Anda di halaman 1dari 7

2.

1 Latar Belakang Sejarah Manejemen


Usaha – usaha terorganisasi yang diarahkan oleh orang – orang yang bertanggung jawab atas
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian telah ada ribuan tahun.
Piramida di Mesir dan Tembok Besar Cina merupakan bukti nyata bahwa proyek – proyek yang
ukurannya luar biasa besar, yang menggunakan puluhan ribu manusia, telah dilaksanakan jauh
sebelum zaman modern. Piramida merupakan contoh yang sangat menarik. Pembangunan
sebuah piramida melibatkan lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Siapa yang memberitahu
masing – masing pekerja apa yang harus dilakukannya? Siapa yang menjamin bahwa akan ada
cukup batu di tempat itu supaya para pekerja tetap sibuk? Jawaban terhadap pertanyaan –
pertanyaan itu adalah manajer. Tanpa mempedulikan apa sebutan bagi para manajer pada saat
itu, seseorang harus merencanakan apa yang perlu dilakukan, mengorganisasikan manusia serta
bahan baku untuk melakukannya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan
pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan menurut rencana.

Praktik – praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesi,
Italia, pusat perekonomian dan perdagangan yang penting. Penduduk Venesia mengembangkan
bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi
saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan ke sepanjang
kanal dan pada tiap – tiap perhentian bahan baku dan tali layar kapal ditambahkan ke kapal
tersebut. Bukankah itu sangat mirip dengan mobil yang ‘meluncur’ ke sepanjang lini perakitan
mobil dan sejumlah komponen terus ditambahkan ke mobil tersebut? Selain lini perakitan
tersebut, orang venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau
isinya, manajemen sumber daya manusia yang berfungsi untuk mengelola angkatan kerja, dan
sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.

Contoh – contoh dari masa lalu itu memperlihatkan bahwa organisasi telah ada selama ribuan
tahun. Akan tetapi, dua peristiwa sebelum abad ke-20 memainkan peran yang sangat penting
dalam memajukan kajian manajemen.

Pertama, pada tahun 1776, Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The
Wealth of Nations, di mana dia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh
organisasi dan masyarakat dari pembagian kerja (Division of Labour), perincian pekerjaan
kedalam tugas – tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti
sebagai contoh, Adam Smith mengatakan bahwa sepuluh orang, masing – masing melakukan
pekerjaan khusus, secara bersama – sama dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam
satu hari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap –tiap bagian
pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti saja dalam
sehari! Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja itu meningkatkan produktivitas dengan
meningkatkan keterampilan dan kecekatan tiap – tiap pekerja, dengan menghemat waktu yang
lazimnya hilang dalam pergantian tugas – tugas, dan dengan menciptakan sejumlah mesin dan
penemuan yang menghemat tenaga kerja. Tetap populernya spesialisasi pekerjaan misalnya,
tugas – tugas spesifik  yang dilakukan oleh para pekerja di dapur restoran, atau posisi – posisi
spesifik yang dilakukan oleh para pemain tim sepak bola tidak diragukan lagi disebabkan oleh
keunggulan ekonomis, yang dikemukakan oleh Adam Smith.
 Pengaruh penting kedua yang berpengaruh terhadap manajemen adalah Revolusi
Industri. Revolusi yang diawali pada abad ke-18 di Inggris itu melintasi Atlantik menuju Amerika
pada akhir Perang Saudara. Sumbangan penting revolusi Industri adalah tenaga mesin dengan
cepat menggantikan tenaga manusia yang pada gilirannya, membuat lebih hemat jika
memproduksi barang – barang di pabrik, bukannya di rumah. Pabrik – pabrik yang besar dan
efisien ini membutuhkan kemampuan manajerial. Mengapa? Para manajer dibutuhkan untuk
meramalkan permintaan, memastikan bahan baku cukup banyak tersedia untuk membuat
produk, memberi tugas kepada orang – orang, mengarahkan kegiatan sehari – hari, dan
selanjutnya. Kebutuhan akan teori formal untuk membimbing manajer dalam menjalankan
organisasi itu telah tiba. Namun, teori formal itu belum ada sampai awal tahun 1900-an di mana
langkah besar pertama untuk menyusun teori semacam itu diambil.

2.2 Manajemen Ilmiah


Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, pertama kali
dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific
Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah
adalah "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini
sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.

Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan
ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena mereka
menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang sama—nyaris tak ada
standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung menganggap gampang pekerjaannya.
Taylor berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya.
Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan
menerapkan metode ilmiah untuk menemukan sebuah "teknik paling baik" dalam
menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.

Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara
meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:
1.    Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan
menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
2.    Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja
tersebut.
3.    Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
4.    Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para
pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada bagi
para pekerja.

Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja
memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor mengusulkan
manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen juga disarankan
untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan
pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.

Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan
Lillian Gilbreth. Keduanya tertarik dengan ide Taylor setelah mendengarkan ceramahnya pada
sebuah pertemuan profesional.

Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan mikronometer yang dapat mencatat setiap gerakan
yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap
gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata telanjang dapat
diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun
skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari,
menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka, Gilbreth,
yang dieja terbalik dengan huruf th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth
menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.

Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu bata.
Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa seorang
pekerja melakukan 18 gerakan untuk memasang batu bata untuk eksterior dan 18 gerakan juga
untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu sehingga
gerakan yang diperlukan untuk memasang batu bata eksterior berkurang dari 18 gerakan
menjadi 5 gerakan. Sementara untuk batu bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18
gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik Gilbreth, tukang
baku dapat lebih produktif dan berkurang kelelahannya di penghujung hari.

Pedoman yang ditemukan oleh Taylor dan yang lainnya untuk meningkatkan efisiensi produksi
masih tetap digunakan dalam organisasi di masa kini. Ketika para manajer menganalisis tugas –
tugas dasara yang harus dilakukan, menggunakan studi waktu dan gerakan untuk
menghilangkan gerakan yang sia – sia, mempekerjakan para pekerja terbaik yang memenuhi
persyaratan untuk suatu pekerjaan, dan merancang sistem insentif berdasarkan output  , mereka
menggunakan prinsip – prinsip manajemen ilmiah. Tetapi , praktik manajemen terkini tidak
hanya terbatas pada pendekatan manajemen ilmiah. Dalam kenyataannya, kita dapat melihat
gagasan dari pendekatan utama berikutnya, teori administrasi umum yang juga digunakan.

2.3 Para Ahli Teori Administrasi Umum


Kelompok penulis lain memandang pokok bahasan manajemen, tetapi memusatkan perhatian
pada organisasi secara keseluruhan. Kita menyebut mereka itu ahli teori administrasi umum.
Mereka mengembangkan teori – teori yang lebih umum mengenai apa yang dilakukan para
manajer dan apa yang membentuk praktik manajemen yang baik. Dua ahli terkemuka di balik
pendekatan administrasi umum adalah Henri Fayol dan Max Weber.

Teori administrasi dipelopori oleh Henri Fayol, fayol mengemukakan bahwa kegiatan industri
dibagi kedalam kegiatan teknis, komersial, finansial, keamanan, personalia, akuntansi, dan
manejerial ( perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah pengkoordinasikan dan
pengawasan.

Selanjutnya Fayol membahas tantang 14 kaidah / prinsip manajemen yaitu:


1.        Pembagian kerja atau spesialisasi meningkatkan produktifitas karena orang memusatkan
perhatian pada pekerjaan sesuai dengan keahlian.
2.        Wewenang dan tanggung jawab harus ada dalam pelaksanaan kegiatan. Perlu ada
rangsangan untuk kegiatan yang dilaksanakan dengan baik dan sanksi bagi pelaksanaan kegiatan
yang tidak baik.
3.        Harus ada disiplin, yaitu rasa hormat da taat pada peranan da tujuan organisasi.
4.        Perlu kesatuan perintah. Bawahan hanya menerima perinyah dan bertanggung jaeab pada
satu atasan.
5.        Perlu adanya kesatuan pengarahan. Organisasi efekti bila para anggota bekerja sama
berdasarkan tujuan yang sama.
6.        Para anggota organisasi harus mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan
pribadi.
7.        Pambayaran balas jasa harus bijaksana, adil, tidak eksploitatif dan memuaskan pihak-
pihak.
8.        Perlu diatur keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi.
9.        Hubungan antar tugas disusun atas dasar suatu hierarki atas bawah.
10.    Harus ada order, aturan, ketertiban dimana ada suatu tamtpat untuk setiap orang yang
seharusnya memang tempatnya.
11.    Keadilan bagi personalia, persamaan perlakuan dalam organisasi.
12.    Perlu kelangsungan, keamanan dan kepastian kerja bagi karyawan.
13.    Dalam setiap tugas harus dimungkinkan untuk mengadakan prakarsa atau inisiatif.
14.    Harus ada semangat korps menggalang kekuatan dengan persatuan atau kesetiakawanan,
kebanggaan bersama dan merasa memiliki.

Max Weber (186,41920) pionir terkemuka pengembangan teori birokrasi. Dimana birokrati
merupakan ciri dari pola organisasi yang strukturnya dibuat sedemikian rupa sehingga secara
maksimal dapat memanfaatkan tenaga ahli,- Organisasi harus diatur secara rasional, impersonal
dan bebas dari sikap prasangka.

Karektiristik birokrasi ditandai dengan:


1.    Adanya pembagian tugas dan spesialisasi. Setiap individu dalam oganisasi mempunyai
wewenang yang diatur oleh berbagai peraturan, kebijakan dan ketetapan hukum.
2.    Hubungan yang terjadi dalam organisasi adalah hubungan impersonal.
3.    Dalam organisasi ada hierarki wewenang, yaitu setiap bagian yang lebih rendah selalu
berada di bawah wewenang dan supervisi dari bagian di atasnya.
4.    Administrasi selalu didasarkan dan dilaksanakan dengan dokumen tertulis.
5.    Orientasi pembinaan pegawai adalah pengembangan karir, yang berarti keahlian
menupakan kriteria utama diterima tidaknya seseorang sebagai anggota organisasi dan promosi
dalam organisasi.
6.    Setiap tindakan yang diambil organisasi harus selalu dikaitkan dengan besarnya sumbangan
terhadap pencapaian tujuan organisasi, sehingga dapat dicapai efisien, yang maksimal. Birokrasi
meupakan usaha untuk menghilangkan tradisi organisasi yang membuat keputusan secara
emosional, atau berdasarkan ikatan kekeluargaan sehingga mengakibatkan organisasi tidak
efektif. Birokrasi ada hubungannya dengan prosedur yang berbelit-belit, penundaan pekerjaan,
ketidak efisienan, dan pemborosan.

Sejumlah gagasan dan praktik manajemen kita sekarang ini dapat secara langsung diketahui
sebagai sumbangan para ahli teori administrasi umum. Sebagai contoh, pandangan fungsional
tentang pekerjaan manajer dapat dianggap berasal dari Henri Fayol. Sebagai tambahan,
keempat belas prinsip Fayol itu berperan sebagai kerangka acuan tempat berkembangnya
banyak konsep dan teori manajemen sekarang.

2.4 Pendekatan Kuantitatif Pada Manajemen


Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif —seperti statistik, model
optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu manajemen mengambil
keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu
mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis)
dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas
pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat
persediaan optimum dan lain-lain.

Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap
masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan
statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di
sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids." Para
perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini
menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan
keputusan di Ford.

Pendekatan kuantitatif secara langsung telah memberikan sumbangan pada pengelolaan


pengambilan keputusan di bidang perencanaan dan pengendalian. Sebagai contoh, ketika
manajer membuat penganggaran, penjadwalan, pengendalian mutu, dan keputusan serupa,
mereka biasanya bergantung pada teknik kuantitatif . ketersedian Software komputer yang
canggih untuk membantu menyusun model, persamaan, dan rumus telah membuat penggunaan
teknik kuantitatif menjadi tidak terlalu menakutkan bagi para manajer, walaupun mereka harus
tetap mampu menafsirkan hasilnya.

2.5 Menuju Pemahaman Tentang Perilaku Organisasi


          Meskipun ada sejumlah orang pada akhir 1800-an dan awal 1900-an yang menyadari
bahwa pentingnya faktor manusia bagi keberhasilan organisasi, ada empat orang yang menonjol
sebgai pendukung awal pendekatan perilaku organisasi tersebut. Ide mereka menjadi dasar
praktik manajemen, seperti prosedur seleksi karyawan, program motivasi karyawan, tim kerja
karyawan, dan organisasi teknik manajemen lingkungan eksternal.
           
Tanpa ragu – ragu, sumbangan paling penting bagi pengembangan bidang perilaku organisasi itu
datang dari Kajian Hawthorne,  sekelompok kajian yang diselenggarakan pada Western Electric
Company Works di Cicero, Illinois.

Namun, kesimpulan kajian ini bukanlah tanpa kritik. Kritik menyerang prosedur riset, analisi
temuan, dan kesimpulannya. Akan tetapi, dari sudut pandang sejarah, tidaklah begitu penting
apakah kajian itu secara akademis sehat atau kesimpulannya dapat dibenarkan. Yang penting
adalah bahwa kajian itu merangsang minat terhadap perilaku manusia dalam organisasi. Kajian
ini memainkan peran yang sangat penting dalam mengubah pandangan yang dominan pada
waktu itu yakni karyawan itu berbeda dari mesin – mesin lain manapun juga yang digunakan
oleh organisasi tersebut.

Pendekatan perilaku telah banyak membentuk organisasi kontemporer sekarang ini. Dari cara
manajer merancang pekerjaan yang mampu memberi motivasi sampai ke cara mereka bekerja
dengan tim karyawan sampai ke cara mereka membuka saluran komunikasi, kita dapat melihat
sejumlah elemen pendekatan perilaku. Banyak dari apa yang diusulkan OB awal dan kesimpulan
dari studi Hawthorne menjadi dasar bagi teori terkini tentang motivasi, kepemimpinan, perilaku,
dan pengembangan kelompok, dan berbagai topik perilaku lainnya.

2.6 Pendekatan Sistem


sistem memiliki dua jenis, yaitu sitem tertutup dan sistem terbuka.  Sistem terutup tidak
terpengaruh oleh lingkungan luar sedangkan sistem terbuka dinamis berkomunikasi dengan
dunia luar. Pendekatan sistem turut menunjang pada pemahaman kita tentang pemikiran
manajemen. Para peneliti sistem memimpikan suatu organisasi terdiri dari faktor yang saling
bergantung, termasuk perseorangan, kelompok, sikap, motif, struktur formal, interaksi, tujuan,
status dan wewenang. Hal ini berarti manajer mengoordinasikan kegiatan kerja dari berbagai
bagian dalam organisasi dan memastikan bahwa semua bagian organisasi yang saling tergantung
bekerja sama sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Selain itu, pendekatan sistem
menunjukkan bahwa organisasi tidaklah berdiri sendiri. Mereka bergantung pada lingkungannya
untuk masukan yang penting dan sebagai sumber untuk menyerap hasilnya.

2.7. Pendekatan Kontingensi


Pendekatan kontingensi disebut kadangkala sebagai pendekatan situsional mengatakan bahwa
organisasi adalah berbeda, menghadapi situasi yang berbeda dan memerlukan cara pengelolaan
yang berbeda.

   Pendekatan kontingensi bagi manajemen adalah secara intuisi logis karena organisasi dan
bahkan unit di dalamnya yang sama adalah beragam baik dalam besarnya, tujuan, pekerjaan dan
kesukaan. Akan menjadi mengejutkan bila menemukan aturan manajemen yang dapat
diterapkan secara universal yang berhasil dalam semua situasi. Tapi tentulah dapat dikatakan
bahwa metode pengelolaan tergantung pada situasi dan dapat dikatakan juga apa situasi
tersebut. Nilai utama dari pendekatan kontingensi adalah menekankan bahwa tidak ada aturan
yang sederhana atau universal yang dapat diikuti oleh manajer.
Variabel kontingensi yang populer:
1.    Besarnya organisasi
2.    Kerutinan dari tugas teknologi
3.    Ketidak pastian lingkungan
4.    Perbedaan individu

3.1 Kesimpulan
Sebagai kesimpulan berdasarkan penjabaran materi di atas, bahwa manajemen Secara
keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19 Masehi.

Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan pemikiran
manajemen ilmiah dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo. Manajemen ilmiah
menekankan pada upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas manajemen
secara ilmiah. Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada kebutuhan mengelola
organisasi yang kompleks yang mefokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan prinsip
dan ketrampilan yang mendasari manajemen yang efektif .

perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut
teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen yang lebih
menekankan pada perilaku baik pada perilaku manusia maupun perilaku organisasi. Manajemen
yang baik menurut teori neo klasik ini adalah manajemen yang mefokuskan diri pada
pengelolaan staf secara efektif yang didasari akan pemahaman yang mendalam dari segi
sosiologis maupun psikologis.

Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan


dan diarahkan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun saat
ini penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi yang memadukan antara
aliran ilmiah dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan
lingkungan yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_umum_(untuk_stmik)/bab
1_pengertian_manajemen.pdf
http://evlyzarty.blogspot.com/2010/04/manajemen-ilmiah.html
http://raisulakbar.wordpress.com/2009/03/21/teori-administrasi/
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CCwQFjAC&url=http%3A%2F
%2Fwww.sikkanet.com%

Anda mungkin juga menyukai