Anda di halaman 1dari 78

RPIJM KOTA BANDAR LAMPUNG

Arahan Kebijakan Dan


Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Kota Bandar Lampung

3.1 Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya

3.1.1 Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan
Nasional, RPJMN merupakan acuan bagi Kementerian/Lembaga dalam menyusun Rencana Strategis
(Renstra) masing-masing. Sesuai dengan amanat UU No. 25 Tahun 2004 tersebut, terdapat 5 (lima)
tujuan pelaksanaan sistem perencanaan pembangunan nasional, yaitu untuk mendukung koordinasi
antarpelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah,
antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antar pusat dan daerah; menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;
mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara
efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

Upaya mewujudkan tujuan negara dilaksanakan melalui proses yang bertahap, terencana,
terpadudan berkesinambungan. Undang- undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 menetapkan bahwa visi pembangunan
nasiona ladalah untuk mewujudkan INDONESIA YANG MANDIRI,MAJU,ADIL DAN MAKMUR, dengan
penjelasan sebagai berikut:

III-- 1 -
Mandiri : Berarti mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa
lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.

Maju : Berarti tingkat kemakmuran yang tinggi disertai dengan sistem dan kelembagaan
politik dan hukum yang mantap.

Adil : Berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar
individu,gender, maupun wilayah.

Makmur : Berarti seluruh kebutuhan hidup masyarakat Indonesia telah terpenuhi sehingga
dapat memberikan makna dan arti penting bagi bangsa-bangsa lain.

Visi tersebut diwujudkan melalui 8 (delapan) misi yaitu:

1 Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan


beradab berdasarkan falsafah Pancasila

Dengan memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan
membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan
hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan
interaksi antar budaya, mengembang-kan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur
budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia sebagai landasan
spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.

2 Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

Dengan membangun sumberdaya manusia berkualitas dan berdaya saing;


meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan,
dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur
yang maju; mereformasi bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat
perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah, menuju keunggulan
kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan
termasuk pelayanan jasa dalam negeri.

3 Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum

Dengan memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran


masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin
pengembangan media dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan
masyarakat; dan membenahi struktur hukum, meningkatkan budaya hukum dan
III-- 2 -
menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada
rakyat kecil.

4 Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu

Dengan membangun kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang melampui


kekuatan esensial minimum dan disegani di kawasan regional dan internasional;
memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri untuk melindungi
dan mengayomi masyarakat, mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindak
kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelijen dan kontra intelijen negara
dalam penciptaan keamanan nasional, serta meningkatkan kesiapan komponen
cadangan dan komponen pendukung pertahanan dan kontribusi industri pertahanan
nasional dalam sistem pertahanan semesta.

5 Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan

Dengan meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara


menyeluruh dengan meningkatkan keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan
wilayah/daerah yang masih lemah menanggulangi kemiskinan dan pengangguran
secara drastis, menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai
pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi, serta menghilangkan
diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.

6 Mewujudkan Indonesia asri dan lestari

Dengan memperbaiki pengelolaan pembangunan untuk menjaga keseimbangan antara


pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam
kehidupan pada masa kini dan masa depan. Melalui pemanfaatan ruang yang serasi
antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya
konservasi, meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan
yang berkesinambungan, memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup untuk mendukung kualitas kehidupan, memberikan keindahan dan
kenyamanan, serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman
hayati sebagai modal pembangunan

III-- 3 -
7 Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional

Dengan menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah;


meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan;
mengelolawilayahl aut nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan
meningkatkan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu
dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan.

8 Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional

Dengan memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan


kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesia dalam pembentukan
identitas dan pemantapani ntegrasi internasional dan regional; dan mendorong
kerja sama internasional, regional dan bilateral antar masyarakat, antar kelompok,
serta antar lembaga di berbagai bidang.

RPJPN 2005-2025 dilaksanakan dalam empat tahapan rencana pembangunan jangka


menengah (RPJM) dengan rumusan arahan prioritas kebijakan, yang dapat dilihat pada Gambar
3.1.

Gambar 3.1 Arahan prioritas kebijakan

Sesuai dengan tahapan tersebut, pembangunan dalam RPJMN ke-3 (2015-2019)


diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh diberbagai bidang

III-4
dengan menekankan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan
keunggulan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK
yang terus meningkat.

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang
adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu
wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi
budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola
ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu
keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan keterpaduan dalam penggunaan
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia, serta
pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat
pemanfaatan ruang.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah
No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan
sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah
provinsi, serta keserasian antar sektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kota Bandar Lampung termasuk dalam Pusat

III-5
Kegiatan Nasional dan termasuk dalam kategori strategis nasional yang merupakan salah satu
kawasan perhatian investasi MP3EI.

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

Berdasarkan amanat Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,


Kabupaten/Kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang
ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
ditetapkan melalui Peraturan Daerah dengan Nomor 10 Tahun 2011.
Kawasan yang berpotensi strategis dalam skala Provinsi dan Kota Bandar Lampung yang perlu
dikembangkan adalah :

a. Kawasan Strategis Berdasarkan RTRW Provinsi Lampung 2009 – 2029

1. Aspek Ekonomi
• Kawasan Pelabuhan Terpadu Panjang di Kota Bandar Lampung. Kawasan pelabuhan
terpadu terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya tempat kapal bersandar,
berlabuh, naik turun penumpang, bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran, kegiatan penunjang pelabuhan, dan antar moda
transportasi. Untuk Meningkatkan peran dari pelabuhan tersebut, maka
dikembangkan pula fungsi industri. Terkait dengan penetapan kawasan strategis ini,
maka kewenangan dari Pemerintah Provinsi adalah dimulai dari penyusunan Rencana
Rinci Kawasan Strategis, penyusunan DED prasarana kawasan, pembiayaan
pembangunan dan pengawasan.

2. Aspek Sosial Budaya


• Pengembangan kawasan olahraga terpadu di Kemiling (Kota Bandar Lampung) yang
dilengkapi dengan sarana prasarana berstandar nasional. Pengembangan Kawasan
Olah Raga Terpadu di Kemiling saat ini didasarkan pada upaya Pemerintah Provinsi
Lampung untuk menciptakan atlet-atlet handal pada berbagai bidang di tingkat
nasional maupun internasional. Untuk itu perlu didukung dengan pengembangan
sarana dan prasarana penunjang yang berskala nasional dan internasional, baik untuk
III-6
latihan maupun menciptakan event-event olahraga sebagai upaya peningkatan
kemampuan atlet di kancah nasional maupun internasional. Saat ini telah terdapat
GOR Saburai di Enggal, mengingat letaknya yang berada di pusat kota maka akan
dialihkan ke Kecamatan Kemiling, yang dapat dijadikan cikal bakal Kawasan Olah Raga
Terpadudengan tujuan mendistribusikan beban spasial pusat kota ke wilayah
pinggiran yang masih terbuka peluang untuk pengembangannya. Pembangunan ini
juga dimaksudkan untuk membudayakan hidup sehat bagi masyarakat.

b. Rencana Kawasan Strategis Kota Bandar Lampung


1. Aspek Ekonomi
a)Kawasan Perdagangan Jasa Pusat Kota
b) Kawasan penataan pesisir di Kecamatan Panjang dan Bumi Waras.
c) Kawasan Minapolitan di Lempasing dan Pulau Pasaran Kecamatan Teluk Betung
Timur
2. Aspek SDA dan Teknologi
Kawasan Pendidikan Tinggidi sepanjang Jl. ZA Pagar Alam (Kecamatan Kedaton,
Kecamatan Rajabasa, Labuhan Ratu, Sukarame, Tanjung Senang) dan sekitarnya (fungsi
sosial budaya) dan Kecamatan Sukarame, dan tersebar pada masing-masing subpusat
pelayanan kota.
3. Aspek Lingkungan Hidup
Kawasan TAHURA WAR (Reg 19), Kawasan Batu Putu, dan Sukadanaham
4. Aspek Sosial Budaya
Kawasan bersejarah Situs budaya di Kelurahan Kedamaian dan Kelurahan Negeri Olok
Gading merupakan kawasan cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan
keberadaanya. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi kekayaan budaya berupa
peninggalan-peninggalan sejarah dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan
alam maupun manusia.

3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun berdasarkan Undang-


undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam Undang-
III-7
undang tersebut, RPJMD dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala
Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional,
memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan
program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program
kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasidan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif.
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang
bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dengan efektif dan efisien. Dalam RPJMD Kota Bandar Lampung,
strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi pembangunan jangka menengah Kota Bandar Lampung Tahun 2016-
2021.

Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran
akan di capai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Arah kebijakan
adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam
mencapai tujuan dan sasaran. Rangkaian strategi dan arah kebijakan dalam rangka mencapai visi,
misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Kota Bandar Lampung Tahun 2016-
2021 disajikan pada Tabel 3.1

III-8
TABEL 3.1
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016-2021

VISI: BANDAR LAMPUNG SEHAT, CERDAS, BERIMAN, BERBUDAYA, UNGGUL, DAN BERDAYA SAING BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN
Arah Kebijakan
No Misi Tujuan Sasaran Strategi
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Meningkatkan 1. Meningkatnya 1.1. Meningkatn Mengoptimalk 1.1.1.1 Mempercepat perbaikan gizi masyarakat dan mengurangi
kualitas 1 derajat 1 ya Status an upaya prevalensi kekurangan gizi pada balita
pelayanan kesehatan Kesehatan pelayanan gizi 1.1.1.2 Meningkatkan akses dan mutu continuum of care pelayanan
kesehatan dan status gizi dan Gizi dan kesehatan ibu dan anak yang meliputi kunjungan ibu hamil dan
masyarakat masyarakat Masyarakat secara pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di
komprehensif fasilitas kesehatan serta penurunan kasus kematian ibu
meliputi upaya 1.1.1.3 Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak,
promotif, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas
preventif,
1.1.1.4 Meningkatkan upaya preventif dan promotif termasuk
kuratif dan
pencegahan kasus baru penyakit dalam pengendalian
rehabilitatif di
penyakit menular (terutama TB, DBD, HIV dan malaria),
fasilitas
penyakit tidak menular (penurunan faktor risiko biologi
pelayanan
khususnya penyakit darah tinggi, diabetes dan obesitas) dan
kesehatan
kejadian luar biasa/wabah
dasar dan
fasilitas 1.1.1.5 Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan obat, vaksin dan alat kesehatan di puskesmas/pustu dan
kesehatan jaringannya
rujukan 1.1.1.6 Menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan dan mutu
kefarmasian termasuk obat tradisional dan makanan

III-9
Arah Kebijakan
No Misi Tujuan Sasaran Strategi
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1.1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
1.7 melalui akreditasi puskesmas dan rumah sakit serta
pengembangan standar guideline pelayanan kesehatan,
termasuk Pemenuhan puskesmas dengan lima jenis tenaga
kesehatan serta pemenuhan jumlah minimal dokter spesialis di
RSUD Kota Bandar Lampung
1.1. Terjamin
1.8 nya
perlindu
ngan
risiko
bagi
masyara
kat
terutam
a
keluarga
miskin,
akibat
pengelu
aran
biaya
kesehata
n
1.1. Pemantapan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
1.9 Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)

III-10
Arah Kebijakan
No Misi Tujuan Sasaran Strategi
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1.1.2 Meningkatnya Melakukan 1.1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata di
pengendalian advokasi, 2.1 setiap wilayah dan kelompok masyarakat dengan menjamin
jumlah sosialisasi, ketersediaan sarana, prasarana, alat dan obat kontrasepsi
penduduk edukasi, dan dengan fokus pada penurunan unmet need dan resiko drop out
fasilitasi KB
pengendalian 1.1. Meningkatkan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga
penduduk dan 2.2 lapangan KB dan tenaga kesehatan pelayanan KB, serta
KB sesuai penguatan lembaga di tingkat masyarakat untuk mendukung
kearifan budaya penggerakan dan penyuluhan Keluarga Berencana, Keluarga
lokal Sejahtera serta reproduksi bagi remaja
1. Meningkatny 1.2.1 Meningkatnya Meningkatkan 1.2. Mendorong pemahaman pemangku kepentingan, perencana,
2 a peran pemahaman 1.1 pelaksana terhadap konsep kesetaraan gender dengan fokus
pembanguna perempuan dan komitmen penguatan partisipasi masyarakat dalam bidang Pemberdayaan
n dalam para pelaku Perempuan dan Perlindungan anak
berkesetaraa pembangunan pembangunan, 1.2. Meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan sebagai
n gender baik 1.2 leader di berbagai bidang
masyarakat,
pemerintah dan
stakeholder
tentang
pentingnya
pengintegrasian
perspektif
gender dalam
berbagai
tahapan dan

III-11
proses
pembangunan

Arah Kebijakan
N 2
Misi Tujuan Sasaran Strategi 0
o 2016 2017 2018 2019 2020
2
1
2 Meningkatkan 2. Meningkatny 2.1.1 Meningkatnya Mewujudkan 2.1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan tenaga pendidik,
kualitas pelayanan 1 a aksesibilitas pendidikan yang 1.1 dengan mendorong pelaksanakan kurikulum secara baik dan
pendidikan ketersediaan dan kualitas berkualitas memaksimalkan beban mengajar guru, termasuk menyediakan
masyarakat layanan pendidikan untuk semua, bahan ajar dengan muatan lokal dan menanamkan karakter
pendidikan berdaya saing sejak dini melalui multigrade dan/atau multisubject teaching
yang dan
bermutu dan Nondiskrimatif
terjangkau 2.1. Pengembangan Anak Usia Dini yang menjamin terpenuhinya
bagi seluruh 1.2 kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh dan terintegrasi
masyarakat antar lembaga layanan terkait, dengan mendorong komitmen
seluruh lapisan masyarakat di dalam mengembangkan PAUD
2.1. Menjamin keterbukaan dan kemudahan bagi seluruh
1.3 masyarakat kota (tanpa diskriminasi) untuk memperoleh
pelayanan pendidikan dasar yang bermutu hingga
terpenuhinya wajib belajar 12 tahun

III-12
2.1. Menyediakan bantuan untuk anak dari keluarga kurang mampu
1.4 Kota Bandar Lampung untuk dapat mengikuti pendidikan dasar
dalam rangka mendukung Program Indoensia Pintar
2.1. Meningkatkan mutu pendidikan menengah yang berbasis
1.5 kompetensi

2.1. Meningkatkan peran dan fungsi Pendidikan non formal dalam


1.6 peningkatan mutu pendidikan dengan mendorong akreditasi
lembaga pendidikan non formal
2.1.2 Meningkatnya Mengembangka 2.1. Meningkatkan manajemen pengelolaan dan sarana prasarana
minat baca n perpustakaan 2.1 perpustakaan daerah
masyarakat daerah
2.1.3 Meningkatnya Meningkatkan 2.1. Meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan sosial,
peran pemuda upaya 3.1 politik, ekonomi, budaya dan agama
dalam pembibitan dan 2.1. Melakukan penguatan dan pengembangan pola pembinaan
pembangunan pengembangan 3.2 olahraga berjenjang dan berkelanjutan
dan prestasi prestasi
2.1. Meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat secara lebih
olahraga dibidang
3.3 luas dan merata untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran
kepemudaan
jasmani melalui peningkatan sarana prasarana olah raga bagi
dan olahraga
masyarakat umum
secara
sistematik,
berjenjang, dan

III-13
berkelanjutan

3 Meningkatkan 3. Meningkatny 3.1.1 Meningkatnya Meningkatkan 3.1. Meningkatkan sistem jaringan transportasi jalan dan jembatan
daya dukung 1 a kualitas mobilitas layanan 1.1 terutama untuk mengurai kemacetan dengan membangun dan
infrastruktur infrastruktur barang dan infrastruktur meningkatkan jalan kota, jalan lingkungan, dan jalan-jalan
dalam skala Kota Bandar jasa antar transportasi alternatif serta membangun fly over dan underpass
mantap untuk Lampung wilayah yang dapat 3.1. Meningkatkan kualitas jalan dan jembatan melalui pemantauan
mendukung dalam kondisi mejamin 1.2 kondisi jalan dan jembatan secara berkala, serta penanganan
pengembangan mantap keamanan, pemeliharaan secara responsif
ekonomi dan keselamatan, 3.1. Mengurangi luas genangan dan mengendalikan banjir melalui
pelayanan sosial kenyamanan, 1.3 pembangunan, peningkatan dan pengelolaan sistem drainase
tepat waktu, dan embung
terpelihara, 3.1. Meningkatkan penanganan daerah/kawasan rawan longsor
mencukupi 1.4
kebutuhan, 3.1. Meningkatkan utilitas penerangan di kawasan jalan umum
ramah 1.5
lingkungan, dan 3.1. Membangun sarana prasarana umum dan gedung
secara terpadu 1.6 pemerintahan
mampu 3.1. Meningkatkan kualitas pelayanan perhubungan terutama pada
mengkoneksika 1.7 kualitas pelayanan angkutan umum dan angkutan perkotaan
n seluruh lainnya
wilayah kota
3.1. Mengembangkan sarana dan prasarana transportrasi yang
1.8 terintegrasi dengan Jalan Tol, Tol Laut, Pelabuhan Panjang, dan
Kereta Api Double Track
3.1. Memperkuat dan Memperluas jangkauan infrastruktur
1.9 teknologi komunikasi dan informatika

III-14
3.1.2 Meningkatnya Meningkatkan 3.1. Meningkatkan kualitas permukiman yang bermartabat melalui
kualitas ketersediaan 2.1 pembangunan RTLH dengan pelibatan masyarakat dan swasta,
perumahan infrastruktur pembagian proporsi dengan pemerintah Pusat dan provinsi,
dan dan utilitas serta pemberdayaan masyarakat
permukiman dasar
permukiman 3.1. Mengurangi kawasan kumuh melalui pembangunan sarana
yang 2.2 infrastruktur dasar permukiman dan lingkungan sehat
berkualitas, permukiman
layak, sehat,
dan terjangkau
3.1.3 Meningkatnya Meningkatkan 3.1. Menyediakan informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR)
tata ruang pengawasan 3.1 wilayah kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan
sesuai secara peta digital terbaru (mutakhir)
pemanfaatann berkelanjutan 3.1. Meningkatkan pengawasan izin mendirikan bangunan sesuai
ya untuk 3.2 peruntukannya
menjamin 3.1. Meningkatkan layanan Penataan, Penguasaan, Pemilikan,
kesesuaian 3.3 Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
pemanfaatan 3.1. Meningkatkan layanan sertifikasi aset tanah Pemkot dan
lahan dengan 3.4 warga tidak mampu, serta penyelesaikan konflik-konflik
rencana tata pertanahan
ruang serta
menjamin
sinkronisasi
rencana tata
ruang dengan
rencana
pembangunan,
baik
antarsektor

III-15
maupun
antarwilayah

3.1.4 Menurunnya Menyediakan 3.1. Membangun sarana dan prasarana peringatan dini yang
resiko akibat rencana aksi 4.1 terintegrasi satu sama lain, serta pembangunan infrastruktur
bencana pencegahan dan tanggap darurat penanggulangan bencana
mitigasi 3.1. Meningkatkan Koordinasi Penanggulangan Bencana
bencana daerah 4.2
serta 3.1. Meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam mengurangi dan
peningkatan 4.3 menanggulangi risiko bencana
kepedulian
masyarakat
dalam
menghadapi
bencana
3.1.5 Meningkatnya Meningkatkan 3.1. Memperkuat sistem pemantauan kualitas lingkungan hidup
kualitas upaya 5.1 dan Sumber Daya Alam yang menyeluruh
lingkungan pengendalian 3.1. Meningkatkan/mempertahankan luas ruang terbuka hijau
hidup dan pencemaran 5.2
layak anak dan perusakan 3.1. Meningkatkan layanan persampahan termasuk pemeliharaan
lingkungan 5.3 dan pembaharuan infrastruktur persampahan
hidup serta
3.1. Mendorong terwujudnya lingkungan
menciptakan
5.4 yang ramah anak melalui Kota Layak
lingkungan
Anak
ramah anak

III-16
4 Mengembangkan 4. Terwujudnya 4.1.1 Meningkatnya Mengoptimalka 4.1. Mengembangkan sektor industri dengan menumbuhkan dan
dan memperkuat 1 pertumbuhan kontribusi n pemanfaatan 1.1 mengembangkan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang
ekonomi daerah ekonomi perindustrian, dan produktif, berdaya saing, tahan krisis, dan padat karya serta
dengan yang tinggi, perdagangan, pengeloalaan optimalisasi peran sektor industri dalam penyerapan tenaga
berlandaskan struktur dan pariwisata sektor kerja lokal
pada ekonomi perekonomia terhadap perindustrian, 4.1. Meningkatkan keamanan perdagangaan dan perluasan jaringan
kerakyatan n yang kokoh, struktur perdagangan, 1.2 pemasaran produk unggulan daerah melalui pasar tradisional,
serta perekonomian dan pariwisata event promosi maupun perdagangan elektronik
peningkatan daerah sebagai sektor
dan ungulan dan 4.1. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan
pemerataan strategis daerah 1.3 melalui pengelolaan pasar tradisional dan pasar rakyat, serta
pendapatan secara pembinaan terhadap pedagang kaki lima
masyarakat berkelanjutan
dan ramah 4.1. Meningkatkan cakupan pengawasan kemetrologian
lingkungan 1.4
4.1. Mendorong peningkatan kunjungan wisatawan nusantara dan
1.5 wisatawan mancanegara dengan meningkatkan promosi
pariwisata Kota Bandar Lampung melalui event-event baik
lokal, nasional dan internasional
4.1. Meningkatkan kemitraan dengan pelaku usaha kepariwisataan
1.6
4.1.2 Meningkatnya Memperkuat 4.1. Mendorong penguatan Kelembagaan dan meningkatkan daya
kontribusi keberdayaan 2.1 saing UMKM dan koperasi sehingga mampu tumbuh menjadi
KUMKM dalam Koperasi dan usaha yang berkelanjutan dengan skala yang lebih besar

III-17
perekonomian UMKM sebagai 4.1. Meningkatkan fasilitasi, teknologi, pemasaran serta
daerah kelembagaan 2.2 permodalan kepada UMKM dan usaha kreatif.
ekonomi
kerakyatan
strategis untuk
meningkatkan
pendapatan
kelompok
masyarakat
berpendapatan
rendah dan
membuka
kesempatan
kerja
bagi tenaga
kerja lokal
4.1.3 Meningkatnya Meningkatkan 4.1. Optimalisasi pemasaran investasi (penanaman modal)
investasi koordinasi dan 3.1 termasuk dengan menyederhanakan prosedur perijinan dan
kerjasama Pengembangan layanan investasi dan usaha di Kota Bandar
investasi antara Lampung
pemerintah dan
dunia usaha
baik lokal dan
luar daerah
4.1.4 Meningkatnya Mendorong 4.1. Penguatan skema perlindungan dan bantuan sosial bagi
kesejahteraan upaya 4.1 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
rakyat peningkatan 4.1. Memperkuat kelembagaan dan koordinasi melalui peningkatan
kesejahteraan 4.3 kualitas dan ketersediaan pekerja sosial dan tenaga

III-18
rakyat bidang kesejahteraan sosial
sosial, teaga
kerja, 4.1. Meningkatkan sarana dan prasarana pemakaman baik milik
ketahanan 4.4 pemerintah maupun pemakaman milik masyarakat/umum
pangan,
4.1. Menyediakan Buffer Stock Logistik dan Pemenuhan Dasar
pertanian dan
4.5 Korban Bencana
kelautan
perikanan
4.1. Meningkatkan perlindungan dan pengawasan sistem
4.6 ketenagakerjaan
4.1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi lapangan
4.7 pekerjaan, pelatihan kerja, dan penyaluran tenaga kerja
4.1. Meningkatkan daya saing dan kompetensi tenaga kerja
4.1
0
4.1. Memperkuat lembaga ketahanan pangan daerah dengan fokus
4.1 pada penguatan kecukupan minimal pangan dan cadangan
1 pangan daerah, serta meningkatkan mutu dan keamanan
pangan
4.1. Meningkatan produktivitas tanaman perkebunan dan
4.1 holtikultura rakyat
2
4.1. Meningkatkan aksesibilitas petani terhadap teknologi, sumber-
4.1 sumber pembiayaan, serta informasi pasar dan akses pasar
3 termasuk pengembangan pengolahan dan pemasaran
4.1. Meningkatkan produktifitas dan keamanan pangan asal ternak
4.1 dan agribisnis peternakan rakyat
4

III-19
4.1. Menyalurkan bibit dan sarana prasarana produksi pertanian
4.1 dan perikanan skala kecil pada masyarakat
5
4.1. Menyediakan data dan informasi Potensi pertanian,
4.1 holtikultura, Kelautan dan Perikanan
6
4.1. Meningkatkan produktivitas, optimalisasi kapasitas dan
4.1 kontinuitas produksi perikanan tangkap dan budidaya
7
4.1. Meningkatkan pengelolaan dan pengawasan sumberdaya
4.1 kelautan
8
4.1. Meningkatkan Pemberdayaan Usaha Skala Kecil Masyarakat
4.1 Kelautan dan Perikanan
9
4.1. Memantapkan
4.2 Perlindungan dan
0 Konservasi Sumber
Daya Hutan
5 Mengembangkan 5. Terwujudnya 5.1.1 Meningkatnya Meningkatkan 5.1. Meningkatkan toleransi dan peran serta sumber daya linmas
masyarakat 1 masyarakat rasa aman sinergitas 1.1 (perlindungan masyarakat) dalam menjaga keamanan,
agamis dan yang aman, dimasyarakat stakeholders ketertiban dan pencegahan tindak kriminal
berbudaya tertib, dan dan 5.1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan perlindungan anak dan
berbudaya kewaspadaan 1.2 perempuan dari berbagai tindak kekerasan dan perlakuan salah
dini masyarakat lainnya
dalam
pencegahan
tindak
kekerasan dan

III-20
kriminal

5.1.2 Meningkatnya Mengendalikan 5.1. Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi SDM perlindungan
kepatuhan keamanan, 2.1 masayarakat dalam penegakan peraturan daerah khususnya
masyarakat ketentraman terkait dengan K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan)
terhadap dan ketertiban
peraturan masyarakat
daerah serta penegakan
peraturan
daerah
5.1.3 Meningkatnya Mengembangka 5.1. Meningkatkan kerukunan umat beragama dan perilaku
deteksi dini n wawasan 3.1 keagamaan di masyarakat
atas timbulnya kebangsaan dan 5.1. Memperkuat iklim kondusif bagi berkembangnya demokrasi
konflik sosial kesadaran 3.2 yang beradab, memelihara perdamaian,dan meningkatkan rasa
politik persatuan dan kesatuan
masyarakat dan 5.1. Meningkatkan deteksi dini, cegah dini dan tangkal dini
meningkatkan 3.3 terhadap kerawanan konflik sosial
upaya
pencegahan
konflik sosial
5.1.4 Meningkatnya Meningkatkan 5.1. Melestarikan dan mengembangkan kesenian,sejarah, tradisi
pelestarian perlindungan 4.1 dan nilai-nilai budaya lokal melalui aktivitas seni dan promosi
seni dan dan pelestarian 5.1. Meningkatkan pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan
budaya daerah benda, situs, 4.2 cagar budaya daerah
kawasan cagar
budaya serta
seni budaya

