Anda di halaman 1dari 3

Hidup Sehat Di Era New Normal

Setelah berbulan-bulan di rumah aja, pasti kita sangat lah bosan kan, kini kita harus
beradaptasi dengan kebiasaan baru atau kita sebut dengan new normal. Sesuai dengan
istilahnya, new normal adalah fase ketika aktivitas publik kembali dibuka namun tetap
mengedepankan protokol kesehatan.
Di fase ini, tempat-tempat umum dan aktivitas yang melibatkan banyak orang seperti pusat
perbelanjaan, pertokoan, kantor, bandara, stasiun, gym, dan tempat ibadah di sebagian daerah
kembali dibuka secara bertahap.
Dengan adanya kebijakan ini, otomatis kita juga perlu mempersiapkan diri. Caranya tentu
saja dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, tetap memakai masker saat keluar
rumah, rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menjaga jarak dengan orang lain
minimal 1-2 meter, serta menghindari kerumunan. Selain itu, untuk hidup berdampingan
dengan virus corona juga diperlukan pula stamina dan imun yang baik agar tetap sehat
beraktivitas di tengah pandemi.
Ada berbagai cara yang umumnya dilakukan banyak orang untuk menjaga stamina dan
meningkatkan imunitas. Di antaranya mengonsumsi makanan bergizi seperti, buah-buahan
dan sayur yang mengandung vitamin C, istirahat yang cukup minimal 6-8 jam, dan rutin
berolahraga. Selain itu, kita harus lebih produktif meskipun di rumah saja, biar tidak
membosankan.
Ya, meski sudah memperhatikan protokol kesehatan dan melakukan berbagai macam cara
untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menjalankan aktivitas di tengah pandemi kerap
menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Selain belum ditemukannya vaksin yang efektif, kurva
pasien positif corona di Indonesia belum menurun. Para ahli masih bekerja keras untuk
mengembangkan dan menemukan vaksin agar bisa segera digunakan untuk pengendalian
pandemi COVID-19. Apalagi mereka yang terjangkit, tidak selalu menunjukkan gejala.
Mungkin banyak dari kita yang merasa bingung dan tidak siap menghadapi gaya hidup baru
dengan kondisi new normal ini.

