Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HINDARI PUTUS OBAT PADA PASIEN JIWA

Program Studi : D IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu


                                Topik : Hindari putus obat pada pasien jiwa
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien 
Hari / Tanggal :
Waktu  : Pukul 10.00 WIB (1x20 menit)

A TUJUAN
a. Tujuan instruksional umum
Setelah kegiatan penyuluhan berlangsung pasien dan keluarga mampu memahami
masalah yang di timbulkan karena putus obat.
b. Tujuan instruksional Khusus :
1. Menjelaskan definisi obat jiwa
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan putus obat
3. Menjelaskan perlu nya minum obat pada pasien jiwa
4. Menjelaskan penyebab terjadinya putus obat
5. Menjelaskan tanda dan gejala putus obat
6. Apa yang dilakukan keluarga dalam pengawasan minum obat
7. Menjelaskan lingkungan yang mendukung agar tidak terjadi putus obat
8. Menjelaskan gaya hidup sehat untuk meningkatkan evektivas obat

B METODE
1. Ceramah
2. Diskusi atau tanya jawab

C MEDIA
1. Lifleat
2. poster

D KEGIATAN PENYULUHAN
Fase kegiatan Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
Pra interaksi 1. Menyiapkan SAP dan materi penyuluhan
2. Menyiapkan daftar hadir
3. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan
pembukaan 1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam - Menjawab
2. Melakukan perkenalan salam
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan - Menyimak
4. Menyebutkan materi yang akan di berikan - Memperhatikan
Uraian materi 1. Menjelaskan definisi obat jiwa - menyimak
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan putus obat - memperhatikan
3. Menjelaskan perlu nya minum obat pada pasien
jiwa
4. Menjelaskan penyebab terjadinya putus obat
5. Menjelaskan tanda dan gejala putus obat
6. Apa yang dilakukan keluarga dalam pengawasan
minum obat
7. Menjelaskan lingkungan yang mendukung agar
tidak terjadi putus obat
8. Menjelaskan gaya hidup sehat untuk meningkatkan
evektivas obat
penutup Menutup pertemuan : - Menyimak
1. Menyimpulkan hasil materi - Menyampaikan
2. Mengundang komentar atau pertanyaan peserta pendapat /
3. Menjawab pertanyaan dengan singkat dan jelas pertanyaan
4. Mengucapkan salam penutup - Menjawab
pertanyaan
- Menjawab
salam

E EVALUASI
a. Evaluasi Struktur 
- Keluarga dan pasien hadir di tempat penyuluhan.
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa Prodi DIV keperawatan
poltekkes kemenkes palu
b. Evaluasi Proses
- Keluarga dan pasien antusias terhadap materi penyuluhan yang disampaikan oleh
pembicara.
- Keluarga dan pasien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai
- Keluarga dan pasien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
- Ada umpan balik positif dari peserta  seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan pemateri.

LAMPIRAN URAIAN MATERI


HINDARI PUTUS OBAT PADA PASIEN JIWA
1. Definisi Obat Jiwa
Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada Sistem
Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku,
digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap taraf kualitas
hidup klien (Hawari, 2001). Secara sederhana obat jiwa adalah obat-obatan yang bekerja
pada syaraf otak dan digunakan untuk seseorang dengan gangguan mental.

2. Apa yang dimaksud dengan putus obat


Putus obat adalah penghentian penggunaan obat-obatan jiwa tanpa persetujuan dokter
yang memberi terapi dan dapat mengakibatkan pasien menjadi kambuh kembali.

3. Perlu nya minum obat pada pasien jiwa


Dalam kondisi sehat, sel saraf yang ada di otak akan mengirim impuls lewat berbagai
senyawa kimia ini untuk mengatur suasana hati dan emosi. Ketika anda mengalami
gangguan jiwa, jumlah neurotransmitter dalam otak jadi tidak seimbang sehimgga
menghalangi saraf untuk mengirim ke impuls.

4. penyebab putus obat


Ada beberapa hal yang menyebabkan pasien jiwa putus obat, diantaranya adalah : Pasien
merasa bosan, Keluarga kurang perhatian, Pasien merasa sudah sembuh, Takut efek
samping obat, Kurang motivasi, Kurang pengawasan, Jarak rumah yang jauh dari rumah
sakit.

5. Tanda dan gejala yang ditimbulkan karena putus obat : Mengamuk, Gelisah, Susah
diatur, Susah tidur, Tidak mau makan, Sering melamun, Kembali mengoceh sendiri,
Kembali mendengar bisikan-bisikan, Gemetar.

6. Apa yang dilakukan keluarga dalam pengawasan minum obat


Dalam membantu pasien minum obat keluarga harus mengingat prinsip 5 benar:
1. Benar orang
2. Benar obat
3. Benar waktu
4. Benar cara
5. Benar dosis
Dan selalu ingat bahwa kita harus terus-menerus mengingatkan pasien untuk minum obat.
Pastikan bahwa obatnya benar-benar tertelan, bila perlu obat diminum di hadapan kita
dan periksa mulut dan bawah lidah.

7. Lingkungan yang mendukung agar tidak terjadi putus obat


Lingkungan yang bagaimana bisa mendukung?
1. Ciptakan lingkungan rumah yang tenang dan harmonis
2. Dukungan kuat dari seluruh anggota keluarga
3. Komunikasi yang baik antar anggota keluarga
4. Pemecahan masalah anggota keluarga secara musyawarah.
5. “jangan lupa kontrol ulang ke RS Jiwa terdekat, bila anda berada di luar
kota/kabupaten maka diwajibkan kontrol ulang minimal tiap 1 bulan sekali. Bila anda
di dalam kota, maka wajib kontrol ulang minimal tiap 2 minggu sekali

8. Pentingnya gaya hidup sehat untuk meningkatkan evektivas obat


Olahraga dapat memiliki efek positif pada suasana hati dan tingkat energy dan
meningkatkan kadar endorphin yang beredar dalam tubuh. Endorphin berfungsi untuk
meningkatkan mood.
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. Drs, Apt. 2003. Ilmu Farmasi. Jakarta: Ghalia Indonesia

Arif , Iman Setiadi. 2006. Skizofrenia: Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung: Refika
Aditama.

Hawari. 2001. Pendekatan Holistic pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.FKUI: Jakarta

Intansari, Nurjanah. 2004. Pedoman Gangguan Jiwa. Mocomedia: Yogyakarta. Keliat, B.A.
2006. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC.

Maslim, Rusdi. 2005. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: FK Universitas Atmajaya.

Muzaham, 1995. Sosiologi Kesehatan. Jakarta: UI Press. Sheewangisaw, Z. (2012). Prevalence


and Associated Factors of Relapse in Patent with Schizophernia At Amanuel Mental
Specialized
Hospital. Congress on Public Health, 1(1), 1-10.

Wardani, IY. 2009. Analisis Pengalaman Keluarga Mencegah Kekambuhan Pasien Gangguan
Jiwa. FIK UI: Jakarta.
DAFTAR HADIR

No Nama Tanda Tangan


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai