Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN KRITIS

Disusun oleh :

( Kelompok 5 )

1. Anis saniyyah Salsabil Al ain (SK117004)


2. Putri Rahma Dani (SK117025)
3. Islahiyah Pratiwi (SK117019)
4. Santi Larasati (SK117030)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
2020-2021
KATA PENGANTAR

          Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

rahmat Taufik Hidayah serta Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

          Kami bersyukur kepada Allah, karena atas taufik dan hidayah-Nya kami

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Perawatan Kritis. Semoga makalah

ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kita semua.

          Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu

hasil karya kami ini tidak luput dari kekurangan baik dari segi isi maupun

penulisan kata. Maka dari itu dengan mngharapkan ridha Allah swt kami sangat

membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari anda semua demi untuk

memperbaiki makalah kami dimasa yang akan datang. Semoga Allah swt

meridhai makalah ini. Amin ya rabbal amin.

Kendal, 15 maret 2021

Penyusun

Kelompok 5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan manusia merupakan masalah yang dihadapi masing- masing

individu untuk mempertahankan dirinya agar selalu dalam keadaan sehat fisik,

mental dan social. Seseorang individu menginginkan dirinya baik keluarga

maupun orang-orang disekitarnya sehat dari berbagai penyakit atau kecacatan.

Jika sampai merekapun sakit baik akibat dari factor biologis maupun fisik maka

langkah mereka adalah membawanya ke tenaga kesehatan. Sekalipun mereka

dalam kondisi yang gawat darurat maupun kritis, mereka tetap mencari dan butuh

pengobatan karena menginginkan untuk kesembuhan dan setidaknya

menyelamatkan dari kematian .

Begitupun seorang tenaga kesehatan, sudah selayaknya mereka melakukan

usaha-usaha untuk meminimalkan resiko kecacatan maupun kematian pada pasien

yang gawat maupun darurat sebagai pertolongan yang pertama dan

menyelamatkan pasien dari kematian. Kondisi yang seperti itu dinamakan sebagai

emergency. Emergency merupakan suatu usaha dimana penanganannya harus

cepat dan tepat untuk menghindari kematian.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian perawatan kritis

2. Untuk mengetahui konsep keperawatan kritis

3. Untuk mengetahui prinsip keperawatan kritis

4. Untuk mengetahui tugas keluarga pasien kritis


5. Untuk mengetahui respon Indivudu dan Keluarga terhadap Pengalaman

Keperawatan Kritis

6. Untuk mengetahui isu etik Isu Etik dan Legal pada Keperawatan Kritis

7. Untuk mengetahui kecenderungan trend dan isu keperawatan kritis ?

C. Rumusan Masalah

1. Apa itu perawatan kritis ?

2. Bagaimana konsep perawatan kritis ?

3. Apa saja prinsip keperawatan kritis ?

4. Apa saja tugas keluarga pasien kritis ?

5. Bagaiman respon Indivudu dan Keluarga terhadap Pengalaman

Keperawatan Kritis ?

6. Bagaimana isu etik Isu Etik dan Legal pada Keperawatan Kritis ?

7. Bagaimana kecenderungan trend dan isu keperawatan kritis ?


BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perawatan Kritis

Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap

suatu kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar.

Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang

secara khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam

hidup. Seorang perawat kritis adalah perawat profesional yang bertanggung jawab

untuk menjamin pasien yang kritis dan akut beserta keluarganya mendapatkan

pelayanan keperawatan yang optimal.

Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan

yang menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawabatas

masalah yang mengancam jiwa. Perawat kritis adalah perawat profesional yang

resmi yang bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan

keluarga-keluarga mereka menerima kepedulian optimal (American

Association of Critical-Care Nurses)

Asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respon

manusia terhadap penyakit aktual atau potensial yang mengancam kehidupan.

Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis didefinisikan dengan interaksi perawat

kritis, pasien dengan penyakit kritis, dan lingkungan yang memberikan sumber-

sumber adekuat untuk pemberian perawatan, American Association of Critical

Care Nurses (AACN, 2012).

Pasien kritis menurut AACN (American Association of Critical Nursing)

didefinisikan sebagai pasien yang berisiko tinggi untuk masalah kesehatan aktual
ataupun potensial yang mengancam jiwa. Semakin kritis sakit pasien, semakin

besar kemungkinan untuk menjadi sangat rentan, tidak stabil dan kompleks,

membutuhkan terapi yang intensif dan asuhan keperawatan yang teliti (Nurhadi,

2014).

