Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alvi Nurhidayati Rohmah

Nim : 12402183232

Kelas : ES 6C

1. Pengertian Manajemen Strategik


Manajemen Strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang
menghasilkan formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi yang dirancang untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Manajemen Strategik menekankan pengamatan dan
audit peluang dan ancaman lingkugan eksternal dengan melihat kekuatan dan kelemahan
internal perusahaan. Disamping itu, Manajemen Strategik berfokus pada pengintegrasian
sumberdaya dan kapabilitas, melalui fungsi-fungsi yang terdapat didalam organisasi
perusahaan, yaitu: manajemen sumberdaya manusia, pemasaran, produksi dan operasi,
keuangan dan akuntansi, penelitian dan pengembangan, serta informasi untuk mencapai
kinerja perusahaan.1

2. Ruang Lingkup Manajemen Strategik2

a) Kebijakan Perusahaan
1) Strategi merupakan kerja kolektif
2) Pimpinan Puncak bertanggung jawab atas keputusan strategis
3) Budaya perusahaan menjadi acuan seluruh komunitas
4) Budaya perusahaan menjadi acuan seluruh komunitas
5) Tingkat ketaatan karyawan pada aturan menjadi ukuran adanya budaya

b) Wawasan Stakeholders
1) Tingkat kedekatan stakeholder bergantung kepedulian dan andil tiap elemen
2) Tidak ada pilihan untuk keluar dari lingkungan yang telah tercipta

1
Ibnu Hajar, Manajemen Strategik ’’konsep keunggulan bersaing’’, (Yogyakarta: Andi Offset, 2019). Hlm.,22
2
Retina Sri Sedjati, Manajemen Strategis,(Yogyakarta: Depublish, 2015), Hlm.,25
3) Apapun resikonya setiap orang harus menjatuhkan keperpihakannya pada
kelompok yang mana dikehendaki
4) Bottom up dan top down merupakan pilihan yang harus dijatuhkan
5) Company tidak bisa lagi mendikte kemauannya pada konsumen dan supllyer

c) Analisis Lingkungan Makro


1) Perubahan lingkungan bisnis yang tidak bisa lagi dikontrol
2) Perkembangan teknologi yang setiap saat mengejutkan
3) Tensi politik yang berubah setiap pergantian kepemimpinan
4) Tumbunya blok-blok Negara diberbagai kawasan dalam rangka proteksi
kepentingan.

3. Sejarah dan Perkembangan Manajemen Strategik


Tinjauan filososfis perkembangan ilmu manajemen strategi kepada akademisi dan
praktisi agar kita dapat satukan pandangan dan wawasan di masa dating untuk
mengembangakan dan mengaplikasikan bidang ilmu manajemen strategi di dalam suatu
organisasi. Terlebih dahulu kita akan melihat sejarah perkembangan manajemen
strategik. Manajemen strategik merupakan suatu bidang ilmu yang relatif baru di bidang
ilmu manajemen, namun banyak konsep dan teori ilmu ini berasal dari strategi militer
sejak zaman Julius Caesar dan Alexander Agung, dan bahkan sampai pada tulisan yang
dibuat oleh Sun Tzu sekitar tahun 360 sebelum masehi. Kata “strategi” berasal dari
bahasa yunani yaitu strategos, yang terbentuk dari kata stratos yang berarti militer dan ag
yang berarti memimpin (Grant, 2005).
Adapun berkembangan pemikiran dan pendekatan para ahli manajemen strategik, sebagai
berikut :
a) Dekade 1950-an – 1960-an “Corporate Planning”.
Pada dekade ini kondisi lingkungan bisnis masih relative stabil, tetapi strategi bisnis
diperlukan sebagai cara terbaik untuk mengelola organisasi yang besar dan kompleks.
Masalah utama dalam organisasi-organisasi besar pada dekade ini adalah dalam
mengoordinasikan keputusan-keputusan yang diambil secara individu, dan
mempertahankan pengawasan yang menyeluruh dari manajemen puncak. Perencaan
pada dekade ini adalah anggaran keuangan tahunan yang dapat digunakan sebagai
mekanisme koordinasi dan pengawasan.
b) Dekade 1960-an – 1970-an “Corporate Strategy”.
Selama dekade ini, isu strategi pengembangan perusahaan mengarah pada keinginan
untuk melakukan sinergi yang ditandai dengan banyak perusahaan melakukan
diversifikasi, baik diversifikasi konsentris maupun diversifikasi konglomerat,
sehingga General Electric (GE) mengembangkan sejumlah teknik atau model
perencanaan strategik pada tingkat korporasi yang diterapkan secara luas oleh
perusahaan lainnya, yaitu analisis portofolio.
c) Dekade 1970-an – 1980-an “Competitive Strategy”.
Pada dekade ini perubahan lingkungan semakin kompleks di mana semakin
meningkatnya persaingan secara internasional yang mengancam stabilitas dan
kelangsungan hidup perusahaan, akibatnya perusahaan terpaksa meninggalkan proses
perencanaan jangka menengah yang biasa dilakukan dan lebih menenkankan pada
pendekatan manajemen strategik yang lebih fleksibel.
d) Dekade 1980-an sampai sekarang “Resources Bose View Strategy”.
Pada akhir dekade 1980-an ditandai dengan kondisi lingkungan eksternal semakin
kompleks dan lingkungan bisnis dengan persaingan yang sangat tinggi, konsep
strategi perusahaan mulai berkembang dan fokus pada penekanan berubah dari
analisis keunggulan bersaing pada aspek kekuatan persaingan dalam industri menjadi
aspek internal berdasarkan sumber perusahaan. Pandangan berbasis sumber daya
menenkankan bahwa keunggulan bersaing perusahaan diperoleh melalui eksploitasi
sumber daya perusahaan. Pada era revolusi industri 4.0 sekarang, konsep keunggulan
bersaing diwarnai oleh dua pandangan yang saling melengkapi, yaitu pandangan
organisasi industri (IOV) menyatakan bahwa faktor eksternal (lingkungan industri)
lebih penting dari pada berbagai faktor internal perusahaan dalam upaya sebuah
perusahaan mencapai keunggulan bersaing. Para penganut pandangan IOV
berkeyakinan bahwa kinerja perusahaan akan sangat ditentukan oleh kekuatan-
kekuatan industri. Pendukung dari pandangan ini adalah Michael Porter, menyatakan
bahwa kinerja organisasi yang paling utama ditentukan oleh kekuatan industri.
Di lain pihak, pandangab berbasis sumber daya (RBV) menyatakan bahwa sumber
daya internal perusahaan lebih penting bagi perusahaan dari pada faktor eksternal
dalan upaya untuk meraih serta mempertahankan keunggulan bersaing. Para penganut
pandangan RBV berpendapat bahwa perbedaan kinerja perusahaan disebabkan oleh
perbedaan sumber daya dan kapabilitas yang menciptakan kompetensi inti.3

4. Hirarki Strategik
Hirarki Strategik adalah hirarki pengambilan keputusan dari suatu perusahaan umumnya
terdiri atas tiga tingkatan:4
a) Tingkatan Korporasi
Terdiri atas dewan komisariat, eksekutif puncak, dan direktur administratif, berada
dipuncak hirarki. Mereka bertanggung jawab atas kinerja keuagan serta pencapaian
tujuan non keuangan perusahaan, seperti mempertahankan citra perusahaan dan
memenuhi tanggung jawab sosialnya.
b) Tingkat Bisnis
Terdiri atas manajer bisnis dan korporasi. Para manajer ini harus menerjemahkan
pernyataan arah dan maksud yang dirumuskan pada tingkat korporasi menjadi tujuan
dan strategi yang nyata bagi setiap devisi bisnis individual atau SPBU.
c) Tingkat Fungsional
Terdiri atas manajer produk, manajer geografis atau manajer area fungsional. Mereka
mengembangkan tujuan tahunan serta strategi jangka pendek untuk bidang-bidang
seperti produksi, operasi, penelitian dan penembangan, keuangan dan akuntansi,
pemasaran serta hubungan masyarakat.

3
Ibnu Hajar, Manajemen Strategik ’’konsep keunggulan bersaing’’, Hlm., 5-13
4
Maryono, Istilah-Istilah dalam Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, (Yogyakarta: Qiara Media, 2018), Hlm.,20

Anda mungkin juga menyukai