Anda di halaman 1dari 3

Nama : Winda Apriyeti

NPM : 201841500144
Kelas : R4C Biologi

1. Lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di
dalam ruang yang kita tempati.

Ilmu lingkungan menekankan kajiannya pada faktor edafik (seperti faktor fisiko, kemis,
dan biologis) atau faktor biotik dan abiotik yang mempengaruhi kehidupan organisme.

menurut UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Penelolaan dan Perlindungan


Lingkungan Hidup, menyatakan : “lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia
serta mahluk hidup lain.”

2. Hubungan antara lingkungan dan ekologi yaitu lingungan merupakan segala sesuatu yang
ada disekitar kita. Komponen lingkungan yaitu biotik, abiotic, dan culture (budaya)
sedangkan ekologi adalah hubungan antara organisme dengan totalitas factor fisik dan
biologis yang membentuk lingkungan atau tentang hubungan antara sesama
organisme (synecology), dan antara organisme dengan lingkungan fisik dan
biologisnya (autecology). Hubungan lingkungan dengan ekologi tidak dapat dipisahkan
karena keduanya merupakan hal yang sangat berkaitan dalam mencangkup semua hal
kehidupan di bumi atau alam semesta.

3. Masalah lingkungan yang ada disekitar daerah pemukiman saya yaitu dari mulai polusi
udara, banjir, pencemaran air, menumpuknya sampah dan lain sebagainya. Saya tinggal
di daerah Jabodetabek dimana Jumlah penduduk di Jakarta Metropolitan Area yang
terdiri dari Jakarta dan sekitarnya Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi-disingkat
Bodetabek- mencapai lebih dari 25 juta. Hal ini memberikan berbagai dampak pada daya
dukung dan daya tamping dan lingkungan tersebut sudah berada pada posisi yang tidak
seimbang (disequilibrium). Kondisi sumberdaya alam sudah terkuras dan nyaris habis.
Unsur-unsur seperti air bersih, udara bersih, ruang terbuka hijau jumlahnya semakin
terbatas. Sebagian besar air dan udara telah terkena polusi. Tingkat polusi udara Jakarta
dan sekitarnya sudah berada pada level 45 μg/m3, atau 4,5 kali dari ambang batas yang
ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Polusi udara di Jakarta, 70% disebabkan
oleh asap kendaraan bermotor, apalagi pembangunan infrastruktur di Jakarta yang
dilakukan serentak diberbagai titik memperparah kemacetan.

Kemudian banjir, tercatat banjir besar melanda ibukota, pada tahun 1996, 2002, Februari
2007, Januari 2013, Februari 2017, dan terakhir awal tahun 2020. Dimana Curah hujan
pada 1 Januari 2020 di sekitar Jakarta, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG), termasuk yang paling ekstrem dan tertinggi sejak 154 tahun lalu.
Banjir yang dipicu hujan besar menenggelamkan sebagian ibukota negara dan kota-kota
penyangga sekitarnya. Hal ini juga mengakibatkan pencemaran air bukan hanya dampak
dari banjir namun juga karena pembuangan limbah domestik yang salah satunya adalah
tinja.
Kemudian sampah pada lingkungan Sampah memang merupakan persoalan yang sangat
klasik di negeri ini. Rasanya sangat sulit untuk menyelesaikan permasalahan tentang
sampah di Indonesia. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjelaskan
bahwa total sampah di Indonesia mencapai 187,2 juta ton per tahun. Sementara setiap
harinya Indonesia bisa memproduksi sampah sampai dengan 65 juta ton setiap harinya.
Secara tidak langsung kita dapat menyimpulkan bahwa Indonesia sedang darurat sampah.

4. Isu covid19 yang berhubungan dengan lingkungan tidak sedikit menuai pro dan kontra.
Sisi postif dalam hal ini yaitu menurunnya tingkat polusi dan emisi global namun bukan
karena kebijakan tertentu, tapi karena industri berhenti beroperasi akibat wabah COVID-
19. Dibalik pro atau sisi positif dalam menyikapi isu ini terdapat kontra atau dampak
yang lebih parah lagi mengenai lingkungan dimana Banyak manusia kehilangan nyawa
dan ekonomi pun amat terpengaruh. Selain itu tak dapat dipungkiri, ada ketakutan
mengenai kondisi Bumi yang akan kembali seperti sebelum wabah terjadi. Pasalnya,
kegiatan produksi bisa jadi meningkat berkali-kali lipat untuk mengejar ketertinggalan
dan mengakibatkan lingkungan tercemar kembali. Oleh sebab itu, perubahan gaya hidup
ini tidak hanya melibatkan individu saja, tapi juga kepedulian dari pemerintah dan
industry.
5. Pembangunan Nasional yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah di berbagai
bidang/sektor banyak membutuhkan anggaran/ biaya yang salah satunya bersumber dari
pemanfaatan dan penggunaan segala sumber daya yang ada termasuk penggunaan sumber
daya alam yang dimiliki untuk kesejahteraan masyarakat. Peran dan kontribusi
pengetahuan lingkungan terhadap pembangunan bisa dikatakan cukup baik, namun ada
beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya yaitu dengan meningkatnya
penggunaan sumber daya alam akan diikuti pula dengan meningkatnya kerusakan
lingkungan.
Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian untuk menjaga keseimbangan antara
tingkat pembangunan dan kelestarian sumber daya alam. Berbagai dampak negatif bagi
lingkungan yang ditimbulkan akibat pengelolaan dalam penggunakan sumber daya alam
yang tidak benar, maka akan mengorbankan lingkungan,sumber-sumber daya alam
lainnya bahkan bukan mensejahterakan masyarakat malah akan merugikan masyarakat
sekitarnya.
Oleh karena itu maka pengelolaan sumberdaya alam harus berorientasi kepada konservasi
sumberdaya alam (natural resource oriented) untuk menjamin kelestarian dan
keberlanjutan fungsi sumberdaya alam, dengan menggunakan pendekatan yang bercorak
komprehensif dan terpadu.

Anda mungkin juga menyukai