Anda di halaman 1dari 9

Nama : I Made Aris Aditya Nugraha

NIM : 1905551088

Kelompok : 11

MODUL I
PENGALAMATAN JARINGAN

Tujuan
1. Memahami Format IP Addressing versi 4 beserta dengan pembagian
kelasnya
2. Memahami Format IP Addressing versi 6 beserta dengan pembagian
kelasnya
3. Memahami Subnetting
4. Melakukan konfigurasi IP pada jaringan Local Area Network

Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan IP addressing version 4 (IPv4) serta pembagian kelasnya!
Berikan contoh beserta perinciannya.
2. Jelaskan IP addressing version 6 (IPv6) serta perbedaannya dengan IP
addressing version 4 (IPv4)!
3. Jelaskan mengenai IP Subnetting Classfull & Classless menggunakan
CIDR & VLSM!
4. Jelaskan yang dimaksud dengan Broadcast Domain dan Default Gateway,
serta berikan penjelasan jika muncul “Destination unreachable” &
“Request Time Out” pada proses Ping!

Jawaban
1. IP Addressing Version 4 (IPv4)
Alamat IP versi4 (sering disebut dengan Alamat Ipv4) adalah sebuah
jenis pengalamatan jaringan yang digunakan didalam protocol jaringan TCP/IP
yang menggunakan protocol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32 bit, dan secara
teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya
4.294. 967 host diseluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256
(didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4 (karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai
maksimal dari alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai
dihitung dari nol sehingga nilai – nilai host yang dapat ditampung adalah 256 x
256 x 256 x 256 = 4.294.967.296 host. Contoh alamat IP versi 4 adalah
192.168.0.3.
Alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, Adapun kelas –
kelasnya yaitu kelas A, kelas B, kelas C dan kelas D. Kelas – kelas yang ada pada
IPv4 akan dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 1.1 Pembagian Kelas IP Addresss version 4


Kelas Oktet Pertama Oktet Pertama Penggunaan
(Desimal) (Biner)
Kelas A 1 – 126 0xxx xxxx Digunakan untuk jaringan
komputer berskala besar
yang mampu untuk
menampung 16,777,214
host.
Kelas B 128–191 10xx xxxx Digunakan untuk jaringan
komputer berskala
menengah sampai besar.
Kelas B menyediakan
16,384 jaringan dan setiap
jaringan menampung hingga
65,534 host.
Kelas C 192–223 110x xxxx Digunakan untuk jaringan
komputer berskala kecil. IP
Address kelas C
menyediakan 2,097,152
jaringan dan setiap jaringan
dapat menampung 254 host.
Kelas D 224–239 1110 xxxx Digunakan untuk alamat
multicast yang pada oktet
pertama bernilai 1110
(bilangan biner) dan
sekaligus sebagai network
identifier. Kemudian 28bit
betikutnya digunakan
untuk host identifier.
Kelas E 240–255 1111 xxxx Digunakan untuk alamat
percobaan atau eksperimen
untuk digunakan pada masa
depan. Empat bit pertama
selalu diset kepada
bilangan biner 1111 dan
28bit sisanya digunakan
sebagai alamat yang dapat
digunakan untuk mengenali
host.
Tabel 1.1 merupakan tabel yang berisi pembagian kelas dari IP
Address version 4. Pada tabel tersebut terdapat kelas yang terbagi menjadi 5 kelas
lengkap dengan oktetnya dalam bentuk decimal maupun biner. Selain itu juga
terdapat penjelasan dari penggunaan masing – masing kelas tersebut.

2. IP Addressing Version 6 (IPv6)


Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah
jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP
yang menggunakan protokol IP versi 6. Standar Internet Protocol generasi baru
ini mulai dibentuk sejak tahun 1994. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan
memiliki kombinasi alamat sebanyak 2^64^6 untuk host komputer di seluruh
dunia, cukup untuk memberikan setiap orang di dunia ini dengan sebuah alamat
IP yang unik. Selain itu, IPv6 juga telah memiliki fitur keamanan yang lebih baik
daripada IPv4. Struktur jaringan IPv6 pun lebih fleksibel daripada struktur yang
ada saat ini karena masing-masing titik dapat mengalokasikan alamatnya masing-
masing. Contoh alamat IP versi 6 adalah
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.