B. Konsep Pelayanan Kritis

1. Tujuan

Untuk mempertahankan hidup (maintaining life).

2. Pengkajian

Dilakukan pada semua sistem tubuh untuk menopang dan mempertahankan

sistem-sistem tersebut tetap sehat dan tidak terjadi kegagalan.

3. Diagnosa keperawatan

Ditegakkan untuk mencari perbedaan serta mencari tanda dan gejala yang

sulit diketahui untuk mencegah kerusakan/ gangguan yang lebih luas.

4. Perencanaan keperawatan

Ditujukan pada penerimaan dan adaptasi pasien secara konstan terhadap

status yang selalu berubahan

5. Intervensi

Ditujukan terapi gejala-gejala yang muncul pertama kali untuk pencegahan

krisis dan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai dapat

beradaptasi dengan tercapainya tingkat kesembuhan yang lebih tinggi atau

terjadi kematian.
6. Evaluasi

Dilakukan secara cepat, terus menerus dan dalam waktu yang lama

untuk mencapai keefektifan masing-masing tindakan/ terapi, secara terus-

menerus menilai kriteria hasil untuk mengetahui perubahan status pasien.

C. Prinsip Keperawatan Kritis menurut Menurut suwardi & astuti (2020)

Pengatasan pasien kritis dilakukan di ruangan unit gawat darurat yang

disebut juga dengan emergency department sedangkan yang dimaksud dengan

pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang

dapat menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah

sakit dibagi atas Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk

pertama kali, unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi

keadaan kritis sedangkan bagian yang lebih memusatkan perhatian pada

penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut unit

perawatan intensif koroner (Intensive Care Coronary Unit= ICCU). Baik UGD,

ICU, maupun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan

patofisiologi dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan kematian.

Sebenarnya tindakan pengatasan kritis ini telah dimulai di tempat kejadian

maupun dalam waktu pengankutan pasien ke Rumah Sakit yang disebut dengan

fase prehospital. Tindakan yang dilakukan adalah sama yakni resusitasi dan

stabilisasi sambil memantau setiap perubahan yang mungkin terjadi dan

tindakan yang diperlukan. Tiap pasien yang dirawat di ICU memerlukan

evaluasi yang ketat dan pengatasan yang tepat dalam waktu yang singkat (Holly,

2012). Oleh karena itu kelainan pada pasien kritis dibagi atas 9 rangkai kerja:
1. Prehospital, meliputi pertolongan pertama pada tempat

kejadianresusitasi cardiac pulmoner, pengobatan gawat darurat, teknik

untuk mengevaluasi, amannya transportasi, akses telepon ke pusat.

2. Triage, yakni skenario pertolongan yang akan diberikan sesudah fase

keadaan. Pasien-pasien yang sangat terancam hidupnya harus diberi

prioritas utama. Pada bencana alam dimana terjadi sejumlah kasus

gawat darurat sekaligus maka skenario pengatasan keadaan kritis harus

dirancang sedemikian rupa sehingga pertolongan memberikan hasil

secara maksimal dengan memprioritaskan yang palinggawat dan

harapan hidup yang tinggi.

3. Prioritas dari gawat darurat tiap pasien gawat darurat mempunyai

tingkat kegawatan yang berbeda, dengan demikian mempunyai prioritas

pelayanan prioritas yang berbeda. Oleh karena itu diklasifikasikan

pasien kritis atas:

a. Exigent, pasien yang tergolong dalam keadaan gawat darurat 1 dan

memerlukan pertolongan segera. Yang termasuk dalam kelompok ini

dalah pasien dengan obstruksi jalan nafas, fibrilasi ventrikel, ventrikel

takikardi dan cardiac arest.

b. Emergent, yang disebut juga dengan gawat darurat 2 yang memerlukan

pertolongan secepat mungkin dalam beberapa menit. Yang termasuk

dalam kelompok ini adalah miocard infark, aritmia yang tidak stabil dan

pneumothoraks.

c. Urgent, yang termasuk kedalam gawat darurat 3. Dimana waktu

pertolongan yang dilakukan lebih panjang dari gawat darurat 2


akantetapi tetap memerlukan pertolongan yang cepat oleh karena dapat

mengancam kehidupan, yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah

ekstraserbasi asma, perdarahan gastrointestinal dan keracunan.

d. Minor atau non urgent, yang termasuk ke dalam gawat darurat 4, semua

penyakit yang tergolong kedalam yang tidak mengancam kehidupan.

D. Peran Perawat dalam Perawatan Kritis

1. Menghormati dan mendukung hak pasien atau pengganti pasien yang ditunjuk

untuk pengambilan keputusan otonom.

2. Ikut membantu pasien/ keluarga  ketika dibutuhkan demi kepentingan pasien.

3. Membantu pasien mendapatkan perawatan yang diperlukan.

4. Menghormati nilai-nilai, keyakinan dan hak-hak pasien.

5. Menyediakan pendidikan dan dukungan untuk membantu pasien atau keluarga

dalam membuat keputusan.

6. Mendukung keputusan dari pasien atau keluarga yang tentang pelayanan

keperawatan yang akan diberikan ataupun proses perpindahan transfer ke RS

lain yang memiliki kualitas yang sama.

7. Melakukan bimbingan spriritual untuk dan keluarga dalam situasi yang

memerlukan tindakan segera.

8. Memantau danmenjaga kualitas  perawatan pasien

9. Bertindak sebagai penghubung antara pasien, keluarga pasien dan profesional

kesehatan lainnya.

E. Tugas keluarga pasien kritis yang utama


Tugas keluarga pasien kritis yang utama adalah untuk mengembalikan

keseimbangan dan mendapatkan ketahanan. Menurut Mc. Adam, dkk (2008),

dalam lingkungan area kritis keluarga memiliki beberapa peran yaitu:

1. active presence, yaitu keluarga tetap di sisi pasien,

2. protector, yaitu memastikan perawatan terbaik telah diberikan,

3. facilitator,  yaitu keluarga memfasilitasi kebutuhan pasien ke perawat,

4. historian, yaitu sumber informasi rawat pasien,

5. coaching, yaitu keluarga sebagai pendorong dan pendukung pasien.

6. Pasien yang berada dalam perawatan kritis menilai bahwa keberadaan anggota

keluarga di samping pasien memiliki nilai yang sangat tinggi untuk

menurunkan level kecemasan dan meningkatkan level kenyamanan (Holly,

2012).

F. Respon Indivudu dan Keluarga terhadap Pengalaman Keperawatan Kritis

Respon dalam kamus bahasa berarti jawaban, balasan, tanggapan. Respon

seseorang terhadap stimulus yang berkaitan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makna serta lingkungan disebut dengan perilaku kesehatan. Respon

atau reaksi manusia baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun

bersikap aktif (tindakan nyata atau praktis).

Penyakit kritis adalah kejadian dramatis emosional yang dialami pasien dan

keluarganya. Untuk beberapa situasi tertentu persiapan dari segi psikologis perlu

dilakukan. Perawat kritis berada di posisi yang paling tepat untuk memahami

kondisi yang dialami pasien dan keluarganya dan membantu mereka untuk

beradaptasi dengan situasi yang ada. Gejala fisik dari penyakit kritis yang
mengancam jiwa, seperti nyeri tingkat akhir atau perdarahan biasanya disertai

dengan respon psikologis dari pasien dan keluarganya, seperti:

1. Cemas

2. Takut

3. Panik

4. Marah

5. Perasaan bersalah

6. Distres spiritual

G. Isu Etik dan Legal pada Keperawatan Kritis

Perawat ruang intensif/kritis harus memberikan pelayanan keperawatan yang

mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal keperawatan yang

mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal kesehatan. Perawat ruang

kritis harus bekerja sesuai dengan aturan yang ada (standar rumah sakit/standar

pelayanan maupun asuhan keperawatan). Etik ditujukan untuk mengukur perilaku

yang diharapkan dari manusia sehingga jika manusia tersebut merupakan suatu

kelompok tertentu atau profesi tertentu seperti profesi keperawatan, maka

aturannya merupakan suatu kesepakatan dari kelompok tersebut yang disebut

kode etik.

Status pekerjaan sebagai seorang perawat rumah sakit ataupun bagian dari staf

paramedik tidak membuat perawat bisa menghindari tanggung jawab dan

kewajiban mematuhi hukum dalam setiap tindakan/pelayanan keperawatan yang

dilakukan. Kumpulan hukum/peraturan keperawatan yang telah dikembangkan

dikenal sebagai standar pelayanan keperawatan. Standar pelayanan keperawatan


ditentukan dengan pengambilan keputusan atas tindakan profesional yang paling

tepat dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada.

H. Kecenderungan trend dan isu keperawatan kritis

Perkembangan yang pesat di bidang teknologi dan pelayanan kesehatan

cukup berkontribusi dalam membuat orang tidak lagi dirawat dalam jangka waktu

lama di rumah sakit. Pasien yang berada di unit perawatan kritis dikatakan lebih

sakit dibanding sebelumnya. Sekarang ini banyak pasien yang dirawat di unit

kritis untuk waktu 5 tahun sudah dapat menjalani rawat jalan di rumah masing-

masing. Pasien unit kritis yang ada sekarang ini tidak mungkin bertahan hidup di

masa lalu dikarenakan buruknya sistem perawatan kritis yang ada. Sudah

direncanakan di beberapa rumah sakit akan adanya unit kritis yang lebih besar dan

kemungkinan mendapatkan pelayanan perawatan kritis di rumah atau tempat-

tempat alternatif lainnya.

Perawat kritis harus tetap memantau informasi terbaru dan

mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk mengelola metode dan

teknologi perawatan terbaru. Seiring dengan perkembangan perawatan yang

dilakukan pada pasien semakin kompleks dan banyaknya metode ataupun

teknologi perawatan baru yang diperkenalkan, perawat kritis dipandang perlu

untuk selalu meningkatkan pengetahuannya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap

suatu kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar.

Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang

secara khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam

hidup. Seorang perawat kritis adalah perawat profesional yang bertanggung jawab

untuk menjamin pasien yang kritis dan akut beserta keluarganya mendapatkan

pelayanan keperawatan yang optimal.

Tugas keluarga pasien kritis yang utama adalah untuk mengembalikan

keseimbangan dan mendapatkan ketahanan, dalam lingkungan area kritis keluarga

memiliki beberapa peran yaitu: 1) active presence, yaitu keluarga tetap di sisi

pasien, 2) protector, yaitu memastikan perawatan terbaik telah diberikan,

3) facilitator, yaitu keluarga memfasilitasi kebutuhan pasien ke perawat,

4) historian, yaitu sumber informasi rawat pasien, 5) coaching, yaitu keluarga

sebagai pendorong dan pendukung pasien. Pasien yang berada dalam perawatan

kritis menilai bahwa keberadaan anggota keluarga di samping pasien memiliki


nilai yang sangat tinggi untuk menurunkan level kecemasan dan meningkatkan

level kenyamanan (Holly, 2012).

B. Saran

Demikianlah penulisan kami kali ini, semoga apa yang kami tulis

bermanfaat. Kritik dan saran dari para pembaca yang membangun kami harapkan,

agar meningkatkan kemajuan penulisan kami ini.


DAFTAR PUSTAKA

AACN (2015) AACNScope and Standards for acute and critical care nursing

practice. Edited by L. Bell. colombia: An AACN Critical Care

Publication.

Buku Ajar Keperawatan Kritis: Pendekatan Evidence Base Practice

Nursing. (n.d.). (n.p.): Lembaga Chakra Brahmana Lentera.

Dossey, B. M., Cathie E.G., Cornelia V. K. (1992). Critical care nursing: body-

mind-spirit. (3rd ed.). Philadelphia: J. B. Lippincott Company.

Emergency Nurses Association. (2000). Emergency Nursing Core Curriculum.

(5th ed.).Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Holly C. (2012). Families Experiences of Having An Adult Family Member In A

Critical Care Area: A Systematic Review of Quantitative Evidence. New

Jersey Center: School of Nursing

McAdams-DeMarco MA, Law A, Maynard JW, Coresh J, Baer AN. 2013. Risk

Factors for Incident Hyperuricemia during Mid-Adulthood in African

American and White Men and Women Enrolled in the ARIC Cohort

Study. BMC Musculoskelet Disord. 14: 347.

Nurhadi. (2014). Gambaran dukungan perawat pada keluarga pasien kritis di

rumah sakit umum pusat Dr. Kariadi. Program studi S1 Ilmu Keperawatan,

Universitas Diponegoro.

Sale, Mary L., Marilyn L.L., Jeanette C.H. ( ). Introduction to critical care
nursing.

(3rd ed.). Philadelphia: W. B. Saunders Company.

Anda mungkin juga menyukai