Anda di halaman 1dari 8

KD 8 SEJARAH

Pembentukan
Pemerintahan
Pertama
Republik
Indonesia
AJENG DWYTA NABILA
Merupakan sidang/rapat pertama
setelah proklamasi
Hasil dari sidang pertama:
Pembahasan dan pengesahan
Undang-Undang Dasar NKRI
Menetapkan Soekarno sebagai
Presiden Republik Indonesia dan

SIDANG
M.Hatta sebagai Wakil Presiden
Republik Indonesia
Pembentukan Komite Nasional
PPKI 18 Indonesia(KNI) sebagai pembantu
presiden memberi nasehat dan
AGUSTUS memberikan pertimbangan kepada
presiden selama MPR, DPR belum
1945 dibentuk.
SIDANG PPKI 19
AGUSTUS 1945
Rapat dilanjutkan keesokan harinya untuk
membahas hasil kerja Panitia Kecil uang dipimpin
oleh Otto Iskandardinata dan menghasilkan:
Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8
provinsi berserta gubernurnya (Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat, Borneo (Kalimantan),
Maluku, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa
Tenggara), dan Sumatra)
Pembentukan Komite Nasional Daerah (KIND)
Menetapkan 12 kementrian dalam lingkungan
pemerintahan
SIDANG PPKI 22
AGUSTUS 1945
Pembentukan Komite Nasional (KNIP)
Beranggota 137 orang, dilantik 29 Agustus 1945 di
Gedung Kesenian Jakarta. Diketuai oleh Kasman
Singodimedjo beserta 3 wakilnya

Pembentukan Partai Nasional Indonesia


Tujuannya untuk menjadikan PNI sebagai partai
tunggal di Indonesia

Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR)


Bertugas menjaga keamanan dan keselamatan,
dibentuk dari keputusan-keputusan.
PERUBAHAN OTORITAS KNIP DAN
LEMBAGA KEPRESIDENAN

Sejak masa pergerakan nasional, para pemimpin Indonesia sudah mendambakan


berlakunya sistem pemerintahan yang demokratis. Salah satu cirinya adalah
adanya Dewan Perwakilan Rakyat (Parlemen) yang anggota anggotanya dipilih
secara langsung oleh rakyat

Kabinet Presidentil Pertama


Pada 2 September 1945 ditetapkan susunan kementrian pertama yang berhasil
disusun. Dipimpin oleh Soekarno sebagai perdana menteri. Terdapat 18
menteri dan 4 pejabat tinggi negara.
MAKLUMAT NO.X 16
OKTOBER 1945
Oktober 1945 Kelompok Kiri (Sosialis) dibawah pimpinan Sutan
Syahrir berhasil mendorong dibentuknya Badan Pekerja Komite
Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) yang mendorong terbentuknya
cabinet parlementer. Fungsi KNIP dirubah dari hanya sekedar badan
penasehat menjadi badan lebislatif yang sesungguhnya.

7 Oktober 1945 , petisi tuntutan perubahan kabinet menjadi kabinet


parlementer kepada Soekarno. Alasan petisi ini diantaranya :
Adanya kesan politik bahwa kekuasaan presiden terlalu besar
Belanda menganjurkan kepada dunia agar tidak menerima kedaulatan RI
dengan alasan pemerintahan bersifat fasis
Untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia menganut sistem
demokrasi

Usul BP-KNIP diterima oleh pemerintah, selanjutnya pemerintah


mengeluarkan Maklumat Pemerintah Nomor X tanggal 16 Oktober 1945
yang berisi :
Sebelum terbentuknya MPR DPR, KNI diserahi kekuasaan legislative
dan ikut menetapkan GBHN
Berhubung gentingnya keadaan pekerjaan KNIP sehari hari dijalankan
suatu Badan Pekerja yang dipilih diantara mereka dan bertanggung
jawab kepada Komite Nasional Pusat
MAKLUMAT
Pada 3 Oktober 1945 BP-KNIP mengusulkan
kepada pemerintah agar memberikan
kesempatan kepada rakyat untuk mendirikan
PEMERINTAH partai partai politik. Pemerintah menyetujui usul
tersebut dengan mengeluarkan Maklumat
3 NOVEMBER pemerintah 3 November 1945 yang ditanda
tangani oleh Wakil Presiden M. Hatta tentang
1945 pemberian kesempatan untuk pendirian partai
partai politik
Ada 10 partai politik yang berdiri setelah dikeluarkan
nya maklumat tersebut.
MENYUSUN KEKUATAN
PERTAHANAN KEAMANAN

Kepolisian Negara Tentara Nasional Badan Keamanan


Alat keamanan, awalnya berada 3 Juni 1947 pemerintah Rakyat
di bawah Kementrian Dalam
mengesahkan berdirinya Presiden Soekarno pada
Negeri, tetapi sejak 26 Juli 1946
Kepolisian Negara berdiri sendiri
Tentara Nasional tanggal 23 Agustus 1945
Indonesia (TNI) sebagai satu mengumumkan pembentukan
sebagai sebuah jawatan
Badan Keamanan Rakyat (BKR)
Kepolisian negara di bawah satunya wadah perjuangan
Perdana Mentri. R. Soekanto dan memilih Kasman
bersenjata
Tjokroadiatmodjo diangkat Singadimedjo sebagai pimpinan
sebagai Kepala Kepolisian Negara pusat BKR.

Anda mungkin juga menyukai