III-21
daerah

6 Mewujudkan 6. Terwujudnya 6.1.1 Meningkatnya Meningkatkan 6.1. Mendorong perubahan mental aparatur untuk menciptakan
pemerintahan 1 tata kelola penerapan pencapaian 1.1 budaya kerja dan profesionalitas sumber daya aparatur
yang baik dan Pemerintaha reformasi Delapan Area 6.1. Memperkuat sistem pengawasan internal pemerintah
bersih, serta n yang birokrasi di Perubahan 1.2
berorientasi Efektif, Pemerintah Reformasi 6.1. Menerapkan sistem akuntabilitas yang dapat mendorong
kemitraan Efisien, Kota Bandar Birokrasi 1.3 birokrasi lebih berkinerja dan mampu
dengan Akuntabel, Lampung Pemerintah mempertanggungjawabkan kinerjanya
masyrakat dan Transparan, Daerah 6.1. Menerapkan sistem kelembagaan/organisasi yang mendorong
dunia usaha Taat Hukum, 1.4 efisiensi, efektivitas, dan percepatan proses pelayanan dan
Partisipatif, pengambilan keputusan dalam birokrasi
Demokratis, 6.1. Menerapkan sistem tatalaksana/tatakerja birokrat dengan
dan 1.5 proses yang singkat dan jelas, dalam rangka mendorong
Responsif efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
6.1. Mengelola SDM yang mampu menghasilkan aparatur yang
1.6 profesional
6.1. Memperkuat sistem peraturan perundang-undangan yang
1.7 lebih efektif dan menyentuh kebutuhan masyarakat
6.1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dengan
1.8 mengoptimalkan Pelayanan Satu Pintu, termasuk pelayanan
administrasi di tingkat kecamatan dan kelurahan
6.1.2 Meningkatnya Peningkatan 6.1. Meningkatkan kualitas tata kelola keuangan dan aset daerah,
kualitas pelayanan dan 2.1 serta kepatuhan terhadap pelaporan keuangan
pengelolaan pengelolaan 6.1. Intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah
dan pendapatan 2.2

III-22
kemandirian serta pelaporan 6.1. Menyediakan layanan pajak dan retribusi yang mudah, cepat
keuangan keuangan 2.3 dan akurat
daerah daerah
6.1. Mendorong kinerja BUMD dan Perusahan Daerah
2.4
6.1.3 Meningkatnya Meningkatkan 6.1. Optimalisasi pelaksanaan pengendalian dan evaluasi
penyelenggara kualitas 3.1 penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah secara
an penyelenggaraa komprehensif
pemerintahan n pemerintahan
secara
transparan dan
demokratis

III-23
Arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan strategi dalam rangka
pencapaian tujuan dan sasaran selama periode RPJMD (lima tahun). Arah kebijakan memandu
dan menjelaskan pelaksanaan strategi selama periode perencanaan. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar Lampung merupakan penjabaran dari visi,
misi, dan program kepala daerah/walikota dan wakil walikota yang memuat tujuan, sasaran,
strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program
Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan
bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandar Lampung dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Adapun Visi Kota Bandar Lampung 2016-2021 adalah : “Terwujudnya Masyarakat


Kota Bandar Lampung yang Sehat, Cerdas, Beriman Berbudaya, Unggul dan Berdaya Saing
Berbasis Ekonomi Kerakyatan”

Visi tersebut dapat dijabarkan dalam tafsir visi sebagai berikut:

BANDAR LAMPUNG : Meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya Kota


Bandar Lampung dan semua warganya yang berada
dalam suatu kawasan dengan batas-batas tertentu
yang berkembang sejak tahun 1682 hingga sekarang.

SEHAT : Kota Bandar Lampung sebagai kota yang


bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni
penduduk yang dicapai melalui terselenggaranya
penerapan beberapa tatanan dan kegiatan yang
terintegrasi yang disepakati masyarakat dan
pemerintah.

CERDAS : Adalah sikap dan kondisi masyarakat kota


cerdas/pintar yang membantu masyarakat yang
berada didalamnya dengan mengelola sumberdaya
yang ada dengan efisien dan memberikan informasi
yang tepat kepada masyarakat/lembaga dalam
melakukan kegiatannya ataupun mengantisipasi
kejadian yang tak terduga sebelumnya.
BERIMAN : Adalah sikap dan kondisi masyarakat yang bertaqwa,
dan beramal shaleh serta mewujudkan masyarakat
yang taat hukum, bermoral, dan berakhlak mulia.

BERBUDAYA : Kondisi kota yang mengutamakan kearifan/budaya


lokal dalam berbagai sektor.

UNGGUL : Menjadi yang terbaik dan terdepan dengan


mempertahankan pencapaian sebelumnya serta
menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya
terobosan perubahan bagi kenyamanan dan
kesejahteraan masyarakat Kota Bandar Lampung

BERDAYA SAING : Kondisi Kota yang memiliki kemampuan untuk


menciptakan nilai tambah pertumbuhan ekonomi
untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat Kota
Bandar Lampung.

EKONOMI KERAKYATAN : Ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat


kebanyakan yang dengan secara swadaya mengelola
sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan
dan dikuasainya.

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Dalam suatu dokumen perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk
memberikan kerangka bagitu juan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan
menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi. Secara teknokratis, misi dapat
dirumuskan menjadi alasan mengapa organisasi ada. Suatu alasan menjelaskan jati diri yang
sesungguhnya dari Pemerintah Daerah. Disini, misi juga dapat didefinisikan sebagai komitmen
terbaik terhadap stakeholder. Ada banyak stakeholder pembangunan daerah, utamanya
adalah masyarakat sebagai objek (tujuan) sekaligus subjek (pelaku) pembangunan. Misi
disusun untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai
perwujudan visi. Oleh karena itu, pernyataan misi sebaiknya menggunakan bahasa yang
sederhana, ringkas dan mudah dipahami tanpa mengurangi maksud yang ingin dijelaskan.
Adapun Misi Kota Bandar Lampung dapat diformulasikan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan masyarakat.
3. Meningkatkan daya dukung infrastruktur dalam skala mantap untuk
mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan sosial.
4. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi daerah dengan
berlandaskan pada ekonomi Kerakyatan.
5. Mengembangkan Masyarakat Agamis, Berbudaya dan Mengembangkan
Budaya Daerah.

6. Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih, serta berorientasi


kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha.

Misi tersebut diatas dijabarkan sebagai berikut:

MISI PERTAMA : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan


Masyarakat. Dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan
bagi seluruh warga Kota Bandar Lampung melalui
pembangunan infrastruktur yang berkualitas dengan
memperhatikan daya tampung dan daya dukung
lingkungannya.
MISI KEDUA : Meningkatkan Kualitas dan Pelayanan Pendidikan
Masyarakat. Dimaksudkan untuk membangun sumber daya
masyarakat Kota Bandar Lampung yang Cerdas sehingga pada
akhirnya akan menjadi manusia yang produktif dan
kompetitif.
MISI KETIGA : Meningkatkan Daya Dukung infrastruktur Dalam Skala
Mantap Untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan
Pelayanan Sosial. Dimaksudkan untuk menciptakan
kenyamanan bagi seluruh warga kota Bandar Lampung
melalui infrastruktur yang berkualitas dengan
memperhatikan daya dukung lingkungan dalam rangka
melayani kebutuhan distribusi perekonomian serta
kebutuhan sosial masyarakat
MISI KEEMPAT : Mengembangkan dan Memperkuat Ekonomi Daerah
dengan berlandaskan pada ekonomi kerakyatan.
Dimaksudkan untuk meningkatkan kesempatan kerja dan
perlindungan tenaga kerja, menciptakan iklim usaha yang
kondusif, mengembangkan koperasi dan UMKM yang
berazaskan ekonomi kerakyatan yang kreatif dan berdaya
saing untuk kesejahteraan masyarakat.
MISI KELIMA : Mengembangkan Masyarakat Agamis, Berbudaya, dan
Mengembangkan Budaya Daerah. Dimaksudkan untuk
membangun masyarakat yang religius, yang berketahanan
keluarga dengan berasaskan kearifan lokal serta
mengembangkan budaya daerah dalam taraf nasional dan
internasional.
MISI KEENAM : Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih, serta
berorientasi kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha.
Dimaksudkan untuk mewujudkan pembangunan yang mandiri
serta berkelanjutan dengan mengembangkan keswadayaan
masyarakat dan kemitraan dengan dunia usaha untuk
mengembangkan produk-produk lokal hingga berdaya saing
serta memberikan pelayanan birokrasi Pemerintah Kota
Bandar Lampung yang prima, dalam rangka
menjalankan fungsi birokrasi sebagai pelayan masyarakat
yang didukung oleh kompetensi aparat yang professional dan
sistem berbasis IPTEK menuju tata kelola Good Governance
dan pemerintahan yang bersih.

Arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan strategi dalam rangka


pencapaian tujuan dan sasaran selama periode RPJMD (lima tahun). Arah kebijakan memandu
dan menjelaskan pelaksanaan strategi selama periode perencanaan. Arahan kebijakan kota
Bandar Lampung 2016-2021 terkait Bidang Cipta Karya yang tertuang dalam Misi 3 ditampilkan
dalam matrik berikut:
3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Sebagai upaya untuk menyusun keterpaduan seluruh program pembangunan bidang


Cipta Karya, maka Pemerintah Kabupaten/Kota dapat mengelompokkan usulan program-
program pembangunan bidang Cipta Karya sesuai dengan desain program keterpaduan.
Strategi danarah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang
bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah ( RPJMD) dengan efektif dan efisien. Dalam RPJMD Kota Bandar Lampung,
strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi pembangunan jangka menengah Kota Bandar Lampung Tahun
2016-2021. Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan
sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Arah
kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih
terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran.

3.2.1. Rencana Kawasan Pemukiman (RKP)

i. Visi dan Misi Pengembangan Kawasan Permukiman

Visi dan misi pengembangan kawasan pemukiman yang diemban oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu
““Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni dan
berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur bidang keciptakaryaan yang
terpadu dan inklusif melalui pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum dan
pengembangan penyehatan lingkungan permukiman.” Adapun Visi dan Misi
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR KOTA BANDAR
LAMPUNG yaitu:

Visi Permukiman kota Bandar Lampung


 Permukiman kota Bandar Lampung adalah bagian dari lingkungan hidup
diluar kawasan lindung yang berupa kawasan berupa kawasan kota
Bandar Lampung yang berfungsi sebagai tempat tinggal/lingkung hunian
dan tempat berkegiatan yang mendukung peri-kehidupan dan
penghidupan.
 Layak adalah kondisi permukiman yang memenuhi kebutuhan dasar
Individu dan Masyarakat akan rumah dan lingkungannya.
 Berkelanjutan adalah kondisi permukiman yang memenuhi kriteria:
(1) Aman, yaitu keamanan dari bahaya bencana alam,
(2) Sehat, yaitu memiliki dapat minimal terhadap proses ekologi,
(3) Harmonis, yaitu mendukung integrasi dan kesetaraan sosial, serta
(4) Mandiri, yaitu mampu dikembangnkan melalui peningkatan
kemitraan pihak swasta dan pelibatan aktif masyarakat. Tertib adalah
kondisi permukiman yang direncanakan dan dibangun sesuai dengan
strategi pengembangan kota dan tata ruang yang menyelaraskan antara
distribusi persebaran penduduk dan kegiatan dengan ketersediaan
lahan dan infrastruktur
perkotaan.

Berdasarkan visi tersebut, maka Misi pengembangan permukiman dan


infrastruktur di Kota Bandar Lampung adalah:

 Mewujudkan Pembangunan Permukiman secara transparan dan


partisipati
 Mewujudkan Permukiman yang memenuhi kebutuhan dasar individu dan
masyarakat
 Mewujudkan Permukiman yang mendukung kesetaraan dan integrasi
masyarakat
 Mewujudkan Permukiman yang Mendukung ekonomi masyarakat dan
kota yang dinamis, kuat dan beragam
 Mewujudkan Permukiman dengan Rumah yang terjangkau daya beli
masyarakat
 Mewujudkan Permukiman yang memiliki dampak minimal terhadap
proses ekologi
 Mewujudkan Permukiman yang memiliki daya tahan baik terhadap
bencana
ii. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Kabupaten/Kota

Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman kota Bandar


Lampung harus memenuhi persyaratan Konsep Pengembangan Permukiman
sebagai berikut:
 Tidak terganggu oleh polusi (air, udara, suara).
 Dapat disediakan air bersih (air minum).
 Memberikan kemungkinan untuk perkembangan pembangunannya.
 Mempunyai eksesibilitas yang baik.
 Mudah dan aman mencapai tempat kerja.
 Tidak berada di bawah permukaan air laut.

Berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan


permukiman, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk
menanggulangi masalah yaitu program penataan permukiman yang bertujuan
untuk:
 Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar
manusia dalam rangka pemerataan dan kesejahteraan rakyat.
 Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan
yang sehat, aman, serasi dan teratur.
 Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk
yang rasional.

Lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur adalah lingkungan yang
memenuhi persyaratan penataan ruang, persyaratan penggunaan lahan,
pemilikan hak atas tanah, dan kelayakan prasarana serta sarana lingkungannya.
Sementara itu definisi dari lingkungan permukiman kumuh adalah lingkungan
permukiman yng tidak sesuai dengan tata ruang, kepadatan bangunan sangat
tinggi, kualitas bangunan sangat rendah, prasarana lingkungan tidak memenuhi
syarat dan rawan, yang dapat membahayakan kehidupan dan penghidupan
masyarakat penghuninya. Permasalahan dalam pengembangan permukiman
Kota Bandar Lampung adalah permasalahan rumah dan lahan, serta Masalah
Prasarana dan Sarana Dasar/infrastruktur. Oleh sebab itu konsep yang dapat
dikembangkan antara lain :

 Penataan dan Peremajaan Kawasan


Program peremajaan kota ini diberlakukan pada lokasi - lokasi yang
berada di daerah pusat - pusat pertumbuhan wilayah yang memiliki
ketersediaan prasarana sarana lingkungan kurang memadai.
 Pengembangan Rusunawa
Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam
suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian - bagian yang strukturnya
secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan
satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian
bersama, benda bersama, dan tanah bersama.
 Peningkatan Kualitas Permukiman
Program ini dilakukan pada daerah perumahan permukiman yang telah
sesuai dengan arahan peruntukannya namun masih belum memiliki
prasarana sarana dasar lingkungan perumahan yang memadai.
 Relokasi Kawasan Perumahan Kota
Relokasi ini dilakukan bila daerah perumahan permukiman yang
bersangkutan tidak layal huni, merupakan daerah rawan bencana
ataupun lahan yang digunakan bukan peruntukan bagi kawasan
perumahan permukiman.

Selain itu untuk konsep pengembangan permukiman dan infrastruktur di Kota


Bandar Lampung juga memperhatikan permukiman yang mengalami penurunan
kualitas lingkungan/kawasan kumuh, dimana Karaktersitik Permukiman Kumuh
adalah sebagai berikut :

yaitu tidak tersedianya prasarana dan sarana permukiman.

bangunan yang digunakan bersifat semi permanen.


