Anda di halaman 1dari 19

KARYA TULIS ILMIAH

“MENINGKATNYA KETERTARIKAN KAUM


MILLENNIAL TERHADAP BAHASA ASING”

DISUSUN OLEH :

a) NURJANNAH (201913015)
b) JENI (201913004)
c) PRIYO HANDOKO (201913014)

MANAJEMEN LOGISTIK 19B


POLITEKNIK KELAPA SAWIT
CITRA WIDYA EDUKASI

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh
Puji Syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena
Rahmat dan Hidayahnya Kami dari kelas Manajemen Logistik 19B dapat
menyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“MENINGKATNYA KETERTARIKAN KAUM MILLENNIAL TERHADAP BAHASA
ASING”, dan tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Teman-teman kelas kami, yang telah memberikan kami semangat dan
motivasi.
3. Teman- teman lain, yang telah berpartisipasi untuk mengisi angket yang
telah kami bagikan.

Karya tulis ilmiah ini berisi tentang pengertian bahasa asing dan
ketertarikan para pelajar pada bahasa asing. Selain itu pada karya tulis ilmiah
ini kami menggambarkan perbadingan ketertarikan antara pelajar yang tinggal
dipedesaan dan pelajar yang tinggal diperkotaan pada bahasa asing. Semoga
karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca. Tidak
lupa pula kami mengucapkan kata maaf atas kesalahan dan kekurangan yang
terdapat pada karya tulis ilmiah ini karena kami sebagai penyusun hanyalah
manusia biasa yang masih banyak memiliki kekurangan.

Wasalamualaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh.

Bekasi, 13 November 2019

Tim Penulis
Manajemen Logistik 19B

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Zaman sekarang yang hanya bisa menggunakan satu bahasa saja
sangatlah sulit untuk bisa masuk dalam kompetisi global. Apalagi posisi negara
kita yaitu sebagai negara berkembang yang masih memerlukan bantuan dan
kontribusi dari negara lain khususnya negara maju. Perkembangan bahasa
banyak dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan dari berbagai banyak pihak
dan negara. pihak – pihak tersebut ingin mengembangkan dan
mendeterminasikan bahasanya sebagai suatu bahasa yang dapat dikenal oleh
semua pihak diseluruh belahan dunia dan berikut adanya penulisan ini agar
masyarakat dapat mengetahui peran serta pengaruh bahasa asing dalam bahasa
Indonesia. Setiap negara mempunyai media komunikasi yang mana dapat
meperlancar suatu hubungan antar individu.

Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk dapat


mempertahankan diri di tengah-tengah pergaulan antarbangsa yang sangat rumit.
Untuk itu, bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan baik dan penuh
perhitungan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah jati diri
bangsa yang diperlihatkan melalui jati diri bahasa. Jati diri bahasa Indonesia
memperlihatkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang sederhana, Tata
bahasanya mempunyai sistem sederhana, mudah dipelajari, dan tidak rumit.
Kesederhanaan dan ketidakrumitan inilah salah satu hal yang mempermudah
bangsa asing ketika mempelajari bahasa Indonesia. Setiap bangsa asing yang
mempelajari bahasa Indonesia dapat menguasai dalam waktu yang cukup
singkat. Bahasa Indonesia menjadi ciri budaya bangsa Indonesia yang dapat
diandalkan di tengah-tengah pergaulan antarbangsa pada era globalisasi ini.
Bahkan, bahasa Indonesia pun saat ini menjadi bahan pembelajaran di negara-
negara asing seperti Australia, Belanda, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Cina,
dan Korea Selatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian bahasa asing ?

2. Bagaimana kedudukan antara bahasa asing dan bahasa Indonesia?


3. Apa perbedaan bahasa asing dengan bahasa Indonesia ?

4. Apa perbedaan ketertarikan pelajar desa dengan pelajar kota pada bahasa
asing?

5. Apa pengaruh bahasa asing dalam perkembangan bahasa Indonesia ?

6. Apa dampak positif dan negatif dari adanya bahasa asing dalam
perkembangan Indonesia?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui pengertian bahasa asing

2. Untuk mengetahui kedudukan bahasa asing di Indonesia

3. Perbedaan bahasa asing dengan bahasa Indoesia

4. Untuk mengetahui pebedaan ketertarikan pelajar desa dan pelajar kota


pada bahasa asing

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bahasa asing dalam


perkembangan bahasa Indonesia

6. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif adanya bahasa asing dalam
perkembangan Indonesia

1.4  METODE PENULISAN

Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis


mempergunakan metode teknik studi pustaka dan mencari bahan dan
sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional
yaitu, Internet. Untuk melakukan penelitian penulis menggunakan metode
angket.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN BAHASA DAN BAHASA ASING

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan
identifikasi diri. Sedangkan bahasa asing adalah bahasa negara lain yang tidak
digunakan secara umum dalam interaksi sosial.

2.2 KEDUDUKAN BAHASA NASIONAL DAN BAHASA ASING

Kedudukan Bahasa asing di Indonesia mengakibatkan jarang


digunakannya Bahasa asing dalam interaksi sosial di lingkungan anak. Hal
tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yang menggunakan bahasa pengantar contohnya Bahasa Inggris karena
pemerolehan bahasa asing bagi anak berbanding lurus dengan volume, frekuensi
dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan program pembelajaran dengan pengantar tersebut mendapat


berbagai kendala mengingat kedudukan Bahasa asing di Indonesia. Artinya,
bahasa asing hanya menjadi bahasa pada kalangan tertentu, tidak digunakan oleh
masyarakat umum seperti jika kedudukannya sebagai bahasa kedua (bahasa Ibu).
Hal ini menyebabkan kurangnnya interaksi anak terhadap Bahasa asing. Selain
itu terdapat juga berbagai pendapat mengenai pemerolehan bahasa kedua atau
bahasa asing yang bisa mempengaruhi perkembangan bahasa ibu.

Hal tersebut mengungkapkan bahwa secara umum terjadi masalah jika


anak dikenalkan pada dua bahasa secara bersamaan pada usia dini. Terutama
ketika dikenalkan pada usia pra-sekolah setelah bahasa ibu sudah sering
digunakan. Pendapat lainnya menjelaskan bahwa jika bahasa kedua dikenalkan
sebelum bahasa pertama benar-benar terkuasai, maka bahasa pertama
perkembangannya akan lambat dan bahkan mengalami regresi. Selain itu, ada
juga yang berpendapat bahwa bahasa kedua akan terperoleh ketika bahasa
pertama sudah dikuasai.

2.3 PERBEDAAN BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA ASING

a. Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk menyatakan


jenis kelamin. Jika kita ingin menyatakan jenis kelamin, cukup diberikan kata
keterangan penunjuk jenis kelamin, misalnya:

-Untuk manusia dipergunakan kata laki-laki atau pria dan perempuan atau
wanita.

-Untuk hewan dipergunakan kata jantan dan betina.

Dalam bahasa asing (misalnya bahasa Ingris, bahasa Arab, dan bahasa
Sanskerta) untuk menyatakan jenis kelamin digunakan dengan cara perubahan
bentuk. Contoh:

Bahasa Inggris : lion – lioness, host – hostess, steward -stewardness.


Bahasa Arab : muslimi – muslimat, mukminin – mukminat, hadirin –
hadirat

Bahasa Sanskerta : siswa – siswi, putera – puteri, dewa – dewi. .

Dari ketiga bahasa tersebut yang diserap ke dalam bahasa Indonesia adalah
beberapa kata yang berasal dari bahasa Arab dan bahasa Sanskerta;

Sedangkan perubahan bentuk dalam bahasa Inggris tidak pernah diserap ke


dalam bahasa Indonesia. Penyerapan dari bahasa Arab dan bahasa Sanskerta pun
dilakukan secara leksikal, bukan sistem perubahannya. Dengan demikian, dalam
bahasa Arab, selain kata muslim, diserap juga kata muslimin dan muslimat;
selain mukmin, diserap juga kata mukminin dan mukminat; selain hadir (yang
bermakna ‘datang’, bukan ‘orang yang datang’), diserap juga kata hadirin dan
hadirat. Dalam bahasa Sanskerta, selain dewa, diserap juga dewi; selain siswa
diserap juga siswi. Karena sistem perubahan bentuk dari kedua bahasa tersebut
tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia,

b. Bahasa Indonesia mempergunakan kata tertentu untuk menunjukkan jamak


Artinya, bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk
menyatakan jamak. Sistem ini pulalah yang membedakan bahasa Indonesia
dengan bahasa asing lainnya, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda, bahasa
Arab, dan bahasa-bahasa lain. Untuk menyatakan jamak, antara lain,
mempergunakan kata segala, seluruh, para, semua, sebagian, beberapa, dan kata
bilangan dua, tiga, empat, dan seterusnya; misalnya: segala urusan, seluruh
tenaga, para siswa, semua persoalan, sebagian pendapat, beberapa anggota, dua
teman, tiga pohon, empat mobil. Bentuk boy dan man dalam bahasa Inggris yang
berubah menjadi boys dan men ketika menyatakan jamak, tidak pernah dikenal
dalam bahasa Indonesia. Bentuk bukus (jamak dari kata buku), mahasiswas
(jamak dari mahasiswa), dan penas (jamak dari pena), misalnya, tidak dikenal
dalam bahasa Indonesia karena memang bukan kaidah bahasa Indonesia.

2.4 PERBEDAAN KETERTARIKAN PELAJAR YANG BERADA DI


DESA DAN PELAJAR DI KOTA TERHADAP BAHASA ASING

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan para pelajar di daerah


perkotaan lebih banyak yang tertarik dan lebih menguasai banyak bahasa asing
dibanding dengan pelajar di daerah pedesaan .       
Berikut faktor yang mendorong pelajar di daerah perkotaan lebih tertarik dan
lebih menguasai banyak bahasa asing :
1.Didaerah perkotaan banyak terdapat sarana atau tenpat kursus bahasa asing
2.Para pelajar perkotaan rata-rata memiliki dana yang cukup untuk
mengembangkan minatnya pada bahasa asing, yaitu dengan mengikuti kursus
bahasa asing
3.Para pelajar di daerah perkotaan rata-rata didukung oleh keluarga mereka
untuk mempelajari bahasa asing, yaitu dengan ajakan orang tua untuk mengikuti
bimbingan belajar bahasa asing dan dengan kecukupan dana dari orang tua untuk
mengikuti kursus bahasa asing
4.Kebutuhan pelajar perkotaan yang bersekolah pada sekolah yang bertaraf
internasional untuk dapat menguasai bahasa asing (bahasa inggris)

Karena faktor-faktor tersebutlah yang membuat kebanyakan dari para pelajar


perkotaan lebih tertarik dan lebih menguasai bahasa asing khususnya pada
bahasa inggris.
Berikut faktor pelajar di pedesaan yang membuat mereka kurang tertarik pada
bahasa asing :
1.Kurangnya fasilitas dalam pembelajaran bahasa asing (kamus atau alat
penerjemah)
2.Kurangnya guru yang dapat mengajarkan bahasa asing pada pelajar yang
tinggal di daerah pedesaan (di daerah pedalaman )
3.Kurangnya tempat kursus untuk mendalami bahasa asing di luar sekolah
4.Kurangnya dukungan dari keluarga untuk mengikuti kursus bahasa asing di
daerah perkotaan
5.Bahasa daerah yang kental
6.Apabila pelajar pedesaan ingin mengembangkan kemampuan dalam berbahasa
asing, maka ia harus menempuh perjalanan yang jauh untuk mencapai tempat
kursus di perkotaan
7.Pemahaman keluarga pelajar yang menganggap bahasa asing kurang penting
terhadap anak mereka, sehingga kurang mendukung anak mereka untuk
mempelajari bahasa asing lebih mendalam
8.Sedikitnya jumlah peminat bahasa asing di pedesaan (pedalaman) yang tertarik
pada bahasa asing, sehingga tidak terdapat tempat kursus bahasa asing yang
mendirikan cabangnya di daerah pedesaan
9.kurangnya dukungan dana dari keluarga pelajar untuk mendalami dan
mengembangkan ketertarikan dan niat untuk mempelajari bahasa asing

2.5 PENGARUH BAHASA ASING DALAM PERKEMBANGAN


BAHASA INDONESIA
Telah berabad-abad lamanya nenek moyang penutur bahasa Indonesia
berhubungan dengan berbagai bangsa di dunia. Bahasa Sanskerta tercatat
terawal di bawa masuk ke Indonesia yakni sejak mula tarikh Masehi. Bahasa ini
dijadikan sebagai bahasa sastra dan perantara dalam penyebaran agama Hindu
dan Buddha. Agama Hindu tersebar luas di pulau Jawa pada abad ke-7 dan ke-8,
lalu agama Buddha mengalami keadaan yang sama pada abad ke-8 dan ke-9.
Hubungan dengan penutur India dan persekitarannya. Beriringan dengan
perkembangan agama Hndu itu berlangsung pula perdagangan rempah-rempah
dengan bangsa India yang sebagian dari mereka penutur bahasa Hindi, sebagian
yang lain orang Tamil dari India bagian selatan dan Sri Lanka bagian timur yang
bahasanya menjadi perantara karya sastra yang subur. Bahasa Tamil pernah
memiliki pengaruh yang kuat terhadap bahasa Melayu.

a. Hubungan dengan penutur bahasa Tionghoa.


Hubungan ini sudah terjadi sejak abad ke-7 ketika para saudagar Cina
berdagang ke Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur,
bahkan sampai juga ke Maluku Utara. Pada saat Kerajaan Sriwijaya muncul dan
kukuh, Cina membuka hubungan diplomatik dengannya untuk mengamankan
usaha perdagangan dan pelayarannya. Pada tahun 922 musafir Cina melawat ke
Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur. Sejak abad ke-11 ratusan ribu perantau
meninggalkan tanah leluhurnya dan menetap di banyak bagian Nusantara
(Kepulauan Antara, sebutan bagi Indonesia). Yang disebut dengan bahasa
Tionghoa adalah bahasa di negara Cina (banyak bahasa). Empat di antara
bahasa-bahasa itu yang di kenal di Indonesia yakni Amoi, Hakka, Kanton, dan
Mandarin. Kontak yang begitu lama dengan penutur bahasa Tionghoa ini
mengakibatkan perolehan kata serapan yang banyak pula dari bahasa Tionghoa,
namun penggunaannya tidak digunakan sebagai perantara keagamaan, keilmuan,
dan kesusastraan di Indonesia sehingga ia tidak terpelihara keasliannya dan
sangat mungkin banyak ia berbaur dengan bahasa di Indonesia. Contohnya
anglo, bakso, cat, giwang, kue/ kuih, sampan, dan tahu.

b. Hubungan dengan penutur Arab dan Persia.

Bahasa Arab dibawa ke Indonesia mulai abad ketujuh oleh saudagar dari
Persia, India, dan Arab yang juga menjadi penyebar agama Islam. Kosakata
bahasa Arab yang merupakan bahasa pengungkapan agama Islam mula
berpengaruh ke dalam bahasa Melayu terutama sejak abad ke-12 saat banyak
raja memeluk agama Islam. Kata-kata serapan dari bahasa Arab misalnya abad,
bandar, daftar, edar, fasik, gairah, hadiah, hakim, ibarat, jilid, kudus, mimbar,
sehat, taat, dan wajah. Karena banyak di antara pedagang itu adalah penutur
bahasa Parsi, tidak sedikit kosakata Parsi masuk ke dalam bahasa Melayu,
seperti acar, baju, domba, kenduri, piala, saudagar, dan topan.

c. Hubungan dengan penutur Portugis

Bahasa Portugis dikenali masyarakat penutur bahasa Melayu sejak bangsa


Portugis menduduki Malaka pada tahun 1511 setelah setahun sebelumnya ia
menduduki Goa. Portugis dikecundangi atas saingan dengan Belanda yang
datang kemudian dan menyingkir ke daerah timur Nusantara. Meski demikian,
pada abad ke-17 bahasa Portugis sudah menjadi bahasa perhubungan antaretnis
di samping bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Portugis
seperti algojo, bangku, dadu, gardu, meja, picu, renda, dan tenda.

d. Hubungan dengan penutur Belanda.

Belanda mendatangi Nusantara pada awal abad ke-17 ketika ia mengusir


Portugis dari Maluku pada tahun 1606, kemudian ia menuju ke pulau Jawa dan
daerah lain di sebelah barat. Sejak itulah, secara bertahap Belanda menguasai
banyak daerah di Indonesia. Bahasa Belanda tidak sepenuhnya dapat menggeser
kedudukan bahasa Portugis karena pada dasarnya bahasa Belanda lebih sukar
untuk dipelajari, lagipula orang-orang Belanda sendiri tidak suka membuka diri
bagi orang-orang yang ingin mempelajari kebudayaan Belanda termasuklah
bahasanya. Hanya saja pendudukannya semakin luas meliputi hampir di seluruh
negeri dalam kurun waktu yang lama (350 tahun penjajahan Belanda di
Indonesia). Belanda juga merupakan sumber utama untuk menimba ilmu bagi
kaum pergerakan. Maka itu, komunikasi gagasan kenegaraan pada saat negara
Indonesia didirikan banyak mengacu pada bahasa Belanda. Kata-kata serapan
dari bahasa Belanda seperti abonemen, bangkrut, dongkrak, ember, formulir, dan
tekor.

e. Hubungan dengan penutur Inggris

Bangsa Inggris tercatat pernah menduduki Indonesia meski tidak lama.


