Penyusun:
1. Aditya Rahutama (133200090)
2. Fajri Amirul Anas (133200091)
3. M. Rizki Nurrohman (133200092)
4. Etika Mufidatul Ulfah (133200093)
5. Aisyah Khoirurrizqi (133200094)
PENDAHULUAN
1. Perumusan Strategi
Pada tahap ini, Freed R. David membagi perumusan strategi menjadi tiga tahapan
aktivitas, yaitu input stage, matching stage, dan decisionst stage. Perumusan
strategi merupakan tahap awal yag dilakukan dalam proses manajemen strategi,
meliputi kegiatan untuk mengembangkan visi dan misi organisasi
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan
dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi,
membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi, serta memilih strategi
tertentu untuk digunakan.
2. Pelaksanaan Strategi
3. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap akhir manajemen strategi. Hal yang harus dilakukan
dalam tahap ini adalah mengkaji ulang faktor-faktor internal dan eksternal yang
menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan, kemudian mengukur
kinerja, selanjutnya melakukan tindakan-tindakan korektif.
4. Kacamata untuk memantau apa yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi
b. Gambaran pada anggota organisasi tentang arah dan tujuan organisasi pada
masa mendatang;
Pertama, pada tahun 1776, Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi
klasik, The Wealth of Nations, di mana dia mengemukakan keunggulan ekonomis
yang akan diperoleh organisasi dan masyarakat dari pembagian kerja (Division of
Labour), perincian pekerjaan kedalam tugas – tugas yang spesifik dan berulang.
Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Adam Smith
mengatakan bahwa sepuluh orang, masing – masing melakukan pekerjaan khusus,
secara bersama – sama dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam satu
hari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap –tiap bagian
pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti
saja dalam sehari! Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja itu
meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan keterampilan dan kecekatan
tiap – tiap pekerja, dengan menghemat waktu yang lazimnya hilang dalam
pergantian tugas – tugas, dan dengan menciptakan sejumlah mesin dan penemuan
yang menghemat tenaga kerja. Tetap populernya spesialisasi pekerjaan misalnya,
tugas – tugas spesifik yang dilakukan oleh para pekerja di dapur restoran, atau
posisi – posisi spesifik yang dilakukan oleh para pemain tim sepak bola tidak
diragukan lagi disebabkan oleh keunggulan ekonomis, yang dikemukakan oleh
Adam Smith.
B. Manajemen Ilmiah
Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang
puas dengan ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu
muncul karena mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk
pekerjaan yang sama—nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para
pekerja cenderung menganggap gampang pekerjaannya. Taylor berpendapat
bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya. Taylor
kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan
menerapkan metode ilmiah untuk menemukan sebuah "teknik paling baik" dalam
menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.
Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika
sebelumnya pekerja memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu
mereka, Taylor mengusulkan manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan
dan melatihnya. Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan
yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di
mana pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.
Pedoman yang ditemukan oleh Taylor dan yang lainnya untuk meningkatkan
efisiensi produksi masih tetap digunakan dalam organisasi di masa kini. Ketika
para manajer menganalisis tugas – tugas dasara yang harus dilakukan,
menggunakan studi waktu dan gerakan untuk menghilangkan gerakan yang sia –
sia, mempekerjakan para pekerja terbaik yang memenuhi persyaratan untuk suatu
pekerjaan, dan merancang sistem insentif berdasarkan output , mereka
menggunakan prinsip – prinsip manajemen ilmiah. Tetapi , praktik manajemen
terkini tidak hanya terbatas pada pendekatan manajemen ilmiah. Dalam
kenyataannya, kita dapat melihat gagasan dari pendekatan utama berikutnya, teori
administrasi umum yang juga digunakan.
2. Wewenang dan tanggung jawab harus ada dalam pelaksanaan kegiatan. Perlu
ada rangsangan untuk kegiatan yang dilaksanakan dengan baik dan sanksi bagi
pelaksanaan kegiatan yang tidak baik.
3. Harus ada disiplin, yaitu rasa hormat da taat pada peranan da tujuan organisasi.
5. Perlu adanya kesatuan pengarahan. Organisasi efekti bila para anggota bekerja
sama berdasarkan tujuan yang sama.
7. Pambayaran balas jasa harus bijaksana, adil, tidak eksploitatif dan memuaskan
pihak-pihak.
9. Hubungan antar tugas disusun atas dasar suatu hierarki atas bawah.
10. Harus ada order, aturan, ketertiban dimana ada suatu tamtpat untuk setiap
orang yang seharusnya memang tempatnya.
13. Dalam setiap tugas harus dimungkinkan untuk mengadakan prakarsa atau
inisiatif.
14. Harus ada semangat korps menggalang kekuatan dengan persatuan atau
kesetiakawanan, kebanggaan bersama dan merasa memiliki.
3. Dalam organisasi ada hierarki wewenang, yaitu setiap bagian yang lebih
rendah selalu berada di bawah wewenang dan supervisi dari bagian di
atasnya.
Sejumlah gagasan dan praktik manajemen kita sekarang ini dapat secara
langsung diketahui sebagai sumbangan para ahli teori administrasi umum. Sebagai
contoh, pandangan fungsional tentang pekerjaan manajer dapat dianggap berasal
dari Henri Fayol. Sebagai tambahan, keempat belas prinsip Fayol itu berperan
sebagai kerangka acuan tempat berkembangnya banyak konsep dan teori
manajemen sekarang.
Meskipun ada sejumlah orang pada akhir 1800-an dan awal 1900-an yang
menyadari bahwa pentingnya faktor manusia bagi keberhasilan organisasi, ada
empat orang yang menonjol sebagai pendukung awal pendekatan perilaku
organisasi tersebut. Ide mereka menjadi dasar praktik manajemen, seperti
prosedur seleksi karyawan, program motivasi karyawan, tim kerja karyawan, dan
organisasi teknik manajemen lingkungan eksternal.
F. Pendekatan Sistem
Sistem memiliki dua jenis, yaitu sitem tertutup dan sistem terbuka. Sistem
terutup tidak terpengaruh oleh lingkungan luar sedangkan sistem terbuka dinamis
berkomunikasi dengan dunia luar. Pendekatan sistem turut menunjang pada
pemahaman kita tentang pemikiran manajemen. Para peneliti sistem memimpikan
suatu organisasi terdiri dari faktor yang saling bergantung, termasuk
perseorangan, kelompok, sikap, motif, struktur formal, interaksi, tujuan, status dan
wewenang. Hal ini berarti manajer mengoordinasikan kegiatan kerja dari berbagai
bagian dalam organisasi dan memastikan bahwa semua bagian organisasi yang
saling tergantung bekerja sama sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Selain
itu, pendekatan sistem menunjukkan bahwa organisasi tidaklah berdiri sendiri.
Mereka bergantung pada lingkungannya untuk masukan yang penting dan sebagai
sumber untuk menyerap hasilnya.
G. Pendekatan Kontingensi
1. Besarnya organisasi
4. Perbedaan individu
BAB 3
KESIMPULAN
Taufiqurokhman. 2016. Manajemen Strategik. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.
http://eprints.umk.ac.id/10766/2/BAB%20I.pdf
http://fe.budiluhur.ac.id/wp-content/uploads/2011/05/JURNAL-ANALISIS-MANAJEMEN-
STRATEGIK-McDONALDS_Onny_Yuwono.pdf
https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-manajemen-strategis/
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_umum_(untuk_st
mik)/bab1_pengertian_manajemen.pdf
http://evlyzarty.blogspot.com/2010/04/manajemen-ilmiah.html
http://raisulakbar.wordpress.com/2009/03/21/teori-administrasi/
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CCwQFjAC&url=http%3A%2F
%2Fwww.sikkanet.com%