Permukiman di Kota Bandar Lampung yang termasuk dalam criteria kumuh,
antara lain Permukiman Bantaran Sungai, Permukiman lereng bukit, Permukiman
Rel Kereta Api, Permukiman disekitar Saluran Udara Tekanan Listrik Ektra Tinggi
(SUTET ), dan Permukiman Pesisir Pantai. Untuk lebih jelasnya mengenai konsep
pengembangan kawasan permukiman kumuh dapat dilihat pada gambar dan
tabel berikut ini:
Gambar 3.2 Peta Rencana Kawasan Strategis Kota Bandar Lampung
Tabel 3.2 Konsep Penanganan Kawasan Permukiman

Strategi penanganan jangka pendek dan jangka menengah melalui langkah perbaikan,
yaitu :
 Membatasi perkembangan permukiman berkaitan dengan batas ambang
kapasitas ideal daya tampung
 Melakukan penataan pada kawasan kumuh
 Mengarahkan pembangunan perumahan pada hunian vertikal.
 Mengarahkan perkembangan kawasan ke luar pusat primer kota Bandar
Lampung.

Strategi penanganan jangka panjang dilakukan melalui langkah pengendalian :


 Melakukan penataan kawasan kumuh dan mengendalikan pertumbuhan
permukiman.
 Mengarahkan perkembangan kawasan peruntukan permukiman pada area
pengembangan kota dengan mengendalikan petumbuhan dan kebutuhan
infrastrukturnya.
iii. Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas

Kawasan permukiman prioritas adalah kawasan permukiman yang disepakati


oleh pihak kota sebagai kawasan yang memiliki nllai strategis dalam konteks
pembangunan kota, dan merupakan prioritas dalam pembangunan dan
pengembangannya. Kawasan permukiman prioritas merupakan satu kesatuan
fungsional tertentu yang tidak terpisah /memiliki kesamaan permasalahan serta
tema penanganan tanpa merujuk pada batas administrasi. Dalam
penanganannya didasarkan pada beberapa pertimbangan berikut :

 Memiliki urgenitas penanganan


 Memiliki kontribusi dalam penanganan permasalahan kota
 Memiliki kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan
kota.
 Sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kota
 Memiliki dominasi penanganan melalui bidang permukiman. Besaran
kawasan permukiman perkotaan yang diprioritaskan mempunyai batasan
luasan lebih besar dari 60 Ha sampai dengan 500 Ha berdasarkan
kebutuhan keutuhan penanganan dan didasari oleh hasil kesepakatan
pada proses penetapan kawasan prioritas.

Penentuan kawasan permukiman prioritas yang ada, selanjutnya ditentukan


berdasarkan hasil skoring yang ditampilkan pada tabel 3.3. Berdasarkan hasil
skoring tersebut, kawasan prioritas 1 adalah Kawasan Permukiman Lereng Bukit,
Kaliawi. Prioritas 2 adalah Kawasan Permukiman Bantaran Sungai, Negeri Olok
Gading, dan prioritas 3 adalah Kawasan Permukiman perbatasan, Sumber Rejo.
Disebabkan kawasan prioritas 3 tidak termasuk dalam kawasan prioritas SPPIP,
maka yang menjadi kawasan permukiman prioritas 3 adalah Kawasan
Permukiman Sekitar Pusat Pemerintahan Talang. Lebih jelasnya lihat tabel 3.3
dan gambar 3.3
Tabel 3.3 Penilaian (Skoring) Kawasan Prioritas
Gambar 3.3 Peta Wilayah Perencanaan RPKPP Kota Bandar Lampung
Selain fokus pada permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, program
dan kegiatan yangdisusun dapat juga mencakup infrastruktur bidang lainnya yang
dbutuhkan di dalam pembangunan kawasan permukiman seperti penerangan jalan
lingkungan sesuai dengan kebutuhan di Kota Bandar Lampung. Dalam penerapannya,
RPKPP dapat berupa penataan kawasan ataupun revitalisasi kawasan.

3.2.2. Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM)

i. Rencana Sistem Pelayanan

PDAM Way Rilau memiliki keterbatasan sumber air baku sehingga berpengaruh
terhadap kinerja pelayanan PDAM. Saat ini kebocoran PDAM mencapai 48,81%.
PDAM Kota Bandar Lampung merupakan satu-satunya institusi yang memberikan
pelayanan air minum perpipaan di KotaBandar Lampung. Sebagian air baku dan
air minumnya dialirkan secara gravitasi. Dengan dukungan pendanaan yang kuat
dari Program KPBU dan Pemerintah Kota Bandar Lampung maka PDAM
KotaBandar Lampung akan dapat mengambil potensi pasar yang besar di
KotaBandar Lampung. Dengan demikian maka PDAM KotaBandar Lampung
mampu menjadi perusahaan yang sehat pada aspek keuangan. PDAM Kota
Bandar Lampung dapat meningkatkan kualitas SDM dan menurunkan kebocoran
air sehingga menjadi perusahaan yang berkesinambungan dalam memberikan air
yang sehat bagi masyarakat.

ii. Rencana Pengembangan SPAM

Strategi rencana pengembangan SPAM PDAM KotaBandar Lampung secara


komprehensif yang dimaksud dalam rencana bisnis ini akan dilakukan melalui 2
progam yaitu:

1. Pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung melalui Program Kerjasama


Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Adalah program pengembangan SPAM di wilayah yang selama ini belum
mendapatkan pelayanan PDAM dansebagian kecil wilayah pelayanan eksisting
namundengan kualitas pelayanan yang belum baik. Tujuan program KPBU ini
adalah untuk menambah jumlah pelanggan baru secara signifikan di wilayah
pelayanan baru dan sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan bagi
pelanggan eksiting. Rencana wilayah pengembangan SPAM melalui program
KPBU ini meliputi 8 kecamatan yaitu Rajabasa, Tanjung Seneng, Labuhan Ratu,
Kedaton, Way Halim, Kedamaian, Sukarame, dan Sukabumi.

2. Pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung melalui Program Reguler

Adalah program pengembangan SPAM di wilayah di luar program KPBU yaitu


di wilayah pelayanan eksisiting yang meliputi 12 kecamatan. Dua belas
kecamatan yang dimaksud adalah Kemiling, Langkapura, Tanjung Karang
Barat, Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Timur, Enggal, Teluk Betung
Barat, Teluk Betung Timur, Teluk Betung Utara, Teluk Betung Selatan, Bumi
Waras, dan Panjang.Pengembangan daerah pelayanan di luar Program SPAM
KPBU ditujukan untuk menambah jumlah pelanggan baru sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanandi daerah pelayanan eksisting.
Pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung melalui program Reguler ini
direncanakan berdasarkan hasil studi-studi terdahulu, hasil Survei Kebutuhan
Nyata PDAM Kota Bandar Lampung Tahun 2016, dan hasil diskusi dengan
PDAM Kota Bandar Lampung.

Beberapa hal yang menjadi kriteria dan pertimbangan dalam perencanaan


pengembangan SPAM antara lain:

1. Hasil Survei Kebutuhan Nyata(Real Demand Survey/RDS), terutama untuk


mendapatkan gambaran umum tentang minat masyarakat untuk menjadi
pelanggan PDAM sehingga diketahui jumlah kebutuhan air dan wilayah mana
saja yang segera membutuhkan pelayanan. Selain itu dengan RDS juga akan
diketahui kemauan dan kemampuan calon pelanggan dalam hal membayar
biaya sambungan baru dan rekening air bulanan. Selanjutnya berdasarkan
RTRW dan hasil RDS maka barulah direncanakan SPAM yang dibutuhkan.
2. Ketersediaan dan kehandalan sumber air baku yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pengembangan SPAM.

3. Kelayakan teknis dan kemampuan keuangan sesuai proporsi dan alokasi


pendanaan yang direncanakan.

4. Potensi dan tingkat kerawanan pelayanan air minum yang mampu


meningkatkan kemampuan finansial PDAM dalam menjalankan prinsip FCR.

Faktor lain yang dipertimbangkan sebagai bahan perumusan dalam rencana


pengembangan SPAM ini adalah:
• Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) dalam jangka panjang;
• Karakteristik kependudukan dalam kaitannya dengan kondisi pelayanan air
minum eksisting yaitu jumlah penduduk di wilayah administrasi dan daerah
pelayanan, tingkat pertumbuhan per tahun, cakupan pelayanan, konsumsi
rata-rata, kehilangan air, kapasitas produksi, dan jumlah pelanggan.

Jangka waktu Rencana Bisnis ini adalah dari tahun 2017 sampai dengan tahun
2024 sebagaimana dituangkan dalam RPIJM.

(a) Lingkup Pengembangan


Dari hasil studi yang ada yaitu Rencana Induk SPAM Kota Bandar
Lampung, Rencana Pengembangan SPAM KPBU Kota Bandar Lampung,
hasil RDS, analisa konsultan, dan hasil diskusi dengan PDAM Kota Bandar
Lampung maka rencana pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung
tahun 2017-2024 akan dilakukan pada 20 kecamatan dari 20 kecamatan
yang ada.

(b) Rencana Pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung


Rencana pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung dengan lingkup
pengembangan seperti tersebut dalam sub bab sebelumnya akan
dilakukan melalui 2 program, yaitu Program KPBU meliputi 8 kecamatan
dan Program Reguler meliputi 12 kecamatan.
Jumlah pelanggan baru yang akan dilayani dalam rencana pengembangan
adalah 73.983 SL yang terdiri dari Program KPBU sebanyak 52.733 SL dan
Program Reguler sebanyak 21.250 SL.
Untuk program KPBU selain menambah 52.733 SL pelanggan baru juga
akan melayani 8.148 SL pelanggan eksiting. Dari 52.733 SL pelanggan baru
tersebut 11.068 SL akan dilayani dengan sistem pengaliran pemompaan
dan 41.665 SL akan dilayani dengan sistem pengaliran gravitasi.
Sementara dari 8.148 SL pelanggan eksisting 2.783 SL akan dilayani
dengan sistem pengaliran pemompaan dan 5.365 SL akan dilayani dengan
sistem pengaliran gravitasi.
Rencana penambahan pelanggan baru PDAM Kota Bandar Lampung
dalam rangka pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung tahun 2017-
2024 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel Rencana Penambahan Pelanggan Baru PDAM Kota Bandar Lampung


RENCANA PENAMBAHAN PELANGGAN BARU (SL) JUMLAH TAMBAHAN JUMLAH
Pelanggan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 PELANGGAN PELANGGAN PELANGGAN
Eksisting EKSISTING BARU 2017- 2024
Baru Baru Baru Eksisting Baru Eksisting Baru Eksisting Baru Eksisting Baru Eksisting Baru
2016 2016 2024
PROGRAM KPBU 8,148 - - - 8,148 11,068 19,216 12,320 31,536 10,994 42,530 10,705 53,235 7,646 8,148 52,733 60,881
Sistem Pemompaan 2,783 - - - 2,783 11,068 13,851 - 13,851 - 13,851 - 13,851 - 2,783 11,068 13,851
Rajabasa 118 - 118 3,831 3,949 3,949 3,949 3,949 - 118 3,831 3,949
Labuhan Ratu 378 - 378 4,620 4,998 4,998 4,998 4,998 - 378 4,620 4,998
Kedaton 2,287 - 2,287 2,617 4,904 4,904 4,904 4,904 - 2,287 2,617 4,904

Sistem Gravitasi 5,365 - - - 5,365 - 5,365 12,320 17,685 10,994 28,679 10,705 39,384 7,646 5,365 41,665 47,030
Rajabasa - - - - 2,750 2,750 - 2,750 - 2,750 - - 2,750 2,750
Labuhan Ratu - - - - 1,783 1,783 - 1,783 - 1,783 - - 1,783 1,783
Kedaton - - - - 2,185 2,185 - 2,185 - 2,185 - - 2,185 2,185
Tanjung Seneng 406 - 406 - 406 5,602 6,008 - 6,008 - 6,008 - 406 5,602 6,008
Way Halim 3,935 - 3,935 - 3,935 - 3,935 - 3,935 6,047 9,982 - 3,935 6,047 9,982
Sukarame - - - - - - 8,092 8,092 - 8,092 - - 8,092 8,092
Sukabumi - - - - - - - - 1,691 1,691 7,646 - 9,337 9,337
Kedamaian 1,024 - 1,024 - 1,024 - 1,024 2,902 3,926 2,967 6,893 - 1,024 5,869 6,893
PROGRAM REGULER 32,766 - 200 400 33,366 1,200 34,566 4,600 39,166 5,550 44,716 5,250 49,966 4,050 32,766 21,250 54,016
Zona 75 13,797 - 200 400 14,397 1,200 15,597 1,900 17,497 2,000 19,497 2,000 21,497 1,500 13,797 9,200 22,997
Panjang 1,774 50 50 1,874 300 2,174 500 2,674 500 3,174 500 3,674 400 1,774 2,300 4,074
Bumi Waras 4,085 50 100 4,235 300 4,535 500 5,035 500 5,535 500 6,035 400 4,085 2,350 6,435
Teluk Betung Selatan 3,108 50 100 3,258 200 3,458 300 3,758 300 4,058 300 4,358 200 3,108 1,450 4,558
Teluk Betung Barat 923 50 100 1,073 200 1,273 300 1,573 400 1,973 400 2,373 300 923 1,750 2,673
Teluk Betung Timur 3,907 50 3,957 200 4,157 300 4,457 300 4,757 300 5,057 200 3,907 1,350 5,257
Zona 108 3,182 - - - 3,182 3,182 300 3,482 400 3,882 350 4,232 300 3,182 1,350 4,532
Teluk Betung Utara 3,182 3,182 3,182 300 3,482 400 3,882 350 4,232 300 3,182 1,350 4,532
Zona 145 7,086 - - - 7,086 7,086 1,600 8,686 2,100 10,786 1,900 12,686 1,550 7,086 7,150 14,236
Tanjung Karang Pusat 2,748 2,748 2,748 700 3,448 900 4,348 900 5,248 700 2,748 3,200 5,948
Tanjung Karang Timur 1,991 1,991 1,991 600 2,591 800 3,391 700 4,091 600 1,991 2,700 4,691
Enggal 2,347 2,347 2,347 300 2,647 400 3,047 300 3,347 250 2,347 1,250 3,597
Zona 185 2,480 - - - 2,480 2,480 400 2,880 450 3,330 400 3,730 300 2,480 1,550 4,030
Tanjung Karang Barat 2,480 2,480 2,480 400 2,880 450 3,330 400 3,730 300 2,480 1,550 4,030
Zona 231 986 - - - 986 986 200 1,186 300 1,486 300 1,786 200 986 1,000 1,986
Langakapura 986 986 986 200 1,186 300 1,486 300 1,786 200 986 1,000 1,986
Zona 300 5,235 - - - 5,235 5,235 200 5,435 300 5,735 300 6,035 200 5,235 1,000 6,235
Kemiling 5,235 5,235 5,235 200 5,435 300 5,735 300 6,035 200 5,235 1,000 6,235
JUMLAH 40,914 - 200 400 41,514 12,268 23,816 37,086 47,780 57,285 11,696 40,914 73,983 114,897

Sumber: Analisa Konsultan, 2017


Sementara peta rencana pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung
tahun 2017-2024 dapat dilhat pada gambar berikut ini:

Gambar Peta Rencana Pengembangan SPAM Tahun 2017-2024

4% 64%
23% 62% 20,5% 50,04%
378 6.781
4% 56%
1% 59% 2.287 7.089 40.914 114.898
406 6.008
118 6.699
0% 61%

14% 25% 31% 69% 0 8.092

986 3.935 9.982


1.986
26% 54%
1.991 4.691
39% 41%
22% 31%
5.235 6.235 10% 56%
2.480 4.030 0% 69%
1.024 6.893
0 9.337
15% 38% 26% 50% 35% 48%
923 2.673 2.748 5.948 4.085 6.435
31% 38% 41% 55%
Cakupan (%) 46% 54%
2016 2024
39% 49% 3.182 4.532 2.347 3.597 12% 23%
Pelanggan (SL) 3.907 5.257 3.108 4.558 1.774 4.074

Rencana Wilayah Pelayanan Program KPBU (dari Wilayah Pelayanan Eksisting)


Rencana Wilayah Pelayanan Program KPBU (dari Green Area)
18
Rencana Wilayah Pengembangan Program Reguler (dari Wilayah Pelayanan Eksisting)

Sumber: Analisa Konsultan, 2017

iii. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

Kebocoran air rata-rata di wilayah pelayanan KPBU diproyeksikan tetap yaitu 20%
dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2024. Sedangkan kebocoran air rata-rata
di wilayah pelayanan eksisting diproyeksikan akan menurun dari 48,81% pada
tahun 2016 menjadi 35% pada tahun 2024. Program penurunan kebocoran akan
dilakukan di wilayah pelayanan eksisting yaitu dengan cara meneruskan operasi
penertiban pelanggan yang selama tahun 2016 sudah dilakukan dan mengganti
meter air pelanggan sebanyak 19.600 unit dari tahun 2017 sampai dengan tahun
2024.
3.2.3. Strategi Sanitasi Kota (SSK)

i. Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi

a) Visi Misi Sanitasi

Visi pembangunan sanitasi Kota Bandar Lampung ditetapkan berdasarkan


kondisi, isu permasalahan serta harapan yang diinginkan dimasa mendatang. Visi
pembangunan sanitasi adalah;
“Mewujudkan sanitasi Kota yang efektif, berkualitas dan berkelanjutan menuju
Kota Bandar Lampung sehat.”

Untuk mencapai visi pembangunan sanitasi kota Bandar Lampung maka


ditetapkan misi, yaitu:
1. Meningkatkan layanan prasarana dan sarana sanitasi Kota sesuai dengan
standar pelayanan minimal yang telah ditentukan, serta biaya yang terjangkau
dan aman bagi lingkungan dan kesehatan
2. Meningkatkan peran serta masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha
3. Meningkatkan tata kelola sanitasi Kota efisien, efektif, cepat dan transparan

Untuk melihat keterpaduan visi misi sanitasi dengan visi misi kota Bandar
lampung, seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel Visi Misi Sanitasi Kota Bandar Lampung

Visi Kota Misi Kota Visi Sanitasi Kota Misi Sanitasi Kota
Terwujudnya 1) Mengembangkan “Mewujudkan 1. Peningkatan layanan
Masyarakat sanitasi Kota yang penyediaan sarana dan
Kota Bandar
Kota Bandar efektif, berkualitas prasarana sanitasi
Lampung Lampung sebagai dan berkelanjutan khususnya pengolahan
yang Aman, menuju Kota air
Pusat Jasa dan
Nyaman, Bandar Lampung limbah (IPAL) untuk
Sejahtera, Perdagangan, sehat 2020) meningkatkan kualitas
Maju, dan kesehatan masyarakat
Berbasis pada
Modern Kota
Ekonomi Bandar Lampung
2. Peningkatan pelayanan,
Kerakyatan.
2) Meningkatkan skala layanan, Peluang
Kualitas Pendidikan, investasi dan
Penguasaan Iptek pembiayaan
dan Nilai-Nilai serta operasi dan
Ketaqwaan, pemeliharaan sarana
Perkembangan dan prasarana
Kreatifitas Seni dan persampahan.
Budaya serta 3. Peningkatan
Peningkatan Prestasi Pemeliharaan
Olahraga. Saluran Drainase serta
3) Meningkatkan pengendalian banjir
Pelayanan secara
Kesehatan dan sistematis dan berkala.
Kesejahteraan Sosial 4. Meningkatkan mutu
Masyarakat pelayana dan partisipasi
4) Meningkatkan masyarakat dalam bidang
Pelayanan Publik sanitasi.
dan Kinerja Birokrasi
yang Bersih,
Profesional,
Berorientasi
Kewirausahaan dan
Bertata Kelola yang
Baik.
5) Meningkatkan
Kualitas Pengelolaan
Lingkungan Hidup
yang Berkelanjutan
6) Meningkatkan Daya
Dukung Infrastruktur
dengan
Mengedepankan
Penataan Wilayah,
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana Kota
Wisata yang Maju
dan Modern.

b) Tahapan Pengembangan Sanitasi

Rencana Pengelolaan Air Limbah

 Pengadaan prasarana sarana pengolahan lumpur tinja berupa truk


pengangkut tinja dan modul IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja)
komunal yang diprioritaskan berada di setiap unit-unit lingkungan kota
 Mengembangan pelayanan air limbah dengan sistem terpusat di Teluk
Betung dan Rajabasa, sistem setempat komunal di Sukarame, dan sistem
setempat kawasan kumuh.
 Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) skala kawasan dan
kota yang diprioritaskan pada wilayah-wilayah permukiman dengan
tingkat kepadatan penduduk tinggi serta memiliki ketersediaan lahan di
Kecamatan Teluk Betung Barat (sekitar Kelurahan Keteguhan), Teluk
Betung Selatan (Bumi Waras), Tanjung Karang Pusat, Rajabasa, dan
Kedaton;
 Fasilitasi pembangunan instalasi pengolahan limbah untuk kawasan
industri rumah tangga.
 Pengendalian limbah hasil kegiatan industri menengah - besar dan jasa
melalui studi AMDAL, RKL, dan UPL dan Kajian Lingkungan Hidup
Stretegis. Selain itu setiap kegiatan industri wajib memiliki instalasi
pengolahan limbah
 Sistem pengelolaan air limbah B3 diatur melalui peraturan perundang-
undangan
 Penerapan sanksi dan pola insentif-disinsentif terkait pengendalian
limbah, khususnya kegiatan industri.

Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Sistem On-Site

Lokasi yang menjadi sasaran target pengembangan air limbah domestik sistem on
site dalam jangka pendek, menengah dan panjang seperti terlihat pada tabel
berikut ini:

No Nama kelurahan dalam Target Cakupan Layanan


Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
1. Sukamaju Keteguhan Harapan Jaya
2. Sukarame II Bakung Way dadi
3. Batu Putuk Negeri Olok Gading Way Halim Permai
4. Kedaung Sumur Putri Jaga Baya I
5. Sumber Agung Sukadana Ham Sawah Brebes
6. Pinang Jaya Kelapa Tiga Gunung Sari
7. Susunan Baru Gedung Air Kaliawi
8. Durian Payung Segala Mider Tanjung Agung
9. Gotong Royong Gunung Terang Kedamaian
10. Suka menanti Beringin Raya Tanjung Raya
11. Rajabasa Raya Sumber Rejo Pengajaran
12. Rajabasa Jaya Langkapura Kupang Teba
13. Labuhan Dalam Kemiling Permai Gedung Pakuon
14. Sukabumi Indah Rajabasa Talang
15. Campang Raya Gedung Meneng Teluk Betung
16. Way Gubak Kampung Baru Kota Karang
17. Way Laga Way Kandis Kangkung
18. Ketapang Perumnas Way Kandis Pesawahan
19. Panjang Selatan Tanjung Senang Bumi Waras
20. Srengsem Perumnas Way Halim Sukaraja
21 Surabaya
22 Sidodadi
23 Gunung Sulah
24 Jagabaya III
25 Kalibalau Kencana
26 Tanjung Baru
27 Sukarame
28 Sukabumi
29 Kebun Jeruk
30 Enggal
31 Rawa Laut
32 Pahoman
33 Sumur Batu
34 Tanjung Gading
35 Kupang Raya
36 Garuntang
37 Gunung Mas
38 Way Lunik
39 Pidada
40 Karang Maritim

Peta Tahapan Pengembangan air limbah sistem Off-site

Lokasi yang menjadi sasaran target pengembangan air limbah domestik sistem off
site dalam jangka pendek, menengah dan panjang seperti terlihat pada tabel
berikut ini:
No Nama kelurahan dalam Target Cakupan Layanan
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
1. Sukamaju Perumnas Way Kandis Langkapura
2. Panjang Selatan Way Halim Permai Bukit Kemiling
3. Palapa /kaliawi Permai
4. Kota baru/Tanjung
Raya

Tabel Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Bandar Lampung


Cakupan Target Cakupan Layanan
No Sistem Layanan Jangka Jangka Jangka
Existing (5) Pendek Menengah Panjang
a B C d E f
1. Sistem On Site
Indivudual (Septic 92,6 % 100% 100% 100%
tank)
Komunal 10.000 KK 250 KK 500 KK 250 KK
2. Sistem Off Site
Skala Kota 0
Skala Wilayah 0

Sampai saat ini, Kota Bandar Lampung belum memiliki sistem jaringan air limbah
untuk menampung dan menyalurkan limbah perkotaan. Cakupan pelayanan yang
harus dipenuhi berdasarkan pedoman standar pelayanan minimal adalah 80 %
dari jumlah penduduk Kota Bandar Lampung. Apabila jumlah air rumah tangga
sebesar 80 % dari konsumsi air bersih, maka jumlah air limbah Kota Bandar
Lampung hingga tahun 2030 sebesar 259.800.060 ltr/hari. Penampungan air
limbah diusulkan menggunakan suatu sistem jaringan air limbah, selanjutnya air
limbah yang terkumpul dialirkan ke suatu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
yang akan dibangun di Kelurahan Bumi Waras dekat Muara Kunyit. Perkiraan
volume buangan air limbah rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 3.8

Rencana Pengembangan Air Limbah Kota Bandar Lampung


TAHUN
NO AIR LIMBAH STANDAR SATUAN
2010 2020 2030
Debit Air 80 % keb Air
1 lt/hr 122.447.419 171.389.840 259.800.060
Limbah Bersih
Pengendapan
2 0,2 lt/org/hr 175.930 246.250 373.276
Lumpur/tinja
3 Truk Tinja 10.000 KK 88 123 187
unit/jiwa=2
4 Modul IPLT 100.000 9 12 19
Ha/unit
Sumber: RTRW Kota Bandar Lampung, 2011 – 2030

Rencana Pengelolaan Persampahan

 Mengubah paradigma bahwa TPS sebagai tempat pembuangan sampah


menjadi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), dan TPA sebagai
Tempat Pemrosesan Akhir.
 Melalukan peremajaan sarana prasarana persampahan termasuk TPA
Bakung.
 Mencukupi sarana pengangkutan sampah mulai dari unit lingkungan
permukiman terkecil hingga skala pelayanan kota sesuai dengan
kebutuhan.
 Menerapkan pola 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dalam pengelolaan
persampahan untuk mencapai zero Waste dan penggunaan sistem
sanitary landfill.
 Membangun Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional yang bekerjasama
dengan Pemerintah Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Lampung
Selatan di Kecamatan Negeri Katon (Pesawaran) atau di Kecamatan
Katibung (Lampung Selatan).
 Menerapkan peraturan zonasi kawasan sekitar Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) yang akan diatur lebih detail dalan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) dan rencana turunan RTRW lainnya.
Peta Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Bandar Lampung

Lokasi yang menjadi sasaran target pengembangan Persampahan dalam jangka


pendek, menengah dan panjang seperti terlihat pada tabel berikut ini:

No Nama kelurahan dalam Target Cakupan Layanan


Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
1. Pesawahan Kota Karang Sukamaju
2. Kangkung Kuripan Keteguhan
3. Teluk Betung Perwata Bakung
4. Bumi Waras Talang Negeri Olok Gading
5. Kupang Kota Gedung pakuon Sukarame II
6. Gulak-galik Sukaraja Sumur Putri
7. Sumur Batu Pecoh Raya Sukadana Ham
8. Pahoman Kupang Teba Batu putuk
9. Enggal Tanjung Raya Susunan Baru
10. Pelita Pengajaran Kedaung
11. Tanjung Karang Durian Payung Sumber Agung
12. Kaliawi Gotong Royong Pinang Jaya
13. Kelapa Tiga Palapa Gedung Air
14. Pasir Gintung Sukajawa Segala Mider
15. Sawah lama Penengahan Sukamenanti
16. Tanjung Agung Gunung sari Gunung Terang
17. Kota Baru Jagabaya I Rajabasa
18. Tanjung Baru Jagabaya II Kampung Baru
19. Kedamaian Sawah Brebes Labuhan Dalam
20. Campang Raya Sepang Jaya Rajabasa Jaya
21 Sukabumi Indah Panjang Selatan Way Kandis
22 Kalibalau Kencana Perumnas Way
23 Jagabaya III kandis
24 Sidodadi Gunung Sulah
25 Surabaya Sukarame
26 Kedaton Sukabumi
27 Labuhan Ratu Rawa Laut
28 Perumnas Way halim Kupang Raya
29 Gedung Meneng Gunung Mas
30 Rajabasa Raya Tanjung Gading
31 Beringin Raya Garuntang
32 Sumber Rejo Ketapang
33 Langkapura Way Gubak
34 Kemiling Permai Way Laga
35 Way halim Permai Way Lunik
36 Way dadi Karang Maritim
37 Harapan Jaya Srengsem
38 Pidada
39 Panjang Utara
40
41

Tabel Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Bandar Lampung

Target Cakupan layanan


Cakupan layanan Jangka Jangka Jangka
No Sistem Existing (%) Pendek Menengah Panjang
A B c d e f
Penanganan
1 Langsung 67.88% 75% 90% 100%
Kawasan Komersial 12% 15% 18% 20%

Penanganan tidak
2 Langsung

Lokasi yang sering terjadi timbunan sampah di Kota Bandar Lampung karena
kekurangan armada angkut baik karena rusak maupun umur armada yang sudah
tua (rata-rata truk pengangkut dibuat tahun 1990-an, Studi PAD 1999/2000) serta
sulitnya mendapatkan lahan untuk dijadikan tempat pembuangan sementara
(meletakkan container) di beberapa kelurahan dengan kepadatan penduduk dan
hunian yang relatif tinggi.
Rencana Pengembangan Prasarana Persampahan Kota Bandar Lampung
PRASARANA TAHUN
NO STANDAR SATUAN
SAMPAH 2010 2020 2030
Volume Sampah
1 2,5 lt/org/hr 2.199.128 3.078.122 4.665.949
RT
0,6 kg/org/hr 527.791 738.749 1.119.828
Volume Sampah 20 % dari
2 105.558 147.750 223.966
Umum RT
3 Gerobak (1 m3) 200 KK 896 1.014 1.192
4 Kontainer (1m3) 200 KK 896 1.014 1.192
5 Transfer Depo 4.000 KK 45 51 60
Truk Sampah
6 700 KK 256 290 341
(6m3)
Truk Sampah
7 1.000 KK 179 203 238
(8m3)
Arm Rol
8 1.000 KK 179 203 238
Truk+Kontainer
Compactor Truk
9 1.200 KK 149 169 199
(8m3)
10 TPST 30.000 penduduk 29 41 62
11 TPA LOKAL 120.000 penduduk 7 10 16
12 TPA KOTA 480.000 penduduk 2 3 4
Sumber: RTRW Kota Bandar Lampung, 2011 – 2030

Rencana Pengembangan Drainase

Menurut keberadaannya sistem jaringan drainase dapat dibedakan menjadi 2,


yaitu drainase alamiah dan drainase buatan. Terdapat beberapa sistem drainase
yang direncanakan di Kota Bandar Lampung diantaranya adalah:

a. Sistem Drainase Permukaan


Dilakukan dengan membuat penampungan-penampungan kemudian dengan
sistem retensi air akan diresapkan kedalam tanah dengan menggunakan sumur-
sumur resapan dan sisanya akan merupakan limpasan permukaan yang akan
ditampung oleh sistem drainase yang ada.
b. Sistem Drainase Terpadu
 Pada bagian atas saluran akan dimanfaatkan sebagai prasarana umum,
seperti sambungan telephon, listrik bawah tanah, pipa air minum dan lain-
lain
 Pada bagian bawah saluran dimanfaatkan sebagai saluran drainase,
seperti limbah rumah tangga dan air hujan pada musim hujan
 Pada sistem drainase terpadu akan dibuatkan tempat-tempat
penampungan sampah sehingga sampah yang ada tidak langsung terbawa
dan masuk pada sistem drainase yang ada

c. Sistem drainase secara retensi


Dilakukan dengan membuat kolam-kolam di sekitar hunian atau pada daerah yang
lebih luas sehingga dapat digunakan untuk menyimpan air dan penanggulangan
banjir.

d. Sistem drainase secara infiltrasi


Diterapkan pada daerah yang padat penduduknya dengan menggunakan:
 Drainase sumur resapan, dimaksudkan untuk menampung air dari atap
yang diteruskan melalui selokan keliling tritisan kemudian masuk kedalam
sumur resapan. Resapan ini dilengkapi dengan pipa peluap untuk
menyalurkan air ke saluran drainase jika air sudah mengalami kelebihan
 Drainase saluran porous, diterapkan pada kawasan permukiman yang
elevasi air tanahnya tidak terlalu dalam
Peta Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bandar Lampung

Lokasi yang menjadi sasaran target pengembangan Drainase dalam jangka


pendek, menengah dan panjang seperti terlihat pada tabel berikut ini:

No Nama kelurahan dalam Target Cakupan Layanan


Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
1. Pesawahan Bakung Sukamaju
2. Kangkung Kuripan Keteguhan
3. Telukbetung Negeri Olok Gading Perwata
4. Bumi Waras Talang Kota Karang
5. Garuntang Sumur Putri Gunung Mas
6. Sukaraja Batu Putuk Kedaung
7. Way Lunik Sukadana Ham Sumber Agung
8. Pidada Susunan Baru Pinang Jaya
9. Panjang Utara Durian Payung Kemiling Permai
10. Kupang kota Gotong Royong Langkapura
11. Gulak-galik Rawa Laut Gunung Terang
12. Pengajaran Pecoh Raya Segala Mider
13. Sumur Batu Kupang Raya Gedung Air
14. Pahoman Ketapang Kebun Jeruk
15. Enggal Sawah Brebes Kalibalau Kencana
16. Pelita Jagabaya II Tanjung Gading
17. Palapa Jagabaya III Way Gubak
18. Kaliawi Gunung Sulah Way Laga
19. Kelapa Tiga Sukamenanti Karang Maritim
20. Sukajawa Sepang Jaya Srengsem
21 Penengahan Kampung Baru
22 Pasir Gintung Labuhan Dalam
23 Gunung Sari Rajabasa Raya
24 Sawah lama Rajabasa Jaya
25 Tanjung Agung Way Kandis
26 Kota Baru Perumnas Way Kandis
27 Tanjung Baru Harapan Jaya
28 Kedamaian Sukarame
29 Campang Raya Sukabumi
30 Sukabumi Indah
31 Sidodadi
32 Surabaya
33 Kedaton
34 Way halim Permai
35 Perumnas Way Halim
36 Labuhan Ratu
37 Tanjung Senang
38 Gedung Meneng
39 Rajabasa
40 Sumber Rejo
41 Beringin Raya

Tabel Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bandar Lampung

Target Cakupan layanan


Cakupan layanan Jangka Jangka Jangka
No Sistem Existing (%) Pendek Menengah Panjang
a B c d e f
1 Saluran Terbuka 60,5 85 100 100

2 Saluran Terutup 5 10

c) Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi

Sumber-sumber pembiayaan pembangunan di Kota Bandar Lampung didukung


oleh banyak sumber baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi Lampung dan
Pemerintah Kota Bandar Lampung melalui APBD, selain itu swadaya masyarakat
dan swasta turut mendukung peningkatan perekonomian dan pembangunan.
Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi masih sangat dibutuhkan terutama
program/ kegiatan strategis. Diharapkan dengan dukungan ini, pembangunan di
Kota Bandar Lampung menjadi terpacu dan mampu meningkatkan masyarakatnya
menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.

Secara keseluruhan rencana pembiayaan Bidang PU/Cipta Karya Kota Bandar


Lampung sebesar Rp. 731.325.795.000, dengan sumber pembiayaan yang berasal
dari APBN sebesar Rp. 321.688.280.000 (43,99 %), sumber pembiayaan dari APBD
I sebesar Rp. 0 (0 %), sumber pembiayaan dari APBD II sebesar Rp. 38.452.215.000
(5,26 %), sumber pembiayaan dari PDAM sebesar Rp. 147.470.000.000 (20,16 %),
sumber pembiayaan dari Swasta sebesar Rp. 221.235.000.000 (30,25 %) dan
sumber pembiayaan dari Dana Alokasi Khusus sebesar Rp. 2.480.300.000 (0,34 %).

Pelaksanaan pembiayaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Bandar Lampung Tahun
2012 – 2016 direncanakan didukung dari sumber, Pemerintah Pusat (APBN) dan
Provinsi (APBD-I), serta Pemerintah Kota Bandar Lampung (APBD II), swasta dan
masyarakat bila memungkinkan.

Besar pembiayaan masing-masing sektor dalam RPIJM bidang PU/Cipta Karya


adalah sebagai berikut:
 Pengembangan Permukiman = Rp. 44.049.000.000 (06,02 %)
 Penataan Bangunan dan Lingkungan = Rp. 5.872.500.000 (00,80 %)
 Pengelolaan Air Limbah
 Pengelolaan Persampahan = Rp. 55.177.120.000 (07,54 %)
 Pengelolaan Drainase
 Sistem Penyediaan Air Minum = Rp. 626.227.175.000 (85,63 %)
Jumlah = Rp. 321.688.280.000
Untuk mengetahui perkiraan besaran kebutuhan pendanaan pembangunan
sanitasi di kota Bandar Lampung untuk tahun n+1 sampai dengan n+5 seperti
terlihat pada tabel 2. berikut ini:
Tabel Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Bandar Lampung untuk Sanitasi
Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-
N rata
Uraian
o 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumb
uhan

Belanja 98,251,55 61,610,96 25%


Sanitasi ( 46,124,91 96,994,94 4,950 0,596
1
1.1 + 1.2 + 3,723 2,386
1.3 + 1.4 )
Air
1.
Limbah 1,552,556, 2,116,286, 2,195,647, 2,395,153,
1
Domestik 472 800 555 295
Sampah
1.
rumah 2,062,056, 2,899,543, 3,008,276, 4,026,646,
2
tangga 546 683 571 787
Drainase
1.
lingkunga 6,400,038, 6,954,191, 7,214,973, 4,539,502,
3
n 315 348 524 020
1.
PHBS 36,110,26 85,024,92 85,832,65 50,649,65
4
2,390 0,555 7,300 8,494

Dana
2 Alokasi
Khusus
2. DAK 225.967.7 1925.414. 2.164.172. 1.227.620.0
-
1 Sanitasi 00 900 000 00
DAK 1.103.000. 1.123.400. 1.196.390.0
2. 1.137.400. 1.270.000.
Lingkunga 000 000 00
2 000 000
n Hidup
DAK 836.386.2 2.568.042. 3.799.250.0
Perumaha 00 000 00
2. 3.478.991.
n dan -
3 000
Permukim
an

Pinjaman/
Hibah 3.409.033. 4.350.438.
3
untuk 200 600
Sanitasi

Belanja APBD
murni untuk 54,996,37 46,124,91 96,994,94 97,916,39 61,610,960,
Sanitasi (1-2-3) 5,223 3,723 2,386 4,339 597

Total Belanja
660,075,2 778,777,5 802,095,6 928,170,6 1,154,628,5
Langsung
63,348 14,053 31,362 41,482 93,735
% APBD murni 12.1 10.5 5.3
terhadap
8.3 5.9
Belanja
Langsung

Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap


belanja langsung atau pun penetapan nilai absolut)

Untuk mengetahui besaran pendanaan APBD Kota Bandar Lampung untuk sanitasi pada tahun
anggaran 2013 seperti terlihat pada tabel 2.6 berikut ini:

Tabel Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan Kota Bandar Lampung


N Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) Total
Uraian
o 2013 2014 2015 2016 2017 Pendanaan
Perkir 1,371,609,5 1,508,770,4 5,260,859,3
aan 18,850 70,735 19,819
Belanj 1,133,561,5 1,246,917,7
1
a 85,826 44,408
Langsu
ng
Perkir 312,993,56
aan 63,490,411, 38,528,160, 37,534,9 0,485
APBD 033 533 25,533
2 Murni 55,916,626, 117,523,43
untuk 200 7,186
Sanita
si
Perkir
aan 49,665,720, 24,703,468, 19,549,9 205,447,45
Komit 117 117 98,867 1,500
men 56,311,638,
3 55,216,626,
Penda 200
200
naan
Sanita
si

Sumber: BPKAD Kota Bandar Lampung


Tabel Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Bandar Lampung untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi

Belanja Sanitasi (Rp.)


