Anda di halaman 1dari 8

RAMBU LALU LINTAS

Rambu lalu lintas adalah salah satu dari perlengkapan jalan yang berupa
lambang, huruf, angka, kalimat dan atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan,
larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.
 DASAR HUKUM
A. UU No. 14 Tahun1992 tentang Undang-undang lalu lintas dan angkutan
umum.
B. UU No. 13 Tahun 1980 tentang jalan.
C. SK KAPOLRI No. SKIP /14/10/1973 tertanggal 17 september tentang
kecelakaan lalu lintas.

 UNDANG-UNDANG LALU LINTAS


A. Pasal 5 A pelanggaran tidak bisa menunjukkan SIM dan STNK.
B. UU LANTAS pasal 5 ayat 10 pelanggaran terhadap sepeda motor tanpa
plat nomor/rusak.
C. PPL pasal 63 ayat 1 SIM habis masa berlaku (Peraturan Pelanggaran
Lalu Lintas)

 SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)


1. SKK Pengaturan Lalu Lintas
2. SKK Pengetahuan Peraturan/UU Lalu Lintas
3. SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

A.SKK PENGATURAN LALU LINTAS


 Mengetahui dan memahami tentang administrasi pengemudi dan
kendaraan bermotor (SIM,STNK,BPKB).
 Mengenal dan mengetahui kendaraan bermotor roda dua.
 Mengenal dan mengetaui serta dapat Mengendarai kendaraan
bermotor roda dua.
 Mengetahui dan memahami undang-undang nomor 14 Tahun
1992 tentang Angkutan lalu lintas dan angkutan jalan

B.SKK pengetahuan peraturan/uu lalu lintas


 Dapat praktek dan membantu mengatur lalu lintas di jalan
C.SKK penanganan kecelakaan lalu lintas

 Mengenal dan mengetahui jenis-jenis kendaran bermotor


 Dapat membantu polisi melakukan penanganan kecelakaan lalu
lintas
 Dapat mencatat secara lengkap identitas orang maupun kendaraan
yang terlibat kecelakaan lalu lintas serta para saksi

 JENIS DAN FUNGSI RAMBU :


1. RAMBU PERINGATAN : digunakan untuk peringatan kemungkinan ada
bahaya atau tempat berbahaya dibagian jalan didepannya.
2. RAMBU LARANGAN : Digunakan untuk menyatakan perbuatan yang
dilarang dilakukan oleh pemakai jalan.
3. RAMBU PERINTAH : Digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib
dilakukan oleh pemakai jalan.
4. RAMBU PETUNJUK : Digunakan untuk menyatakan petunjuk jurusan,
jalan, situasi, kota, tempat pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan.
5. RAMBU TAMBAHAN : Digunakan untuk memuat keterangan yang
diperlukan untuk menyatakan hanya berlaku untuk waktu-waktu tertentu jarak &
jenis kendaraan tertentu ataupun perihal lainnya.
6. RAMBU SEMENTARA : tidak dipasang secara tetap dan digunakan
dalam keadaan dan kegiatan tertentu.

 . Gerakan memberikan isyarat pengatur lalu lintas bertujuan :


1. Mengarahkan agar lalu lintas berjalan dengan aman, tertib, lancar dan
selamat.
2. Mengatasi kepadatan arus lalu lintas
3. Mengurangi terjadinya kecelakan lalu lintas
4. Mencegah kerusakan - keerusakan jalan / infrastruktur
5. Melindungi harta benda / jiwa orang lain di jalan
6. Mengurangi pelanggaran di jalan

 . Pengetahuan rambu - rambu / marka jalan.


1. Rambu - rambu yang menunjukan peringatan suatu bahaya ( dasar kuning
petunjuk hitam )
2. Rambu - rambu yang menunjukan larangan dan awas perintah ( dasar
putih petunjuk merah )
3. Rambu - rambu yang memberikan petunjuk ( dasar biru petunjuk putih )
4. Rambu petunjuk arah / awas ( rambu tambahan )
 . Pengetahuan dasar pengaturan lalu lintas
1. Berhenti untuk semua jurusan
2. Berhenti untuk satu arah tertentu ( satu jurusan tertentu )
3. Berhenti dari arah depan Petugas
4. Berhenti dari arah belakang Petugas
5. Berhenti dari arah depan dan belakang Petugas
6. Jalan dari arah kanan Petugas
7. Jalan dari arah kiri Petugas
8. Jalan dari arah kanan dan kiri Petugas
9. Percepat dari arah kanan Petugas
10. Percepat dari arah kiri Petugas
11. Perlambat dari arah depan Petugas
12. Perlambat dari arah belakang Petugas

 . Pengetahuan penggunaan tanda bunyi pluit


1. Tanda peringatan berhenti / perhatian
2. Tanda berkumpul
3. Tanda bahaya
4. Tanda berhenti
5. Tanda maju
6. Tanda menunggu

Lantas telah ada semenjak adanya manusia. Permasalahan lantas terus


berkembang dengan perkembangan majunya peradaban manusia.
 Perkembangan Lalu Lintas dipengaruhi oleh :
1. Perkembangan jumlah penduduk
2. Kenaikan taraf hidup
3. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor
4. Keterbatasan prasarana jalan dan polisi lalu lintas
5. Kedisiplinan para pemakai jalan Selintas

 Sejarah Lalu Lintas


Dengan ditemukannya tenaga uap pada tahun 1770 dan kemudian
dipergunakannya bahan bakar oleh BENA (Pemilik perusahaan pembuat
kendaraan bermobil/sekitar tahun 1886). Maka mulailah lalu lintas modern. Pada
jaman-jaman dahulupun sudah ada yang namanya jala. Hanya saja masih
tradisional dan kasar (cukup untuk berjalan dan dipergunakan untuk pedati) bahkan
lalu lintas sungai pernah maju pesat sebagai salah satu sarana transportasi.
Gubernur jendral Hindia Belanda pada waktu itu Daondies, bahkan untuk
keperluan perekonomian dan pertahanan pemerintah colonial telah membangun
jalan dari anyer sampai panarukan ()dari ujung pulau jawa sebelah barat ke ujung
pulau jawa sebelah timur). Walaupun dengan perngorbanan rakyat Indonesia yang
sangat besar. Di Indonesia sendiri susunan kepolisian baru terbentuk (prnah
terbentuk) pada masa Sir Thomas Stand Ford Raffles.

 MACAM-MACAM LALU LINTAS


1. Lalu Lintas Darat Dibagi menjadi :
a. Lalu Lintas diatas jalan dan angkutan jalan raya
b. Lalu Lintas Rel (kereta api)
c. Lalu Lintas sungai dan danau
2. Lalu Lintas Laut
3. Lalu Lintas Udara

 SERBA SERBI LALU LINTAS


1. TILANG
Tilang Buku pelanggaran lalu lintas (TILANG). Tilang lahir berkat
kerjasama (SK) bersama dari ketua MA, Jakas Agung, Kapolri dan menteri
kehakiman.
Tujuan Tilang : membendung meningkatnya jumnlah kecelakaan.

2. WARNA PLAT NO.KENDARAAN


Menunjukan pemilknya atau pemillik kendaraan.
Plat merah = kendaraan pemerintah
Plat kuning = kendaraan disewakan pada umum atau masyarakat
Plat hitam = kendaraan milik pribadi
Plat putih = kendaraan yang masih baru

3. PARKIR
Kendaraan berhenti selain untuk menurunkan atau menaikan barang atau
orang dengan segera.

4. WARNA LAPU LALU LINTAS


Merah = berhenti
Kuning = berhati-hati dan mempersiapkan diri untuk berhenti
Hijau = jalan
Lampu berwarna kedip-kedip = kendaraan harus berhati-hati dan
mengurangi kecepatan
5. JALAN
Setiap jalan dibagi menjadi beberapa kelas jalan.(berdasarkan kekuatannya
beban/bobot kendaraan). Yaitu:
Kelas I = muatan sumbu paling berat 7 ton
Kelas II = muatan sumbu paling berat 5 ton
Kelas III = muatan sumbu paling berat 3,5 ton
Kelas IIIA = muatan sumbu paling berat 2-3,15 ton
Kelas IV = muatan sumbu paling berat 2 ton
Kelas V = muatan sumbu paling berat 0,5 ton

Catatan : untuk kelas I-IV adalah bagian kendaraan yang menggunakan ban
hidup (berisi udara/ angin) sedangkan jenis-jenis jalan berdasarkan pada
siapa/lembaga yang memelihara/mengawasi dibagi kedalam.
a. Jalan Negara
b. Jalan Provinsi
c. Jalan kabupaten/kota madya
d. Jalan desa

6. PEMAKAI JALAN
Setiap orang yang mempergunakan jalan bak berkendaraan maupun tidak
(berjalan kaki)

7. MARKA
Rambu-rambu lalu lintas yang dibuat diatas permukaan jalan. Contoh :
a) Garis pembatas jalan (yang dibuat ditengah badan jalan yang membagi
badan jalan menjadi 2, baik berupa garis lurus maupun terputus-putus)
b) Zebra kros tempat untuk menyeberangi jalan

Dikelompokan menjadi 5 jenis :


1. Marka membujur Berupa garis utuh yang berfungsi sebagai larangan bagi
kendaraan yang melintasi garis tersebut, yang dapat berupa garis ganda yang terdiri
dari garis putus-putus
2. Marka melintang Berupa garis utuh menyatakan garis berhenti kendaraan
yang diwajibkan oleh alat pemberi isyarat lantas atau rambu-rambu larangan
3. Marka serong Berupa garis utuh yang menandakan dilarang dilintasi
kendaraan kecuali kendaraan petugas yang sedang mengatur lantas, seperti polisi
lantas atau isntansi sesuai wewenang yang dimilki dengan kewajiban isyarat
menyalakan lampu kuning.
Fungsi :
a. Untuk menyatakan pemberitahuan awal atau akhir pemisahan jalan
penglantas dan pulau lantas
b. Marka serong dibatasi
Garis utuh digunakan untuk menyatakan
a) Daerah yang tidak boleh dimasuki kendaraan
b) Pemberitahuan awal sudah mendekat pulau lantas
4. Marka lambang Panah,
segitiga atau tulis dipergunakan untuk mengulangi maksud rambu-
rambu lalu lintas

5. MARKA LAINNYA
Garis maupun baik bentuk dan warnanya serta fungsinya adalah
sebagai berikut:
a. Marka untuk penyeberangan jalan kaki dinyatakan dengan
zebrakros
b. Marka berupa 2 garis untuk melintang jalur lalu lintas
Pulau lantas = garis-garis putus yang digunakan untuk menyatakan
kendaraan tidak boleh memasuki daerah tersebut

8. SEGITIGA PENGAMAN
Digunakan apabila kendaraan berhenti dijalan dalam keadaan rusak (sedang
diperbaiki) atau dalam keadaan beristirahat, kita disarankan atau diharuskan
memasang tanda ini baik didepan maupun dibelakang kendaraan. Tanda ini sebagai
isyarat bagi kendaraan lain untuk berhati-hati atau membantu pengaman biasanya
dibuat dari bahan yang dapat memantulkan cahaya/sinar, pemasangan jarak yang
ideal antara 4-8 meter.

9. JALAN TOL
Jalan umum yang kepada pemakainya digunakan tariff atau biaya (untuk
mema\ bayar tol).

10.BATAS KECEPATAN
Batas kecepatan maksimal yang diperbolehkan untuk dicapai kendaraan

11.DAERAH BEBAS BECAK


Jalan atau daerah yang melarang beroperasinya becak-becak (becak dilarang
masuk)
12.URUTAN PEMAKAI JALAN
Yang diutamakan atau diperbolehkan untuk kelancaran berlalu lintas adalah
a. Kendaraan diatas rel / kereta api
b. Kendaraan DAMKAR
c. Kendaraan untuk orang sakit atau ambulan
d. Kendaraan pengantar jenazah atau pawai kekuburan
e. Barisan ABRI
f. Pawai
g. Barisan anak-anak

13. ASURANSI
Masalah ini dipercayakan kepada PT.ASURANSI kerugian Jasa Raharja,
untuk memberikan dana beruupa satunan asuransi kepada masyarakat yang
menjadi korban kecelakaan lali linas. Dana asuransi itu didapatkan dari pemakai
jasa transportasi dan sumbangan wajib sewaktu membuat atau memperpanjang
STNK.

14.STNK
Surat Tanda Nomer Kendaraan, surat yang resmi atau sah mengenai surat
kendaraan yang berlaku dari kepolisian dan berlakunya hanya 1 tahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai