Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Wacana Ekonomi Universitas Garut

Fakultas Ekonomi
Universitas Garut
ISSN: 1412-5897

PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATIONS


TERHADAP IMPULSE BUYING BEHAVIOR
(Penelitian Pada Yogya dan Ramayana Department Store Garut)
Lina Mardiati
Fakultas Ekonomi Universitas Garut

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh Hedonic Shopping


Motivations terhadap Impulse Buying Behavior masyarakat Garut (penelitian pada
Yogya dan Ramayana Department Store Garut). Peneliti menggunakan metode
Deskriptif Analisis, teknik analisis data dengan menggunakan Analisis Regresi
Sederhana. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen Yogya dan Ramayana
Department Store Garut. Sampel yang diambil yaitu sebanyak 74 responden, yang
dibagi lagi menjadi dua melalui teknik dispropotional sampling. Sehingga jumlah
sampel untuk masing-masing department store adalah sebanyak 37 responden.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa antara hedonic shopping motivations


terhadap impulse buying behavior mempunyai hubungan positif. Uji pengaruh yaitu
dengan menggunakan analisis uji korelasi diperoleh hubungan sebesar 0,591 yang
artinya tingkat hubungan antara kedua variabel sedang. Berdasarkan koefesien
determinasi yang ditunjukkan dengan nilai R square 0,35 artinya besar pengaruh
hedonic shopping motivations terhadap impulse buying behavior sebesar 35%
sisanya sebanyak 65% dipengaruhi oleh variabel lain diluar hedonic shopping
motivations. Untuk uji hipotesis, diperoleh hasil bahwa H0 ditolak, mengandung arti
bahwa H1 diterima, sehingga variabel hedonic shopping motivations berpengaruh
secara signifikan terhadap impulse buying behavior pada Yogya dan Ramayana
Department Store Garut.

Kata kunci : Hedonic Shopping Motivations, Impulse Buying Behavior, Retail Store

1 Pendahuluan

Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang
beroperasi di Indonesia. Globalisasi memperluas pasar produk dari perusahaan Indonesia serta
membuka kesempatan kerja bagi sekian banyak orang, dan di sisi lain, keadaan tersebut
memunculkan persaingan yang makin ketat baik antar perusahaan domestik maupun perusahaan
asing.

Bisnis ritel modern menjamur, menyusul maraknya pembangunan mall atau pusat perbelanjaan
di kota-kota besar (Ramdhani, Alamanda, Sudrajat, 2012). Department store merupakan salah
satu format ritel di Indonesia yang memiliki perkembangan pesat di berbagai wilayah. Pesatnya

1
Mardiati Jurnal Wacana Ekonomi Universitas Garut
Vol. 13; No. 03; 2015; 1-8

perkembangan ritel modern termasuk Department Store diiringi juga oleh perkembangan dunia
fashion dan gaya hidup konsumtif.

Strategi yang paling penting yang harus dilakukan oleh pemasar untuk menghadapi persaingan
tersebut adalah dengan memiliki pengetahuan tentang perilaku belanja konsumen yang menjadi
pasar sasaran di toko ritel modern, karena pengetahuan tentang perilaku konsumen merupakan
kunci dalam memenangkan persaingan di pasar (Ramdhani et al, 2012). Perilaku konsumen
yang menarik di dalam toko ritel modern yaitu adanya perilaku pembelian yang tidak
direncanakan atau perilaku impulse buying. Menurut Silvera et al. (dalam Yistiani et al, 2012:3)
pembelian impulsif adalah kesenangan yang didorong oleh pencapaian tujuan yang bersifat
hedonik. Pembelian impulsif inilah yang diharapkan mampu meningkatkan omset para
pengusaha ritel modern untuk memperoleh keuntungan maksimal sebagai tujuan utama suatu
perusahaan.

Untuk menstimulasi pengunjung menjadi seorang konsumen impulse buying diperlukan suatu
motivasi yang menciptakan keinginan berbelanja yang begitu kuat, tiba-tiba, menarik bagi
dirinya. Hal itu diwujudkan oleh para peritel dengan cara menciptakan suasana belanja hedonis
(motivasi belanja hedonis). Hedonic shopping menurut Semuel (dalam Fitriani, 2010)
mencerminkan instrumen yang menyajikan secara langsung manfaat dari suatu pengalaman
dalam melakukan pembelanjaan, seperti kesenangan dan hal-hal baru. Konsumsi hedonis
meliputi aspek tingkah laku yang berhubungan dengan multi indrawi (memanfaatkan seluruh
fungsi indra tubuh manusia), fantasi dan konsumsi emosional yang dikendalikan oleh manfaat
seperti kesenangan dalam menggunakan produk dan pendekatan estetis (Hirschman dan
Holbrook dalam Fitriani, 2010).

Seiring perkembangan kabupaten Garut telah berdiri tempat-tempat perbelanjaan baik ritel
tradisional maupun modern. Berikut beberapa ritel modern yang terdapat di kabupaten Garut
disertai jumlah perkembangannya dari tahun 2010 hingga tahun 2013.

Tabel 1
Rekapitulasi Jumlah Ritel Modern di Garut

Jumlah
Nama Ritel Modern
2010 2011 2012 2013
Yogya Department Store 1 1 1 1
Ramayana Department Store 1 - 1 1
Yoma Department Store 1 1 1 1
Asia Department Store 1 1 1 1
Alfamart 45 57 76 97
Indomaret 22 25 27 48
Yomart 13 14 14 14
Aladin Toserba 1 1 1 -
SB Mart - 2 2 2
Tomo Mart 1 1 1 1
Sumber: Badan Penanaman Modal dan Izin Terpadu
Kabupaten Garut, 2014

2 www. journal. uniga. ac. id


Jurnal Wacana Ekonomi Universitas Garut Mardiati
Vol. 13; No. 03; 2015; 1-8

Berdasarkan hasil wawancara kepada sepuluh orang konsumen (lampiran) diperoleh beberapa
persepsi. Untuk semi mall seperti Ramayana, kualitas produk fashion nya masih dirasa kurang,
model fashionnya kurang bervariatif, harga produk setelah diskon pun masih dirasa mahal, selain
itu dengan adanya tempat hiburan serta foodcourt menjadikan pengunjung lebih menikmati
suasana toko daripada melakukan transaksi belanja. Sedangkan untuk Yogya Department Store
Garut, lokasinya kurang strategis untuk dilalui oleh kendaraan umum, tata letak produk fashion
nya pun masih berhimpitan satu sama lain, kurang tersedianya fasilitas escalator sehingga
konsumen juga harus naik tangga hingga ke lantai paling atas untuk mencari beberapa produk
fashion pria ataupun anak-anak, begitu pula dengan fasilitas bermain dan foodcourt nya yang
berada di lantai paling atas sehingga pengunjung lebih cenderung untuk melakukan utilitarian
buying daripada impulse buying.

Bertitik tolak dari hal tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari
hedonic shopping motivations terhadap impulse buying behavior (penelitian pada Yogya dan
Ramayana Department Store Garut).

2 Metode Penelitian

2.1 Metode yang Digunakan


Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif, dimana menurut Sugiyono (2012:7) metode ini disebut metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode ini adalah metode
ilmiah (scientific) karena di dalamnya terdapat kaidah-kaidah ilmiah.

Dilihat dari bentuk penelitiannya, penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian
yang dilakukan dengan mengumpulkan, menyusun, dan mengolah data serta menganalisis data
yang diperoleh.

2.2 Hipotesis dan Operasionalisasi Variabel


Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh yang
positif antara hedonic shopping motivations terhadap impulse buying behavior”.

2.3 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen (pengunjung) pada Yogya Department Store
Garut dan Ramayana Department Store Garut. Teknik pengambilan sampel menggunakan
probability sampling. Alternatif formula yang digunakan adalah menentukan sampel pada
populasi yang sulit untuk diketahui (unidentified) (Supramono dan Haryanto, dalam Fitriani,
2010). Hasil yang diperoleh adalah sebanyak 74 sampel. Dan dari jumlah sampel yang telah
ditentukan di atas, tiap department store masing-masing mendapat perbandingan yang sama
yaitu sebanyak 34 sampel (dispropotional sampling).

2.4 Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap pengaruh antara variabel
penelitian ini adalah teknik regresi sederhana dengan menggunakan persamaan regresi sebagai
berikut:
Sedangkan untuk seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan
varians dari variabel terikatnya dengan menggunakan koefisien determinasi.

www. journal. uniga. ac. id 3


Mardiati Jurnal Wacana Ekonomi Universitas Garut
Vol. 13; No. 03; 2015; 1-8

3 Hasil dan Pembahasan

3.1 Yogya Department Store Garut


Berdasarkan pengolahan data menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution)
versi 21 , hasil persamaan regresi yang diperoleh adalah Y= 4,045+0,419X adalah setiap
perubahan penambahan 1 poin skor hedonic shopping motivations akan mempengaruhi
penambahan sebesar 0,419 poin skor impulse buying behavior.

Koefisien korelasi sebesar 0,642 yang berarti bahwa hubungan hedonic shopping motivations
dan impulse buying behavior kuat. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif
antara hedonic shopping motivations dengan impulse buying behavior, semakin naik hedonic
shopping motivations maka semakin naik impulse buying behavior.
Hasil perhitungan determinasi varian (R Square) sebesar 0,412 atau sama dengan 41,2%
dan sisanya 58,8% dipengaruhi oleh variabel lain seperti: atmosfer toko, pelayanan toko,
life style (gaya hidup), image toko, fasilitas toko.

Diperoleh nilai P-Value sebesar 0,000 maka lebih kecil dari nilai α (0,000 < 0,05). Dengan
demikian H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa hedonic shopping motivations pada
Yogya Department Store Garut berpengaruh secara signifikan terhadap impulse buying behavior.

3.2 Ramayana Department Store Garut


Berdasarkan pengolahan data menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi
21, hasil persamaan regresi yang diperoleh adalah Y=4,045+0,419X adalah setiap perubahan
penambahan 1 poin skor hedonic shopping motivations akan mempengaruhi penambahan sebesar
0,419 poin skor impulse buying behavior.

Koefisien korelasi sebesar 0,642 yang berarti bahwa hubungan hedonic shopping motivations
dan impulse buying behavior kuat. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif
antara hedonic shopping motivations dengan impulse buying behavior, semakin naik hedonic
shopping motivations maka semakin naik impulse buying behavior.

Hasil perhitungan determinasi varian (R Square) sebesar 0,412 atau sama dengan 41,2% dan
sisanya 58,8% dipengaruhi oleh variabel lain seperti: atmosfer toko, pelayanan toko, life
style (gaya hidup), image toko, fasilitas toko. Diperoleh nilai P-Value sebesar 0,000 maka lebih
kecil dari nilai α (0,000 < 0,05). Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
bahwa hedonic shopping motivations pada Yogya Department Store Garut berpengaruh secara
signifikan terhadap impulse buying behavior.

3.3 Yogya dan Ramayana Department Store Garut


Berdasarkan pengolahan data menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution)
versi 21 , hasil persamaan regresi yang diperoleh adalah Y= 4,045+0,419X adalah setiap
perubahan penambahan 1 poin skor hedonic shopping motivations akan mempengaruhi
penambahan sebesar 0,419 poin skor impulse buying behavior.

Koefisien korelasi sebesar 0,642 yang berarti bahwa hubungan hedonic shopping motivations
dan impulse buying behavior kuat. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif
antara hedonic shopping motivations dengan impulse buying behavior, semakin naik hedonic
shopping motivations maka semakin naik impulsebuying behavior.
4 www. journal. uniga. ac. id
Jurnal Wacana Ekonomi Universitas Garut Mardiati
Vol. 13; No. 03; 2015; 1-8

Hasil perhitungan determinasi varian (R Square) sebesar 0,412 atau sama dengan 41,2%
dan sisanya 58,8% dipengaruhi oleh variabel lain seperti: atmosfer toko, pelayanan toko,
life style (gaya hidup), image toko, fasilitas toko.

Diperoleh nilai P-Value sebesar 0,000 maka lebih kecil dari nilai α (0,000 < 0,05). Dengan
demikian H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa hedonic shopping motivations pada
Yogya Department Store Garut berpengaruh secara signifikan terhadap impulse buying behavior.

4. Kesimpuan
Hedonic Shopping Motivations dilihat dari enam dimensi yaitu: Adventure Shopping,
Gratification Shopping, Role Shopping, Value Shopping, Social Shopping, dan Idea Shopping.
Untuk ke enam dimensi di atas, Yogya dan Ramayana Department Store Garut memiliki kategori
baik. Dengan penilaian tertinggi pada beberapa indikator antara lain: berbelanja merupakan suatu
pengalaman yang menyenangkan, berbelanja adalah salah satu alternatif mengatasi stres, dan
mencari tempat belanja dengan harga yang murah dengan skor sebesar 3,8. Sedangkan nilai
terendah terdapat pada indikator suka berbelanja untuk orang lain agar pribadi dan orang lain
merasa senang dengan skor sebesar 3,0.

Impulse Buying Behavior dilihat dari empat dimensi yaitu: Spontanitas, Kekuatan, kompulsi dan
intensitas, Kegairahan dan stimuli, serta Ketidakpedulian akan akibat. Untuk ke empat dimensi
di atas, Yogya dan Ramayana Department Store Garut memiliki kategori cukup. Dengan
penilaian tertinggi pada indikator timbulnya dorongan untuk segera membeli produk fashion
yang menarik dengan skor sebesar 3,6. Sedangkan nilai terendah pada indikator mengabaikan
dampak negatif setelah pembelian fashion dengan skor sebesar 2,7.

Hedonic shopping motivations berpengaruh secara positif signifikan terhadap impulse buying
behavior pada Yogya dan Ramayana Department Store Garut. Yogya dan Ramayana Department
Store Garut memperlihatkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,35 atau 35%. Dengan demikian
dapat diartikan terdapat pengaruh yang signifikan antara hedonic shopping motivations terhadap
impulse buying behavior konsumen sehingga jika hedonic shopping motivations baik maka
akan semakin tinggi impulse buying behavior konsumen. Untuk mengetahui pengaruh diluar
variabel penelitian menggunakan rumus 100%-D = 100%-35%= 65% artinya impulse buying
behavior konsumen dipengaruhi oleh variabel lain seperti atmosfer toko, pelayanan toko, life
style (gaya hidup), image toko, fasilitas toko yang tidak diteliti oleh penulis. Dari persamaan Y=
3,819+0,422X dapat diketahui bahwa koefisien regresi bernilai positif artinya terjadi hubungan
positif antara hedonic shopping motivations dengan impulse buying behavior, semakin naik
hedonic shopping motivations maka semakin naik impulse buying behavior. Hasil perhitungan
statistik menunjukkan bahwa P-Value = 0,000 dan α = 0,05 dengan demikian P-Value < α maka
H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa hedonic shopping motivations pada Yogya dan
Ramayana Department Store Garut berpengaruh secara signifikan terhadap impulse buying
behavior. Sedangkan nilai korelasi sebesar 0,591 artinya menurut Sugiyono (2013) bahwa
hubungan yang terjadi antara kedua variabel sedang karena berada pada interval 0,40-0,599.

5. Saran dan Rekomendasi Lanjutan


Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian yang merupakan kelemahan/kekurangan di atas,
maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Variabel hedonic shopping motivations:

www. journal. uniga. ac. id 5


Mardiati Jurnal Wacana Ekonomi Universitas Garut
Vol. 13; No. 03; 2015; 1-8

Untuk Yogya dan Ramayana Department Store Garut, dikarenakan penilaian terendah
pada pernyataan “saya suka berbelanja untuk orang lain agar saya dan mereka merasa
senang”, maka agar hedonic shopping motivations menjadi lebih baik, pihak manajemen
Yogya dan Ramayana Department Store Garut harus berusaha untuk:
a. Menciptakan suasana belanja yang lebih nyaman dan inovatif yaitu dengan berusaha
menciptakan tata ruang agar terlihat lebih luas karena ruangan di Yogya Department
Store Garut masih dirasa sempit jarak antara fashion counternya, lingkungan toko
yang lebih terjaga kebersihannya, mengaturdisplay barang dengan lebih menarik
dan eye catching agar memotivasi konsumen untuk berbelanja.
b. Meningkatkan pelayanan yang baik dan ramah kepada konsumen sehingga
berbelanja akan dirasa lebih menyenangkan. Dengan berusaha memenuhi kebutuhan
konsumen, membantu memilihkan (saran) produk fashion yang sesuai dengan
konsumen, serta tetap tersenyum ramah dan tidak membiarkan konsumen
menunggu terlalu lama.
c. Untuk Yogya Department Store Garut diharapkan agar dapat meningkatkan fasilitas
berbelanja seperti escalator yang dirasa masih kurang sebagai akses menuju lantai
tiga dan empat. Serta kekurangan lainnya adalah letak foodcourt di lantai empat yang
dirasa terlalu jauh apalagi dengan kurangnya fasilitas escalator tersebut. Dan hal yang
dirasa masih kurang adalah kurang luasnya tempat parkir kendaraan yang tersedia.
d. Menyediakan barang-barang yang lebih menarik dan berkualitas bagi kedua
Department Store bagi konsumennya agar betah berlama-lama di toko baik sendiri
atau bersama-sama kerabat yang pada akhirnya diharapkan mampu memunculkan
suatu dorongan dari diri konsumen untuk membeli barang- barang yang menarik
tersebut untuk diri pribadi dan juga kerabatnya.
2. Variabel impulse buying behavior:
Untuk Yogya dan Ramayana Department Store Garut, dikarenakan penilaian terendah pada
pernyataan “saya mengabaikan dampak negatif setelah pembelian fashion (misalnya
kehabisan uang)”, maka agar impulse buying behavior menjadi lebih baik, pihak
manajemen Yogya dan Ramayana Department Store Garut harus berusaha untuk:
a. Lebih meningkatkan program diskon bagi produk fashion mereka sehingga harga
dapat bersaing dengan toko-toko lainnya. Bagi Ramayana Department Store Garut,
harga produk fashion setelah diskon masih dirasa mahal, yaitu sama dengan harga
normal di toko lainnya.
b. Melengkapi dan senantiasa up to date dengan perkembangan dunia fashion serta
produk fashion apa yang banyak dicari oleh para konsumen yang selektif dan
dinamis. Bagi Ramayana Department Store Garut diharapkan lebih meningkatkan
kualitas produk (pakaian) nya lebih baik lagi agar konsumen tidak merasa produk
fashion yang terdapat di toko tidak sama dengan produk yang terdapat di ritel
tradisional. Sedangkan bagi Yogya Department Store Garut diharapkan lebih
meningkatkan model fashion nya lagi agar lebih bervariatif bagi konsumen untuk
memilih.

Penulis menyarankan beberapa saran bahwa penelitian sebaiknya melibatkan faktor- faktor lain
yang mempengaruhi impulse buying behavior antara lain, gaya hidup, image toko, atmosfer toko,
pelayanan toko sehingga diharapkan agar konsumen yang berkunjung bersedia membelanjakan
uang mereka agar keuntungan maksimal pihak manajemen Department Store dapat tercapai.

6 www. journal. uniga. ac. id


Jurnal Wacana Ekonomi Universitas Garut Mardiati
Vol. 13; No. 03; 2015; 1-8

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan
Kelima Belas, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Andres, Budi. dan Andy Susilo Lukito. (2012). Kontribusi Faktor Hedonis Terhadap Kepuasan
Konsumen Untuk Mengembangkan Usaha yang Keberlanjutan, Pekan Ilmiah Dosen FEB-
UKSW, h 45-55.
Abednego, Felicia. (2011). Analisis Pengaruh Atmosfer Gerai Terhadap Penciptaan Emosi
(Arousal dan Pleasure), Perilaku Belanja (Motivasi Belanja Hedonik dan Belanja
Utilitarian, dan Terhadap Pendekatan Perilaku, Fokus Ekonomi (FE), h 125-139.
Adisaputro, Gunawan. (2010). Manajemen Pemasaran Analisis Untuk Perancangan Strategi
Pemasaran, Cetakan Pertama, Penerbit sekolah Tinggi ilmu Manajemen YKPN,
Yogyakarta.
Bong, Soeseno. (2011). Pengaruh In- Store Stimuli Terhadap Impulse Buying Behavior
Konsumen Hypermarket di Jakarta, Ultima Management Vol. 3, No. 1, Desember, 2011,
h 31-52, Fakultas Ekonomi Manajamen, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang.
Cannon, J. Perreault et al. (2008). Pemasaran Dasar Pendekatan Manajerial Global (Basic
Marketing A Global- Managerial Approach), Buku 1, Edisi 6, 2008, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Fitriani, Evi. (2012). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Masyarakat Pada
Kantor Bersama Samsat Garut, Fakultas Ekonomi Universitas Garut, Garut.
Fitriani, Rahma. (2010). Studi Tentang Impulse Buying Pada Hypermarket di Kota Semarang,
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20, Edisi
6, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Japarianto, Edwin. (2010). Analisis Faktor Type Hedonic Shopping Moivation dan Faktor
Pembentuk Kepuasan Tourist Shopper di Surabaya, Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol. 12, No.1, Maret, 2010, h 76-85.
Kharis, Ismu Fadli. (2011). Studi Mengenai Impulse Buying Dalam Penjualan Online (Studi
Kasus di Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.
Kotler, Philip et al. (2005). Principles of Marketing, Fourth Edition, Pearson Prentice
Hall, England.
Kotler, Philip. dan Gary Armstrong. (2008). Principles of Marketing, Twelfth Edition,
Pearson dAPrentice Hall, England.
Laksana, Fajar. (2008). Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis, Cetakan Pertama,
Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Mulyana, Asep. (2009). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Minat Beli Konsumen Pada
Sudirman Futsal Center Garut, Fakultas Ekonomi Universitas Garut, Garut.
Nazir, Mohammad. (2003). Metodologi Penelitian, Cetakan V, Penerbit Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Prasetijo, Ristiyanti. dan John J.O.I.Ihalauw. (2005). Perilaku Konsumen, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Rambe, Atika. (2010). Hubungan Efektivitas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi terhadap
Kinerja Individual pada Karyawan Induk Koperasi Unit Desa, Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma, Jakarta.

www. journal. uniga. ac. id 7


Mardiati Jurnal Wacana Ekonomi Universitas Garut
Vol. 13; No. 03; 2015; 1-8

Ramdhani, A., Alamanda D., Amin, S.A. (2010). The Importance of Retail Service Quality and
Store Image in Creating Customer Loyalty. Global Management Conference – Bali,
Indonesia, pp. 161-165.
Ramdhani, A., Alamanda D., Sudrajat, H. (2012). Analysis of Consumer Attitude Using
Fishbein Multi-Attributes Approach. International Journal of Basic and Applied
Science, 1(1), pp. 1-7.
Ramdhani, A., Ramdhani, M. A., & Amin, S.A. (2014). Writing a Literature Review Research
Paper: A step-by-step approach. International Journal of Basic and Applied Science,
1(3): 47-56.
Ramdhani, M. A., & Ramdhani, A. (2014). Verification of Research Logical Framework Based
on Literature Review. International Journal of Basic and Applied Science, 2 (3): 1-9.
Rachmawati, Veronika. (2009). Hubungan Antara Hedonic Shopping Value, Positive Emotion,
Dan Perilaku Impulse Buying Pada Konsumen Ritel, Jurnal Majalah Ekonomi,
Agustus 2009, h 192-208.
Ridwan, Andy Mochammad. (2012). Pengaruh bauran Pemasaran Terhadap Minat Beli
Konsumen Ramayana Fitness, Fakultas Ekonomi Universitas Garut, Garut.
Robbins, Stephen .P. dan Mary Coulter. (2012). Management, Eleventh Edition, Pearson
Prentice Hall, England.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Sugiyono. (2013). Statistika untuk Penelitian, Cetakan 22, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Tjiptono, Fandi dkk. (2004), Marketing Scales, Penerbit Andi, Yogyakarta. Tjiptono, Fandi dan
Gregorious Chandra. (2005). Service Quality Satisfaction, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Utami, Christina Widya. (2010). Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Operasional
Bisnis Ritel Modern di Indonesia, Edisi 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Yistiani, Ni Nyoman Manik dkk. (2012). Pengaruh Atmosfer Gerai Dan Pelayanan
Ritel Terhadap Nilai Hedonik Dan Pembelian Impulsif Pelanggan Matahari
Department Store Duta Plaza Di Denpasar, Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan
Kewirausahaan Vol. 6, No. 2 Agustus 2012.
www.anaarisanti.blogspot.com, Ana Arisanti, 2010, download tanggal 11 Desember
2013.
www. maximaresearch.wordpress.com, Reza Mubarak, 2011, download tanggal 11
Desember 2013.
www.marketing.co.id/brand-switching-analysis-dalam-industri-ritel-modern,2012,
download tanggal 4 Januari 2014.
www.investor.co.id/home/kelas-menengah-dan-geliat-sektor-konsumsi/73646,
download tanggal 22 Februari 2014.
www.koran-sindo.com/node/316293, download tanggal 10 Maret 2013.

8 www. journal. uniga. ac. id

Anda mungkin juga menyukai