No Uraian
2008 2009 2010 2011 2012

1 Belanja Sanitasi
1.1 Air Limbah Domestik 1,552,556,472 2,116,286,800 2,195,647,555 2,395,153,295
1.1. Biaya operasional /
1 pemeliharaan (justified)
1.2 Sampah rumah tangga
2,062,056,546 2,899,543,683 3,008,276,571 4,026,646,787
Biaya
1.2.
operasional/pemeliharaan
1
(justified)
1.3 Drainase lingkungan
6,400,038,315 6,954,191,348 7,214,973,524 4,539,502,020
Biaya
1.3.
operasional/pemeliharaan
1
(justified)

Sumber: BPKAD Kota Bandar Lampung


Tabel Perkiraan Besaran Pendaaan APBD Kota Bandar Lampung untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun Hingga Tahun
2017

Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) Total


No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017 Pendanaan

1 Belanja Sanitasi
138.751.000.0 65.929.000.0 29.196.000.0 25.517.000.0 7.129.000.0 266.522.000.0
1.1 Air Limbah Domestik
00 00 00 00 00 00
1.1. Biaya operasional / pemeliharaan
1 (justified)
34.608.000.00 31.258.000.0 31.198.000.0 3.173.000.00 6.524.000.0 106.761.000.0
1.2 Sampah rumah tangga
0 00 00 0 00 00
1.2. 246.000.000 246.000.000 246.000.00 1.230.000.000
Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 246.000.000 246.000.000
1 0
3.100.000.00 1.900.000.00 1.700.000.00 0 10.100.000.00
1.3 Drainase lingkungan 3.400.000.000
0 0 0 0
1.3. 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0 5.000.000.000
Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 1.000.000.000
1 0 0 0 00
Sumber: BPKAD Kota Bandar Lampung
Tabel Perkiraan Kemampuan APBD Kota Bandar Lampung dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK
Total
Pendanaan (Rp.)
No Uraian Pendanaan
2013 2014 2015 2016 2017

Perkiraan Kebutuhan 1.246.000.000 1.246.000.00 1.246.000.000 6,230,000,000,0


1 1.246.000.000 1.246.000.000
Operasional / Pemeliharaan 0 0

312,993,560,48
Perkiraan APBD Murni untuk 63,490,411,03 38,528,160,53 37,534,925,53 5,00
2 117,523,437,18
Sanitasi 55,916,626,200 3 3 3
6

Perkiraan Komitmen 49,665,720,11 24,703,468,11 19,549,998,86 205,447,451,50


3 55,216,626,200 56,311,638,200
Pendanaan Sanitasi 7 7 7 0

312,993,560,48
Kemampuan Mendanai SSK 63,490,411,03 38,528,160,53 37,534,925,53 5,00
4 117,523,437,18
(APBD Murni) (2-1) 55,916,626,200 3 3 3
6

Kemampuan Mendanai SSK 49,665,720,11 24,703,468,11 19,549,998,86 205,447,451,50


5 56,311,638,200
(Komitmen) (3-1) 55,216,626,200 7 7 7 0
ii. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Sanitasi

Tujuan Pengembangan Sanitasi Kota Bandar Lampung:


 Tersedianya perencanaan sektor sanitasi yang terpadu dan menyeluruh
dan merupakan komitmen bersama bagi terselenggaranya tata kelola
sanitasi yang baik dan didukung sepenuhnya oleh masyarakat, organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha,
 Terselenggaranya pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi secara
bertahap, sinambung dan konsisten, baik di tingkat RT, lingkungan,
kelurahan, kecamatan maupun Kota.
 Terselenggaranya pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana
sanitasi yang telah dibangun secara swadaya dan mandiri
 Meningkatnya partisipasi masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan
dunia usaha dalam mempercepat pembangunan sektor sanitasi
 Meningkatnya kinerja dan tata kelola sanitasi yang didukung oleh
kelembagaan, Sumber Daya Manusia (SDM), peraturan perundangan,
dan pembiayaan.

Sasaran Sanitasi Kota Bandar Lampung:


 Tersedianya rencana sanitasi yang meliputi: Strategi Sanitasi Kota (SSK),
Rencana Umum Sanitasi Kota (RSK), Rencana Sanitasi Kecamatan atau
Kawasan, Community Action Plan (CAP), dan lainnya.
 Terselenggaranya pembangunan prasarana dan sarana sanitasi yang
dilaksanakan oleh Pemerintah (Pusat dan Daerah), masyarakat,
organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan lembaga-lembaga
internasional yang menjangkau seluruh wilayah Kota, khususnya
kawasan-kawasan permukiman yang rawan sanitasi, padat, kumuh, dan
miskin.
 Optimalisasi pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana
sanitasi dengan efisien dan menjamin cost recovery.
 Meningkatnya peranan dan tanggung jawab organisasi kemasyarakatan
dalam memberikan penyuluhan, bimbingan dan pembinaan kepada
masyarakat mengenai sanitasi dan kesehatan, khususnya untuk
mengurangi BAB di sembarang tempat, pengalihan cubluk ke WC+tangki
septik, pemilahan sampah dan komposting, pembersihan saluran, dan
lainnya.
 Meningkatnya kemampuan kelembagaan dan kapasitas SDM di sektor
sanitasi, meningkatnya ketaatan masyarakat terhadap peraturan
perundangan tentang sanitasi, meningkatnya investasi dan anggaran
sanitasi yang disediakan, dan lainnya.
 Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman, kondisi kesehatan
masyarakat, dan perekomian Kota yang diakibatkan oleh sanitasi yang
semakin baik.

Strategi Sanitasi Kota Bandar Lampung

1) Pengelolaan Air Limbah Domestik

Target-target pengelolaan air limbah adalah sebagai berikut, seperti


terlihat pada tabel Pengelolaan Air Limbah Domestik:
a. Menghilangkan kebiasaan BAB di sembarang tempat (No BABS)
b. Menyediakan MCK bagi masyarakat yang belum terlayani atau rawan
sanitasi
c. Meningkatkan akses dan tingkat pelayanan sanitasi, terutama bagi
penduduk berpendapatan
rendah, kawasan perumahan padat dan rawan sanitasi
d. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas
septiktank, menghindari salah disain, kebocoran (leak),dll.
e. Meningkatkan kedisiplinan warga dalam pengurasan septiktank secara
reguler
f. Meningkatkan jumlah dan kualitas armada truk pengangkut lumpur
tinja
g. Meningkatkan kinerja dan merekonstruksi IPLT Bakung
Tabel Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik

2) Pengelolaan Persampahan

Secara umum, tujuan dan sasaran pembangunan sub-sektor


persampahan, adalah sebagai berikut
(selanjutnya lihat tabel 2.4) :
a. Meningkatkan jumlah sampah terangkut mencapai 80% dan
pengurangan kuantitas sampah sebesar 20%;
b. Meningkatkan kinerja pengelolaan Tempat Pemrosessan Akhir (TPA)
yang berwawasan lingkungan dengan ketentuan bahwa TPA harus
menjadi sanitary landfill;
c. Tercapainya kondisi kota dan lingkungan yang bersih
d.Tercapainya peningkatan kinerja institusi pengelola persampahan yang
mantap dan berkembangnya pola kerjasama regional
Sasaran yang dicapai dalam rangka pengembangan pengelolaan
persampahan Kota Bandar Lampung adalah:
a. Meningkatkan sistem organisasi dan manajemen
 Menjajagi dan menciptakan lembaga-lembaga pengelola yang
sesuai dengan penanganan kebersihan
 Mengalakan secara terus menerus melalui lembaga-lembaga
kemasyarakatan akan kesadaran dan disiplin terhadap
kebersihan
b. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan
 Pengembangan pelayanan persampahan dengan pendekatan
“Sampah Hari Ini Diangkut Hari Ini”.
 Mengoptimalkan pemanfaatan prasarana yang ada saat ini
karena terdapat idle kapasitas khususnya armada pengangkutan
 Menerapkan pola pengelolaan sampah dengan mengurangi atau
memusnahkan dari sumbernya.
 Menerapkan pengelolaan system sanitary landfill di TPA sampah

c. Meningkatkan pembiayaan dan restribusi

Restribusi perlu diefektifkan agar dapat menutup minimal 50 % dari biaya


O & P. Besar restribusi yang layak ditarik dari masyarakat setiap rumah
tangga adalah sebesar 1 % dari penghasilan per rumah tangga. Agar
dapat mencapai kondisi Selft Financing (mampu membiayai sendiri),
maka perhitungan besarnya restribusi dilakukan dengan cara klasifikasi
dan prinsip ”subsidi silang”

d. Meningkatkan aspek peran serta masyarakat


 Memberikan penjelasan dan pendekatan persuasif kepada
masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat tentang peran,
fungsi dan arti pentingnya kebersihan di Kota Bandar Lampung
 Melakukan penyuluhan dan pembinaan kepada pemulung agar
kegiatan mereka tidak menimbulkan gangguan terhadap kinerja
pengelolaan sampah serta tidak menimbulkan pencemaran baru
di sekitar lokasi TPA
 Memanfaatkan sampah sebagai brang yang bernilai ekonomis
bagi masyarakat Secara sitematis sistem prasarana dan sarana
persampahan yang ingin dicapai berdasarkan hasil rekomendasi
adalah sebagai berikut:
 Tingkat pelayanan
Sasaran pelayanan sebesar 100 % baik pelayanan domestik
maupun non domestik pada rencana 5 (lima) tahun kedepan
 Skala pelayanan
Pengembangan wilayah pelayanan yang meliputi seluruh
kelurahan yang ada di Kota Bandar Lampung. Sesuai dengan pola
pengumpulan sampah dari sumbernya terdapat 3 pola yang akan
diterapkan, yaitu pola door to door atau pelayanan secara
individual langsung, pelayanan pengumpulan menggunakan
gerobak sampah dan pelayanan pengumpulan menggunakan
motor sampah
 Kemampuan penyediaan prasarana dan sarana
Untuk mencapai sasaran pelayanan persampahan tersebut maka
diperlukan sejumlah peralatan, termasuk juga program piranti
lunak untuk mendukungnya. Kebutuhan sarana dan prasarana
tersebut selain untuk pengembangan pelayanan juga kebutuhan
untuk penggantian prasarana dan sarana yang telah melewati
masa pakainya.
 Peluang investasi dan pembiayaan operasi dan pemeliharaan
prasarana dan sarana
Pengembangan sistem pengelolaan persampahan di Kota Bandar
Lampung meliputi pengembagan prasarana dan sarana untuk
tambahan pelayanan dan penggantian prasarana yang telah
melewati masa pakainya. Selain pengadaan sarana dan prasarana
juga diperlukan adanya kegiatan pengelolaan persampahan.
Tabel Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan

3) Pengelolaan Drainase

Penanganan drainase perlu memperhatikan fungsi drainase perkotaan


sebagai prasarana kota yang dilandaskan pada konsep drainase yang
berwawasan lingkungan. Berlainan dengan paradigma lama yang
prinsipnya mengalirkan limpasan air hujan ke badan air penerima
secepatnya, tetapi prinsipnya agar air hujan yang jatuh ditahan dulu agar
lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan
buatan/alamiah seperti kolam tendon, waduk lapangan, sumur-sumur
resapan, penataan lansekap dan lain-lain. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan
Pencapaian Pengembangan Drainase Kota Bandar Lampung dapat dilihat
pada tabel 2.5.

Sasaran kebijakan pengembangan drainase adalah sebagai berikut:


 Terlaksananya pengembangan sistem drainase yang
terdesentralisir, efisien, efektif dan terpadu
 Terciptanya pola pembangunan bidang drainase yang
berkelanjutan melalui kewajiban melakukan konservasi air dan
pembangunan yang berwawasan lingkungan
 Terwujudnya upaya pengentasan kemiskinan perkotaan yang
efektif dan ekonomis melalui minimalisasi resiko biaya sosial dan
ekonomi serta biaya kesehatan akibat genangan dan bencana
banjir
 Terciptanya peningkatan koordinasi antara Kabupaten/Kota
dalam penanganan sistem drainase

Beberapa program prioritas pengelolaan drainase Kota Bandar Lampung


yang tertuang dalam RTRW
meliputi:
 Peningkatan pemeliharaan serta pengawasan sistem jaringan
drainase dan pengendalian banjir melalui aspek penegakan
hukum
 Perencanaan sistem drainase yang menyeluruh terkait dengan
resapan air, ruang terbuka hijau, sempandan sungai dan
pengaturan rencana kepadatan bangunan
 Perlindungan kawasan konservasi, khususnya kawasan resapan
air
 Kerjasama dengan lembaga keuangan internasional dalam
pembiayaan infrastruktur perkotaan khususnya masalah
penanganan drainase dan banjir
 Menjaga dan memelihara sistem yang ada sehingga tidak
mengubah alih fungsinya dalam mengatasi banjir
 Perlu adanya penyuluhan pada masyarakat dengan adanya
kesadaran ramah lingkungan
 Pengaturan bangunan di sekitar bantaran sungai dengan
membalikan arah ke arah sungai
 Pembangunan jalur inspeksi di sepanjang bantaran
sungai/saluran drainase utama
 Pelaksanaan pembersihan saluran secara berkala
 Membuat aturan yang jelas dan konsisten yang dapat menjamin
bekerjanya sistem drainase yang baik.

Tabel Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase

3.2.4. Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)

i. Program Bangunan dan Lingkungan

ii. Rencana Umum dan Panduan Rancangan

Peta rencana tata guna lahan umum memberikan gambaran mengenai


peruntukan lahan utama di kawasan. Kawasan perencanaan merupakan kawasan
yang direncanakan secara makro memiliki fungsi sebagai kawasan permukiman.
Dalam membuat rencana tata guna lahan, hal-hal utama yang perlu
dipertimbangkan adalah :
- Peruntukan lahan yang telah ada
- Rencana peruntukan lahan untuk kawasan perencanaan pada masterplan
kawasan.
- Kepadatan lalu lintas disekitar lahan yang dimaksud.
- Kondisi fisik lahan.
- Rencana struktur pemanfaatan lahan ini dimaksudkan untuk mengendalikan
pengembangan aktiitas di sekitar kawasan. Dengan demikian diharapkan
pengembangan yang dilakukan tidak menimbulkan dampak yang negatif
bagi kawasan tersebut. Secara umum peruntukan lahan dikawasan
perencanaan adalah :
1) Perdagangan dan Jasa
Jenis kegiatan dan jasa yang akan dikembangkan didalam kawasan
perencanaan adalah kegiatan perdagangan dan jasa skala regional.
Perwujudan fungsi ini dilakukan dengan membentuk koridor
perdangangan dan jasa pada jalan-jalan utama kawasan dan
pembentukan pasar modern. Berdasarkan skala pelayanan dan nilai
investasinya, fungsi perdagangan ini terbagi menjadi dua bentuk
fisik fasilitas, yakni :
a. Rumah Toko (ruko) dan Rumah Kantor (rukan), berupa
bangunan bertingkat rendah antara 2 sampai 4 lantai.
b. Pusat pebelanjaan, perkantoran, hotel, berupa bangunan
bertingkat.
Selain itu juga dikembangkan jasa perdagangan informal
yang komplementer dengan kegiatan perdangangan
formalnya. Kegiatan ini dapat ditempatkan pada area sekitar
terminal dan area pesisir sebagai penunjang wisata pantai.

2) Pemukiman
Selain kegiatan perdagangan dan jasa, juga dialokasikan kegiatan
permukiman. Kegiatan permukiman dikembangkan dibelakang
fungsi perdagangan maupun bercampur dengan kegiatan
perdagangan dan jasa (bentuk ruko). Fungsi permukiman ini perlu
memperhatikan masalah penyediaan RTH privat maupun
lingkungan, serta upaya pelestarian hunian asli daerah ini.

