Anda di halaman 1dari 2

Catatan: Infra. Trans.

Jalan

jika kita bicara infratruktur, maka kita bicara jaringan, sarana dan prasaran termasuk cara
pengendalian dan penyelenggaraannya. maka termasukla didalamnya adalah kebijakan-kebijakan
pemerintah berupa UU dan aturan-aturan yang berlaku.

target kinerja ditjen bina maraga dalam pembangunan insfratruktur, dimana terdapat
pembangunan jalan tol baru atau dioperasionalkannya jalan tol, kemudian dibangunnany
underpass dan flyover serta jalan nasional dan jembatan yang baru, ditambah lagi dengan
pemeliharaan jalan baik jalan nasional, serta jalan strategis dikawasan tertentu. secara garis besar
fungsinya untuk meningkatkan konektivitas agar mobilitas lebih baik dan untuk meningkatkan
kinerja pelayanan, khusunya jalan nasional karena ini yg langsung dibawah ditjen Binamarga.
Parameter yg mengukur konektivitas adalah waktu tempuh, dimana dengan kecepatan tertentu
jika maka kecepatan tempuh akan lebih sedikit dengan bertambahnya rute baru dan dengan
pemeliharaan jalan.

Pelayanan jalan diukur dengan aksesibilitas, rating kondisi jalan dan keselamatan atau
tingkat kecelakaan. aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan lokasi untuk dijangkau dari
lokasi lainnya melalui sistem transportasi. Pada aksesibilitas, diukur dengan persentase PKN,
PKW, PKSN, dan simpul transportasi nasional yg telah dapat diakses jalan nasional.

Selain jalan berkeselamatan, komitmen lainnya adalah jalan yang ramah lingkungan,
menggunakan material daur ulang, dari alam, konsep jalan hijau dan bio engineering

Untuk jalan berkeselamatan, penerapan nya adalah dengan manajemen lalu lintas dengan
bangunan perlengkapan jalan yang meliputi marka jalan, rambu lalu-lintas, alat pemberi isyarat
lalu-lintas, lampu penerangan jalan, rel pengaman (guardrail), dan penghalang lalu-lintas (traffic
barrier). dalam jaringan transportasi ada istilah node dan link node atau simpul dalam jaringan
transportasi adalah simpang, terminal, bandara link atau ruas adalah jalan antar kota, jalan antar
simpang, antar bandara, antar pelabuhan

salah satu masalah terbesar jalan adalah ODOL=over dimension over loading masalah ini
sudah terjadi puluhan tahun namun belum terselesaikan masalahnya dimulai dari tidak
berjalannya jembatan timbang dengan baik, dimensi kendaraan yang tidak sesuai, muatan yang
melebihi ketentuan, kelas jalan yang tidak sesuai dan berputar disitu-situ terus, ditambah lagi
oknum yang melanggar aturan

masalah-masalah uang menyebabkan mutu jalan menurun baik dari segi internal maupun
eksternal dari segi internal terdapat penyedia jasa (kontraktor dan konsultan) yang kurang
kompetensi, yang jika terjadi pelanggaran mutu hanya mendapat sanksi kecil, dan inilah yang
bisa menyebabkan kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan
dari segi eksternal selain ODOL, bisa kalian lihat penerapan RUMAJA, RUMIJA dan
RUWASJA yang belum baik, banjir baik karena drainase yang buruk, resapan air berkurang
maupun faktor sosial dan lingkungan, efeknya adalah durabilitas rendah, travel time tinggi,
Biaya operasi kendaraan tinggi, polusi dan konflik sosial tinggi

Anda mungkin juga menyukai