IPv6 merupakan solusi bagi keterbatasan alamat IPv4 (32 bit). IPv6
dengan 128bit memungkinkan pengalamatan yang lebih banyak, yang
memungkinkan IP-nisasi berbagai perangkat (PDA, handphone, perangkat rumah
tangga, perlengkapan otomotif). Aspek keamanan dan kualitas layanan yang telah
terintegrasi. Desain autokonfigurasi IPv6 dan strukturnya yang berhirarki
memungkinkan dukungan terhadap komunikasi bergerak tanpa memutuskan
komunikasi end-to-end. IPv6 memungkinkan komunikasi peer-to-peer tanpa
melalui NAT, sehingga memudahkan proses kolaborasi atau komunikasi end-to-
end yaitu manusia ke manusia, mesin ke mesin, manusia ke mesin dan sebaliknya.
Berikut ini merupakan perbandingan dari IPv4 dan IPv6 yang disajikan kedalam
tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbedaan IPv4 dan IPv6


No IPv4 IPv6
1. Panjang alamat 32 bit. Panjang alamat 128 bit.
2. Konfigurasi secara manual atau DHCP Bisa menggunakan address
autoconfiguration
3. Dukungan terhadap IPsec Opsional Dukungan terhadap IPsec Dibutuhkan
4. Checksum termasuk pada Header Checksum tidak masuk dalam Header
5. Menggunakan ARP Request secara ARP Request diganti oleh Neighbor
broadcast untuk  menterjemahkan alamat Solitcitation secara multicast
IPv4 ke alamat link-layer
6. Untuk Mengelola grup pada subnet lokal IGMP telah digantikan fungsinya oleh
digunakan Internet Group Management Multicast Listener Discovery (MLD)
protocol (IGMP)
7. Fragmentasi dilakukan oleh pengirim Fragmentasi dilakukan hanya oleh
dan ada router, menurunkan kinerja pengirim
router
8. Tidak mensyaratkan ukuran paket pada Paket Link Layer harus mendukung
link-layer dan harus bisa menyusun ukuran paket 1280byte dan harus bisa
kembali paket berukuran 576 byte. menyusun kembali paket berukuran 1500
byte
Tabel 1 berisi informasi mengenai perbedaan antara IP addressing version
6 (IPv6) dengan IP addressing version 4 (IPv4). Terlihat pada tabel bahwa
terdapat 8 perbedaan antara IP addressing version 6 (IPv6) dengan IP addressing
version 4 (IPv4).

3. IP Subnetting Classfull & Classless menggunakan CIDR & VLSM


Subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP
dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet.
Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host, jadi semakin
banyak jumlah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk
mendefinisikan host bit. Classful secara sederhana dapat diartikan dengan kelas
atau menggunakan kelas. Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan
IP classful dapat diartikan menjadi pengalamatan IP berdasarkan kelas.
Pengalamatan dengan metode ini ada pada pengalamatan IPv4 yang dibagi
menjadi kelas A, B, C, D, dan E. Pengalokasian host pada jaringan dengan
menggunakan sebuah subnet mask yang sama. Penjelasan mengenai ip subnetting
classfull & classless menggunakan CIDR & VLSM adalah sebagai berikut.
3.1. CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan
mengenai IP Addressing dengan menggunakan metode VLSM (Variable Length
Subnet Mask), namun sebelum membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu
subnetting menggunakan CIDR. Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan
suatu konsep perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless
inter domain routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan
panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini
menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode
CIDR dengan notasi i dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal
ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode CIDR kita dapat
melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari
kebutuhan pemakai.
Notasi slash seringkali digunakan dalam classless addressing yang dikenal
sebagai notasi CIDR (classless inter-domain routing). Diketahui bahwa mask
tersusun atas sejumlah bit 1 diikuti oleh sejumlah bit 0.

3.2. VLSM (Variable Length Subnet Mask)


Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode
yang berbeda dengan memberikan suatu network address lebih dari satu subnet
mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu network ID hanya memiliki satu
subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada
pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si
pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain
sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet,
namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi
dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk
mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna
mengatasi kekurangan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan
oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik
instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke
jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP
Public).
Penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat
berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya
dapat memenuhi persyaratan, routing protocol yang digunakan harus mampu
membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya
(routing protocol :RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut
protocol routing : CNAP1-2), semua perangkat router yang digunakan dalam
jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus
packet informasi. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada
dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan
VLSM.

4. Proses Ping
Ping merupakan singkatan dari Packet Internet Gopher yang berarti
menggali atau mengeruk paket internet. Dinamakan demikian sesuai dengan
fungsi utama dari ping yaitu untuk menggali informasi tentang kualitas
konektivitas antara satu komputer dengan yang lain pada jaringan komputer.
Sistem kerja dalam ping ini mirip dengan sonar yang dimiliki oleh kapal
selam, dimana sonar akan mengirimkan sinyal ke bawah laut dan ketika sinyal itu
telah mengenai suatu benda maka sinyal akan memantul kembali untuk ditangkap
sonar di kapal selam.
Ping bekerja dalam sistem jaringan komputer yang menggunakan basis
teknologi TCP/IP yang merupakan singkatan dari Transmission Control
Protocol/Internet Protocol. Ping dapat dilakukan diberbagai macam sistem operasi
yang mendukung TCP/IP seperti Windows, Linux, Apple, Solaris, BSD, dan lain
sebagainya.
Terdapat beberapa proses yang ada dalam ping seperti Broadcast
Domain dan Default Gateway yang merupakan bagian dari pengalamatan
jaringan, Destination unreachable dan Request Time Out merupakan status yang
terjadi dalam pengalamatan jaringan. Berikut ini merupakan pengertian dan
penjelasan yang lebih lengkap.
4.1. Broadcast Domain
Broadcast Domain secara umum dapat didefinisikan sebagai semua
device atau perangkat yang dapat mengetahui sinyal yang berasal dari perangkat
network tertentu yang berada dalam satu segmen.
Broadcast Domain adalah sebuah divisi logika dalam jaringan
komputer dimana semua Host dan Node (perangkat) dapat menjangkaunya atau
terhubung dengan host dan node yang lainnya melalui Broadcast pada layer Data
Link. Broadcast Domain ini dapat berada pada segmen jaringan yang sama
maupun berbeda.

4.2. Default Gateway


Default gateway merupakan sebuah device atau perangkat yang
merutekan trafik dari local network (Misal Jaringan yang berada di Jakarta)
menuju device atau perangkat yang berada pada remote network (Misal Jaringan
yang berada di Bandung). Di dalam rumah atau lingkungan bisnis yang kecil,
default gateway biasanya digunakan untuk menghubungkan local network
(komputer-komputer yang ada pada satu LAN) ke internet.
Apabila suatu host mengirim suatu packet menuju device yang berada
pada IP network yang berbeda, Si host pengirim tadi harus mem-forward atau
meneruskan packet tersebut melalui perantara device menuju default gateway. Ini
dikarenakan device host tidak menyediakan routing information di luar area local
network menuju remote destination atau tujuan di luar LAN. Default gateway
biasanya diimplementasikan di router dan bekerja dengan routing table. Routing
table sendiri merupakan sebuah file data yang tersimpan di dalam RAM yang
digunakan untuk menyimpan informasi rute yang secara langsung terhubung ke
jaringan, juga digunakan untuk menyimpan entri atau data pada remote network
yang telah diketahui oleh device. Router menggunakan informasi yang terdapat
pada routing table untuk menentukan jalan terbaik agar data bisa sampai pada
tujuan.
4.3. Destination unreachable
Destination Unreachable terjadi jika host, jaringan, port atau protocol
tertentu tidak dapat dijangkau atau masih mencari. Salah satu penyebab terjadinya
“destination unreachable” adalah kabel jaringan LAN Card atau Wireless USB
kemungkinan tidak terhubung atau rusak. Cara mengatasi masalah ini yaitu
dengan menghubungkan perangkat jaringan tersebut dengan baik pada posisinya,
jika perangkat rusak maka perlu di ganti posisi PCI untuk LAN Card ke slot yang
baru, tapi jika perangkat adalah Wireless USB, maka pastikan lampu indikator
menyala dan coba di pindahkan ke port USB yang lain.

4.4. Request Time Out


Requst Time Out adalah kondisi ketika Komputer server tidak merespon
permintaan koneksi dari klien setelah beberapa lama (jangka waktu timeout
bervariasi) beberapa penyebab request time out yaitu seperti Utilisasi/pemakaian
bandwidth sudah penuh. solusi harus upgrade kecepatan, Kualitas akses jaringan
(wireless/wireline) kurang bagus, website yang dituju memiliki delay yang tinggi
sehingga ping timeout, Koneksi ke IP tersebut putus, Port di komputer tersebut
ditutup, Adanya Firewall, ataupun Kabel rusak atau tidak terpasang.
Beberapa cara mengatasi kondisi ketika terjadi Requst Time Out yaitu
check kembali penulisan IP Tujuan pada sintaks ping, Check kembali apakah
pemasangan kabel sudah tepat di Komputer tujuan, Check kembali NetID pada
computer tujuan, dan yang terakhir Matikan Firewall di kedua computer.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Fadhil Muhammad. 2015. “PENGERTIAN IP ADDRESS, PEMBAGIAN


KELAS IP ADDRESS IPV 4, DAN PERBEDAAN TCP DAN UDP”.
Available:
https://muhammadfadhil201.wordpress.com/2015/04/28/pengertian-ip-
address-pembagian-kelas-ip-address-ipv-4-dan-perbedaan-tcp-dan-udp/.
[2] Anisa Novia Sari. 2014. “Makalah kelompok 3: IPV6”. Available:
https://anisanoviasari.wordpress.com/2014/12/03/83/.
[3] Pharameswara Maharani Pertiwi. 2019 “Pengertian Broadcast Domain”.
Available: https://fhamapertiwi.blogspot.com/2019/04/pengertian-
broadcast-domain.html.
[4] Erlanz. 2018. “Pengertian Default Gateway”. Available:
https://erlanzhere4all.wordpress.com/2018/01/30/pengertian-default-
gateway/.
[5] Unknown. 2016. “Requst Time Out Dan Destination Host Unreachable
Pada Sebuah Jaringan”. Available:
http://blog.unnes.ac.id/ayukwitantri/2016/03/02/requst-time-out-dan-
destination-host-unreachable-pada-sebuah-jaringan/.
[6] Zenddy Rafiarsy. 2015. “Pengertian : Ping, TTL, Requst Time Out,
Destination Host Unreachable, Reply”. Available:
https://realpl.wordpress.com/2015/02/02/test-ping/.
[7] Unknown. 2020. “Mengenal IPV4 dan IPV6”. Available:
https://pandi.id/mengenal-ipv4-dan-ipv6/#:~:text=IPv4%3A Jumlah alamat
menggunakan 32,4 miliar alamat IP saja.&text=IPv6%3A Menggunakan
128 bit untuk,38 alamat IP yang unik.
[8] Unknown. 2013. “Subnetting Classful dan Classless”. Available:
http://fonykuliah.blogspot.com/2013/04/subnetting-classful-dan-
classless.html.

Anda mungkin juga menyukai