Anda di halaman 1dari 2

Interaksi antar tanaman antidabetes

1. Sambiloto dan temulawak


Pada penelitian yang dilakukan oleh (Mishra et al,2011) dengan judul “Andrographolide: A
Novel Antimalarial Diterpene Lactone Compound from Andrographis paniculata and Its
Interaction with Curcumin and Artesunate” menunjukkan bahwa andrographolide yang
terkandung dalam tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) memiliki interaksi yang
sinergis dengan curcumin (senyawa yang terkandung dalam temulawak) sebagai antimalaria.
Penelitian seara in vivo dilakukan dengan menggunakan 5 kelompok mencit yang diinjeksi
secara intraperitoneal dengan darah tikus yang terinfeksi P. Berghei. Dimana, masing-masing
kelompok diberi andrographolide (AND), curcumin (CUR), artesunat (AS), AND+AS, dan
AND+CUR secara intraperitonial dan kelompok control mencit yang tidak diberi perlakukan
apapun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa andrografolid memiliki aktivitas antimalaria
yang lebih baik bila dikombinasikan dengan kurkumin daripada artesunat seperti yang
ditunjukkan oleh gambar dibawah. Andrographolide-curcumin menunjukkan aktivitas
antimalaria yang lebih baik, tidak hanya dengan mengurangi parasitemia (29%),
dibandingkan dengan kontrol (81%) , tetapi juga dengan memperpanjang umur 2-3 kali lipat.
Karena tidak beracun bagi ekosistem di dalam tubuh, zat ini dapat digunakan sebagai
molekul cetakan untuk merancang turunan baru dengan sifat antimalaria yang lebih baik.
Dapus:

Kirti Mishra, A. P. (2011). Andrographolide: A Novel Antimalarial Diterpene Lactone Compound from
Andrographis paniculata and Its Interaction with Curcumin and Artesunate. Journal of Tropical
Medicine, 1-7.

Anda mungkin juga menyukai