Prodi : Keperawatan
Perawatan Luka Modren
Kasus 1
Kasus 2
Kasus 3
Pertanyaan:
Jika anda menemui kasus-kasus diatas , bagaimana aplikasi penatalaksanaannya? Aplikasikan sesuai
dengan seluruh materi yang pernah anda dapatkan
Kasus 1 :
Dalam penatalaksanaan kasus 1 mengklasifikasikan luka tersebut.Klasifikasi yang umum
digunakan adalah klasifikasi Wagner, yang dapat membantu menentukan intensitas dan durasi
terapi.mengklasifikasikan luka tersebut. Klasifikasi yang umum digunakan adalah klasifikasi
Wagner, yang dapat membantu menentukan intensitas dan durasi terapi.
Pada kasus 1 grade 1 dan 2 Lesi Grade 1 dan 2 : Luka di kategori ini memerlukan
tatalaksana debridemen yang ekstensif, perawatan luka yang baik, mengurangi tekan/beban di
ulkus, dan kontrol infeksi.
Keadaan umum pasien harus diperhatikan dan diperbaiki.Konsentrasi glukosa darah diusahakan
agar selalu senormal mungkin, untuk memperbaiki berbagai faktor terkait hiperglikemia yang
dapat menghambat penyembuhan luka.Umumnya diperlukan insulin untuk menormalisasi
konsentasi glukosa darah. Berbagai hal lain harus juga diperhatikan dan diperbaiki , seperti
konsentrasi albumin serum, konsentrasi Hb, dan derajat oksigenisasi jaringan.
Jika kemungkinan kesembuhan luka rendah atau jikalau ada klaudikasio intermiten yang hebat,
tindakan revaskularisasi dapat dianjurkan. Sebelum tindakan revaskularisasi diperlukan
pemeriksaan arteriografi untuk mendapatkan gambaran pembuluh darah yang lebih jelas,
sehingga dokter ahli bedah vaskular dapat lebih mudah melakukan rencana tindakan dan
mengerjakannya
Kendali luka dilakukan dengan cara perawatan luka dengan konsep TIME:
Lesi Grade 3 : Terapi untuk lesi grade 3 mencakup debridemen, kontrol infeksi,
perawatan luka, dan mengurangi tekanan/beban ulkus. Pasien di kategori ini berrrisiko
untuk amputasi dan memerlukan tatalaksana holistik dan koordinasi antara pekerja
kesehatan.
Kendali luka dilakukan dengan cara perawatan luka dengan konsep TIME:
Lini pertama pemberian antibiotik harus diberikan antibiotik dengan spektrum luas,
mencakup kuman gram positif dan negatif (seperti misalnya golongan sefalosporin),
dikombinasikan dengan obat yang bermanfaat terhadap kuman anaerob (seperti misalnya
metronidazol).Bagi pasien rawat jalan dengan antibiotik oral, durasi pengobatan biasanya 7-
14 hari.Pada mereka yang dirawat secara parenteral tapi tanpa osteomielitis, 2-4 minggu
pengobatan sudah cukup.Durasi terapi yang lebih lama diperlukan untuk orang-orang dengan
osteomielitis yaitu minimal 4-6 minggu minimal.
Kendali luka dilakukan dengan cara perawatan luka dengan konsep TIME:
Lini pertama pemberian antibiotik harus diberikan antibiotik dengan spektrum luas,
mencakup kuman gram positif dan negatif (seperti misalnya golongan sefalosporin),
dikombinasikan dengan obat yang bermanfaat terhadap kuman anaerob (seperti misalnya
metronidazol).Bagi pasien rawat jalan dengan antibiotik oral, durasi pengobatan biasanya 7-
14 hari.Pada mereka yang dirawat secara parenteral tapi tanpa osteomielitis, 2-4 minggu
pengobatan sudah cukup.Durasi terapi yang lebih lama diperlukan untuk orang-orang dengan
osteomielitis yaitu minimal 4-6 minggu minimal.
Secara umum, modalitas yang dapat digunakan dalam kendali tekanan adalah :
Total Contact Cast / Non-removable pressure relieving casts : Gips kontak total adalah
sebuah gips yang menutupi seluruh ekstremitas bawah yang dibuat oleh plaster of Paris
atau fibreglass dan bantalan/padding yang minimal. Alat ini mendistribusikan ulang
beban di kaki, agar beban tidak terfokus ke ulkus karena mengikuti kontur normal kaki
sehingga distribusi beban merata. Kekurangan dari alat ini adalah ketidaknyamanan yang
dirasakan oleh pasien di saat-saat tertentu (seperti saat di kamar mandi), luka yang tidak
dapat diperiksa secara rutin, pemasangan yang harus dilakukan oleh professional, dan
kemungkinan pembentukan ulkus baru bila ukuran tidak pas. Kelebihan alat ini adalah
efektivitasnya dalam penyembuhan ulkus. Menurut Cochrane database review,
penyembuhan luka jauh lebih baik saat 12 minggu dengan penggunaan alat non-
removable cast dibandingkan dengan alat yang dapat dilepas. Kontraindikasi
penggunaan alat ini adalah bila ada ulkus yang terinfeksi, osteomyelitis, iskemi perifer,
ulkus bilateral, amputasi ekstremitas bawah atau ulkus di tumit. [7, 8]
Instant, non-removable pressure-relieving device : Alat instant, non-removable pressure
reliveing device dapat dipanggil juga sebagai non-removable cast walker serupa dengan
cast walker biasa yang sudah dimodifikasi agar pasien tidak dapat melepaskan alat secara
mudah. Alat ini tidak memerlukan tenaga professional untuk melepaskannya, tidak
custom atau sesuai bentuk kaki pasien, dan perlu dilepas jika ingin mengganti verban. [8]
Removable cast walker : Alat cast walker adalah sebuah penyangga/brace yang dipasang
di kaki, tidak harus custom, dan dapat mendistribusikan beban seperti gips kontak total.
Alat ini harus dilepas untuk mengganti verban, dan dapat mempengaruhi kepatuhan
(compliance) pasien karena ia bisa melepaskannya. Beberapa penelitian melihat distribusi
beban pada kaki sehat yang dipasangkan cast walker, dan hasilnya serupa dengan gips
kontak total. Namun data untuk distribusi beban pada kaki dengan deformitas/ulkus
belum tersedia. [7, 8]
Therapeutic footwear : Setelah ulkus sembuh, pasien dapat menggunakan sepatu terapi
untuk menghindari rekurensi pembentukan luka. Sepatu yang dimaksud lebih tebal, lebih
lebar, lebih empuk dibandingkan sepatu biasa, dan bentuk terbuka untuk menghindari
infeksi jamur akibat keringat berlebih. Terdapat dua jenis sepatu ini; sepatu jangka
pendek atau half shoe, atau sepatu jangka panjang yang disesuaikan dengan pasien
(bespoke). Half shoe memiliki wedge di bagiaan kaki depan atau tumit, untuk mengurangi
beban kaki depan atau tumit. Sepatu ini memberi keuntungan karena dapat membantu
penyembuhan luka di lokasi sulit seperti di tumit. Namun, kekurangan sepatu ini adalah
sulitnya penggunaan pada pasien lanjut usia dengan gangguan propriosepsi. Sepatu ini
mempersulit cara jalan pasien, dan terkadang pasien tidak dapat berjalan karena tidak
dapat menyesuaikan. [1,7, 8]
Padding : Bantalan dapat dibentuk oleh berbagai alat seperti kain wol, untuk mengurangi
tekanan pada kaki yang bersifat sementara. Bantalan dapat disesuaikan untuk luka
akut/kronik, ukuran, lokasi, tipe dan status penyembuhan luka. Namun pemakaian
bantalan harus diwaspadai karena dapat memindahkan beban dari satu tempat ke tempat
yang lain, bukan mendistribusikan secara merata. Penggunaan bantalan harus diganti
secara sering dan rutin karena bahan dapat melekat ke kaki atau sepatu, atau ‘kempes’.
[8]
Kendali Infeksi
Untuk memberikan tatalaksana infeksi, luka dapat dikalsifikasikan menjadi tidak mengancam
tungkai/ekstremitas, dan mengancam tungkai/ekstremitas.Untuk kategori pertama, ditandai
dengan adanya selulitis <2 cm dan tidak menyebar ke tulang atau persendian.Kategori
mengancam tungkai memiliki ciri-ciri adanya selulitis >2 cm dan infeksi menyebar ke tulang,
persendian, ataupun sistemik.Infeksi yang tidak mengancam luka umumnya disebabkan oleh
infeksi Staphyloccus dan Streptococcus. Pemberian pengobatan sebaiknya disesuaikan dengan
hasil kultur dan resistensi bila memungkinkan.