3) Fasum dan Fasos


Fungsi fasilitas umum berupa saran pendidikan yang ada pada
kawasan perencanaan tetap dipertahankan, sebagai fungsi-fungsi
pelayanan umum dalam kawasan. Namum pembentukan baru untuk
fungsi pendidikan perlu dibatasi dan diarahkan pada kawasan lain
diluar kawasn perencanaan yang lebih sesuai sebagai sarana
pendidikan. Fasilitas umum lain adalah puskesmas untuk melayani
kesehatan masyarakat kawasan. Fasilitas sosial berupa masjid atau
tempat ibadah yang terdapat pada beberapa lokasi seperti masjid
yang terletak dirumah sakit.

4) Perkantoran
Perkantoran yang ada pada kawasan ini adalah perkantoran aparat
umum, kantor kelurahan dan beberapa fasilitas rumah dinas.
Beberapa bangunan ini akan menjadi potensi sebagai kantor sewa.

5) Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Publik


Ruang terbuka ini menjadi ruang yang sangat fital bagi aktifitas
publik baik didalam maupun diluar kawasan perencanaan.
Keberadaan ruang terbuka ini perlu didukung oleh penigkatan
kualitas dan fasilitas penunjang sehingga kinerja ruang rapat lebih
optimal. Sarana penunjang dapat berupa penambahan fasilitas pada
kawasan Gerbang Kota, Pasar dan Rumah Hunian.

6) Pariwisata
Fungsi pariwisata diusulkan sebagai fungsi penunjang kawasan.
Fungsi yang diusulkan adalah fungsi-fungsi pendukung wisata kuliner
dan ruang publik disepanjang jalur. Penetapan fungsi ini sejalan
dengan upaya pemerintah daerah untuk membentuk ruang publik
ditengah kawasan dengan merevitalisasi warga yang ada pada area
tersebut. Fungsi wisata ini juga terkait dengan fungsi pelestarian
budaya lokal rumah khas daerah ini.

7) Transportasi
Fungsi transportasi yang ada pada kawasan terdiri atas perencanaan
jalur transit yang melalui kawasan ini. Terhubung pada jalur utama
dan disatukan oleh node untuk pergantian moda transportasi lain
menuju kawasan pengembangan utama.
iii. Rencana Investasi

A. Rencana Tahap Pengembangan dan Sumber Pendanaan

Secara umum rencana investasi kegiatan penataan RTBL Kawasan


Perdagangan dan jasa disusun dengan memperhitungkan kebutuhan
nyata pemangku kepentingan dalam proses pengendalian investasi dan
pembiayaan dalam penataan kawasan-kawasan perdagangan dan jasa.
Selain bertujuan untuk menghitung tolak ukur keberhasilan investasi agar
terjadi kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan, rencana
investasi juga menjadi alat mobilisasi dana investasi masing-masing
pemangku kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan
kapasitas dan perannya dalam sesuatu sistem wilayah yang disepakati
bersama, sehingga dapat tercapai kerjasama untuk mengurangi berbagai
konflik kepentingandalam investasi/pembiayaan. Serta dapat mengatur
upaya percepatan penyediaan dan peningkatan kualitas pelayanan
sarana prasarana kawasan perdagangan dan jasa.

B. Prinsip Dasar Pentahapan Pengembangan

Tahap pengembangan kawasan perdagangan dan jasa sebagai kelanjutan


dari rencana penataan bangunan dan lingkungan kawasan perdagangan
dan jasa, merupakan tahap implementasi program/kegiatan RTBL
kawasan perdagangan dan jasa. Pada tahap ini, program dan rencana
strategis akan dilaksanakan, sehingga tahap-tahap dan arah
pengembangan yang direkomendasikan dapat dicapai sesuai dengan
yang diharapkan. Tahap rencana investasi program RTBL kawasan
perdagangan dan jasa yang direncanakan dalam jangka waktu 5 tahun,
pada prinsipnya merupakan tanggung jawab pemerintah Kota Bandar
Lampung.sumber pembiayaan program pembangunan RTBL kawasan
perdagangan dan jasa dibedakan atas pembiayaan dari pemerintah pusat
(APBN), pemerintah provinsi Lampung (APBD I), pemerintah kota Bandar
Lampung (APBD II), masyarakat, swasta, dan sharing antar pelaku
pembangunan.
Pemerintah berkewajiban untuk menyediakan sarana dan prasarana yang
menyangkut kepentingan masyarakat umum, skala luas, dan memerlukan
investasi yang banyak (public goods). Masyarakat juga berkewajiban
membangun kota dan berpartisipasi dalam lingkup yang kecil (privacy
goods). Demikian juga pihak swasta wajib berpartisipasi untuk terlibat
sejauh menyangkut kepentingan sendiri, seperti dalam
pendirian/pengembangan usahanya sendiri. Seiring dengan pelaksanaan
otonomi daerah, penekanan arahan sumber pembiayaan adalah pada
upaya penggalian potensi dari dalam Kota Bandar Lampung. Potensi
penggalian sumber dana terutama dari pajak dan retribusi daerah.
Subsidi dari institusi yang terkait dengan program pembangunan lebih di
prioritaskan bagi pembiayaan proyek-proyek sektoral, yang secara
keseluruhan dapat menunjang mekanisme pembangunan di wilayah
perencanaan dan seluruh bagian Kota Bandar Lampung. Sumber lain
yang semakin berpengaruh pada kemajuan pertumbuhan pembangunan
kota adalah peran serta masyarakat dan swasta (investor). Program
pembangunan kota sudah seharusnya dilakukan secara sharing antara
pemerintah, masyarakat dan swasta, sebagai bentuk pemberdayaan
sumber daya setempat.

C. Sumber Pendanaan

1) Pembiayaan oleh Pemerintah

Secara garis besar, sumber pembiayaan pembangunan Kota Bandar


lampung yang berskala dari pemerintah tergantung pada sumber-
sumber penerimaan Pemerintah Daerah. Sumber-sumber
penerimaan Pemerintah daerah terdiri dari :
 Pendapatan Asli Daerah sendiri (PADs), meliputi :
- Hasil pajak daerah,
- Hasil retribusi daerah,
- Hasil perusahaan daerah dan hasil pengelolaan kekayaan
daerah.
 Dana perimbangan, yang meliputi :
- Bagian dari PBB dan penerimaan dari sumber daya alam,
- Dana Alokasi Umum (DAU),
- Dana Alokasi Khusus.
2) Pinjaman Daerah.
3) Sumber lain yang berasal dari subsidi atau bantuan luar.

D. Peningkatan Penerimaan Daerah

Peningkatan penerimaan daerah dapat dilakukan dengan intensifikasi


penerimaan daerah, yaitu dengan meningkatkan kapasitas sumber-
sumber penerimaan yang telah ada dan ekstensifikasi penerimaan
daerah, yaitu dengan menggali sumber-sumber penerimaan baru.
Tersedianya kawasan dengan perencanaan RTBL, dapat meningkatkan
PAD Pemerintah Kota Bandar Lampung yang berasal dari berbagai sector,
antara lain :
1. Pengelolaan pajak dan retribusi. Dalam hal ini diupayakan agar PAD
dapat diperoleh secara netral, harus ada hubungan yang jelas antara
manfaat dan biaya riil dari pungutan yang dikenakan pada kawasan
RTBL, memperhitungkan pengaruh kebijaksanaan pungutan
terhadap distribusi pendapatan masyarakat dan meminimalkan
biaya pungutan serta meningkatkan ketaatan wajib pajak/retribusi
daerah.
2. Meningkatkan penyediaan jasa pelayanan umum dengan tarif
retribusi yang layak, sehingga dapat lebih efisien dengan tidak
menimbulkan distorsi ekonomi. Dalam recovery, diupayakan iklim
yang mendukung partisipasi swasta, investor, dan kontraktor.
3. Penyempurnaan pelaksanaan program pengembangan kemampuan
manajerial dan administrasi keuangan dan pendapatan daerah.
Didalamnya termasuk unsur personalia dan pembagian tugas,
penyempurnaan teknik dan administrasi pungutan serta
penyederhanaan prosedur pengesahan peraturan daerah.
4. Diberlakukannya regulasi tentang pajak dan retribusi untuk
disesuaikan dengan tuntutan pelaksanaan pembangunan dan
perkembangan keadaan.
5. Penyederhanaan proses administrasi pungutan pajak dan retribusi.

E. Pemanfaatan Dana Dari Penanaman Modal Dan Pinjaman

Dalam upaya meningkatkan kemampuan daerah untuk pembiayaan


pembangunan, saat ini telah dikembangkan penyediaan dana dari
sumber pinjaman dengan persetujuan DPRD, baik yang berasal dari
dalam negri maupun dari luar negri, melalui pemerintah pusat. Pinjaman
tersebut terutama dimaksudkan untuk membiayai pembangunan saran
prasaran yang nantinya akan menjadi asset daerah dan dapat
menghasilkan penerimaan untuk pengembalian pinjaman tersebut
(investasi). Dengan demikian pinjaman ini dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan yang bersifat self financing atau dapat
mengembalikan pinjaman dari operasional kegiatan itu sendiri. Dalam
pelaksanaan program pembangunan kota, pemerintah daerah dapat
memanfaatkan sumber dana ini untuk memperluas jaringan air bersih,
pengembangan pasar dan lain-lain yang operasilisasi kegiatannya dapat
menghasilkan penerimaan untuk mengembalikan pinjaman tersebut.
Selain itu, sumber dana juga dapat bersumber dari penanaman modal
swasta yang dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan ekonomi, seperti
perdagangan, industry, transportasi dan lainnya.

F. Peningkatan Partisipasi Masyarakat

Pembiayaan pembangunan yang bersumber dari Pemerintah Kota


Bandar Lampung sangat terbatas. Keterbatasan sumber dana pemerintah
daerah dapat menghambat laju pembangunan kota, jika tidak didukung
oleh peran serta masyarakatnya. Karena itu perlu upaya-upaya
penggalangan sumber pembiayaan lain, yaitu dengan meningkatkan
peran serta/partisipasi masyarakat dan swasta dalam setiap penyediaan
fasilitas pelayanan umum, memalui beberapa tahap sebagai berikut :
1. Pemberian kemudahan kepada pihak masyarakat dan swasta yang
berminat melakuakan investasi dalam pembangunan sarana dan
prasarana perkotaan, misalnya pembangunan sarana perdagangan
(pertokoan,ruko,kios,dll).
2. Pemberian kemudahan dalam memperoleh izin lokasi serta izin
mendirikan bangunan, sejauh tidak menyimpang dari rencana yang
telah ditetapkan.
3. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam upaya pemeliharaan
fasilitas pelayanan yang telah disediakan oleh pemerintah daerah.

G. Rencana Pembiayaan Dan Program Investasi

Penelusuran program investasi akan menjelaskan prakiraan kebutuhan


besarnya biaya/anggaran pada pelaksanaan suatu program
pembangunan atau program kegiatan. Program investasi dibuat dalam
bentuk tabel, yang terdiri dari strategi pengembangan, rencana dan
pokok program pengembangan pada masing-masing detail kawasan studi
prioritas (spot area) sesuai peta blok pengembangan yang telah
ditetapkan, tahap pembangunan, leading sectror, instansi/stakeholder
terkait, perkiraan biaya, serta alokasi pendanaan atau sumber
pembiayaan program pembangunan RTBL kawasan perdagangan dan
jasa yang dibedakan atas pembiayaan dari Pemerintah Pusat (APBN),
Pemerintah Provinsi lampung (APBD I), Pemerintah Kota bandar
Lampung (APBD II), masyarakat, swasta, dan sharing antar pelaku
pembangunan.

Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

PRODUK STATUS INDIKASI PROGRAM/


NO ARAHAN PEMBANGUNAN LOKASI
RENCANA (ADA/TDK) KEGIATAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. RKP ADA Penanganan Kawasan Presentase Luas Bandar Lampung
Kumuh Kawasan Kumuh

2. RISPAM ADA  Perlindungan, Peningkatan Pelayanan Bandar Lampung


Pengamanan, dan Air Bersih
Penguasaan
terhadap
pemanfaatan
Sumber Air Baku
guna menjaga
kualitas dan
kontinyuitas air
baku, serta
meminimalisir
konflik
pemanfaatan air
 Peningkatan
kapasitas sistem
SPAM Jaringan
Perpipaan(Unit Air
Baku, Unit
Produksi, Unit
Distribusi, dan
Unit Pelayanan)
guna peningkatan
cakupan
pelayanan.
 Fasilitasi dan
pembangunan
SPAM Pedesaan
guna pemenuhan
kebutuhan dasar
bagi masyarakat
yang tidak
terjangkau secara
partisipatif.
 Pembangunan
SPAM pedesaan
guna mengurangi
desa rawan air
minum, dan
perbaikan sistem
air minum
pedesaan yang
terlindungi tapi
tidak aman serta
tidak terlindungi
dan tidak aman.
 Peningkatan
Kinerja Lembaga
Pengelola Air
Minum (PDAM
Limau Kunci, dan
Kelompok
Masyarakat
Penerima
Manfaat)

3. SSK ADA Kebijakan umum Peningkatan Pelayanan Bandar Lampung


pembangunan sanitasi di Sanitasi
Lampung Barat:

 Meningkatkan
cakupan
pelayanan
pengelolaan
Sanitasi secara
terpadu,
berkualitas, dan
berkelanjutan.
 Meningkatkan
fungsi koordinasi ,
pengawasan, dan
pengendalian
dalam rangka
mengurangi dan
mencegah konflik
lingkungan hidup
dan dampak
negatif Sanitasi,
 Meningkatkan
kesadaran dan
peran serta
masyarakat serta
keterlibatan
swasta dalam
pengurangan
tingkat kerawanan
sanitasi secara
partisipatif
 Meningkatkan
nilai tambah
ekonomis
persampahan dan
limbah domestik
bagi peningkatan
pendapatan
masyarakat

4. RTBL ADA Arah Pengembangan Presentase Bandar Lampung


penataan bangunan dan Pemanfaatan Ruang
lingkungan akan difokuskan Sesuai Peruntukannya.
di kawasan prioritas, yaitu
di kawasan Jalan Urip
Sumoharjo, Jalan Ki Maja,
Jalan Ratu Dibalau,dan
Jalan Pramuka

Anda mungkin juga menyukai