Raffles menginvasi Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1811 dan beliau
bertugas di sana selama lima tahun. Sebelum dipindahkan ke Singapura, dia juga
bertugas di Bengkulu pada tahun 1818. Sesungguhnya pada tahun 1696 pun
Inggris pernah mengirim utusan Ralph Orp ke Padang (Sumatra Barat), namun
dia mendarat di Bengkulu dan menetap di sana. Di Bengkulu juga dibangun
Benteng Marlborough pada tahun 1714-1719. Itu bererti sedikit banyak
hubungan dengan bangsa Inggris telah terjadi lama di daerah yang dekat dengan
pusat pemakaian bahasa Melayu.
f. Hubungan dengan penutur Jepang

Pendudukan Jepang di Indonesia yang selama tiga setengah tahun tidak


meninggalkan warisan yang dapat bertahan melewati beberapa angkatan. Kata-
kata serapan dari bahasa Jepang yang digunakan umumnya bukanlah hasil
hubungan bahasa pada masa pendudukan, melainkan imbas kekuatan ekonomi
dan teknologinya.

g. Perbendaharaan kata

Di antara bahasa-bahasa di atas, ada beberapa yang tidak lagi menjadi


sumber penyerapan kata baru yaitu bahasa Tamil, Parsi, Hindi, dan Portugis.
Kedudukan mereka telah tergeser oleh bahasa Inggris yang penggunaannya lebih
mendunia. Walaupun begitu, bukan bererti hanya bahasa Inggris yang menjadi
rujukan penyerapan bahasa Indonesia pada masa yang akan datang.

Penyerapan kata dari bahasa Cina sampai sekarang masih terjadi di


bidang pariboga termasuk bahasa Jepang yang agaknya juga potensial menjadi
sumber penyerapan. Di antara penutur bahasa Indonesia beranggapan bahwa
bahasa Sanskerta yang sudah ’mati’ itu merupakan sesuatu yang bernilai tinggi
dan klasik. Alasan itulah yang menjadi pendorong penghidupan kembali bahasa
tersebut. Kata-kata Sanskerta sering diserap dari sumber yang tidak langsung,
yaitu Jawa Kuna. Sistem morfologi bahasa Jawa Kuna lebih dekat kepada
bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Sanskerta-Jawa
Kuna misalnya acara, bahtera, cakrawala, darma, gapura, jaksa, kerja, lambat,
menteri, perkasa, sangsi, tatkala, dan wanita.

Bahasa Arab menjadi sumber serapan ungkapan, terutama dalam bidang


agama Islam. Kata rela (senang hati) dan korban (yang menderita akibat suatu
kejadian), misalnya, yang sudah disesuaikan lafalnya ke dalam bahasa Melayu
pada zamannya dan yang kemudian juga mengalami pergeseran makna, masing-
masing adalah kata yang seasal dengan rida (perkenan) dan kurban
(persembahan kepada Tuhan). Dua kata terakhir berkaitan dengan konsep
keagamaan. Ia umumnya dipelihara betul sehingga makna (kadang-kadang juga
bentuknya) cenderung tidak mengalami perubahan.

Sebelum Ch. A. van Ophuijsen menerbitkan sistem ejaan untuk bahasa


Melayu pada tahun 1910, cara menulis tidak menjadi pertimbangan penyesuaian
kata serapan. Umumnya kata serapan disesuaikan pada lafalnya saja. Meski
kontak budaya dengan penutur bahasa-bahasa itu berkesan silih berganti, proses
penyerapan itu ada kalanya pada kurun waktu yang tmpang tindih sehingga
orang-orang dapat mengenali suatu kata serapan berasal dari bahasa yang
mereka kenal saja, misalnya pompa dan kapten sebagai serapan dari bahasa
Portugis, Belanda, atau Inggris. Kata alkohol yang sebenar asalnya dari bahasa
Arab, tetapi sebagian besar orang agaknya mengenal kata itu berasal dari bahasa
Belanda.

Kata serapan dari bahasa Inggris ke dalam kosa kata Indonesia umumnya
terjadi pada zaman kemerdekaan Indonesia, namun ada juga kata-kata Inggris
yang sudah dikenal, diserap, dan disesuaikan pelafalannya ke dalam bahasa
Melayu sejak zaman Belanda yang pada saat Inggris berkoloni di Indonesia
antara masa kolonialisme Belanda.. Kata-kata itu seperti kalar, sepanar, dan
wesket. Juga badminton, kiper, gol, bridge. Sesudah Indonesia merdeka,
pengaruh bahasa Belanda mula surut sehingga kata-kata serapan yang sebetulnya
berasal dari bahasa Belanda sumbernya tidak disadari betul. Bahkan sampai
dengan sekarang yang lebih dikenal adalah bahasa Inggris.

h.      Metode penyerapan kata asing

Senarai kata serapan dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa
yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata
dari bahasa lainnya.

2.6 DAMPAK BAHASA ASING TERHADAP SIKAP NASIONALISME


BERBAHASA INDONESIA

Segala sesuatu pasti menimbulkan dampak positif dan negative, tidak


terkecuali dengan judul yang penulis angkat yaitu pengaruh bahasa Asing
terhadap sikap nasionalisme berbahasa Indonesia. Dari penyebaran angket,
penulis dapat mengetahui dampak positif dan negative,dari keterangan penulis
telah menganalisis seperti di bawah ini:
 Dampak positif:
1.Dapat mengikuti perkembangan di dunia, contohnya jika kita bisa
berbahasa inggris, maka kita akan muda mengetahui perkembangan dari
berbagai negara karena bahasa inggris adalah bahasa internasioanal, maka kita
dapat lebih mudah mengikuti perkembangan di dunia dengan dapat
menggunakan bahasa inggris.
2.Perkembangan bahasa Indonesia yang akan mengikuti saluran perdangan
internasioanal menjadi lancar. Mampu meningkatkan pemerolehan bahasa anak.
3.Semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Asing
maka akan semakin cepat pula proses transfer ilmu pengetahuan
4.Menguntungkan dalam berbagai kegiatan (pergaulan internasional, bisnis,
sekolah). Anak dapat memperoleh dua atau lebih bahasa dengan baik apabila
terdapat pola sosial yang konsisten dalam komunikasi, seperti dengan siapa
berbahasa apa, di mana berbahasa apa, atau kapan berbahasa apa.

 Dampak negative
1.Menggeser bahasa Indonesia jika orang-orang lebih mengutamakan
bahasa inggris./
2.Saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris, terlebih
lagi para pelajar lebih banyak ikut kursus bahasa inggris inggris dari pada bahasa
Indonesia, maka dengan demikian bahasa Indonesia lama-kelamaan akan
tergeser oleh bahasa inggris.
3.Anak-anak mulai mengentengkan/menggampangkan untuk belajar bahasa
Indonesia.
4.Rakyat Indonesia semakin lama kelamaan akan lupa kalau bahasa
Indonesia merupakan bahasa persatuan. Anak-anak mulai menganggap rendah
bacaan Indonesia.Lama kelamaan rakyat Indonesia akan sulit mengutarakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5.Mampu melunturkan semangat nasionalisme dan sikap bangga pada
bahasa dan budaya sendiri.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 PENELITIAN SURVAI

Survai digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari


sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada 3 karakter utama
dari survai :
1) Informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan
beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti : kemampuan, sikap,
kepercayaan, pengetahuan dari populasi;
2) Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis
walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi;
3) Informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi. Tujuan utama dari
survai adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi.
Pada karya tulis ilmiah ini saya sebagai penulis menggunakan dua metode yaitu
metode angket dan metode kepustawanan

3.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian menggunakan angket ini disebarkan kepada 10 orang Mahasiswa


yang berasal dari daerah yang masih dapat dikatakan daerah pedesaan dan 10
orang Mahasiswa yang berasal dari daerah perkotaan. Penelitian ini dimulai
tanggal 11 November 2019 di Politeknik Kelapa Sawit di waktu jam istirahat
yaitu pada pukul 10:50 WIB selama 30 menit.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL


Sampel yang berupa angket ini diisi oleh 10 orang Mahasiswa yang berasal
dari daerah yang masih dapat dikatakan daerah pedesaan dan 10 orang
Mahasiswa yang berasal dari daerah perkotaan untuk mendapatkan perbedaan
atau perbandingan ketertarikan Mahasiswa pada bahasa asing yang dulu
bertempat tinggal dan berasal dari daerah pedesaan dan Mahasiswa yang berasal
dari daerah perkotaan.

3.4 ALAT DAN BAHAN PENELITIAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket yang berisi
pertanyaan- pertanyaan mengenai ketertarikan Mahasiswa pada bahasa asing.

3.5 JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuisioner yang berupa angket yang di


dalamnya terdapat beberapa pertanyaan mengenai ketertarikan Mahasiswa pada
bahasa asing.
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Cara merujuk pada sesuatu yang abstrak,
tetapi dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat
dipertontonkan penggunaannya. Angket/kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah
penelitian. Angket tersebut pada akhirnya diberikan kepada responden untuk
dimintakan jawaban.
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan
maksud agar orang yang diberikan tersebut bersedia memberikan respon sesuai
dengan permintaan pengguna. Angket menurut Suharsimi Arikunto, dapat
dibedakan menjadi:
1. Angket terbuka yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan
keadaannya. Angket terbuka dipergunakan apabila peneliti belum dapat
memperkirakan atau menduga kemungkinan alternatif jawaban yang ada pada
responden.
2. Angket tertutup yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (V) pada kolom atau
tempat yang sesuai.
3. Angket campuran yaitu gabungan antara angket terbuka dengan angket
tertutup.

Angket sebagai alat pengumpul data mempunyai beberapa keuntungan. Menurut


Suharsimi Arikunto keuntungan menggunakan angket antara lain:
1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2. Dapat diberikan secara serempak kepada banyak responden
3. Dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan menurut
waktu senggang responden
4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu
menjawab
5. Dapat dibuat berstandar sehingga semua responden dapat diberi

3.6 ASPEK PENGUKURAN

Angket yang dibuat penulis berisi pertanyaan yang berjumlah 11 pertanyaan


Ketertarikan Mahasiswa pada bahasa asing

1.Selain bahasa Indonesia , bahasa apa saja yang saudara/i pelajari di sekolah?
a. Bahasa Inggris b. Bahasa Arab c. Bahasa …………

2.Bahasa asing dari mana dan bahasa asing apa saja yang anda gemari dan anda
sukai ?
a. Bahasa Inggris b. Bahasa Arab c. Bahasa ………… d. tidak ada

3.Apa alasannya anda menggemari/ tertarik/ menyukai bahasa asing tersebut?


a. mudah dipelajari dan dipahami
b.Agar tidak ketiggalan pergaulan
c. untuk mengikuti perkembangan zaman
d. karena ………………………..

4.Bagaimana cara anda menggemari, menunjukkan, dan mengembangkan


ketertarikan dan kemampuan anda pada bahasa asing tersebut ?
a. Les privat
b. Belajar sendiri
c.Mengikuti kursus/kelas khusus bahasa asing

5.Jika anda menjawab pertanyaan nomor 4 dengan jawaban c, jenis


kursus/kelas apa yang anda ikuti ?
a. kursus kelas regular(biasa)
b. kursus kelas speaking(berbicara)
c. kursus kelas ……..

6.Jika anda menjawab pertanyaan nomor empat dengan jawaban c, berapa jarak
rumah anda dengan tempat anda kursus, dan alat transportasi apa yang anda
gunakan untuk ketempat kursus anda ?
Jaraknya ……………..
a. menggunakan angkutan umum
b. menggunakan kendaraan bermotor(pribadi)
c. menggunakan ……………………

7.Apakah keluarga(orang tua) anda mendukung ketertarikan anda pada bahasa


asing yang anda gemari ?
a. Ya b. Tidak

8.Bentuk dukungan apa saja yang anda dapatkan dari keluarga anda dalam
ketertarikan dan pengembangan penguasaan berbahasa asing?
a. Dukungan dana untuk mengikuti kursus/les bahasa asing
b.Dukungan semangat
c. Dukungan ………………………………..

9. Apa kendala/ kesulitan yang anda dapatkan untuk mengembangkan


kemampuan dalam berbahasa asing tersebut?
a.kendala dana/biaya
b.kendala jarak tempat kursus
c.kendala …………

10.  Apabila anda tidak menjawab pertanyaan no 2, apa yang menyebabkan anda
tidak sama sekali menyukai bahasa asing?
a. sulit dipahami bahasanya
b. sulit untuk memperoleh pengajaran bahasa asing
c. ……………….

11. Apakah anda merasa fasih dalam berbahasa asing yang anda tekuni
disekolah maupun diluar sekolah?
a.Ya b. Mungkin c. Tidak d. …………

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

4.1    Data Hasil Pelitian Berupa Tabel Pertanyaan dan Jawaban


Dari hasil survey atau yang sering disebut degan penelitian tersebut didapatlah
sebuah data.
No Pertanyaan a. b. c. d.
1. Selain bahasa Indonesia , bahasa apa saja yang 20 11 7 -
saudara/i pelajari di sekolah?
2. Bahasa asing dari mana dan bahasa asing apa saja 20 1 - -
yang anda gemari dan anda sukai ?
3. Apa alasannya anda menggemari/ tertarik/ 16 3 1
menyukai behasa asing tersebut?
4. Bagaimana cara anda menggemari, menunjukkan, 1 7 12 -
dan mengembangkan ketertarikan dan
kemampuan anda pada bahasa asing tersebut ?
5. Jika anda menjawab pertanyaan nomor 4 dengan 4 8 - -
jawaban c, jenis kursus/kelas apa yang anda
ikuti ?
6. Jika anda menjawab pertanyaan nomor empat 2 4 4 -
dengan jawaban c, Berapa jarak rumah anda
dengan tempat anda kursus, dan alat transportasi
apa yang anda gunakan untuk ketempat kursus
anda ?
7. Apakah keluarga(orang tua) anda mendukung 20 - - -
ketertarikan anda pada bahasa asing yang anda
gemari ?
8. Bentuk dukungan apa saja yang anda dapatkan 8 10 - 2
dari keluarga anda dalam ketertarikan dan
pengembangan penguasaan berbahasa asing?
9. Apa kendala/ kesulitan yang anda dapatkan untuk 3 2 2 -
mengembangkan kemampuan dalam berbahasa
asing tersebut?
10 Apabila anda tidak menjawab pertanyaan no 2, 1 - - -
. apa yang menyebabkan anda tidak sama sekali
menyukai bahasa asing?
11 Apakah anda merasa fasih dalam berbahasa asing - 9 10 1
. yang anda tekuni disekolah maupun diluar
sekolah?
BAB V
PENUTUP

5.1    KESIMPULAN

Bahasa asing adalah bahasa negara lain yang tidak digunakan secara
umum dalam interaksi sosial. Kedudukan Bahasa Asing di Indonesia tersebut
mengakibatkan jarang digunakannya bahasa asing dalam interaksi sosial di
lingkungan anak.

Pada dasarnya sumber – sumber bahasa asing yang masuk ke Indonesia


kurang lebih dapat mempengaruhi penggunaan dan perkembangan bahasa
Indonesia. Perkembangan bahasa asing yang masuk tersebut tentunya dapat
menambah perbendaharaan bahasa Indonesia itu sendiri dengan pola yang
terpantau. Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah
tertentu yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia ini, baik
bahasa asing maupun bahasa daerah. Dengan ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah
pokok ini pulalah dapat dibedakan mana bahasa Indonesia dan mana bahasa
asing ataupun bahasa daerah.

5.2 SARAN

Selain mempelajari bahasa asing yang kita gemari kita juga harusnya
tidak lupa mengembangkan kemampuan kita dalam berbahasa Indonesia, hal ini
agar kemampuan dalam berbahasa asing dan kemampuan dalam berbahasa
Indonesia seimbang atau saling menguasai masing- masing bahasa. Karena
bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa dan bahasa yang biasa
kita pergunakan sehari-hari. Dengan adanya bahasa–bahasa asing tersebut
masyarakat Indonesia diharapkan dapat berkomunikasi dengan cukup baik
dengan masyarakat asing jikalau diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Barus, Sanggup. 2011. Diktat. SEMINAR. Medan


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka :Jakarta
Rini,Ayu.english Grammar.2012.Papas Sinar Sinanti.Jakarta.
Jones.Addrian Doff Cristopher.Language in Use.Cambridge.University Press.
http://odhepriyamona.wordpress.com/2013/04/07/bahasa-indonesia-dan-era-
globalisasi/ http://silviarasyid.blogspot.com/2013/04/07pengaruh-penerapan-
penggunaanbahasa.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2013/04/14pengaruh-bahasa-asing-dalam-
perkembangan-bahasa-indonesia-2/

Anda mungkin juga menyukai