Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

W DENGAN
POST SECTIO CAESAREA 5 JAM (P3A1) ATAS
INDIKASI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI
RUANG MELATI RUMAH SAKIT DR.CHASABULLAH
ABDUL MAJID KOTA BEKASI

MAIMUNAH TALAOHU
NIM : 1720180027

PRODI DII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keberhasilan upaya kesehatan ibu diantaranya dapat dilihat dari


indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Angka kematian ibu (AKI) adalah
ukuran kematian ibu yang berhubungan dengan kehamilan termasuk dalam
masa nifas yang dinyatakan dengan jumlah ibu yang meninggal per 100.00
kelahiran hidup.
Berdasarkan Data Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI tahun
2016, persentase kematian ibu akibat hipertensi dalam kehamilan pada tahun
2010 sebesar 21,5% . Tahun 2011 kematian ibu akibat hipertensi dalam
kehamilan naik menjadi menjadi 24,7%, tahun 2012 terus meningkat menjadi
26,9% dan terkahir pada tahun 2013 persentase kematian ibu akibat hipertensi
dalam kehamilan tercatat sebesar 27,1%.
Hasil dari SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun
2012, menyatakan bahwa sepanjang tahun 2007-2012 kasus kematian ibu
melonjak naik. Pada tahun 2012 AKI mencapai 359 per 100.000 penduduk
atau meningkat sekitar 57% bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun
2007, yaitu sebesar 228 per 100.000 penduduk. Hal ini disebabkan karena
terjadinya bumil risti (ibu hamil dengan risiko tinggi) yang salah satunya
adalah terkena hipertensi dalam kehamilan (SDKI, 2012).
Penyebab kematian ibu tertinggi adalah perdarahan, hipertensi dalam
kehamilan, infeksi, komplikasi selama persalanian dan aborsi yang tidak
aman. Tahun 2014, penyebab kematian tertinggi di regional Asia Tenggara
yaitu perdarahan sebanyak 29,9% kasus, diikuti oleh hipertensi dalam
kehamilan sebanyak 14,5% kasus, aborsi sebanyak 7,4% kasus dan
komplikasi jalan lahir (sepsis) sebanyak 5,5% kasus.
Kematian ibu di Indonesia berdasarkan profil kesehatan Indonesia
tahun 2015 masih didominasi oleh 3 penyebab utama yaitu perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan infeksi. Namun persentasenya telah
berubah dimana perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan
sedangakan hipertensi dalam kehamilan semakin meningkat
Hipertensi dalam kehamilan mencakup hipertensi gestasional
preeklampsia dan eklampsia. Hipertensi dalam kehamilan ditandai dengan
tekananan darah 140/90 mmHg atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan,
atau tekanan darah meningkat lebih tinggi dari 30/15 mmHg sejak awal
kehamilan atau berdasarkan pemeriksaan sebelum hamil.. Hipertensi dalam
kehamilan memerlukan pengawasan ketat. Kondisi terparah dari hipertensi
dalam kehamilan yaitu ketika tekanan darah mencapai 160/100 mmHg setelah
2 kali pengukuran secara terpisah 6 jam istarahat total.
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan : kehamilan kronik,
preeklamasi, eklamasi dan hipertensi gestasional (transient hypertensi).
Hipertensi gestasional merupakan penyakit yang dialami pada ibu hamil
dengan kenaikan tekanan darah tetapi proteinurinya negatif. Ibu yang
mengalami penyakit hipertensi pada saat hamil sangat berbahaya. Penyakit
hipertensi pada kehamilan ini dapat mengakibatkan infark miokard, gagal
ginjal, stroke dan bayi besar. Hal ini dapat menyebabkab kematian ibu yang
akan melahirkan. Hipertensi dalam kehamilan ini sangat memungkinkan tidak
lahirkan secara normal, tetapi harus dilahirkan secara operasi section caesarea
(Kemenkes,2014)
Dari data statistic di Rumah Sakit Umum Dr. Chasbullah Abdul
Madjid Bekasi ruang melati dari 1 tahun terakhir pada January 2021 –
February 2021 angka, kejadian Sectip Casarea dengan, KPD 12 pasien
(2,6%), HDK 15 Pasien (3,7%)), letak sungsang 8 pasien ( 1.1%), fetal
distress 12 pasien (1,3%), Oligohiradramnion 16 pasien ( 2,2%), Plasenta
Previa 6 pasien (0,5%),.

Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan risiko yang dihadapi oleh


ibu selama kehamilan sampai dengan paska persalinan. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan kesehatan yang kurang baik
menjelang kehamilan, keadaan sosial ekonomi, kejadian berbagai komplikasi
pada kehamilan dan kelahiran, ketersediaan dan pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri (Dinkes Jateng,
2014).
Peran perawat dalam memonitor secara berkesinambungan kondisi ibu
maupun janin, serta memberikan asuhan keperawatan berkualitas seperti
mengobsevasi tanda – tanda vital, mengkaji karakteristik nyeri, menganjarkan
teknik relaksasi napas dalam, membantu klien memilih posisi yang nyaman
untuk mengurangi rasa nyeri, mengajarkan klien untuk mobilisasi dini.
Meningkatkan nutrisi bagi ibu menyususi, nutrisi yang baik untuk luka post
SC, perawatan luka dan lain – lain. Melihat banyak kejadian hipertensi pada
kehamilan, maka perlu didalam suatu keluarga mengetahui informasi tentang
masalah tersebut. Dengan adanya pengetahuan yang dimiliki keluarga maka
akan mempermudah dalam merawat anggota keluarga. Semakin banyak
pengetahuan mereka maka semakin banyak pula masalah preeklamsia yang
dapat dicegah.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah
tersebut dalam suatu karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan
Pada Ny. W (P3A1) Post Seksio Sasarea 5 Jam atas Indikasi Hipertensi
Dalam Kehamilam (HDK) Di Ruang Melati Rumah Sakit Umum Dr.
Chasbullah Abdul Madjid Bekasi”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran dan pengalaman secara nyata pada
klien asuhan keperawatan post sectip casarea 6 jam atas indikasi
hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan mampu melaksanakan asuhan
keperawatan secara langsung dan kompresnsif, yang meliputi Bio –
Psiko – Sosial – Spiritual dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan pada Ny.W (P3A1) Post Sectip Casarea 5 jam atas
indikasi Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK).
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada Ny. W post operasi seksio sesarea 5 jam atas
indikasi hipertensi dalam kehamilan
b. Menegakan diagnosa asuhan keperawatan pada Ny. W (P3A1) post seksio
sasera 5 jam atas indikasi hipertensi dalam kehamilan
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. W (P3A1) Post operasi
seksio sasera 6 jam atas indikasi hipertensi dalam kehamilan
d. Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada Ny. W (P3A1) post operasi
seksio sesarea 5 jam indikasi hipertensi dalam kehamilan
e. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada Ny. W (P3A1) Post operasi
seksio sesarea 5 jam indikasi hipertensi dalam kehamilan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Ny. W (P3A1) post operasi
seksio sesarea 5 jam atas indikasi hipertensi dalam kehamilan
C. Metode Penulisan

1. Metode penulisan

yang dignakan dalam Teknik Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode deskriptif

yaitu menguraikan dan menggambarkan kondisi klien dalam bentuk studi

kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari lima tahap

yait : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencaan keperawatan, tindakan

keperawatan, dan evaluasi hasil keperawatan.

2. Teknik pengumpulan data

a. Observasi

Dengan cara mengamati, mencatat, memertimbngkan dengan keadaan

klien

b. Wawancara

Tanya jawab secara langsung kepada klien

c. Pemeriksaan fisik

Penulis melakukan pemeriksaan fisik dengan cara inpeksi, auskultasi,

perksi, dan palpasi pada ibu hamil untuk mengetahui masalah.

d. Studi dokumentasi

Penulis melakukan studi dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari

catatan dari status medis, status keperawtaan dan ststus laboratorium anak.

e. Studi kepustakaan

Penlis melakukan studi kepustakaan yaitu dengan mengumpullkan data

mempelajari bahan-bahan dasar yang yang teoritis yang berhubungan

dnegan kasus.

Anda mungkin juga menyukai