Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

MENGANALISIS JURNAL

Dosen :

Vina Agustina, Ners., M. Kep

Disusun Oleh :

Aditya Dwi Saputra

2018.C.10a.0923

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM SSTUDI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2020/2021
ANALISIS JURNAL

No Komponen yang Hasil penelitian


dikritisi
1. Judul Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya
Pioderma Pada Balita(1-5 Tahun) Di Desa Pulau
Jambu Wilayah Kerja Puskesmas Kuok Tahun
2018
2. Peneliti Erma Kasumayanti dan Nurpa Naima

3. Abstrak Latar Belakang:


Usia Balita memiliki faktor predisposisi yang
memudahkan terkena penyakit pioderma karena
pada usia tersebut anak mulai bereksplorasi
dengan lingkungan sekitar seperti : bermain
ditanah, air yang kotor, dimana Balita tersebut
belum memahami pentingnya menjaga kebersihan
diri atau personal hygiene untuk itu perhatian
orang tua sangat dibutuhkan untuk mengontrol
kebersihan diri anak.
Tujuan:
Menganalisis faktor personal hygiene, sanitasi
lingkungan, dan riwayat penyakit kulit dengan
kejadian pioderma pada Balita (1-5 tahun) di Desa
Pulau Jambu Wilayah Kerja Puskesmas Kuok
tahun 2018.
Metode:
Penelitian ini menggunakan desain penelitian
analitik dengan rancangan Cross Sectional.
Sampel pada penelitian ini adalah balita (1-5
tahun) sebanyak 58 orang. pengumpulan data
melalui kuesioner. Pengolahan data menggunakan
analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-
Square.
Hasil:
Hasil penelitian menunjukkan ada hubunganantara
personal hygiene dengan kejadian pioderma pada
balita (1-5 tahun) dengan p value=0,003, ada
hubungan antara sanitasi lingkungan dengan
kejadian pioderma pada balita (1-5 tahun) dengan
p value =0,010 sedangkan hasil analisis di faktor
riwayat penyakit kulit menunjukkan tidak ada
hubungan dengan kejadian pioderma pada balita
(1-5 tahun).
Kesimpulan:
Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Ada hubungan Personal Hygiene dengan
kejadian pioderma pada Balita (1-5 Tahun) di
Desa Pulau Jambu Wilayah Kerja Puskesmas
Kuok Tahun 2018.
2. Ada hubungan Sanitasi Lingkungan dengan
kejadian pioderma pada Balita (1-5 Tahun) di
Desa Pulau Jambu Wilayah Kerja Puskesmas
Kuok Tahun 2018.
3. Tidak ada hubungan Riwayat Penyakit Kulit
dengan kejadian pioderma pada Balita (1-5
Tahun) di Desa Pulau Jambu Wilayah Kerja
Puskesmas Kuok Tahun 2018.
Kekuatan : abstrak yang ditampilkan dalam
penelitian ini cukup lengkap mulai dari latar
belakang, tujuan, metode yang digunakan, hasil,
serta kesimpulan.

4. Analisis Jurnal P:
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik
dengan rancangan Cross Sectional. Sampel pada
penelitian ini adalah balita (1-5 tahun) sebanyak 58
orang. pengumpulan data melalui kuesioner.
Pengolahan data menggunakan analisa univariat dan
bivariat dengan uji Chi-Square.
I:
Pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari :
1) Personal Hygiene.
Instrumen berupa kuesioner yang terdiri dari 25
pertanyaan yang terdiri atas 5 pertanyaan
mengenai kebersihan kulit, 5 pertanyaan
mengenai kebersihan tangan, kuku dan kaki, 5
pertanyaan mengenai kebersihan pakaian 5
pertanyaan mengenai kebersihan handuk, dan 5
pertanyaan mengenai kebersihan tempat tidur dan
sprei.Responden yang menjawab pertanyaan
dengan jawaban positif ”baik” diberi nilai 3 dan
jawaban “buruk” diberi nilai 0. Maka didapat nilai
tertinggi 15 dan terendah 0, kemudian
dikategorikan berdasarkan jumlah nilai yang
diperoleh dengan kategori : a). Buruk: Jika nilai
yang diperoleh responden ≤75% (nilai 0-11), b).
Baik: Jika nilai yang diperoleh responden >75%
(nilai 12-15).
C:
1. Hubungan Personal Hygiene dengan
Kejadian Pioderma Pada Balita (1-5
Tahun) Di Desa Pulau Jambu Wilayah
Kerja Puskesmas Kuok Tahun 2018
Hasil Analisa Bivariat dari variabel hubungan
personal hygiene dengan kejadian pioderma
pada Balita (1-5 Tahun) di Desa Pulau Jambu
Wilayah Kerja Puskesmas Kuok Tahun 2018
diperoleh nilai p value = 0,003 (p value = <
0,05) dimana, dari 37 responden yang
memiliki personal hygiene buruk 14
responden (37,8%) tidak mengalami
pioderma.
2. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan
Kejadian Pioderma pada Balita (1-5
Tahun) di Desa Pulau Jambu Wilayah
Kerja Puskesmas Kuok Tahun 2018
Hasil Analisa Bivariat dari variabel hubungan
sanitasi lingkungan dengan kejadian pioderma
pada Balita (1-5 Tahun) di Desa Pulau Jambu
Wilayah Kerja Puskesmas Kuok Tahun 2018
diperoleh nilai p value = 0,010 (p value = <
0,05) dimana, dari 41 responden yang
memiliki sanitasi lingkungan rumah tidak
sehat terdapat 17 responden (41,5%) tidak
mengalami pioderma.
3. Sedangkan dari 13 responden yang memiliki
sanitasi lingkungan sehat terdapat 2 responden
(15,4%) mengalami pioderma. Hal ini
disebabkan karena personal hygiene yang
kurang baik.
O:
Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa :
a. Ada hubungan Personal Hygiene dengan
kejadian pioderma pada Balita (1-5 Tahun) di
Desa Pulau Jambu Wilayah Kerja Puskesmas
Kuok Tahun 2018.
b. Ada hubungan Sanitasi Lingkungan dengan
kejadian pioderma pada Balita (1-5 Tahun) di
Desa Pulau Jambu Wilayah Kerja Puskesmas
Kuok Tahun 2018.
c. Tidak ada hubungan Riwayat Penyakit Kulit
dengan kejadian pioderma pada Balita (1-5
Tahun) di Desa Pulau Jambu Wilayah Kerja
Puskesmas Kuok Tahun 2018.
Jurnal Ners Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018 Halaman 60 – 68
JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA


PIODERMA PADA BALITA(1-5 TAHUN) DI DESA PULAU JAMBU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUOK TAHUN 2018

ErmaKasumayanti1, Nurpa Naima2

Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Abstrak
Usia Balita memiliki faktor predisposisi yang memudahkan terkena penyakit
pioderma karena pada usia tersebut anak mulai bereksplorasi dengan lingkungan
sekitar seperti : bermain ditanah, air yang kotor, dimana Balita tersebut belum
memahami pentingnya menjaga kebersihan diri atau personal hygiene untuk itu
perhatian orang tua sangat dibutuhkan untuk mengontrol kebersihan diri anak.
Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor personal hygiene, sanitasi lingkungan,
dan riwayat penyakit kulit dengan kejadian pioderma pada Balita (1-5 tahun) di Desa
Pulau Jambu Wilayah Kerja Puskesmas Kuok tahun 2018. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian analitik dengan rancangan Cross Sectional. Sampel
pada penelitian ini adalah balita (1-5 tahun) sebanyak 58 orang. pengumpulan data
melalui kuesioner. Pengolahan data menggunakan analisa univariat dan bivariat
dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubunganantara personal
hygiene dengan kejadian pioderma pada balita (1-5 tahun) dengan p value=0,003, ada
hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian pioderma pada balita (1-5
tahun) dengan p value =0,010 sedangkan hasil analisis di faktor riwayat penyakit
kulit menunjukkan tidak ada hubungan dengan kejadian pioderma pada balita (1-5
tahun). Dengan diadakan penelitian ini peneliti mengharapkan kepada petugas-
petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan pioderma sebagai bentuk pencegahannya.
Kata Kunci : Pioderma, Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene, Riwayat Penyakit
Kulit

Abstract

Toddler age has a predisposing factor that makes it easy to get affected by
pyoderma because at that age children begin to explore the surrounding
environment such as: playing in the ground, dirty water, where the toddler does not
understand the importance of maintaining personal hygiene or personal hygiene for
that parents' attention is needed to control children's personal hygiene. The purpose
of this study was to analyze personal hygiene, environmental sanitation, and history
of skin diseases with pyoderma in toddlers (1-5 years) in Pulau Jambu Village, Kuok
Puskesmas Work Area in 2018. This study used analytic research design with cross
sectional design. The sample in this study were toddlers (1-5 years) as many as 58
people. data collection through questionnaires. Data processing using univariate
and bivariate analysis with Chi-Square test. The results showed there was a
relationship between personal hygiene with the incidence of pyoderma in infants (1-
5 years) with p value = 0.003, there was a relationship between environmental
sanitation and the incidence of pyoderma in infants (1-5 years) with p value = 0.010
while the results of the analysis in factors a history of skin disease showed no
association with the incidence of pyoderma in toddlers (1-5 years). With this
research the researcher expects health workers to educate about factors related to
pyoderma as a form of prevention.

Keywords: Pioderma, Environmental Sanitation, Personal Hygiene, History of Skin


Disease

Corresponding author :
Address : Jl. Tuanku Tambusai No. 23
Bangkinang Email :
erma.nabihan@gmail.com
Phone : 08117670308
62 | F A K T O R - F A K T O R Y A N G M E N Y E B A B K A N T E R J A D I N Y A
PIODERMAPADABALITA(1-5TAHUN)DIDESAPULAU
JAMBUWILAYAHKERJAPUSKESMASKUOKTAHUN2018

PENDAHULUAN Berdasarkan profil Dinas Kesehatan


Usia balita memang memiliki faktor Provinsi Riau tahun 2012, kota
predisposisi yang memudahkan terkena Pekanbaru jumlah penderita penyakit
penyakit kulit, karena pada usia tersebut pioderma yaitu 4.129 kasus (Dinkes
anak mulai bereksplorasi dengan Provinsi Riau, 2012). Sedangkan di
lingkungan dan memiliki keingintahuan Kabupaten Kampar jumlah kasus
yang tinggi. Proses belajar yang pioderma sebanyak 7.508 kasus dan
melibatkan alam sekitar seperti bermain berada pada posisi ke 6 dari 10 penyakit
dengan tanah dan air yang kotor akan tertinggi di Kabupaten Kampar.
memberikan ruang bagi bakteri patogen Berdasarkan data dinas kesehatan
untuk masuk. Apalagi anak-anak usia kabupaten Kampar tahun 2017 diketahui
tersebut belum memahami pentingnya bahwa dari sepuluh puskesmas di
kebersihan diri.. Infeksi kulit yang Kabupaten Kampar Puskesmas Kuok
paling sering ditemukan pada bayi dan berada pada posisi ke 1 dengan angka
anak adalah pioderma. Pioderma kejadian pioderma sebanyak 844 kasus.
merupakan infeksi kulit yang Puskesmas Kuok terdiri dari 9 Desa
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus, yang mana tiap Desa terdapat penderita
Streptococcus atau oleh keduanya.
pioderma. Dari 9 Desa tersebut
Penyebab yang paling utama adalah
diketahui Desa Pulau Jambu merupakan
Staphylococcus aureus dan
desa dengan jumlah penderita pioderma
Streptococcus β-hemolyticus (Oentari &
terbanyak terlihat dari jumlah
Menaldi, 2015).
kunjungannya yaitu 246 orang
Menurut Djuanda (2016),faktor
(29,15%). Berdasarkan usia penderita
pencetus pioderma pada balita antara
pioderma terbanyak pada usia balita (1-5
lain : kurangnya personal hygiene,
tahun) yaitu 58 orang(20,57%) dari 282
menurunnya daya tahan tubuh akibat
orang jumlah balita yang ada di Desa
kekurangan gizi, anemia, penyakit
Pulau Jambu. Penelitian yang dilakukan
kronik, neoplasma ganas dan diabetes
pada tahun 2012 oleh Pangow di
mellitus, serta terdapatnya penyakit lain
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP
di kulit. Sedangkan menurut Widya
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado juga
(2016)faktor lain yang dapat
menunjukkan bahwa pioderma paling
menyebabkanpioderma adalah gigitan
banyak ditemukan pada rentang umur 1-
serangga, trauma, sanitasi lingkungan
4 tahun dimana ditemukan 23 kasus
yang buruk, gangguan sistem imun,
(43,4%) dari total 53 kasus.
terdapatnya inflamasi dari jaringan
Dari survey awal yang dilakukan
(seperti :luka bedah, luka bakar,
oleh peneliti di Desa Pulau Jambu,
dermatitis, benda asing) serta akibat
peneliti menemukan masih banyakbalita
kerusakan jaringan kulit sebelumnya
yang tidak memakai alas kaki keluar
yang menyebabkan fungsi kulit sebagai
rumah, bermain tanah di perkarangan
pelindung akan terganggu sehingga
rumah, bermain di genangan air yang
memudahkan terjadi infeksi bakteri.
kotor, memakai pakaian yang kurang
Menurut badan kesehatan dunia
bersih dan basah atau berkeringat, dan
World Health Organization (WHO)
kuku yang panjang dan kotor. Dari hasil
tahun 2009. Prevalensi penyakit
wawancara peneliti dengan 10orang tua
pioderma dinegara berkembang yaitu
balita di Desa Pulau Jambu 7 dari 10
sekitar 1.892 kasus (62,5%).
orang balita mandi tidak menggunakan
Di Indonesia pada tahun 2012
sabun, 6 dari 10 orang balita tidak
kejadian pioderma sebanyak 1.076 kasus
memotong kuku secara teratur, 9 dari
(50,1%). Pada tahun 2013 dan 2014
terjadi peningkatan penyakit pioderma
sebanyak 1.232 kasus (58,5%) menjadi 10 orang balita tidak menggunakan
1.356 kasus (61,3%) (Depkes RI, 2012). handuk sendiri. Peneliti juga
mengobservasi keadaan sanitasi

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


63|PENGARUH KONSUMSI EKSTRAK BIJI MAHONI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PULAU JAMBU WILAYAH KERJA PUKESMAS KUOK TAHUN
2018
anggota populasi menjadi sampel.
lingkungan terhadap 10 rumah balita
tersebut dimana terdapat 3 dari 10
rumah menggunakan air sungai dan
bendungan yang kurang bersih untuk
mandi dan aktivitas lainnya, seperti
mencuci pakaian, 8 dari 10 rumah
memiliki jarak septic tank dengan
sumber air ≤ 10 meter, 8 dari 10 rumah
memiliki saluran pembuangan air
limbah (SPAL) yang buruk dan
tercemar. Peneliti juga melakukan
observasi pada balita diketahui bahwa 6
dari 10 balita mempunyai riwayat
penyakit kulit, seperti skabies, riwayat
alergi terhadap makanan. Berdasarkan
latar masalah dan fenomena yang terjadi
di atas, peneliti tertarik melakukan
penelitian tentang “faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian
pioderma pada balita (1-5 tahun) di
Desa Pulau Jambu wilayah kerja
Puskesmas Kuok tahun 2018”.

METODE
Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan


desain penelitian analitik dengan
rancangan Cross Sectional (potong
lintang), yaitu setiap variabel
diobservasi hanya satu kali saja dan
pengukuran masing-masing variabel
dilakukan pada waktu yang sama
(Notoatmodjo, 2015).

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian inidilakukan di Desa Pulau
Jambu wilayah kerja Puskesmas
Kuokpada bulan Juli 2018.

Populasi
Populasi pada penelitian ini
adalahpenderita pioderma di Desa
Pulau Jambu sebanyak 58 orang

Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah orang
tua penderita pioderma yangberumur 1-
5 tahun di Desa Pulau Jambu.
Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dengan metode total
sampling yaitu mengambil semua

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


64|PENGARUH KONSUMSI EKSTRAK BIJI MAHONI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PULAU JAMBU WILAYAH KERJA PUKESMAS KUOK TAHUN
2018
3. Riwayat Penyakit kulit, Ya : Apabila
Besar sampel pada penelitian ini pernah mengalami riwayat penyakit
sebanyak 54 orang.
kulit dengan kriteria pernah
menderita 3 dari 4 kriteria mayor
Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada dan
penelitian ini terdiri dari : 3 dari 10 kriteria minor.Kriteria
1) Personal Hygiene. Mayor : a) sisik
Pruritus (pitiariasis
Instrumen berupa kuesioner yang
(gatal), b) alba),
terdiri dari 25 pertanyaan yang
Morfologi h) Infeksi
terdiri atas 5 pertanyaan mengenai
dan kulit
kebersihan kulit, 5 pertanyaan
distribusi (khususnya
mengenai kebersihan tangan, kuku
lesi khas : Staphylococ
dan kaki, 5 pertanyaan mengenai
mengenai cus aureus
kebersihan pakaian 5 pertanyaan
wajah dan dan virus
mengenai kebersihan handuk, dan 5
ekstensor herpes
pertanyaan mengenai kebersihan
pada bayi simpleks), i)
tempat tidur dan sprei.Responden
dan anak. Garis lipatan
yang menjawab pertanyaan dengan
c) di bawah
jawaban positif ”baik” diberi nilai 3
Dermatitis mata
dan jawaban “buruk” diberi nilai 0.
bersifat (Dennie-
Maka didapat nilai tertinggi 15 dan
kronik atau Morgan), j)
terendah 0, kemudian dikategorikan
residif.d)Pe Intoleransi
berdasarkan jumlah nilai yang
nderita atau makanan.
diperoleh dengan kategori : a).
keluarga Tidak :
Buruk: Jika nilai yang diperoleh
memiliki Ap
responden ≤75% (nilai 0-11), b).
riwayat abi
Baik: Jika nilai yang diperoleh
atopi. la
responden >75% (nilai 12-15).
Sedangkan tid
2). Sanitasi Lingkungan.
criteria ak
Penilaian sanitasi lingkungan
minor per
menggunakan Kepmenkes RI
terdiri dari na
Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999
: a)Kulit h
tentang persyaratan
kering, b) me
kesehatan perumahan, yang terdiri
Terjadi ng
dari 2 (dua) kriteria: a). Tidak Sehat
pada usia ala
: Apabila skor <
dini, c) mi
334.b).Sehat : Apabila skor ≥ 334.
Gatal jika
Adapun komponen yang dinilai
berkeringat, riw
dihitung berdasarkan nilai x bobot
d) Eritem ay
dengan ketentuan sebagai berikut
atau pucat at
:a) Sarana air bersih yaitu ada,
di pipi, e) pe
milik sendiri, tidak berbau, tidak
Bibir ny
berwarna, tidak berasa dengan skor
kering dan aki
100. b)Sarana Pembuangan
pecah- t
Kotoran (Jamban) yaitu : ada, leher
pecah kul
angsa, septic tank dengan skor 100.
(keilitis), f) it
c) Sarana Pembuangan Air Limbah
Konjungtiv 4. Kejadian
(SPAL) yaitu: ada, dialirkan
itis Pioderma
keselokan tertutup (saluran kota)
berulang, Data
untuk diolah lebih lanjut dengan
g) Bercak kejadian
skor 100.(d) Sarana Pembuangan
putih pioderma
Sampah yaitu: ada, kedap air, dan
dengan didapat
bertutup dengan skor 75
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
65|PENGARUH KONSUMSI EKSTRAK BIJI MAHONI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PULAU JAMBU WILAYAH KERJA PUKESMAS KUOK TAHUN
2018
dengan “Tidak”. kebesihan
menggun Kriteria pakaian
akan penilaian Analisa Data yang baik,
lembar pioderma : Dat 37
checklist a.Ya : Jika a yang (68,5%)
observasi sedang diperoleh dengan
yaitu mengala dari hasil kebersihan
peneliti mi penelitian handuk
mengam pioderm diolah yang
ati secara a seperti dengan buruk dan
langsung terdapat menggunak 34 (63%)
penderita nya an memiliki
pioderma ruam komputerisa kebersihan
, apakah kemerah si, disajikan tempat
penderita an, dalam tidur yang
sedang eritema, bentuk buruk.Dari
mengala ulkus, distribusi 54
mi bulla, frekuensi. responden
penyakit pustul Analisa data terdapat 37
pioderma ataupun dilakukan responden
atau pus dengan (68,5%)
sudah b.Tidak : Sudah tidak analisa memiliki
tidak mengalam univariat personal
mengala i penyakit dan analisa hygiene
mi pioderma bivariat : buruk.
penyakit tetapi Dari 54
pioderma pernah HASIL DAN rumah
. Jika PEMBAHASAN responden,
penderita pioderma. Analisa Univariat 41
sedang 1. Hubungan responden
Berdas
mengala personal (75,9%)
arkan
mi hygiene memiliki
hasil
penyakit dengan sanitasi
penelitian
pioderma kejadian lingkunga
,
maka n rumah
pioderma diketahui
akan tidak
dari 54
diberi Alat Ukur: sehat. dari
responde
checklist 54respond
Lembar checklist n terdapat
“Ya” jika en, 39
observasi 33( 61,1
penderita responden
%)
sudah (72,2%)
memiliki
tidak tidak
kebersiha
menderit memiliki
n kulit
a riwayat
yang
pioderma penyakit
buruk,
atau kulit.dari
39(72,2%
pernah 54
) dengan
menderit responden,
kebersiha
a terdapat
n tangan,
pioderma 28
kuku dan
maka responden
kaki yag
akan (51,9 %)
buruk. 32
diberi sudah
(59,3%)
checklist tidak
memiliki
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
66|PENGARUH KONSUMSI EKSTRAK BIJI MAHONI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PULAU JAMBU WILAYAH KERJA PUKESMAS KUOK TAHUN
2018
mengal
ami
pioder
ma
tetapi
pernah
mengal
ami
pioder
ma.

Analisa Bivariat
Analisa
Bivariat
adalah
analisis untuk
melihat
hubungan
antara
variabel
independen
dengan
variabel
dependen.
Analisa
Bivariat ini
digunakan
untuk
mengetahui
hubungan
personal
hygiene,
sanitasi
lingkungan,
dan riwayat
penyakit kulit
dengan
kejadian
pioderma di
Desa Pulau
Jambu
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Kuok Tahun
2018.

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


65|PENGARUH KONSUMSI EKSTRAK BIJI MAHONI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PULAU JAMBU WILAYAH KERJA PUKESMAS KUOK TAHUN
2018
Tabel 1 Hubungan Personal Hygiene dengan nilai p value = 0,010< 0,05 yang artinya
Kejadian Pioderma Pada Balita (1-5 Tahun) ada hubungan antara sanitasi lingkungan
di Desa Pulau Jambu Wilayah Kerja dengan kejadian pioderma pada Balita (1-
Puskesmas Kuok 5 Tahun). Kemudian dari hasil analisis
diperoleh POR = 7.765 artinya responden
dengan sanitasi lingkungan tidak sehat
Person Pioderma akan berpeluang 7.765 kali beresiko
al
Hygie
Ya Tidak Total P
value
POR mengalami pioderma dibandingkan
F % F % F % (95%
ne CI) dengan responden dengan sanitasi
Buruk 23 62,2 14 37,8% 37 100% 0,003 7.667 lingkungan sehat.
% (1.86
6–
31.49 3. Hubungan Riwayat Penyakit Kulit
4)
Baik 317,6 14 82,4% 17 100% dengan kejadian pioderma
%
Total 26 48,1 28 51,9% 54 100%
% : Hasil Penelitian
Tabel 3 Hubungan Riwayat Penyakit
Keterangan
Kulit dengan Kejadian Pioderma Pada
Balita (1-5 Tahun) di Desa Pulau Jambu
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat dari 37 Wilayah Kerja Puskesmas Kuok
responden dengan personal hygiene
buruk terdapat 14 responden (37,8%)
tidak mengalami pioderma. Sedangkan 17 Riway Pioderma
at
responden dengan personal hygiene baik Penya Ya Tidak Total P POR
terdapat 3 responden (17,6%) mengalami kit val
Kulit ue
pioderma. Berdasarkan hasil uji statistik F % F % F % (95% CI)

diperoleh nilai p value = 0,003 < 0,05 Ya 8 53, 7 46,7 15 100 0,8 1.333
yang artinya ada hubungan antara 3% % % 66
(0,404 –
personal hygiene dengan kejadian 4.400)
pioderma pada Balita (1-5 Tahun).
Tidak 18 46, 2 53,8 39 100
Kemudian dari hasil analisis diperoleh 2% 1 % %
POR = 7.667 artinya responden dengan
Total 26 48, 2 51,9 54 100
personal hygiene buruk akan berpeluang 1% 8 % %
7.667 kali beresiko mengalami pioderma
dibandingkan dengan responden dengan Keterangan : Hasil Penelitian
personal hygiene baik.

2. Hubungan Sanitasi Lingkungan Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISS


dengan kejadian pioderma 2194 (Media Online)

Tabel 2 Hubungan Sanitasi Lingkungan


dengan Kejadian Pioderma Pada Balita
(1-5 Tahun) di Desa Pulau Jambu
Wilayah Kerja Puskesmas Kuok Tahun
2018

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat


bahwa dari 41 rumah responden yang
memiliki sanitasi lingkungan tidak sehat
terdapat 17 responden (41,5%) tidak
mengalami pioderma. Sedangkan 13
rumah responden yang memiliki sanitasi
lingkungan sehat terdapat 2 responden
(15,4%) mengalami pioderma.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
66|PENGARUH KONSUMSI EKSTRAK BIJI MAHONI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA PULAU JAMBU WILAYAH KERJA PUKESMAS KUOK TAHUN 2018

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 15 Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
responden yang memiliki riwayat penyakit kulit dilakukan oleh Sutisna dkk (2011) tentang
terdapat 7 responden (46,7%) tidak mengalami Hubungan antara hygiene perorangan dan
pioderma. Sedangkan 39 responden yang tidak lingkungan dengan kejadian pioderma pada
memiliki riwayat penyakit kulit terdapat 18 pasien pioderma di Rumah Sakit Sultan Agung.
responden (46,2%) mengalami pioderma. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
antara hygiene perorangan dan lingkungan
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh dengan kejadian pioderma.
nilai p value = 0,866>0,05 yang artinya tidak ada Dari hasil penelitian juga didapatkan 17
hubungan antara riwayat penyakit kulit dengan responden dengan personal hygiene baik terdapat
kejadian pioderma pada Balita (1-5 Tahun). 3 responden (17,6%) mengalami pioderma. Hal
Kemudian dari hasil analisis diperoleh POR = ini membuktikan bahwa tidak hanya personal
1.333 artinya responden dengan riwayat penyakit hygiene yang dapat menyebabkan terjadinya
kulit akan berpeluang 1.333 kali beresiko pioderma melainkan ada faktor-faktor lain yang
mengalami pioderma dibandingkan dengan dapat mempengaruhi seperti menurunnya daya
responden yang tidak memiliki riwayat penyakit tahan tubuh akibat kekurangan gizi, anemia,
kulit. penyakit kronik, neoplasma ganas dan diabetes
mellitus, serta terdapatnya penyakit lain di kulit
PEMBAHASAN atau riwayat penyakit (Djuanda, 2016). Menurut
1. Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Danarti (2009) faktor-fakor lain yang dapat
menyebabkan terjadinya pioderma adalah
Pioderma Pada Balita (1-5 Tahun) Di Desa Pulau
temperatur kulit ambient, kelembaban, hygiene
Jambu Wilayah Kerja Puskesmas Kuok Tahun
yang buruk, kepadatan lingkungan, penyakit kulit
2018 yang ada serta, terapi obat antimikroba
sebelumnya, yang dapat menyebabkan bakteri
Hasil Analisa Bivariat dari variabel hubungan patogenik menempe ldan berkembang pada kulit.
personal hygiene dengan kejadian pioderma pada
Balita (1-5 Tahun) di Desa Pulau Jambu Wilayah 2. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan
Kerja Puskesmas Kuok Tahun 2018 diperoleh nilai Kejadian Pioderma pada Balita (1-5 Tahun)
p value = 0,003 (p value = < 0,05) dimana, dari 37 di Desa Pulau Jambu Wilayah Kerja
responden yang memiliki personal hygiene buruk Puskesmas Kuok Tahun 2018
14 responden (37,8%) tidak mengalami pioderma. Hasil Analisa Bivariat dari variabel
Menurut asumsi peneliti bahwa hal ini disebabkan hubungan sanitasi lingkungan dengan
karena sistem imun atau kekebalan tubuh balita kejadian pioderma pada Balita (1-5 Tahun) di
yang baik. Sistem imun atau sistem kekebalan Desa Pulau Jambu Wilayah Kerja Puskesmas
tubuh mempunyai fungsi sebagai sistem Kuok Tahun 2018 diperoleh nilai p value =
pertahanan diri dari berbagai macam penyakit dan 0,010 (p value = < 0,05) dimana, dari 41
sebagai benteng pertahanan tubuh. Artinya, responden yang memiliki sanitasi lingkungan
semakin bagus sistem imun seseorang maka akan rumah tidak sehat terdapat 17 responden
meminimalisir seseorang untuk terkena suatu (41,5%) tidak mengalami pioderma. Menurut
penyakit. Salah satu cara untuk meningkatkan asumsi peneliti hal ini disebabkan karena
sistem imun tubuh adalah dengan cara sistem pertahanan tubuh yang Balita kuat.
mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti buah Selain itu, orang tua responden menjaga
dan sayur. kebersihan diri anaknya sehingga Balita tidak
Personal hygiene yang baik sangat penting mengalami pioderma, seperti penggunaan alas
dalam menentukan seseorang menderita pioderma kaki saat bermain dan tidak bermain di tempat
atau tidak. Seseorang yang memperhatikan yang kotor.
personal hygiene akan meminimalkan dirinya Sedangkan dari 13 responden yang
terkena penyakit pioderma. Hal ini sesuai dengan memiliki sanitasi lingkungan sehat terdapat 2
teori yang dikemukakan oleh Saryono & Widianti responden (15,4%) mengalami pioderma. Hal
(2010), personal hygiene menjadi penting karena ini disebabkan karena personal hygiene yang
personal hygiene yang baik akan meminimalkan kurang baik. Menurut Putri (2017) yang
pintu masuk (port de entry) mikroorganisme yang mengemukakan bahwa kesehatan lingkungan
ada dan mencegah seseorang terkena suatu bisa berakibat positif terhadap kondisi elemen-
penyakit seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, elemen hayati dan non hayati dalam
penyakit mulut, dan penyakit saluran cerna atau ekosistem. Bila lingkungan tidak sehat maka
bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh sakitlah elemennya, tapi sebaliknya jika
tertentu seperti halnya kulit. lingkungan sehat maka sehat pula ekosistem
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
67|PENGARUH KONSUMSI EKSTRAK BIJI MAHONI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA PULAU JAMBU WILAYAH KERJA PUKESMAS KUOK TAHUN 2018

tersebut. penelitian Kuok Tahun baik, dan


Perilaku yang yang 2018. memodifi
kurang baik dari dilakukan kasi
manusia bisa oleh Sajida 2. Ada lingkunga
mengakibatkan (2012) hubungan n rumah
perubahan tentang Sanitasi yang
ekosistem dan hubungan Lingkungan layak
timbulnya personal dengan bagi
sejumlah hygiene dan kejadian kesehatan
masalah sanitasi pioderma .
sanitasi. lingkungan pada Balita
Sanitasi dengan
(1-5 Tahun) di
lingkungan keluhan
Desa Pulau
merupakan penyakit kulit
Jambu
usaha- usaha di kelurahan
yang dilakukan Denai Wilayah Kerja
individu untuk Kecamatan Puskesmas
memperbaiki Medan Denai Kuok Tahun
dan mencegah Kota Medan. 2018.
terjadinya Hasil
masalah penelitian ini 3. Tidak ada
gangguan menunjukkan hubungan
kesehatan yang bahwa ada Riwayat
disebabkan hubungan Penyakit Kulit
oleh faktor- yang dengan
faktor signifikan kejadian
lingkungan antara pioderma
(Chandra, personal pada Balita
2008). Sanitasi hygiene dan (1-5 Tahun) di
lingkungan sanitasi Desa Pulau
mencakup lingkungan Jambu
penyediaan dengan Wilayah Kerja
sumber air kejadian Puskesmas
bersih, sarana penyakit kulit.
Kuok Tahun
pembuangan
2018.
kotoran SIMPULAN
(jamban), Dari SARAN
sarana saluran hasil
pembuangan penelitian Dari
air limbah maka dapat penelitian
(SPAL), serta disimpulkan yang telah
sarana bahwa : dilakukan,
pembuangan 1. Ada peneliti
sampah. hubungan memberikan
Banyak sekali Personal saran-saran
permasalahan Hygiene sebagai
lingkungan dengan berikut:
yang harus kejadian 1. Bagi
dicapai dan pioderma orang tua
sangat
pada Balita
mengganggu Diharapka
(1-5 n orang
terhadap
tercapainya Tahun) di tua dapat
kesehatan Desa Pulau menjaga
lingkungan. Jambu personal
Penelitian Wilayah hygiene
ini sesuai Kerja balita
dengan Puskesmas dengan

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


68|PENGARUH KONSUMSI EKSTRAK BIJI MAHONI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA PULAU JAMBU WILAYAH KERJA PUKESMAS KUOK TAHUN 2018

2. Bagi penelitian 26 Juni Djuanda, A.


Puskesmas yang lain. 2018 (2016).
Diharapkan Ilmu
penelitian DAFTAR Candra, dkk.
PUSTAKA Penyaki
ini dapat (2015). t Kulit
memberika Aziz, E. (2011). Hubung dan
n informasi Metod an Kelami
tentang ologi Personal
piodema Peneli n Edisi
Hygiene Ketujuh
dengan tian
Dengan
meningkatk Keseh . Jakarta
atan. Kejadian :
an
Jakarta Penyakit
intervensi Fakultas
: Kulit
kesehatan Kedokte
Baduo Pada
berupa ran
se Tuna
penyuluhan Universi
Media Wisma
dan tas
pelayanan Budiani & Di Indones
kesehatan Adigun Kecamat ia
terutama a. an
pada balita. (2014). Jelbuk Depkes, RI
3. Bagi Penata Kabupat (2012).
institusi en Profil
laksan
pendidikan
aan Jember. Kesehat
Hasil Pioder di akses an
penelitian ma tanggal indones
diharapkan 09 April ia di
dapat Terkini
memberika di 2018 akses
n tambahan Bagian tanggal
referensi Danarti, R.
/SMF 16 April
yang (2009). 2018
Ilmu
berhubunga Serba-
n dengan Keseh
Serbi Dinkes Provinsi
pioderma. atan Riau
Penyakit
Kulit (2012).
4. Bagi Peneliti Kulit
dan diakse
Selanjutnya Dan
Kelami s
Diharapka Kelamin tangga
n, FK l 16
n dapat Sejak
Univer April
menjadi Neonata
acuan bagi sitas 2018
l Sampai Dinkes
peneliti Udaya
Geriatri. Kabupaten
selanjutnya na, RS
agar dapat Jakarta : Kampar (2017)
Sangla Fahriah dkk,
melanjutka Fakultas
n h (2015). Profil
Kedokter
penelitian Denpa Pioderma Pada
an
dengan sar- Orang Dewasa
variabel Universit
Balidi Di Poliklinik
yang as
akses Kulit Dan
berbeda Indonesi
dengan tanggal Kelamin RSUP
a
metode Prof. Dr. R. D.
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
69|PENGARUH KONSUMSI EKSTRAK BIJI MAHONI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA PULAU JAMBU WILAYAH KERJA PUKESMAS KUOK TAHUN 2018

Kandou diakses Keperawata Jakarta :


Manado. tanggal 09 n MediaAescula
Diperoleh dari April 2018 Gangguan plus
Sistem
Gonzaka, Desember Putri, D.N.
Integumen.
Isharmanto. 2012 (2017).
2010. Jakarta :
Personal
https://biol diakses Salemba
ogigonz.bl Hygiene Dan
tanggal 09 April Medika
ogspot.co.i Kejadian
d/2010/0 2018 Nursalam. (2014). Penyakit Kulit
3/kulit- Kusnoputranto. Metodelog Pada
tango- (2010).
reseptor.ht i Penelitian Penghuni
Kesehatan
ml ilmu Rumah Susun
akses Lingkungan. Keperawat Sederhana
tanggal 17 an. Edisi 3. Sewa
Mei 2018 Jakarta :
Departemen Jakarta : Cokrodirjan
Hidayat, A.A.
Kesehatan Salemba Yogyakarta.
(2008).
Lumataw, dkk. Medika KTI Politeknik
Metode
(2016). Profil Kesehatan
Penelitian Notoatmodjo, S.
pioderma pada Yogyakarta.
Keperawat (2010). Diakses
an dan Metodelogi
anak di tanggal 15
Teknik Penelitian
Poliklinik April 2018
Analisis Kesehatan.
Kulit dan
Data. Jakarta : Riskesdas (Riset
Kelamin
Jakarta : Rineka Cipta Kesehatan
RSUP Prof.
Salemba Dasar).
Dr. R. D.
Medika (2010). Badan
Kandou (2008
Manado. Penelitian dan
Kurniawan, dkk. ).
Volume 4, Pengembang
(2012). Kesehatan
Nomor 2, an Kesehatan
Karakteris Masyarakat
Juli- Kementrian
tik Prinsip-Prinsip
Desember Kesehatan RI
pioderma Dasar.
2016 diakses 02 Juli
superfisiali Jakarta :
2018
s pada Rineka Cipta
di akses
bayi dan tanggal 09 Sajida, dkk. (2012).
anak di April 2018 Hubungan
Maharani, A. (2015).
SMF Ilmu Personal
(2015).Pe Metodelogi
Kesehatan Hygiene dan
nyakit Penelitian
Kulit dan Sanitasi
Kulit. Kesehatan.
Kelamin Lingkungan
Jakarta : Jakarta :
RSUP dengan
Pustaka Rineka Cipta
H.Adam Keluhan
Malik Baru press Oentari & Penyakit Kulit
Medan Menaldi di Kelurahan
Muttaqin, A.
Periode (2015). Kapita Denai
(2011).
Januari Selekta Kecamatan
Asuhan
2010- Kedokteran. Medan Denai
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
70|PENGARUH KONSUMSI EKSTRAK BIJI MAHONI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA PULAU JAMBU WILAYAH KERJA PUKESMAS KUOK TAHUN 2018

Kota Medan. Sarwiji, B. (2011). Rumah Sakit Jakarta


Diperoleh Memahami Islam Sultan Selatan :
Berbagai Agung Periode Salemba
https://media.
Macam Agustus- Medika
neliti.com/me
dia/publicatio Penyakit. Desember
Widya, J. (2016).
ns/ 14632-ID- Jakarta Barat : 2010. Diperoleh
Pioderma Pada Bayi
hubungan- dari dan Anak
PT.Indeks
personal- http://jurnal.uni
hygiene-dan- Permata Putri
ssula.ac.id/inde diakses tanggal
sanitasi- Medika 26 juni 2018
lingkungan- x.php/sainsm Widoyono, (2011).
dengan- Saryono & edika/article/do Penyakit Tropis
keluhan- Widianti. wnload/405/34
penyakit- (Epidemiologi,
(2010). 3 diakses
kulit.pdf di Penularan,
Catatan tanggal 09 April
akses tanggal Pencegahan &
09 April 2018 Kuliah 2018 Pemberantasa
Kebutuhan
Sujarweni, W.V. nnya). Jakarta :
Dasar
(2014). Erlangga
Manusia
(KDM). Metodelogi
Yogyakarta : Penelitian
Nuha Medika Keperawatan.
Yogyakarta :
Saputri, (2016). Gava Media
Hubungan
Kejadian Soejadi, (2009).
Pioderma Upaya Sanitasi
dengan Lingkungan di
Riwayat Pondok
Dermatitis Pesantren Ali
Atopi di RSUD Maksum
Kota Almunawir dan
Semarang. Pandanaran
Diakses Dalam
tanggal 03 Juli Penanggulanga
2018 n Penyakit
Skabies. Jurnal
Sutisna, dkk. Kesehatan
(2011). Lingkungan.
Hubungan Ponpes, Jawa
Antara Timur diakses
Hygiene 03 Juli 2018
Perorangan
Dan Tarwoto &
Lingkungan Wartonah.
Dengan (2010).
Kejadian Kebutuhan
Pioderma Dasar Manusia
Pada Pasien Dan Proses
Pioderma Keperawatan.
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)

Anda mungkin juga menyukai