Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH SERVICESCAPES DAN HEDONIC SHOPPING VALUE TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA KONSUMEN WANITA DI GIANT


HYPERMARKET MALL OLYMPIC GARDEN (MOG) MALANG

Larasati Ayu Sekarsari


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165 Malang
E-mail : larasatiayuprathama@yahoo.co.id

Abstract

This study aims to analyze the pattern of relationships by knowing the direct influence of
servicescapes and hedonic shopping value against impulse buying behavior at Giant
Hypermarket Mall Olympic Garden (MOG) Malang. To find out how much influence the
dependent variable (impulse buying behavior) to the independent variables (servicescapes
and hedonic shopping value) used regression analysis with analytical methods test t and f.
This study uses a sample of 130 women consumers from Giant Hypermarket Mall Olympic
Garden (MOG) Malang. While sampling using purposive sampling techniques. The results of
studies using multiple linear regression analysis, showed that simultaneous variable
servicescapes (X1) and hedonic shopping value (X2) has a significant influence on impulse
buying behavior (Y). While partial, variable servicescapes and hedonic shopping value
showed a significant effect on impulse buying behavior.

Keywords: Servicescapes, Hedonic Shopping, Impulse Buying.

Dalam periode lima tahun terakhir ungkapkan oleh Susilo dalam Rahma
dari 2007-2011 jumlah gerai usaha ritel di (2010:3), “pada tahun 2008 sebagian
Indonesia mengalami pertumbuhan rata- konsumen beralih dari toko modern ke
rata sekitar 17,57 % per tahun. Pada tahun toko tradisional. Akibatnya, penjualan
2007 jumlah usaha ritel di Indonesia masih barang konsumen melalui toko tradisional
sebesar 10.365 gerai, kemudian pada tahun meningkat sangat tinggi sebesar 19,6%.”
2011 mencapai 18.152 gerai yang tersebar
di hampir seluruh kota-kota di Indonesia. Berdasarkan data Homepanel
Meningkatnya jumlah gerai modern dan Nielsen di lima kota besar di Indonesia,
juga perubahan sosial budaya masyarakat angka penetrasi ke toko tradisional, jumlah
menunjukkan semakin besarnya peluang kunjungan, besaran belanja perkunjungan,
bisnis ritel di Indonesia sekaligus juga dan rata-rata total belanja per rumah
menunjukkan semakin ketatnya persaingan tangga, semuanya meningkat dari tahun
di Industri ini. Pesaing utama ritel modern 2007 ke tahun 2008 dan hypermarket
adalah toko ritel tradisional yang memiliki jumlah tertinggi. Pasar
merupakan pesaing dari format yang meningkat sebesar 16 %, toko/warung
berbeda namun menjual barang yang sama meningkat sebesar 17 %, convenience
atau biasa disebut persaingan intertype. store meningkat sebesar 28%, supermarket
Pada masa resesi toko tradisional meningkat sebesar 14 %, general trade
merupakan ancaman yang paling terasa meningkat sebesar 17%, dan modern trade
oleh toko ritel modern. Seperti yang di meningkat sebesar 21 %. Namun ada yang
perlu di khawatirkan oleh hypermarket
karena berdasarkan data yang ada hanya Studi yang dilakukan Bellenger et
terdapat peningkatan sebesar 8 %, ini al. dalam Mattila dan Wirtz (2008)
mengindikasikan bahwa konsumen menyebutkan bahwa jumlah pembelian
berhati-hati dalam membelanjakan impulsif yang terjadi di department store
uangnya di hypermarket. Ini merupakan di Amerika Serikat mencapai 27 sampai 62
ancaman bagi bisnis berkonsep persen dari seluruh pembelian. Perilaku
hypermarket karena pada masa resesi, belanja impulsif juga terjadi di Indonesia,
konsumen mengurangi belanjanya di toko terlihat dari hasil survei yang dilakukan
yang berformat besar ini. oleh AC Nielsen dalam majalah
Persaingan merupakan hal yang Marketing/05/V/Mei/2009 terhadap
pasti dihadapi oleh perusahaan terlebih pembelanja di sebagian besar supermarket
ritel berformat hypermarket karena dan hypermarket dibeberapa kota besar
jumlahnya yang makin banyak. Strategi seperti Bandung, Jakarta dan Surabaya.
yang paling penting yang harus dilakukan Berdasarkan survey tersebut sekitar 85
oleh pemasar untuk menghadapi persen pembelanja terkadang atau selalu
persaingan tersebut adalah dengan membeli produk tidak direncanakan.
memiliki pengetahuan tentang perilaku Sedangkan jumlah pembelanja yang
belanja konsumen/pelanggan yang menjadi melakukan pembelian sesuai dengan
pasar sasaran di toko ritel modern, karena rencana dan tidak terdorong untuk
pengetahuan tentang perilaku konsumen membeli item tambahan hanya berkisar 15
merupakan kunci dalam memenangkan persen saja (Rahma, 2010: 7). Ini
persaingan di pasar. Kajian akan perilaku merupakan indikator positif bahwa
konsumen ini perlu dipelajari sebagai masyarakat Indonesia adalah masyarakat
langkah bagi pelaku usaha di dunia ritel yang suka membeli produk yang tak
modern untuk mengetahui bagaimana terencana.
perilaku konsumen di dalam toko ritel
modern, dan selanjutnya bisa dijadikan Mengingat besarnya pengaruh
referensi untuk membuat strategi pembelian impulsif terhadap total
pemasaran yang baik. penjualan, maka pemasar perlu untuk
mengidentifikasi faktor-faktor
Perilaku konsumen yang menarik penyebabnya untuk dapat
di dalam toko ritel modern yaitu adanya memformulasikan strategi pemasaran yang
perilaku impulse buying atau yang biasa tepat (Hausman, 2000). Berdasarkan
disebut pemasar dengan pembelian yang penelitian-penelitian terdahulu beberapa
tidak direncanakan. Pembelian impulsif faktor yang menjadi alasan mengapa
(impulsive buying) adalah perilaku seseorang terdorong untuk melakukan
berbelanja yang terjadi secara tidak impulse buying diantaranya adalah karena
terencana, tertarik secara emosional, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
dimana proses pembuatan keputusan internal yang ada pada diri seseorang yaitu
dilakukan dengan cepat tanpa berpikir pada suasana hati dan kebiasaan mereka
secara bijak dan pertimbangan terhadap berbelanja apakah di dorong sifat hedonis
keseluruhan informasi dan alternatif yang atau tidak, dan faktor eksternal yang
ada (Rook dalam Bayley dan Nancarrow, mempengaruhi impulse buying yaitu pada
1998). Engel dan Blacwell (1995), lingkungan toko dan promosi yang
mendefinisikan pembelian impulsif ditawarkan oleh toko.
sebagai suatu tindakan pembelian yang
dibuat tanpa direncanakan sebelumnya Beberapa penelitian seperti yang
atau keputusan pembelian yang dilakukan dilakukan oleh Rachmawati (2009:13),
pada saat berada didalam toko. menunjukkan bahwa faktor internal seperti
hedonic shopping value dan emosi positif
secara positif dan signifikan
mempengaruhi pembelian impulsif, sesuai kegiatan berbelanja yang dilakukan, maka
dengan penelitian yang dilakukan oleh akan memberikan pengaruh yang positif
Premananto (2007:182) bahwa emosi terhadap lamanya waktu yang dihabiskan
seseorang saat berbelanja memiliki untuk berbelanja (Forsythe dan Bailey
korelasi positif yang signifikan dengan dalam Kang dan Poaps, 2010). Akibat dari
kecenderungan melakukan pembelian semakin lama waktu yang dihabiskan
impulsif. konsumen dalam suatu gerai adalah dapat
meningkatkan probabilitas terjadinya
Hedonic shopping value menurut pembelian (Donovan et al. dalam Fam et
Samuel (2005:144) mencerminkan al., 2011).
instrumen yang menyajikan secara
langsung manfaat dari suatu pengalaman Servicescapes adalah lingkungan
dalam melakukan pembelanjaan, seperti fisik tempat dimana layanan diberikan dan
kesenangan dan hal – hal baru. Konsumen bagaimana lingkungan tersebut
hedonis mencakup aspek tingkah laku berpengaruh terhadap konsumen (Heizer,
yang berhubungan dengan multi-sensory, Render 2009:380). Bitner dalam Mudie
fantasi dan konsumsi emosional yang dan Pirie (2006:84) berpendapat bahwa
dikendalikan oleh manfaat seperti servicescapes memiliki dimensi kunci
kesenangan dalam menggunakan produk yang terdiri atas kondisi lingkungan
dan pendekatan estetis.( Hirschman dan (ambient conditions), ruang dan fungsi
Holbrook dalam Rachmawati, 2009:199). (space and functionality), dan penggunaan
tanda-tanda, simbol dan artefak (the use of
Di tengah suasana pasar yang kini signs, symbols, and artefaks).
bukan sekedar kompetitif, tetapi sudah Menurut Kotler dalam Rohman
menjadi hiperkompetitif, kedudukan (2009: 5), lingkungan fisik (ambient
konsumen semakin penting dalam conditions) mempengaruhi persepsi
hubungannya dengan perusahaan. Hal ini konsumen melalui sensor penglitatan,
mengakibatkan peritel wajib memberikan pendengaran, penciuman, dan bahkan
stimulus-stimulus dalam lingkungan sentuhan. Kotler juga menyebutkan dalam
berbelanja guna mendorong terjadinya Levy dan Weitzs (2009: 530) bahwa
pembelian karena konsumen yang Atmospherics lebih digunakan untuk
mementingkan pengalaman hedonik akan mendesain lingkungan mencakup
lebih mengutamakan lingkungan komunikasi visual, pencahayaan, warna,
berbelanja yang berkesan. Stimulus dalam music dan aroma yang merangsang
lingkungan berbelanja dapat diwujudkan persepsi pelanggan dan respon emosi yang
melalui atmosfer gerai serta pelayanan dapat mempengaruhi perilaku pembelian.
(service) yang diberikan kepada konsumen Space and functionality (ruang
saat melakukan kegiatan berbelanja (Fam dan fungsi) meliputi pemasangan mebel
et al., 2011). Stimulus dalam lingkungan dan peralatan ke dalam ruangan,
berbelanja juga dapat menyebabkan membangun jalur sirkulasi untuk aktivitas
terjadinya pembelian impulsif (Samuel, yang tepat, penyusunan rencana pekerjaan
2005). yang terintegrasi, mebel, peralatan dan
Peritel memiliki kemampuan perabot yang harus dimiliki dan
untuk memanipulasi lingkungan gerai disediakan. Jalur sirkulasi ini sangat
guna mendorong terjadinya pembelian penting tidak hanya untuk lalu lintas dalam
impulsif, salah satunya dengan pekerjaan dan arah bagi pengguna, tetapi
menciptakan servicescapes belanja yang juga memungkinkan ruang yang cukup
nyaman dan menarik sehingga konsumen bagi benda-benda, peralatan dan perabot
dapat menikmati kegiatan berbelanja yang agar dapat digunakan secara efisien dan
dilakukan. Jika konsumen menikmati aman. Menurut Loudon dan Bitta dalam
Rohman (1994:15), layout barang di rak mudah. Selain karena letaknya yang
dapat mempengaruhi terhadap pilihan strategis, Giant Hypermarket Mall
konsumen. Penataan barang-barang yang Olympic Garden (MOG) Malang juga
rapi, display yang menarik, dan memiliki lingkungan dalam toko yang
pengelompokkan barang sesuai dengan menarik minat konsumen dalam
jenisnya akan memudahkan konsumen berbelanja. Pencahayaan dan penggunaan
dalam mencari barang yang diinginkannya. warna yang sesuai suasana berbelanja,
Signs and symbols (Heizer, musik yang diperdengarkan di dalam toko
Render 2009:380), berhubungan dengan membuat suasana berbelanja menjadi
karakteristik desain bangunan dimana akan menyenangkan, aroma dalam toko yang
mempengaruhi makna sosial. Contohnya wangi, temperatur yang sejuk, dan juga
adalah penggunaan karpet di beberapa area wiraniaga yang siap siaga di setiap gerai
di dalam toko akan mendorong konsumen untuk melayani pelanggan yang
untuk memperlambat langkah dan melihat- berbelanja, menjadi keunggulan Giant
lihat produk. Penggunaan tanda-tanda, Hypermarket Mall Olympic Garden
simbol, dan artefak (the use of signs, (MOG) Malang sebagai tempat tujuan
symbols, and artefaks) oleh penyedia utama konsumen dalam berbelanja.
layanan untuk memberitahu pelanggan di
dalam melalui proses pemberian layanan. TINJAUAN PUSTAKA
Tanda, simbol dan artefak memberi sinyal
Keputusan Pembelian Impulsif
kepada pelanggan tentang bagaimana
Pembelian tidak terencana (impulse
perilaku yang biasa berlaku dan arah ke
buying) didefinisikan sebagai "pembelian
mana pelanggan harus pergi. Pelanggan
yang tiba-tiba dan segera tanpa ada minat
baru atau musiman mungkin akan bingung
pembelian sebelumnya" (Beatty and Ferrel
jika tidak ada simbol-simbol tersebut.
dalam Strack dalam Rohman, 2009:34).
Menurut Economic Review 2009,
Rook and Gardner dalam Kacen and Lee
terdapat tiga Merk hypermarket yang
dalam Rohman (2009:34) mendefinisikan
menguasai 88,59 persen omset domestik,
Impulse Buying sebagai "an unplanned
yaitu Carrefour menguasai hampir 50
purchase" . Rook dan Fisher dalam Bayley
persen, Hypermart menguasai 22,1 persen,
(1998) berpendapat pembelian impulsif
dan Giant (Hero Group) dengan pangsa
adalah kecenderungan konsumen untuk
18,5 persen (www. antasari.net).
melakukan pembelian secara spontan,
Giant adalah salah satu tidak terefleksi, secara buru-buru dan
hypermarket yang berkembang di didorong oleh aspek psikologi emosional
Indonesia. Sebelum terbentuknya Giant, terhadap suatu produk dan tergoda oleh
Hero merupakan jaringan supermarket persuasi dari pemasar.
domestik terbesar dan tertua di Indonesia. Selanjutnya Bayley dan Nancarrow
Giant Hypermarket Mall Olympic Garden (1998) dalam Yistiani (2012)
(MOG) merupakan ritel jenis hypermarket mengelompokkan pembelian impulsif
yang belokasi di dalam pusat perbelanjaan menjadi empat indikator :
terbesar pertama di kota Malang. Giant 1. Pembelian spontan, merupakan
Hypermarket Mall Olympic Garden keadaan dimana pelanggan seringkali
(MOG) menjadi tempat berbelanja pilihan membeli sesuatu tanpa direncakan
konsumen di kota Malang karena letaknya terlebih dahulu.
yang strategis, yaitu didalam salah satu 2. Pembelian tanpa berpikir akibat,
mall terbesar di kota Malang, serta dapat merupakan keadaan dimana pelanggan
diakses dengan kendaraan pribadi maupun sering melakukan pembelian tanpa
angkutan umum, memungkinkan memikirkan terlebih dahulu mengenai
masyarakat menjangkaunya dengan akibat dari pembelian yang dilakukan.
3. Pembelian terburu-buru, merupakan agar dapat digunakan secara efisien dan
keadaan dimana pelanggan seringkali aman.
merasa bahwa terlalu terburu-buru Penggunaan tanda-tanda, simbol,
dalam membeli sesuatu. dan artefak (the use of signs, symbols, and
4. Pembelian dipengaruhi keadaan artefaks) oleh penyedia layanan untuk
emosional, adalah penilaian pelanggan memberitahu pelanggan di dalam melalui
dimana pelanggan melakukan proses pemberian layanan. Tanda, simbol
kegiatan berbelanja dipengaruhi oleh dan artefak memberi sinyal kepada
keadaan emosional yang dirasakan. pelanggan tentang bagaimana perilaku
yang biasa berlaku dan arah ke mana
pelanggan harus pergi. Pelanggan baru
Servicescapes
atau musiman mungkin akan bingung jika
Istilah servicescapes berkaitan
tidak ada simbol-simbol tersebut.
dengan bukti fisik (tangible) di tempat jasa
pelayanan diberikan yang dapat dilihat
langsung oleh pelanggan. Servicescapes Hedonic Shopping Value
merupakan lingkungan dimana pelayanan Hedonic shopping value menurut
diberikan dan perusahaan serta tempat Samuel (2005:144) mencerminkan
dimana pelanggan berinteraksi (Bitner, instrumen yang menyajikan secara
1992; Zeithaml and Bitner, 1996). langsung manfaat dari sutau pengalaman
Bitner dalam Mudie dan Pirie dalam melakukan pembelanjaan, seperti
(2006:84) menyatakan bahwa kesenangan dan hal – hal baru. Konsumen
servicescapes memiliki dimensi kunci hedonis mencakup aspek tingkah laku
yang terdiri atas kondisi lingkungan yang berhubungan dengan multi-sensory,
(ambient conditions), ruang dan fungsi fantasi dan konsumsi emosional yang
(space and functionality), dan penggunaan dikendalikan oleh manfaat seperti
tanda-tanda, simbol dan artefak (the use of kesenangan dalam menggunakan produk
signs, symbols, and artefaks). dan pendekatan estetis (Hirschman dan
Kondisi lingkungan (ambient Holbrook dalam Rachmawati, 2009:199).
conditions) dapat mempengaruhi perasaan
konsumen dan memiliki peran yang Menurut Hausman, et al dalam
signifikan dalam menciptakan perilaku Rohman (2009) mengidentifikasi ada enam
konsumen yang sesuai dengan harapan faktor motivasi berbelanja hedonik, yaitu
produsen. Kondisi lingkungan (ambient sebagai berikut :
conditions) terdiri dari pencahayaan 1. Mencari kesenangan baru, konsumen
(lighting), musik (music), warna (colour), berbelanja untuk mencari pengalaman
suhu udara (temperature), dan yang menyenangkan.
wewangian/aroma (scent).
Ruang dan fungsi (space and 2. Memuaskan rasa ingin tahu,
functionality) meliputi pemasangan mebel konsumen berbelanja untuk
dan peralatan ke dalam ruangan, memuaskan keinginan berbelanja.
membangun jalur sirkulasi untuk aktivitas
yang tepat, penyusunan rencana pekerjaan 3. Pengalaman baru, konsumen
yang terintegrasi, mebel, peralatan dan berbelanja untuk mendapatkan
perabot yang harus dimiliki dan pengalaman baru.
disediakan. Jalur sirkulasi ini sangat 4. Bertemu dengan orang lain, konsumen
penting tidak hanya untuk lalu lintas dalam berbelanja untuk berinteraksi dengan
pekerjaan dan arah bagi pengguna, tetapi orang lain.
juga memungkinkan ruang yang cukup
bagi benda-benda, peralatan dan perabot 5. Mencari hiburan, konsumen
berbelanja untuk menghibur diri.
6. Melupakan perosalan, konusmen disebarkan pada konsumen wanita di
berbelanja untuk menghilangkan Giant Hypermarket Mall Olympic
persoalan yang dihadapi. Garden (MOG) Malang yang telah
memenuhi kriteria yang sudah
ditetapkan oleh peneliti.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan 2. Data Sekunder
dalam penelitian ini adalah explanatory Data sekunder mengacu pada
research atau penelitian penjelasan. informasi yang dikumpulkan dari
Penelitian explanatory ini menguji suatu sumber data yang telah ada (Sekaran,
hipotesis antara variabel satu dengan 2006:60). Kuncoro (2009:148)
variabel yang lain yang saling berpengaruh menyatakan bahwa, data sekunder
antara satu dengan yang lain. penelitian adalah data yang telah dikumpulkan
yang dilakukan disini adalah penelitian oleh lembaga pengumpul data dan
penjelasan untuk menguji dan menjelaskan dipublikasikan kepada masyarakat
pengaruh servicescapes dan hedonic pengguna. Data ini biasanya diperoleh
shopping value terhadap keputusan dari perpustakaan atau laporan
pembelian impulsif pada konsumen wanita penelitian terdahulu. Sumber data
di Giant Hypermarket Mall Olympic sekunder tersebut dapat berupa buku,
Garden (MOG) Malang. Dalam penelitian jurnal, artikel yang diunduh dari
ini, pengambilan sampel dilakukan dengan internet, tesis dan disertasi terdahulu.
metode nonprobability sampling Teknik pengumpulan data atau cara
menggunakan Purposive Sampling, yaitu memperoleh informasi atau data dari
teknik penentuan sampel berdasarkan berbagai sumber, dilakukan dengan cara :
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1. Kuesioner.
2008:122). Tujuan dari Purposive Penyebaran atau pembagian kuesioner
Sampling adalah untuk memperoleh dilakukan kepada pengunjung di Giant
sampel orang yang memenuhi kriteria Hypermarket Mall Olympic Garden
yang sudah ditentukan sebelumnya (MOG) Malang yang telah memenuhi
(Cozby, 2009:229). kriteria yang sudah ditetapkan oleh
Untuk melengkapi penelitian ini, peneliti. Kuesioner (questionnaires)
maka perlu didukung oleh data yang adalah daftar pertanyaan tertulis yang
lengkap dan akurat. Jenis data yang telah dirumuskan sebelumnya yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi akan responden jawab, biasanya
dua data, yaitu data primer dan data dalam alternatif yang didefinisikan
sekunder. dengan jelas. Kuesioner merupakan
sutau mekanisme pengumpulan data
1. Data Primer yang efisien jka peneliti mengetahui
Data primer mengacu pada informasi dengan tepat apa yang diperlukan dan
yang diperoleh dari tangan pertama bagaimana mengukur variabel
oleh peneliti yang berkaitan dengan penelitian (Sekaran, 2006:82).
variabel minat untuk tujuan spesifik Penyebaran kuesioner pada penelitian
studi (Sekaran, 2006:60). Kuncoro ini dilakukan secara langsung,
(2009:157) berpendapat bahwa, data sehingga peneliti dapat memberikan
primer adalah data diperoleh dengan penjelasan seperlunya agar tidak
survey lapangan yang menggunakan terjadi kesalahan penafsiran atas
semua metode pengumpulan data pertanyaan-pertanyaan yang
original. Dalam penelitian ini, data diberikan.
primer diperoleh dari jawaban
responden melalui kuesioner yang
2. Studi Kepustakaan Dari model persamaan yang telah
Studi kepustakaan adalah pencarian dibentuk, akan dapat digunakan untuk
data pelengkap atau penunjang yang memprediksi pengaruh antara beberapa
ada pada literatur – literatur seperti variabel bebas tarhadap variabel terikat
buku, jurnal, maupun karangan ilmiah. dengan melihat besarnya koefisien
3. Browsing Internet masing-masing variabel bebas.
Merupakan teknik pengumpulan data
dengan menjelajahi internet guna HASIL PENELITIAN DAN
mencari dan mendapatkan informasi PEMBAHASAN
yang berkaitan dengan pokok bahasan
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
adanya pengaruh secara simultan antara
Alat uji yang digunakan untuk variabel servicescapes (X1) dan hedonic
menguji instrumen penelitian ini beupa uji shopping value (X2) terhadap variabel
validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi keputusan pembelian impulsif (Y) pada
klasik. Uji hipotesis dilakukan konsumen wanita Giant Hypermarket di
menggunakan uji F dan uji t dan uji Mall Olympic Garden (MOG) Malang .
dominan. Teknik analisis data Dengan nilai Fhitung lebih besar daripada
menggunakan analisis regresi linear Ftabel (69,226> 3,09) dan signifikansi
berganda. sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari
Gujarati dalam Ghozali (2006:81) alpha (α) = 0,05. Sehingga dapat
menjelaskan bahwa analisis regresi pada disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
dasarnya adalah studi mengenai diterima, artinya terdapat pengaruh secara
ketergantungan variabel dependen (terikat) simultan antara variabel servicescapes (X1)
dengan satu atau lebih variabel independen dan hedonic shopping value (X2) terhadap
(variabel penjelas/ bebas), dengan tujuan variabel keputusan pembelian impulsif
untuk mengestimasi atau memprediksi (Y).
rata-rata populasi atau nilai rata-rata Selain menghitung pengaruh
variabel dependen berdasarkan nilai simultan atau pengaruh secara keseluruhan
variabel independen yang diketahui. dari variabel-variabel bebas terhadap
Karena satuan dari Servicescapes (X1), dan variabel terikat, dapat pula dihitung
Hedonic Shopping Value (X2) belum pengaruh masing-masing variabel secara
sama, maka perlu disamakan dahulu parsial atau secara sendiri-sendiri dari
dengan menggunakan standardized beta, setiap variabel bebas terhadap variabel
sehingga tidak ada konstantanya (Ghozali, terikat. Masing-masing variabel
2006:88). Oleh karena itu, persamaan servicescapes (X1) dan hedonic shopping
regresi berganda yang digunakan dalam value (X2) berpengaruh signifikan secara
penelitian ini, yaitu : persial terhadap variabel keputusan
Y = b1X1 + b2X2 pembelian impulsif (Y) konsumen wanita
Giant Hypermarket di Mall Olympic
Di mana : Garden (MOG) Malang, dengan
penjelasan sebagai berikut:
Y = Keputusan Pembelian Impulsif
a. Variabel X1 memiliki koefisien regresi
b = Koefisien regresi sebesar 0,179 dan didapatkan statistik
uji t sebesar 2,770 dengan nilai
X1 = Servicescapes
signifikan sebesar 0,006. Nilai statistik
X2 = Hedonic Shopping Value uji |thitung| tersebut lebih besar daripada
ttabel (2,770 > 1,981) dan nilai
signifikan lebih kecil daripada α =
0,05. Pengujian ini menunjukkan keputusan pembelian impulsif (Y) juga
bahwa Ha diterima, dan dapat meningkat.
disimpulkan bahwa variabel
servicescapes (X1) berpengaruh Model regresi pada penelitian ini
signifikan terhadap variabel keputusan memiliki koefisien determinasi (Adj. R2)
pembelian impulsif (Y) konsumen sebesar 0,514 Harga koefisien ini berarti
wanita Giant Hypermarket di Mall bahwa kontribusi variabel independen
Olympic Garden (MOG) Malang. yang terdiri dari servicescapes (X1) dan
hedonic shopping value (X2) dapat
b. Variabel X2 memiliki koefisien regresi mempengaruhi variabel dependen
sebesar 0,645 dan didapatkan statistik keputusan pembelian impulsif (Y) sebesar
uji thitung sebesar 9,953 dengan nilai 51,4% dan sisanya sebesar 48,6%
signifikan sebesar 0,000. Nilai statistik dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
uji |thitung| tersebut lebih besar daripada dibahas dalam penelitian ini. Faktor lain
ttabel (9,953> 1,981) dan juga yang mungkin mempengaruhi adalah
signifikan lebih kecil daripada α = faktor situasional pembelian lainnya yaitu
0,05. Pengujian ini menunjukkan perspektif waktu, sifat tujuan berbelanja,
bahwa Ha diterima sehingga dapat dan suasana hati pada saat berbelanja yang
disimpulkan bahwa variabel hedonic tidak dijelaskan lebih terperinci dalam
shopping value (X2) berpengaruh penelitian ini.
signifikan terhadap variabel keputusan
pembelian impulsif (Y) konsumen Keseluruhan dari hasil penelitian
wanita Giant Hypermarket di Mall penelitian ini, menunjukkan bahwa
Olympic Garden (MOG) Malang. variabel hedonic shopping value (X2)
adalah adalah variabel yang memiliki
Dari hasil penelitian, didapatkan koefisien regresi yang paling besar.
persamaan regresi berganda dengan Artinya, variabel hedonic shopping value
menggunakan standardized regression, (X2) adalah variabel yang paling dominan
karena data yang digunakan dalam dalam mempengaruhi perilaku keputusan
penelitian ini adalah data interval yang pembelian impulsif (Y) padsa konsumen
pengukurannya menggunakan skala likert. wanita di Giant Hypermarket Mall
Skala likert digunakan untuk mengukur Olympic Garden (MOG) Malang.
sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau kelompok. Dalam standardized KESIMPULAN DAN SARAN
regression, ukuran variabel atau ukuran Kesimpulan
jawabannya telah disamakan. Adapun
Berdasarkan judul penelitian, pokok
persamaan regresi yang didapatkan
permasalahan, tujuan penelitian, rumusan
berdasarkan Tabel 4.14 adalah sebagai
hipotesis dan pembahasan hasil penelitian,
berikut :
maka dapat dikemukakan simpulan dan
Y = 0,179X1 + 0,645X2 saran sebagai berikut.

Hal ini menunjukkan bahwa 1. Variabel servicescapes


terdapat pengaruh yang signifikan dari dan hedonic shopping value
variabel servicescapes (X1) dan variabel berpengaruh secara simultan terhadap
hedonic shopping value (X2) terhadap variabel keputusan pembelian impulsif
variabel keputusan pembelian impulsif pada konsumen wanita di Giant
(Y). Jadi bila salah satu variabel variabel Hypermarket Mall Olympic Garden
servicescapes (X1) atau variabel hedonic (MOG) Malang.
shopping value (X2) meningkat, maka 2. Variabel servicescapes
berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap variabel keputusan penting bagi pihak Giant Hypermarket
pembelian impulsif konsumen wanita Mall Olympic Garden (MOG) Malang
di Giant Hypermarket Mall Olympic untuk menciptakan suasana dan
Garden (MOG) Malang artinya pengalaman berbelanja yang menarik
servicescapes yang dimiliki Giant bagi konsumen.
Hypermarket Mall Olympic Garden 2. Variabel hedonic shopping value
(MOG) Malang merupakan salah satu menjadi variabel yang dominan dalam
faktor yang berpengaruh bagi mempengaruhi keputusan pembelian
peningkatan keputusan pembelian impulsif dalam penelitian ini. Giant
impulsif konsumen wanita di Giant Hypermarket Mall Olympic Garden
Hypermarket Mall Olympic Garden (MOG) Malang perlu memberikan
(MOG) Malang secara signifikan. perhatian seksama terhadap kondisi
3. Variabel hedonic hedonis para konsumennya terutama
shopping value berpengaruh konsumen wanita. Untuk itu pihak
signifikan secara parsial terhadap Giant Hypermarket Mall Olympic
variabel keputusan pembelian impulsif Garden (MOG) Malang perlu
konsumen wanita di Giant mempertahankan bahkan
Hypermarket Mall Olympic Garden meningkatkan pelayanan dan
(MOG) Malang. Artinya sifat hedonic kenyamanan secara keseluruhan,
shopping value yang dimiliki oleh misalnya menyediakan tempat –
konsumen wanita di Giant tempat hiburan seperti tempat bermain
Hypermarket Mall Olympic Garden untuk anak – anak atau cafe agar
(MOG) Malang merupakan salah satu kebutuhan hedonis para konsumen
faktor yang berpengaruh bagi dapat terpenuhi dan kecenderungan
peningkatan keputusan pembelian melakukan pembelian impulsif
impulsif secara signifikan. semakin besar.
4. Variabel yang berpengaruh dominan 3. Variabel servicescapes merupakan
terhadap keputusan pembelian variabel yang memiliki koefisien
impulsif konsumen wanita di Giant regresi terbesar kedua setelah variabel
Hypermarket Mall Olympic Garden hedonic shopping value dalam
(MOG) Malang adalah variabel mempengaruhi keputusan pembelian
hedonic shopping value. impulsif konsumen wanita di Giant
Hypermarket Mall Olympic Garden
Saran (MOG) Malang. Jadi disini pihak
Berdasarkan temuan penelitian, Giant Hypermarket Mall Olympic
pembahasan, dan kesimpulan yang ada, Garden (MOG) Malang perlu untuk
maka dapat diajukan beberapa saran mempertahankan dan meningkatkan
perbaikan yang diharapkan dapat berguna kenyamanan yang ada di Giant
untuk kepentingan praktis dan penelitian Hypermarket Mall Olympic Garden
selanjutnya : (MOG) Malang. Faktor yang bisa
mempengaruhi kenyamanan konsumen
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tersebut antara lain seperti penataan
terdapat pengaruh secara simultan dan produk yang teratur, tempat yang
signifikan secara parsial antara variabel bersih, serta atribut – atribut yang
servicescapes dan hedonic shopping dipasang hendaknya lebih menarik lagi
value terhadap variabel keputusan agar dapat menarik konsumen, dan
pembelian impulsif konsumen wanita membuat mereka merasa nyaman.
di Giant Hypermarket Mall Olympic Selain itu peneliti menyarankan pada
Garden (MOG) Malang. Sehubungan pihak Giant Hypermarket Mall
dengan hasil penelitian ini, maka Olympic Garden (MOG) Malang untuk
dapat memperhatikan plan layout pada Industry Management,Vol. 8 No. 1,
daerah produk mentah dan bagian pp. 26-41.© MCB University
produk olahan fresh (makanan). Perlu Press, 0956-4233.
adanya perencanaan layout yang lebih
bagus, agar atmosfer yang kurang Baker, J, A. Parasuraman, D. Grewal,
bagus (aroma amis) di produk mentah Glenn B. Voss. 2002. The Influence
tidak mengganggu kenyamanan of Multiple Store Enviroment Cues
berbelanja konsumen ketika memasuki on Perceived Merchadise Value
daerah makanan fresh yang baru and Patronage Intention. Journal
matang seperti roti dan masakan. of Marketing, Vol.66, 120-141.
4. Untuk penelitian selanjutnya perlu Bayley, G. and Nancarrow, C. 1998.
ditambah lagi faktor – faktor yang Impulse purchasing: a qualitative
mempengaruhi keputusan pembelian exploration of the phenomenon,
impulsif. Hal ini bertujuan untuk Qualitative Market Research: An
semakin menyempurnakan pemahaman International Journal Volume 1
terhadap faktor – faktor yang Number 2, pp. 99-114
mempengaruhi keputusan pembelian
impulsif. Penelitian ini belum Bitner, Mary Jo, 1992,Servicescapes: The
memasukkan variabel atas aspek lain Impact of Physical Surroundings
yang mungkin dapat mempengaruhi on Customers and Employees.
dan lebih menyempurnakan hasil Journal of Marketing Vol. 56, 57-
penelitian ini. 71.
5. Penelitian selanjutnya dapat
dilaksanakan dengan menggunakan Budisantoso & Mizerski, 2005, Shopping
objek penelitian lain yang lebih luas Motivation, Optimum Stimulation
untuk mendapatkan hasil yang lebih Level, The Perception of Store
umum terhadap faktor – faktor yang Atmosphere and Store Patronage
dianggap mempengaruhi keputusan Satisfaction: A Case of Indonesian,
pembelian impulsif. (online), (www.google.com,
diakses 12 Agustus 2013).
DAFTAR PUSTAKA Cobb, C. J. and Hoyer W. D . 1986. A
Planned Versus Impulse Purchase
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Behaviour. Journal of Retailing.
Penelitian Suatu Pendekatan Vol 62. Winter, pp 67-81.
Praktek. Edisi Revisi V. Rineka
Cipta. Jakarta. Coley, A. and Burgess, B. 2003. Gender
differences in cognitive and
Astuti, R. D., dan Fillippa, M. 2008. affective impulse buying, Journal
Perbedaan pembelian secara of Fashion Marketing and
impulsif berdasarkan tingkat Management Vol. 7 No.3, pp. 282-
kecenderungan, kategori produk 295.
dan pertimbangan pembelian,
Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 3 Cooper, Donald R. Dan Pamela Schindler.
No.1, pp.1441-1456. 2008. Business Research Methods.
McGraw-Hill Companies, Inc. New
Aubert-Gamet, Véronique, 1997,Twisting York
servicescapes: diversion of the
physical environment in a re- Cozby, Paul C. 2009. Methods in
appropriation process. Behavioral Research. Edisi ke
International Journal of Service
sembilan. Edisi Bahasa Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Herabadi, A. G. 2003. Buying Impulses: A
Dharmmesta, Basu Swastha. 2011. Study on Impulsive Consumption,
Manajemen Pemasaran Analisis Disertasi, Social Psychological
Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Department, Catholic University of
BPFE. Yogyakarta. Nijmegen, Belanda.
Damanik, Putri. 2011. Pengaruh http://www.acnielsen.co.id. Diakses pada
Atmospherics Toko dan Teman tanggal 8 Agustus 2013
Berbelanja Terhadap Keputusan
Pembelian Impulsif Konsumen Di http://www.datacon.co.id/Ritel-
Hypermart Malang Town Square. 2011ProfilIndustri.html. Diakses
Skripsi Fakultas Ekonomi dan pada tanggal 8 Agustus 2013
Bisnis Universitas Brawijaya
Malang. Kacen, J.J., & Lee, J.A .2002. the
influence of culture on consumer
Fam, K. S., Merrilees, B., Richard, J. E., impulse buying behaviour. Journal
Jozca, L., Li, Y., and Krisjanous, J. of Psychology. 12 (2), 163-176.
2011. In-store marketing: a
strategic perspective, Asia Pasific Kang, J. and Poaps, H. P. 2010. Hedonic
Journal of Marketing and Logistics and utilitarian shopping
Vol. 23 No.2, pp. 165-176. motivations of fashion leadership,
Journal of Fashion Marketing and
Ghozali, Iman. 2006. Aplikasi Analisis Management Vol.14 No.2, pp. 312-
Multivariate dengan Program 328.
SPSS. Universitas Diponegoro.
Semarang. Kotler, Philip & Gary Amstrong, 2004,
Dasar – Dasar Pemasaran. Jilid
Ghozali, Iman. 2011. Analisis Multivariate Kedua. Edisi Kesembilan. Alih
dengan Program IBM SPSS 19. Bahasa: Alexander Sindoro.
Universitas Diponegoro. Semarang. Indeks. Jakarta.

Harris, Lloyd C. and Chris Ezeh, Kotler, Phillip & Gary Amstrong, 2009,
2008,Servicescape and Loyalty Prinsip-Prinsip Pemasaran 1,
Intentions: An Empirical Penerbit Erlangga, Jakarta.
Investigation. European Journal of
Marketing Vol. 42 No. ¾. Kotler, Phillip and Kevin Lane Keller.
2006. Marketing Management. 12
Hausman, Angela. 2000. Journal of th Edition. New Jersey: Pearson
Consumer Marketing, A Multi Education, Inc.
Method Investigation Of Consumer Kotler, Phillip and Kevin Lane Keller.
Motivation in Impulse Buying 2012. Marketing Management. 14
Behaviour. th Edition. New Jersey: Pearson
(online).(http://www.emeraldinsigh Education, Inc.
t.com/journals.htm?articleid=85636
5. Diakses pada tanggal 8 Agustus Kotler, Phillip. 2005. Manajemen
2013) Pemasaran. Jilid Kedua, Edisi
Kesebelas. PT. Indeks. Jakarta.
Heizer, Render, 2009, Operations
Management, Manajemen Operasi,
Penerjemah Chriswan Sungkono,
Kuncoro, Mudjarad. 2009. Metode Riset Malang.
Untuk Bisnis dan Ekonomi.
Penerbit Erlangga. Jakarta Oakes, Steve and Adrian C. North. 2008.
Reviewing congruity effects in the
service environment musicscape.
Levy, Michael dan Barton A. Weitz. 2009. International Journal of Service
Retailing Management. Seventh Industry Management Vol. 19 No.
Edition. International Edition, 1, pp. 63-82.
McGraw Hill
Mattila, A. S. and Wirtz, J. 2008. The role Parasuraman, Berry, and Zeithaml. 1988.
of store environmental stimulation SERVQUAL: A multiple-item scale
and social factors on impulse for measuring customer
purchasing, Journal of Services perceptions of service quality –
Marketing 22/7, pp. 562-567. Journal of Retailing 64 (1) Spring.
12 – 40.
Mowen. C. John dan Michael Minor,
2002,Perilaku Konsumen, Jilid 1 Pepres no 112 tahun 2007.
dan 2, Edisi Kelima, Terjemahan www.google.com. Diakses tanggal
oleh Dra. Ellen Gunawan, 19 Agustus 2013.
Erlangga, Jakarta.
Mudie, Peter and Angela Pirrie, Peter, J Paul & Olson, 1996, Perilaku
2006,Services Marketing Konsumen dan Strategi
Management. Third edition. Pemasaran. Edisi 4, Jilid 2,
Elsevier Ltd. Terjemahan oleh Damos
Sihombing, Penerbit Erlangga,
Musa, Mohammad Nur Deny. 2010. Jakarta.
Pengaruh Lingkungan Fisik, Sikap,
Norma Subyektif Dan Control Pratikno, Andre Nugroho. 2003. Jurnal
Perilaku Terhadap Minat Dan Sains Pemasaran Indonesia, Studi
Perilaku Pembelian Tidak Mengenai Pemilihan Merek,
Terencana Pada Pasar Modern. (online),
Tesis Program Pascasarjana (http://ejournal.undip.ac.id/index.p
Fakultas Ekonomi Universitas hp/jspi/articledownload/1115/901,
Brawijaya Malang. Diakses pada tanggal 8 Agustus
2013)
Negara, Danes Jaya dan Basu Swastha
Dharmmesta. 2003. Jurnal of Premananto, Gancar Candra. 2007. Jurnal
Business, ormative Moderators Of Antisipasi, Proses Pengambilan
Impulse Buying Behaviour, Keputusan Pembelian Impuls
(online), (http://i- Dengan Pendekatan Psikologi
lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php? Lingkungan Dan Rantai
dataId=8471, Diakses pada tanggal Kausalitas, (online),
10 Agustus 2013) (http://www.usd.ac.id/lembaga/lpp
m/jurnal.php?id=abstraksi&model=
Nugroho, Wisma Adi. 2012. Pengaruh volume&id_j=61&id_k=293,
Servicescapes Dan Lokasi Toko Diakses pada tanggal 8 Agustus
Terhadap Keputusan Pembelian 2013)
Pada Konsumen Elok Swalayan.
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Putra, Putu Bili Mustika. 2012. Pengaruh
Bisnis Universitas Brawijaya Respon Lingkungan, Emosi Positif,
dan Hedonic Shopping Value PT Elex Media Kompetindo.
Terhadap Keputusan Pembelian Jakarta.
Tidak terencana Di Hypermart
Malang Town Square. Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Santoso, Singgih. 2007. Struktural
Universitas Brawijaya Malang. Equation Modelling Konsep dan
Aplikasi dengan AMOS. PT Elex
Rahma, Fitriani. 2010. Studi Tentang Media Komputindo. Jakarta
Impulse Buying Pada Hypermarket
Di Kota Semarang. Skripsi Sekaran, Uma. 2006. Research Methods
Fakultas Ekonomi Universitas For Business: Metodologi
Diponegoro, Semarang. Penelitian untuk Bisnis. Salemba
Empat. Jakarta.
Rahmawati, Veronika. 2009. Hubungan
Antara Hedonic Shopping Value, Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran.
Positive Emotion, Dan Perilaku PT. Gramedia Pustaka Utama.
Impulse Buying Pada Konsumen Jakarta
Ritel. Jurnal Majalah Ekonomi,
Agustus 2009, h. 192-208. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian
Administrasi. CV Alfabeta.
Rohman, Fatchur. 1994. Analisis Faktor Bandung.
Situasional dalam Pengambilan
Keputusan Konsumen pada Pasar Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Swalayan di Kotamadya Dati II Administrasi. CV Alfabeta.
Malang, Tesis, Program Studi Ilmu Bandung.
Manajemen, Pasca Sarjana
Universitas Gadjah Mada, Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis
Yogyakarta. : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. CV Alfabeta.
Rohman, Fatchur. 2009. Peran Nilai Bandung.
Hedonik Konsumsi Dan Reaksi
Impulsive Sebagai Mediasi Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis
Pengaruh Factor Situasional : Pendekatan Kuantitatif,
Terhadap Keputusan Pembelian Kualitatif, dan R&D. CV Alfabeta.
Impulsif Di Butik Kota Malang. Bandung.
Disertasi Program Pascasarjana Sullivan, Gia j., Dr. Iris B. Mauss. 2008.
Fakultas Ekonomi Universitas Journal of Personality and Social
Brawijaya Malang. Psychology, Got To Have It : The
Samuel, Hatane. 2005. Jurnal Manajemen Effects of Stress and Automatic
& Kewirausahaan, Respon Regulation of Stress on Impulse
Lingkungan Belanja Sebagai Buying, (online),
Stimulus Pembelian Tidak (http://www.du.edu/psychology/un
Terencana Pada Toko Serba Ada dergraduate/Senior_Honors_Thesis
(Toserba), (online), -Gia_Sullivan_5-15-08.pdf,
(http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jur Diakses pada tanggal 18 Agustus
nal/12085161.pdf, Diakses pada 2013).
tanggal 10 Agustus 2013) Tjiptono, Fandy. 2006. Pemasaran Jasa.
Santoso, Singgih. 2005. Menggunakan Cetakan Kedua. Banyumas
Publishing. Malang
SPSS untuk Statistik Parametrik.
Tjiptono, Fandy. 2008. Pemasaran
Strategik. Penerbit Andi.
Yogyakarta.

Ujang, Sumarwan. 2004. Perilaku


Konsumen, Ghalia Indonesia,
Bogor.

Utami, Christina Whidya. 2010.


Manajemen Ritel : Strategi dan
Implementasi Operasional Bisnis
Ritel Modern Di Indonesia. Jakarta
: Salemba Empat
www.antasari.net. diakses tanggal 12
Agustus 2013
www.digilib.petra.ac.id. diakses tanggal 14
Agustus 2013.
www.google.com. diakses tanggal 14
Agustus 2013.
Yistiani, Ni Nyoman Manik. 2012.
Pengaruh Atmosfer Gerai Dan
Pelayanan Ritel Terhadap Nilai
Hedonik Dan Pembelian Impulsif
Pelanggan Matahari Department
Store Duta Plaza Di Denpasar.
Tesis Program Studi Manajemen
Program Pascasarjana Universitas
Udayana Denpasar.
Zeithaml, V.A., Berry, and
A.Parasuraman. 1996. The
behavioural consequences of
service quality. Journal of
Marketing. Vol 60, p. 31-46.

Zhang, Y., Sirion, C., and Combs, H.


2011. The influence of the mall
environment on shopper’s values
and consumer behavior in China,
ASBBS Annual Conference Volume
18 Number 1, pp. 214-224.

Anda mungkin juga menyukai