Fiqih Fanissa
Fiqih Fanissa
Fiqih Fanissa
Urf
Istihsan
‘Urf menurut bahasa berarti
Istihsan menurut bahasa berarti
mengetahui,
getahui, kemudian dipakai
menganggap sesuatu itu baik,
dalam arti sesuatu yang yang
sedangkan menurut istilah isitihsan
diketahui, dikenal, diangap baik
adalah berpalingnya seorang
dan diterima oleh pikiran yang
mujtahid dari penggunaan qiyas
sehat.
yang jaly (nyata) ata) kepada qiyas
Menurut ulama ushul fiqh, ‘urf
yang khafy (samar) atau dari
adalah sesuatu yang yang telah
hukum kulli (umum) kepada
dibiasakan oleh manusia, secara
hukum istitsnai (pengecualian)
terus menerus dikerjakan dalam
karena ada dalil yang menurut
jangka
gka waktu yang lama,atau ada
logika membenarkannya.
perkataan atau istilah yang
Dengan demikian istihsan ialah
disepakati memiliki pengertian
berpaling dari qiyas khafi atau dari
khusus dan tidak terdengar asing
hukum kulli menuju yang
bagi mereka.
dikecualikan
ualikan karena ada dalil yang
lebih kuat.
atau belum dapat menjangkaunya,
Mashlahah Mursalah Keterangan Aisyah ra. bahwa
maksimal waktu men menandung itu
Mashlahah mursalah terdiri dari dua tahun, tidak lebih sedikitpun,
dua kata yaitu mashlahat dan bukan semata-mata
mata hasil ijtihad
mursalah. Aisyah sendiri, melainkan
Pengertian mashlahah secara bersumber dari Rasulullah saw.,
etimologi adalah
lah upaya mengambil meskipun secara kasat mata itu
manfaat dan menghilangkan adalah perkataan dan pendapat
mafsadat/madharat. Aisyah.
Dari sini dapat dipahami, bahwa Pendapat sahabat yang tidak ada
mashlahah mamiliki dua terma sahabat lain
in yang menentangnya
yaitu adanya manfaat dan seperti pendapat tentang bahwa
menjauhkan madharat. nenek mendapat seperenam (1/6)
harta waris, yang dikemukakan
Syar’u Man Qablana
oleh Abu Bakar dan tidak ada
sahabat lain yang tidak
sependapat dengannya.
Syar’u man qablana adalah syariat
yang dibawa para Rasul terdahulu,
4. HUKUM
sebelum diutus nabi Muhammad
saw.
A. HUKUM TAKLIFI
Sadd al-dzari’ah
Hukum taklifi adalah ketentuan
Allah swt. yangg bersifat perintah, larangan
Sadd al-dzari’ah
dzari’ah terdiri atas dua atau pilihan antara mengerjakan atau
perkara yaitu sadd dan dzari’ah. meninggalkannya.
Sadd berarti penghalang, hambatan
WAJIB
atau sumbatan, sedang dzari’ah
Wajib menurut jumhur ulama
berarti jalan atau perantara.
merupakan sinonim atau
Maksudnya, menghambat atau
persamaan dari kata fardhu, yaitu
mengahalangi atau menyumbat
tuntutan yang bersifat mengikat,
semua jalan yang menuju kepada
tegas atau harus dikerjakan dan
kerusakan atau maksiat.
apabila ditinggal
ditinggalkan, maka
pelakunya berdosa lagi tercela.
Qaul shahaby
SUNNAH
Pendapat sahabat yang diduga Mandub ialah perbuatan yang
keras bahwa pendapat tersebut dituntut Syari’. dengan tuntutan
sebenarnya berasal dari Rasulullah yang tidak pasti, atau sesuatu yang
saw., karena pikiran tidak diberi pahala bagi pelakunya, akan
tetapi tidak berdosa SYARAT
meninggalkannya. Dari satu sisi, syarat sama dengan
sebab, yaitu bahwa hukum
MAKRUH tergantung kepada adanya
adanya,
Makruh yaitu perbuatan yang sehingga bila tidak ada syarat,
Syari’ menuntut kepada mukallaf maka pasti hukum pun tidak ada.
untuk meninggalkannya, tetapi Berbeda halnya dengan sebab,
tuntutannya tidak tegas atau tidak keberadaan sebab menuntut
keras. adannya hukum
hukum, tetapi adanya
syarat belum tentu menuntut
HARAM adannya hukum.
Haram ialah perbuatan yang
dilarang
larang oleh Syari’ melakukannya MANI’ (PENGHALANG)
dengan larangan yang tegas dan -Definisi
Definisi mani’ secara etimologi
pasti dan dikenakan hukuman bila berarti “penghalang dari sesuatu”.
dilakukan. -Secara terminologi
nologi, sesuatu yang
ditetapkan syariat sebagai
MUHBAH penghalang bagi adanya hukum
Mubah mengandung pengertian atau penghalang bagi berfungsinya
bahwa seseorang diberikan sesuatu sebab.
kebebasan memilih oleh Syari’
5. POKOK-POKOK
POKOK UHSUL FIQIH
antara mengerjakan atau
meninggalkannya.
MAHKUM FIIH
B. HUKUM WADHI’