Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nadhira Hilwa

Prodi : Keperawatan
Perawatan Luka Modren

Kasus 1

Kasus 2
Kasus 3
Pertanyaan:

Jika anda menemui kasus-kasus diatas , bagaimana aplikasi penatalaksanaannya? Aplikasikan sesuai
dengan seluruh materi yang pernah anda dapatkan
Kasus 1 :
Dalam penatalaksanaan kasus 1 mengklasifikasikan luka tersebut.Klasifikasi yang umum
digunakan adalah klasifikasi Wagner, yang dapat membantu menentukan intensitas dan durasi
terapi.mengklasifikasikan luka tersebut. Klasifikasi yang umum digunakan adalah klasifikasi
Wagner, yang dapat membantu menentukan intensitas dan durasi terapi.
Pada kasus 1 grade 1 dan 2 Lesi Grade 1 dan 2 : Luka di kategori ini memerlukan
tatalaksana debridemen yang ekstensif, perawatan luka yang baik, mengurangi tekan/beban di
ulkus, dan kontrol infeksi.

Kendali Metabolik (Metabolic Control)

Keadaan umum pasien harus diperhatikan dan diperbaiki.Konsentrasi glukosa darah diusahakan
agar selalu senormal mungkin, untuk memperbaiki berbagai faktor terkait hiperglikemia yang
dapat menghambat penyembuhan luka.Umumnya diperlukan insulin untuk menormalisasi
konsentasi glukosa darah. Berbagai hal lain harus juga diperhatikan dan diperbaiki , seperti
konsentrasi albumin serum, konsentrasi Hb, dan derajat oksigenisasi jaringan.

Kendali Vaskular (Vascular Control)

Jika kemungkinan kesembuhan luka rendah atau jikalau ada klaudikasio intermiten yang hebat,
tindakan revaskularisasi dapat dianjurkan. Sebelum tindakan revaskularisasi diperlukan
pemeriksaan arteriografi untuk mendapatkan gambaran pembuluh darah yang lebih jelas,
sehingga dokter ahli bedah vaskular dapat lebih mudah melakukan rencana tindakan dan
mengerjakannya

Kendali Luka (Wound Control)

Kendali luka dilakukan dengan cara perawatan luka dengan konsep TIME:

1. Tissue Debridement (Membersihkan Luka Dari Jaringan Mati)

Debridemen ulkus diabetikum merupakan langkah awal yang penting dalam


pengelolaan luka.Beberapa manfaat dapat dihasilkan dari debridemen yang tepat termasuk
pemotongan jaringan nekrotik yang tidak dapat bertahan serta menjaga agar luka tetap
terjaga.Kita harus berhati-hati dalam menilai ulkus jika diduga iskemia.Intervensi
revaskularisasi mungkin diperlukan sebelum debridemen dilakukan.Debridemen juga
merangsang pelepasan faktor pertumbuhan untuk mempromosikan penyembuhan
ulkus.Debridement bedah adalah metode standar emas pada ulserasi diabetikum.Untuk
mendapatkan hasil yang optimal, pemotongan jaringan sehat harus diminimalkan dan
kelainan bentuk yang dapat memicu kekambuhan ulkus harus dicegah.Debridemen bedah
biasanya dilakukan untuk ulkus dengan jaringan nekrotik yang luas.

2. Inflammation And Infection Control (Kontrol Inflamasi Dan Infeksi)


Lini pertama pemberian antibiotik harus diberikan antibiotik dengan spektrum luas,
mencakup kuman gram positif dan negatif (seperti misalnya golongan sefalosporin),
dikombinasikan dengan obat yang bermanfaat terhadap kuman anaerob (seperti misalnya
metronidazol).Bagi pasien rawat jalan dengan antibiotik oral, durasi pengobatan biasanya 7-
14 hari.Pada mereka yang dirawat secara parenteral tapi tanpa osteomielitis, 2-4 minggu
pengobatan sudah cukup.Durasi terapi yang lebih lama diperlukan untuk orang-orang dengan
osteomielitis yaitu minimal 4-6 minggu minimal.

3. Moisture Balance (Menjaga Kelembaban)

Diabetes bisa menyebabkan perubahan pada kulit.Terkadang kulit menjadi sangat


kering.Kulit bisa mengelupas dan retak.Saraf yang mengendalikan minyak dan kelembaban
pada kulit mungkin tidak lagi bekerja.Setelah mandi, keringkan kulit dan jaga kelembaban
dengan pengolesan emolien.

4. Epithelial Edge Advancement

Keberadaan re-epitalisasi menandakan perbaikan luka.Pada tahapan ini, kontraksi


luka dan pertumbuhan epitel dievaluasi untuk melihat apakah dressing dan perawatan luka
yang dilakukan sudah sesuai atau belum.Beragam modalitas terapi untuk meningkatkan
efektifitas epitelisasi luka sudah dikembangkan, seperti penggunaan electromagnetic therapy
(EMT), terapi laser, dan terapi ultrasound.

Kasus 2 : dalam penatalaksanaan kasus 2

Lesi Grade 3 : Terapi untuk lesi grade 3 mencakup debridemen, kontrol infeksi,
perawatan luka, dan mengurangi tekanan/beban ulkus. Pasien di kategori ini berrrisiko
untuk amputasi dan memerlukan tatalaksana holistik dan koordinasi antara pekerja
kesehatan.

Kendali Luka (Wound Control)

Kendali luka dilakukan dengan cara perawatan luka dengan konsep TIME:

1. Tissue Debridement (Membersihkan Luka Dari Jaringan Mati)

Debridemen ulkus diabetikum merupakan langkah awal yang penting dalam


pengelolaan luka.Beberapa manfaat dapat dihasilkan dari debridemen yang tepat termasuk
pemotongan jaringan nekrotik yang tidak dapat bertahan serta menjaga agar luka tetap
terjaga.Kita harus berhati-hati dalam menilai ulkus jika diduga iskemia.Intervensi
revaskularisasi mungkin diperlukan sebelum debridemen dilakukan.Debridemen juga
merangsang pelepasan faktor pertumbuhan untuk mempromosikan penyembuhan
ulkus.Debridement bedah adalah metode standar emas pada ulserasi diabetikum.Untuk
mendapatkan hasil yang optimal, pemotongan jaringan sehat harus diminimalkan dan
kelainan bentuk yang dapat memicu kekambuhan ulkus harus dicegah.Debridemen bedah
biasanya dilakukan untuk ulkus dengan jaringan nekrotik yang luas.

2. Inflammation And Infection Control (Kontrol Inflamasi Dan Infeksi)

Lini pertama pemberian antibiotik harus diberikan antibiotik dengan spektrum luas,
mencakup kuman gram positif dan negatif (seperti misalnya golongan sefalosporin),
dikombinasikan dengan obat yang bermanfaat terhadap kuman anaerob (seperti misalnya
metronidazol).Bagi pasien rawat jalan dengan antibiotik oral, durasi pengobatan biasanya 7-
14 hari.Pada mereka yang dirawat secara parenteral tapi tanpa osteomielitis, 2-4 minggu
pengobatan sudah cukup.Durasi terapi yang lebih lama diperlukan untuk orang-orang dengan
osteomielitis yaitu minimal 4-6 minggu minimal.

3. Moisture Balance (Menjaga Kelembaban)

Diabetes bisa menyebabkan perubahan pada kulit.Terkadang kulit menjadi sangat


kering.Kulit bisa mengelupas dan retak.Saraf yang mengendalikan minyak dan kelembaban
pada kulit mungkin tidak lagi bekerja.Setelah mandi, keringkan kulit dan jaga kelembaban
dengan pengolesan emolien.

4. Epithelial Edge Advancement

Keberadaan re-epitalisasi menandakan perbaikan luka.Pada tahapan ini, kontraksi


luka dan pertumbuhan epitel dievaluasi untuk melihat apakah dressing dan perawatan luka
yang dilakukan sudah sesuai atau belum.Beragam modalitas terapi untuk meningkatkan
efektifitas epitelisasi luka sudah dikembangkan, seperti penggunaan electromagnetic therapy
(EMT), terapi laser, dan terapi ultrasound.

Kasus 3 : dalam penatalaksanaan kasus 3


Lesi Grade 4 dan 5 : Luka grade 4 dan 5 mengalami lesi yang rumit, seringkali
memerlukan perawatan inap di rumah sakit, konsultasi operasi dan terkadang amputasi.

Kendali Luka (Wound Control)

Kendali luka dilakukan dengan cara perawatan luka dengan konsep TIME:

1. Tissue Debridement (Membersihkan Luka Dari Jaringan Mati)

Debridemen ulkus diabetikum merupakan langkah awal yang penting dalam


pengelolaan luka.Beberapa manfaat dapat dihasilkan dari debridemen yang tepat termasuk
pemotongan jaringan nekrotik yang tidak dapat bertahan serta menjaga agar luka tetap
terjaga.Kita harus berhati-hati dalam menilai ulkus jika diduga iskemia.Intervensi
revaskularisasi mungkin diperlukan sebelum debridemen dilakukan.Debridemen juga
merangsang pelepasan faktor pertumbuhan untuk mempromosikan penyembuhan
ulkus.Debridement bedah adalah metode standar emas pada ulserasi diabetikum.Untuk
mendapatkan hasil yang optimal, pemotongan jaringan sehat harus diminimalkan dan
kelainan bentuk yang dapat memicu kekambuhan ulkus harus dicegah.Debridemen bedah
biasanya dilakukan untuk ulkus dengan jaringan nekrotik yang luas.

2. Inflammation And Infection Control (Kontrol Inflamasi Dan Infeksi)

Lini pertama pemberian antibiotik harus diberikan antibiotik dengan spektrum luas,
mencakup kuman gram positif dan negatif (seperti misalnya golongan sefalosporin),
dikombinasikan dengan obat yang bermanfaat terhadap kuman anaerob (seperti misalnya
metronidazol).Bagi pasien rawat jalan dengan antibiotik oral, durasi pengobatan biasanya 7-
14 hari.Pada mereka yang dirawat secara parenteral tapi tanpa osteomielitis, 2-4 minggu
pengobatan sudah cukup.Durasi terapi yang lebih lama diperlukan untuk orang-orang dengan
osteomielitis yaitu minimal 4-6 minggu minimal.

3. Moisture Balance (Menjaga Kelembaban)

Diabetes bisa menyebabkan perubahan pada kulit.Terkadang kulit menjadi sangat


kering.Kulit bisa mengelupas dan retak.Saraf yang mengendalikan minyak dan kelembaban
pada kulit mungkin tidak lagi bekerja.Setelah mandi, keringkan kulit dan jaga kelembaban
dengan pengolesan emolien.

4. Epithelial Edge Advancement

Keberadaan re-epitalisasi menandakan perbaikan luka.Pada tahapan ini, kontraksi


luka dan pertumbuhan epitel dievaluasi untuk melihat apakah dressing dan perawatan luka
yang dilakukan sudah sesuai atau belum.Beragam modalitas terapi untuk meningkatkan
efektifitas epitelisasi luka sudah dikembangkan, seperti penggunaan electromagnetic therapy
(EMT), terapi laser, dan terapi ultrasound.

Dalam penanganan 3 kasus di atas juga harus diperhatikan

Kendali Tekanan (Pressure Control)

rupakan teknik yang dilakukan untuk mengurangi tekanan pada


permukaan plantar kaki atau area ulkus diabetikum dengan mentransfer beban ke
daerah lainnya. Ulserasi biasanya terjadi pada area telapak kaki yang mendapat
tekanan tinggi.TCC (total contact casting) adalah salah satu teknik off-
loading. TCC dirancang mengikuti bentuk kaki dan tungkai, dan dirancang agar
tekanan plantar kaki terdistribusi secara merata. Telapak kaki bagian tengah
diganjal dengan karet sehingga memberikan permukaan rata dengan telapak kaki
sisi depan dan belakang bagian tumit. TCC mengurangi panjang langkah yang
memperlambat kaki dan mengurangi gaya yang diterapkan pada kaki. TCC telah
terbukti mengurangi tekanan plantar sebesar 32%, 63%, dan 69% pada bagian
distal metatarsal kelima, keempat, dan pertama; 65% pada ibu jari kaki; dan 45%
di tumit. Bila pada anggota gerak terdapat tulang yang menonjol atau kelainan
anatomi/ deformitas, tatalaksana lanjutan memerlukan tindakan pemotongan
tulang yang menonjol (exostectomy) atau dengan pembenahan deformitas. [13]

Secara umum, modalitas yang dapat digunakan dalam kendali tekanan adalah :

Tidak Bisa Dilepas / Non-Removable

Modalitas kendali tekanan yang tidak bisa dilepas, di antaranya :

 Total Contact Cast / Non-removable pressure relieving casts : Gips kontak total adalah
sebuah gips yang menutupi seluruh ekstremitas bawah yang dibuat oleh plaster of Paris
atau fibreglass dan bantalan/padding yang minimal. Alat ini mendistribusikan ulang
beban di kaki, agar beban tidak terfokus ke ulkus karena mengikuti kontur normal kaki
sehingga distribusi beban merata. Kekurangan dari alat ini adalah ketidaknyamanan yang
dirasakan oleh pasien di saat-saat tertentu (seperti saat di kamar mandi), luka yang tidak
dapat diperiksa secara rutin, pemasangan yang harus dilakukan oleh professional, dan
kemungkinan pembentukan ulkus baru bila ukuran tidak pas. Kelebihan alat ini adalah
efektivitasnya dalam penyembuhan ulkus. Menurut Cochrane database review,
penyembuhan luka jauh lebih baik saat 12 minggu dengan penggunaan alat non-
removable cast dibandingkan dengan alat yang dapat dilepas.  Kontraindikasi
penggunaan alat ini adalah bila ada ulkus yang terinfeksi, osteomyelitis, iskemi perifer,
ulkus bilateral, amputasi ekstremitas bawah atau ulkus di tumit. [7, 8]
 Instant, non-removable pressure-relieving device : Alat instant, non-removable pressure
reliveing device dapat dipanggil juga sebagai non-removable cast walker serupa dengan
cast walker biasa yang sudah dimodifikasi agar pasien tidak dapat melepaskan alat secara
mudah. Alat ini tidak memerlukan tenaga professional untuk melepaskannya, tidak
custom atau sesuai bentuk kaki pasien, dan perlu dilepas jika ingin mengganti verban. [8]

Bisa Dilepas / Removable

Modalitas kendali tekanan yang bisa dilepas, di antaranya :

 Removable cast walker : Alat cast walker adalah sebuah penyangga/brace yang dipasang
di kaki, tidak harus custom, dan dapat mendistribusikan beban seperti gips kontak total.
Alat ini harus dilepas untuk mengganti verban, dan dapat mempengaruhi kepatuhan
(compliance) pasien karena ia bisa melepaskannya. Beberapa penelitian melihat distribusi
beban pada kaki sehat yang dipasangkan cast walker, dan hasilnya serupa dengan gips
kontak total. Namun data untuk distribusi beban pada kaki dengan deformitas/ulkus
belum tersedia. [7, 8]
 Therapeutic footwear : Setelah ulkus sembuh, pasien dapat menggunakan sepatu terapi
untuk menghindari rekurensi pembentukan luka. Sepatu yang dimaksud lebih tebal, lebih
lebar, lebih empuk dibandingkan sepatu biasa, dan bentuk terbuka untuk menghindari
infeksi jamur akibat keringat berlebih. Terdapat dua jenis sepatu ini; sepatu jangka
pendek atau half shoe, atau sepatu jangka panjang yang disesuaikan dengan pasien
(bespoke). Half shoe memiliki wedge di bagiaan kaki depan atau tumit, untuk mengurangi
beban kaki depan atau tumit. Sepatu ini memberi keuntungan karena dapat membantu
penyembuhan luka di lokasi sulit seperti di tumit. Namun, kekurangan sepatu ini adalah
sulitnya penggunaan pada pasien lanjut usia dengan gangguan propriosepsi. Sepatu ini
mempersulit cara jalan pasien, dan terkadang pasien tidak dapat berjalan karena tidak
dapat menyesuaikan. [1,7, 8]
 Padding : Bantalan dapat dibentuk oleh berbagai alat seperti kain wol, untuk mengurangi
tekanan pada kaki yang bersifat sementara. Bantalan dapat disesuaikan untuk luka
akut/kronik, ukuran, lokasi, tipe dan status penyembuhan luka. Namun pemakaian
bantalan harus diwaspadai karena dapat memindahkan beban dari satu tempat ke tempat
yang lain, bukan mendistribusikan secara merata. Penggunaan bantalan harus diganti
secara sering dan rutin karena bahan dapat melekat ke kaki atau sepatu, atau ‘kempes’.
[8]

Kendali Infeksi

Untuk memberikan tatalaksana infeksi, luka dapat dikalsifikasikan menjadi tidak mengancam
tungkai/ekstremitas, dan mengancam tungkai/ekstremitas.Untuk kategori pertama, ditandai
dengan adanya selulitis <2 cm dan tidak menyebar ke tulang atau persendian.Kategori
mengancam tungkai memiliki ciri-ciri adanya selulitis >2 cm dan infeksi menyebar ke tulang,
persendian, ataupun sistemik.Infeksi yang tidak mengancam luka umumnya disebabkan oleh
infeksi Staphyloccus dan Streptococcus. Pemberian pengobatan sebaiknya disesuaikan dengan
hasil kultur dan resistensi bila memungkinkan.

Anda mungkin juga menyukai