kemudian dihadapkan pada beberapa disiplin ilmu social, maka tentu saja terdapat relasi,
relevansi dan fungsi yang cukup signifikan.

7
Tujuan rasionalisasi dalam mempelajari IPS dari jenjang pendidikan dasar dan
menengah adalah agar siswa dapat menyistematisasikan bahan atau informasi dan atau
kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna
dan bernilai, lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional serta
dapat bertanggung jawab, dan mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan
sendiri dan antar manusia.

IPS atau disebut Pengetahuan Sosial pada kurikulum 2004, merupakan satu mata
pelajaran yang diberikan sejak SD dan MI sampai SMP dan MTs. Untuk jenjang SD dan MI
Pengetahuan Sosial memuat materi Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan. Pada
hakikatnya, pengetahuan sosial sebagai suatu mata pelajaran yang menjadi wahana dan alat
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan falsafah. Yang nantinya pertanyaan-pertanyaan
tersebut akan dijawab oleh setiap siswa, dan jawabannya telah dirancang dalam Pengetahuan
sosial secara sistematis dan komprehensif. Dengan demikian, Pengetahuan Sosial diperlukan
bagi keberhasilan siswa dalam kehidupan di masyarakat dan proses menuju kedewasaan.

B. Pengertian dan Konsep Dasar IPS

IPS singkatan dari Ilmu pengetahuan sosial yang merupakan nama mata pelajaran
ditingkat sekolah dasar, menengah, dan ke atas atau nama program studi di perguruan tinggi
yang identik dengan istilah “social studies” dan kurikulum persekolahan di negara lain,
khususnya di negara barat Australia dan amerika serikat.

Menurut Nasution Sumaatmadja (2002:123), Bahwa IPS adalah suatu program


pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia
dan lingkungan alam fisik maupun lingkungan sosialnya yang bahannya di ambil dari
berbagai ilmu sosial seperti : geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik
dan psikologi. Sedangkan menurut Winataputra (2003:132), bahwa Pendidikan IPS adalah
suatu penyederhanaan ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta
masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan di sajikan secara ilmiah dan
psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat dasar menengah.

Pada dasarnya, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang


melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia
memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya;
memanfaatkan sumber-daya yang ada di permukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan
pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan

8
masyarakat manusia. Singkatnya, IPS adalah pembelajaran yang mempelajari, menelaah, dan
mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau
manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks
sosial sangat luas, pengajaran IPS untuk jenjang pendidikan harus dibatasi dengan
menyesuaikan kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS
pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada
gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah, atau perpaduan
antara keduanya. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di
lingkungan sekitar peserta didik MI/SD.

C. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja. 2006) adalah “membina anak didik
menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian
social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”. Sedangkan secara rinci
Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para
siswa, yaitu : (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial
dan sikap, (4) keterampilan (Oemar hamalik. 1992 : 40-41).

Hakikat tujuan pendidikan ilmu-ilmu sosial sendiri adalah pendidikan suatu disiplin
ilmu. Bisa juga disebut dengan tujuan pendidikan ilmu-ilmu pengetahuan sosial karena dapat
mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk
mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Maksud dari tujuan yang lebih tinggi adalah
mengandung makna bahwa tujuan yang harus dicapai pendidikan ilmu-ilmu pengetahuan
sosial lebih luas. Keluasan tujuan itu juga dapat dicapai mengingat pendidikan ilmu-ilmu
sosial adalah wahana pendidikan.

Atas dasar pemikiran tersebut maka tujuan pendidikan ilmu-ilmu sosial


dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu pengembangan kemampuan intelektual siswa,
pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan
bangsa, serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi. Pengembangan kemampuan
intelektual adalah tujuan yang mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami disiplin
ilmu sosial, kemampuan berpikir dalam disiplin ilmu-ilmu sosial, serta kemampuan
prosedural dalam mencari informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan hasil
temuan. Pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial dapat disebut secara

9
singkat sebagai kemampuan sosial, tujuannya untuk mengembangkan kemampuan dan
tingkat tanggung jawab siswa sebagai anggota masyarakat. Tujuan yang mengembangkan
kepribadian siswa berkenaan dengan pengembangan sikap, nilai, norma, dan moral yang
menjadi antara siswa.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan
lingkungannya dengan melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung
melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah masyarakat. Dengan pengajaran IPS,
diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional
dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam
kehidupannya.

IPS merupakan perpaduan mata pelajaran geografi, ekonomi, sejarah, antropologi,


sosiologi, politik, psikologi yang diberikan salah satunya kepada anak-anak usia Sekolah
Dasar (SD) sesuai dengan kebutuhan dan tingkat usia peserta didik menjadi warganegara
dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan kewajibannya, yang juga memiliki
tanggung jawab atas kesejahteraan bersama yang seluas-luasnya. Pendidikan IPS
memiliki tujuan yang lebih tinggi terkandung makna bahwa tujuan yang harus dicapai
pendidikan ilmu-ilmu pengetahuan sosial lebih luas yang dapat dicapai mengingat
pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah wahana pendidikan. Tujuan pendidikan ilmu-ilmu
sosial dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu pengembangan kemampuan intelektual
siswa, pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat
dan bangsa, serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih terjadi banyak kesalahan dan
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami menerima kritik dan saran sebagai acuan
untuk membuat makalah selanjutnya supaya bisa lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA
Nasution Sumaatmadja. (2002) definisi IPS. Hal: 123.

Nursid Sumaatmadja. 2000. Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan

Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Pendidikan.

Jakarta : Universitas Terbuka.

Somantri Muhammad Numan, 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

12

Anda mungkin juga menyukai