Sumber : Kumparan.com, tirto.id


Bagi Mahasiswa, Kuliah Online Bikin Seneng atau Puyeng?
Tahun 2020 merupakan salah satu tahun bersejarah bagi seluruh negara di dunia, yang mana
terjadinya penyebaran virus mematikan yaitu Virus Corona atau juga dikenal sebagai
COVID-19. Berdasarkan data Kemenkes 21 Juli 2020, masih terlihat adanya peningkatan
kasus COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi positif dan total kasus terkonfirmasi secara
keseluruhan sebanyak 89.869. Dengan terus meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia,
kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar hingga tingkat Perguruan Tinggi telah diliburkan
mulai pertengahan bulan Maret 2020. Namun, konteks liburan tersebut bukan berarti
Mahasiswa libur kuliah, tetapi kegiatan perkuliahan diadakan secara online atau dikenal juga
dengan sebutan Kuliah Online/Daring.
Pilihan Tepat
Pada situasi saat ini, metode kuliah online dirasa sebagai pilihan yang tepat untuk
mengurangi tingkat penyebaran COVID-19 dilingkungan kampus. Selain itu, pembatasan
kegiatan di kampus (dalam hal ini mahasiswa), seperti ekstrakulikuler, event tahunan, dan
lainnya, juga tidak dilakukan untuk menghindari kerumunan orang yang beresiko menularkan
COVID-19. Disisi lain, bagi beberapa mahasiswa pasti pernah berpikir bahwa kuliah online
lebih menyenangkan dibandingkan tatap muka, “kalau kuliah dilaksanakan secara online
(tidak tatap muka), pasti santai dan ngerjain tugas tidak kebut semalam.” atau “Kalau kuliah
online, kemungkinan banyak waktu luang, bisa rebahan, tidak sibuk urus event dan
mengerjakan tugas yang menumpuk secara bersamaan, dan lainnya.” Akan tetapi, faktanya
adalah kuliah online tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan.
Koneksi Internet Datang-Pergi
Di era digital yang terus berkembang pesat, koneksi internet merupakan hal penting yang
tidak tergantikan oleh apapun. Bahkan televisi dan radio yang sebelumnya menjadi sumber
informasi utama, mulai tergantikan dan ditinggalkan. Cukup dengan memiliki smartphone
dan koneksi internet, orang-orang dapat mengakses berita terkini, streaming siaran televisi,
update status dan chating di media social hingga belanja kebutuhan via online.
Begitu pun mahasiswa yang saat ini sangat memerlukan koneksi internet yang lancar, untuk
kuliah online yang utamanya menggunakan video conference, mengerjakan tugas yang terus
berdatangan, presentasi dan ujian secara online. Namun, saat koneksi internet benar-benar
dibutuhkan, ia tiba-tiba menghilang. Hal tersebut sering terjadi, ketika kita asik bermain
media social, koneksi internet sangat lancar. Namun, bila sedang mengerjakan tugas,
presentasi, dan ujian, koneksi internet mendadak lambat dan diperburuk smartphone atau
laptop yang tiba-tiba hang.
Beruntung bagi mereka yang tinggal di perkotaan, walaupun terkadang koneksi lemah, tetapi
masih dapat digunakan meski memerlukan waktu beberapa saat. Sedangkan, lainnya yang di
pedesaan sangat sulit mendapatkan sinyal, bahkan perlu pergi ke kota dan meminjam koneksi
internet tetangganya demi mengerjakan tugas. Kondisi tersebut tentunya tidak diinginkan
pihak manapun. Kemungkinan, lemahnya koneksi internet dapat disebabkan banyak orang
yang menggunakan internet disaat bersamaan, sehingga koneksi internet menjadi lambat.
Waktu yang Tidak Menentu
Kelebihan kuliah online adalah fleksibelnya pemilihan waktu perkuliahan. Kuliah dapat
diadakan tanpa perlu mengikuti waktu sebagaimana yang telah tercantum dalam jadwal
kuliah. Secara umum, waktu perkuliahan ditentukan oleh dosen, namun ada pula dosen yang
memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk memilih waktu diadakannya kuliah. Akan
tetapi, terdapat satu hal yang cukup membuat kesal yaitu ditundanya waktu kuliah online.
Kesal? Bukannya justru senang? Tentu saja bagi mahasiswa hal tersebut merupakan kabar
baik. Disisi lain, tidakkah terpikirkan bahwa bisa saja ada beberapa mahasiswa yang sudah
bersiap-siap untuk kuliah online dan mencari sinyal hingga pergi ketempat yang jauh dari
tempat tinggalnya demi mengikuti perkuliahan. Hal tersebut dapat diantisipasi bila dosen
memberitahukan beberapa jam sebelum kuliah dimulai ataupun mahasiswa bertanya
kepastian kepada dosen terkait dilaksanakan atau tidak perkuliahannya.
Offline VS Online
Pembelajaran secara offline (tatap muka di kampus) memiliki kesenangan tersendiri.
Kesenangan tersebut diantaranya: gembira saat dosen tidak dapat hadir, presentasi ditunda
pertemuan selanjutnya, jarang mendapat tugas individu, sepulang kelas langsung pergi ke kos
teman, mengerjakan tugas di perpustakaan, atau memanfaatkan fasilitas kampus (wifi).
Sedangkan, pembelajaran online juga memiliki kelebihan seperti yang telah disebutkan
diatas, yaitu waktu kuliah yang fleksibel, dapat dilakukan dimanapun, memiliki banyak
waktu luang, dan ditundanya perkuliahan. Selain itu, salah satu kekurangan dari pembelajaran
online yaitu menunggu balasan pesan dari dosen saat mengajukan pertanyaan terkait tugas,
kuis, ataupun ujian.
Bagi mahasiswa, menunggu balasan pesan dari dosen merupakan hal yang biasa karena dosen
tidak serta merta berada didepan layar gadget mereka dan pasti memiliki kesibukan lainnya,
seperti mengerjakan penelitian dan mengajar matakuliah lainnya. Namun, saat mahasiswa
benar-benar membutuhkan arahan atau kejelasan dari dosen terkait tugas yang diberikan,
mereka harus menunggu sampai dosen membalas pesan. Dengan begitu, kuliah tatap muka
jauh lebih mudah bagi mahasiswa saat ingin bertemu dengan dosen, baik dalam rangka
konsultasi terkait tugas ataupun lainnya karena besar kemungkinan bahwa dosen berada di
kampus dan mahasiswa mudah untuk bertemu.
Positif Thinking
Meskipun kuliah online memiliki beberapa kendala, kita perlu menikmati momen saat ini
yang mana sebagian besar waktu kita berada di rumah karena selama ini kesibukan sebagai
mahasiswa terkadang membuat jarang berlama-lama di rumah. Dengan berada di rumah,
selain memutus rantai penyebaran COVID-19, kita dapat melakukan hal lain yang
bermanfaat, seperti bersih-bersih rumah, membantu orang tua, belajar memasak, ataupun
berjualan via online. Tidak jarang, mahasiswa tentu rindu dengan segala hal yang hanya
dapat mereka temukan di kampus, seperti event kampus yang sangat padat dan menyenagkan,
mengobrol dengan teman dekat, pergi ke rumah atau kos teman, berpapasan dengan orang
yang disukai, bergembira saat dosen tidak masuk kelas, dan suasana kelas yang ramai, namun
penuh dengan tawa. Semoga kita segera dapat merasakan dan melakukan kembali aktifitas
kampus seperti sediakala.

Sumber : Kumparan.com

Anda mungkin juga menyukai