Anda di halaman 1dari 2

Operasionalisasi pemberantasan korupsi harus dilakukan secara komprehensif, integral, dan holistik.

Komitmen penegak hukum dalam menjalankan penegakan hukum dengan tegas, konsisten, dan terpadu
merupakan langkah penting agar mampu menghasilkan penegakan hukum yang berkeadilan,
memberikan kepastian hukum, dan kemanfaatan bagi masyarakat. Langkah-langkah tersebut dapat
ditempuh melalui pengenaan sanksi yang yang terberat bagi pelaku korupsi, baik sanksi pidana, denda,
uang pengganti, pembuktian terbalik diakumulasikan dengan tindak pidana pencucian uang (TPPU),
dibarengi dengan pemberian sanksi sosial. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat, investor, harga diri bangsa, serta menimbulkan efek jera, mencegah calon koruptor,
mengoptimalkan pengembalian uang negara atau rakyat serta memberikan dampak positif lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa media sosial memiliki 4 kekuatan potensial
utama dalam memberantas korupsi yaitu kolaborasi, partisipasi, pemberdayaan, dan waktu. Media
sosial yang kolaboratif dan partisipatif ditandai dengan sifatnya yang alamiah yaitu terjadinya interaksi
sosial yang memberikan kesempatan yang sangat besar untuk saling berkomunikasi antara satu dengan
yang lainnya dan membentuk komunitas yang sangat besar untuk bersosialisasi, membagi informasi,
atau mencapai tujuan atau kepentingan Bersama.

Perencanaan yang diimplementasikan sesuai anggaran.

Kerjasama dengan pihak inspektorat,kejaksaan, kepolisian

Dalam pengelolaan keuangan setiap Lembaga pemerintah, harus sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan ptunjuk pelaksanaan sesuai arahan kemkeu.

Dalam konteks Pemberantasan Korupsi, Pendekatan WOG yang diimplementasikan di setiap


instansi pemerintahan

Operasionalisasi pemberantasan korupsi harus dilakukan secara komprehensif, integral, dan holistic di
setiap intansi pemerintah. Komitmen penegak hukum dalam menjalankan penegakan hukum dengan
tegas, konsisten, dan terpadu merupakan langkah penting agar mampu menghasilkan penegakan hukum
yang berkeadilan, memberikan kepastian hukum, dan kemanfaatan bagi masyarakat.
Pada konteks pemberantasan korupsi, e-government dapat mengintegrasikan 4 fungsi strategis,
yaitu: 1. Fungsi pencegahan: melakukan reformasi prosedur administrasi online di bidang perijinan,
transaksi keuangan dan pelaksanaan lelang pengadaan barang dan jasa (e-budgeting dan e-
procurement). 2. Penegakan hukum: setiap instansi melakukan membuat sistem pencatatan dan
pelaporan online sehingga dapat dilakukan prosedur pengawasan dan penegakan hukum terhadap
urusan pelayanan publik. Penerpan e-goverment akan menungkatkan transparansi dan akuntabilitas
pemerintah terhadap publik, karena kemudahan dalam mengakses informasi dapat menjadi alat
kontrol sosial masyarakat terhadap kinerja pemerintah. 3. Pemberdayaan akses informasi: setiap
instansi pemerintah membuat sistem informasi terpadu satu pintu sehingga semua instansi
pemerintah yang ada di Indonesia dapat diakses publik dengan hanya memasukkan satu nomor
identifikasi tertentu (contoh kasus Singapura, informasi mengenai semua instansi pemerintah dapat
diakses publik dengan memasukkan satu nomor identifikasi unik yang disebut Unique Entity
Number/EUN). 4. Peningkatan kapasitas: meningkatkan kapasitas pemerintah dan sumber daya
manusia untuk menyelenggarakan good and clean governance berdasarkan asas-asas umum
pemerintahan yang baik. e-Government melahirkan 4 model hubungan yang dapat digambarkan
sebagai

E-Government sebagai salah satu penerapan WOG dapat mengintegrasikan 4 fungsi strategis 
dalam pemberantasan korupsi!

a. Fungsi Pencegahan :
b. Penegakan Hukum
c. Pemberdayaan Akses Informasi dan 
d. Peningkatan kapasitas SDM

Penegakan hukum: setiap instansi membuat sistem pencatatan dan pelaporan online sehingga
dapat dilakukan pengawasan dan penegakan hukum dalam melayani publik. Dalam hal ini akan
menguatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah terhadap publik karena adanya
kemudahan dalam mengakses informasi dapat menjadi alat kontrol sosial masyarakat terhadap
kinerja pemerintah.

1. Pemberdayaan akses informasi: setiap instansi pemerintah membuat sistem


informasi terpadu satu pintu sehingga semua instansi pemerintah yang ada di
Indonesia dapat diakses publik dengan cepat dan mudah.
2. Peningkatan kapasitas SDM: meningkatkan kapasitas pemerintah dan sumber
daya manusia untuk menyelenggarakan good governance berdasarkan asas-asas
umum pemerintahan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai