Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nia Rahmadani

Kelas : VII D

Khali
Khalid bin Walid adalah seorang panglima perang yang termasyhur dan ditakuti di
medan tempur. Ia mendapat julukan "Pedang Allah yang Terhunus". Dia adalah salah satu dari
panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang karirnya. Khalid termasuk
di antara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi Khalid, adalah istri Nabi. Dengan
Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada
masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki
Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan
baik.
Awalnya Khalid bin Walid adalah panglima perang kaum kafir Quraisy yang terkenal
dengan pasukan kavalerinya. Pada saat Perang Uhud, Khalid yang melihat celah kelemahan
pasukan Muslimin yang menjadi lemah setelah bernafsu mengambil rampasan perang dan
turun dari Bukit Uhud, langsung menghajar pasukan Muslim pada saat itu. Namun justru
setelah perang itulah Khalid masuk Islam.
Ayah Khalid, Walid bin Mughirah dari Bani Makhzum adalah salah seorang pemimpin
yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Dia orang yang kaya raya. Dia
menghormati Ka’bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang
menyediakan kain penutup Ka’bah. Pada masa ibadah haji dia memberi makan dengan cuma-
cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.
Suku Bani Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan,
merekalah yang mengurus gudang senjata dan tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan
kuda dan senjata bagi prajurit-prajurit. Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang lebih
dibanggakan seperti Bani Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang
Islam di lembah Abu Thalib, orang-orang Bani Makhzumlah yang pertama kali mengangkat
suaranya menentang pengepungan itu.Ketika Khalid bin Walid masuk Islam, Rasulullah sangat
bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat membela panji-panji
Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad.
Dalam banyak kesempatan Khalid diangkat menjadi panglima perang dan menunjukkan
hasil kemenangan atas segala upaya jihadnya.Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Khalid bin
Walid ditunjuk menjadi panglima pasukan Islam sebanyak 46.000, menghadapi tentara
Byzantium dengan jumlah pasukan 240.000. Dia sama sekali tidak gentar menghadapinya, dia
hanya khawatir tidak bisa mengendalikan hatinya karena pengangkatannya dalam peperangan
yang dikenal dengan Perang Yarmuk ituDalam Perang Yarmuk jumlah pasukan Islam tidak
seimbang dengan pihak musuh yang berlipat-lipat. Ditambah lagi, pasukan Islam yang dipimpin
Khalid tanpa persenjataan yang lengkap, tidak terlatih dan rendah mutunya. Ini berbeda dengan
angkatan perang Romawi yang bersenjata lengkap dan baik, terlatih dan jumlahnya lebih
banyak. Bukan Khalid namanya jika tidak mempunyai strategi perang, dia membagi pasukan
Islam menjadi 40 kontingen dari 46.000 pasukan Islam untuk memberi kesan seolah-olah
pasukan Islam terkesan lebih besar dari musuh.Strategi
Khalid ternyata sangat ampuh. Saat itu, taktik yang digunakan oleh Romawi terutama di
Arab utara dan selatan ialah dengan membagi tentaranya menjadi lima bagian; depan,
belakang, kanan, kiri dan tengah. Heraklius telah mengikat tentaranya dengan besi antara satu
sama lain. Ini dilakukan agar mereka jangan sampai lari dari peperanga n. Kegigihan Khalid bin
Walid dalam memimpin pasukannya membuahkan hasil yang membuat hampir semua orang
tercengang. Pasukan Islam yang jumlahnya jauh lebih sedikit itu berhasil memukul mundur
tentara Romawi dan menaklukkan wilayah itu.Perang yang dipimpin Khalid lainnya adalah
perang Riddah (perang melawan orang-orang murtad). Perang Riddah ini terjadi karena suku-
suku bangsa Arab tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Abu Bakar di Madinah.
Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Rasulullah, dengan
sendirinya batal setelah Rasulullah wafatOleb sebab itu, mereka menentang Abu Bakar. Karena
sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan
pemerintahan. Maka Abu Bakar mengutus Khalid bin Walid untuk menjadi jenderal pasukan
perang Islam untuk melawan kaum murtad tersebut, hasilnya kemenangan ada di pihak
Khalid.Masih pada pemerintahan Abu Bakar, Khalid bin Walid dikirim ke Irak dan dapat
menguasai Al-Hirah pada 634 M. kemudian Khalid bin Walid diperintahkan oleh Abu Bakar
meninggalkan Irak untuk membantu pasukan yang dipimpin Usamah bin ZaidAda kisah yang
menarik dari Khalid bin Walid.
Dia memang sempurna di bidangnya; ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai
dalam berkuda, dan karismatik di tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada
walaupun dia berada dalam puncak popularitas.Hal ini ditunjukkannya saat Khalifah Umar bin
Khathab mencopot sementara waktu kepemimpinan Khalid bin Walid tanpa ada kesalahan apa
pun. Menariknya, ia menuntaskan perang dengan begitu sempurna. Setelah sukses,
kepemimpinan pun ia serahkan kepada penggantinya, Abu Ubaidah bin Jarrah.Khalid tidak
mempunyai obsesi dengan ketokohannya.
Dia tidak menjadikan popularitas sebagai tujuan. Itu dianggapnya sebagai sebuah
perjuangan dan semata-mata mengharapkan ridha Sang Maha Pencipta. Itulah yang ia katakan
menanggapi pergantiannya, "Saya berjuang untuk kejayaan Islam. Bukan karena Umar!"Jadi, di
mana pun posisinya, selama masih bisa ikut berperang, stamina Khalid tetap prima. Itulah nilai
ikhlas yang ingin dipegang seorang sahabat Rasulullah seperti Khalid bin Walid.Khalid bin Walid
pun akhirnya dipanggil oleh Sang Khaliq. Umar bin Khathab menangis. Bukan karena menyesal
telah mengganti Khalid. Tapi ia sedih karena tidak sempat mengembalikan jabatan Khalid
sebelum akhirnya "Si Pedang Allah" menempati posisi khusus di sisi Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai