Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL BISNIS USAHA IKAN LELE

OLEH :

NAMA: RAHEL TRIANI

NIT : 19.3.12.143

PRODI. : UBDI B

DOSEN: Harminto S.St.Pi, M.Si

TUGAS TEKNIK PEMBESARAN IKAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN RISET SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA PARIAMAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang
mana-Dia telah memberikan kesehatan kepada saya sehingga saya bisa
mengerjakan tugas ini dengan baik dan tidak ada kendala sehingga saya
bisa mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya
mampu untuk menyelesaikan pembuatan proposal sebagai tugas pribadi
dari mata kuliah kewirausahaan judul Bisnis usaha ikan lele.
saya tentu menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen pembimbing kami yang telah membimbing dalam menulis
proposal ini
Penulis

Raffi Aprialdi Syaputra


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
salah satunya adalah lele dumbo ( Clarias bratacus). Hal ini disebabkan
karena jenis komoditi tersebut mempunyai nilai ekonomis dan mempunyai
keunggulan yang kompetitif, diantaranya harga jual relatif stabil dan
pemeliharaannya relatif sederhana.
Lele dumbo mempunyai pasar yang cukup baik mengingat semakin
bertambahnya masyarakat yang menggemari jenis ikan ini ( pecel lele dan
olahan lainnya) yang dapat meningkatkan pangsa lele dumbo. Terkait dengan
hal tersebut permintaan lele dumbo akhir-akhir ini semakin meningkat terutama
untuk ukuran konsumsi. Akan tetapi peningkatan permintaan pasar ini tidak
diikuti dengan penambahan produksi khususnya di Kota Banjar. Hal ini terkait
antara lain dengan luas areal, teknologi budidaya, kesediaan modal, sarana
produksi, benih unggul dan jumlah petani yang membudidayakan komoditas ini.
Berdasarkan hal tersebut diatas untuk lebih mengembangkan budidaya ini
maka diperlukan upaya secara menyeluruh untuk meningkatkan produksi, yang
pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani dan membuka lapangan
kerja bagi tenaga kerja produktif di pedesaan.

1.2.  Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan pengembangan lele dumbo ini, antara lain :
1. Mengembagkan potensi budiddaya lele dumbo yang telah ada dari
metoda konvensional / tradisional menjadi budidaya yang intensif,
sehingga dapat memenuhi permintaan pasar baik lokal, nasional dan
internasional.
2. Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan budidaya lele dumbo.
Dalam jangka panjang, diharapkan mampu
menimbulkan multiplier effect  yang diindikasikan dengan
berkembangnya kegiatan usaha, seperti industri pengolahan lele
dumbo yang menjadi penyokong industri pengolahan nasional.

BAB II
TIM MANAJEMEN

2.1 Pengorganisasian

Dalam perencanaan bisnis budidaya ikan lele ini, kami tidak melakukan
perekrutan tenaga kerja, kami dapat bekerja sama dengan kelompok untuk
menjalankan bisnis budidaya ikan lele tersebut. Baik dari pemeliharaan ikan
lele, perawatan kolam dan bagian pemasaran. Dalam menjalankan bisnis
budidaya ikan lele, kami akan menerapkan sistem Analisis SWOT. Sebelum
kita memulai sesuatu usaha kita harus mengetahui aspek-aspek yang dapat
mempengaruhi usaha kita. Dengan harapan supaya usaha kita dapat lancar dan
sukses, yaitu dengan melakukan analisis sebagai berikut:

1.      Straight

a.       Dengan budi baya ikan lele ini tidak terlalu memerlukan tenaga besar.

b.      Penjualan ikan lele tidak terlalu sulit, tidak seperti ikan yang lainya.

2.      Weaknes

a.       Bagi anda yang tak memiliki lahan yang cukup anda bisa
membudidayakan ikan

lele dengan menggunakan kolam dari terpal

3.      Opportunities

a.       Peluang usaha yang tidak pernah mati adalah usaha perikanan. Sebab
setiap hari masyarakat membutuhkan ikan untuk dikonsumsi semakin
meningkat.
b.      Umur pembudidayaan ikan lele yang relative singkat yang hanya kurang
lebih 3 bulan membuat banyak yang memilih ikan lele untuk di budidayakan. 

4.      Threat

a.       Dalam usaha ikan lele ini harus teliti karena ikan tidak tahan dengan
cuaca yang tidak setabil.

b.      Selalu mengecek kedalaman air. Kedalaman air jangan sampai kurang dari
70cm karena itu akan menghambat pertumbuhan ikan.

2.3. Sasaran Kegiatan Pengembangan Lele dumbo

Sasaran pengembangan lele dumbo ini adalah para petani lele dumbo
tradisional. Dengan program ini petani dapat meningkatkan produksinya dengan
perubahan system dari tradisional menjadi system intensif. Dengan
bertambahnya produksi akan memberikan kontribusi terhadap pasokan lele
dumbo di pasaran.
2.4 Tahap Proses Budidaya

A.    Pembuatan Kolam

Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan
tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara
teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus
mempunyai :

a.       Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air.


Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan
plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.

b.      Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa


pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai
tempat pematangan sel telur dan sel sperma.

c.       Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada


kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-
lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.

d.      Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah


menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut
karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan
cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.

B.     Pemilihan Induk

Induk jantan mempunyai tanda :

1.      Tulang kepala berbentuk pipih

2.      Warna lebih gelap

3.      Gerakannya lebih lincah

4.      Perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung

5.      Alat kelaminnya berbentuk runcing.

Induk betina bertanda :

1.      Tulang kepala berbentuk cembung

2.      Warna badan lebih cerah

3.      Gerakan lamban

4.      Perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk
bulat.

C.    Persiapan Lahan

A.    Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :

1.      Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit


penyakit.

2.      Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2


untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak
mati oleh pengeringan.
3.      Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan
berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa
budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok
makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk
menambah kesuburan lahan.

4.      Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan


dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami
lele.

B.    Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah

1.      Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.

2.      Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat
langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama

D.    Pemijahan

Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk


mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat
kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika
belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada
sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.

E.     Pemindahan

Cara pemindahan :

1.      Mengurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.

2.      Menyiapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi
dengan air di sarang.

3.      Menyamakan suhu pada kedua kolam

4.      Memindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan


atau piring.

5.      Memindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-


hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.
F.     Pendederan

Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 –


12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi
pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari
naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai
dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.

a.      Manajemen Pakan

Pakan anakan lele berupa :

1.      Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil
(paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.

2.      Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus
tinggi, terutama kadar proteinnya.

3.      Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur
dengan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya),
untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung
berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang
optimal.

b.       Manajemen Air

Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :

1.      Air harus bersih

2.      Berwarna hijau cerah

3.      Kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :

1.      Bebas senyawa beracun seperti amoniak

2.      Mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).

Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian
pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral
penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan
dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan,
menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang
seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara
dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu
pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis
pemakaian TON adalah 25 g/100m2.

c.        Manajemen Kesehatan

Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai
ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak
disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek
sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa
protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan
pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan
pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC
NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit,
dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan
formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat
tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.

2.5. Mekanisme Pelaksanaan Usaha


Pengembangan lele dumbo ini , jika dikelola dengan baik diprediksikan
cukup menjanjikan sebagai suatu usaha yang menguntungkan secara finansial
dan memberikan manfaat sosial ekonomi berupa perluasan kesempatan
berusaha bagi masyarakat di pedesaan. Sehubungan hal tersebut Kelompok Lele
Bodas akan merintis usaha tersebut dan menghimpun para petani lele dumbo
dalam suatu kelompok dengan nama “Kelompok Usaha Lele dumbo”.
Kegiatan usaha dikembangkan dengan pola kerjasama antara petani
sebagai plasma dan Kelompok Lele Bodas sebagai inti. Dalam operasional inti
lebih berperan dalam memberikan bimbingan pengelolaan usaha dan pemasaran
hasil produksi.
Guna pengembangan usaha, selain melaksanakan program kerjasama inti
– plasma, akan dikembangkan hubungan kerjasa dengan penyalur sarana
produksi, pelaku bisnis tataniaga lele dumbo dan dinas / instansi terkait.
2.6. Sistem Kerjasama

Usaha ini dilaksanakan oleh petani pembudidaya lele dumbo dengan


mendapat bantuan modal produksi. Modal ini diharapkan dapat bergulir kepada
petani lainnya yang besarnya sesuai dengan yang diperoleh.
Kerjasama antara inti dengan plasma pada dasarnya adalah forum
kerjasama dan pengalokasian manfaat maupun resiko. Plasma dapat
memanfaatkan sumberdaya modal, manajemen dan teknologi yang dimiliki inti,
sedangkan inti dapat meningkatkan produktivitas sumberdaya lahan dan tenaga
kerja yang dimiliki plasma untuk kepentingan dan keuntungan bersama.
BAB III
RENCANA KEGIATAN

3.1. Lokasi
Untuk memenuhi persyaratan lokasi budidaya, masih memerlukan penataan dan
pengembangan sesuai persyaratan teknis agar dapat mendukung system yang
akan diterapkan.
3.2. Rencana Pengembangan Usaha
Kegiatan Persiapan dan supervisi ini meliputi :
1.       Perbaikan Kolam dan pembuatan kolam
2.       Pengadaan Induk dan benih lele dumbo
3.       pengadaan pakan
4.       pengadaan alat perikanan
5.       pengadaan pupuk dan obat-obatan.

Kegiatan Produksi :
Kegiatan Budidaya ikan lele Dumbo dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo akan berlangsung selama 2 bulan
( satu siklus produksi), diharapkan dalam waktu tersebut ikan dapat dipanen
dalam ukuran benih ( 6 – 7 cm /ekor) yang siap dibesarkan di kolam
pembesaran .
2. Usaha Pembesaran Ikan Lele Dumbo akan berlangsung selama 3 bulan,
diharapkan dalam waktu tersebut ikan dapat dipanen dalam ukuran konsumsi
yang dibutuhkan pasar.

3. Kegiatan Pasca Panen dan Pemasaran :


Penanganan pascapanen sangat menentukan harga pasar karena dalam
penanganan ini kondisi ikan tetap segar sampai ke konsumen. Untuk itulah
penanganannya harus dilakukan secara hati-hati sesuai dengan aturan teknis
pasca panen yang standar.
Untuk saat ini pemasarannya untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan kota-
kota besar.
BAB IV
ANALISIS USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

4.1  Analisis Usaha Pembenihan Lele Dumbo


Asumsi usaha pembenihan Lele dumbo untuk satu periode per lokasi petani.
Direcanakan 10 unit untuk usaha pembenihan. Dibawah ini akan diuraikan
usaha pembenihan untuk satu unit pembenihan, sehingga untuk anggaran untuk
10 lokasi, dikalikan 10.
 Induk yang dipijahkan sebanyak dua pasang induk (@ 1,5 kg/ekor) atau
seberat 6 kg. Harga Rp 30.000/kg. Induk lele digunakan sebanyak 10 kali
pemijahan
 Tempat pemijahan dan pemeliharaan larva/ benih milik sendiri, ukuran
bakpemijahan 2 x 3 x 0,8 m, sedangkan ukuran bak pemeliharaan 3 x 4 x 0,8 m
sebanyak 3 buah
 Lama pemeliharaan  2 bulan
 Harga 1 botol ovavrim 10 ml Rp. 250.000,00
 Pakan cacing sutera, pakan hipofit, dan pakan FF999
 Hasil panen sebanyak 50.000 (ukuran 5-6 cm/ekor)
 Harga jual benih Rp. 280

Adapun perhitungan biaya usaha, pendapatan serta keuntungan, dan analisis


kelayakan usaha adalah sebagai berikut :

4.1.1. Biaya Investasi


Biaya investasi adalah jumlah modal yang dikeluarkan untuk memulai usaha.
Biaya ini digunakan untuk pengadaan peralatan proses produksi dan sarana
penunjang.
Adapun rincian biaya investasi usaha pembenihan lele dumbo sebagai berikut :
Keterangan Jumlah (Rp)

·         1 bak semen untuk pembenihan  (ukuran 2 x 3 x 0,8 600.000,00


m)
450.000,00
·         3 bak terpal plastic untuk pemeliharaan larva/ benih
(ukuran 3 x 4 x 0,8 m) @ Rp 150.000,00
12.000,00
·         2 seser/ serokan halus @ Rp. 6000,00
60.000,00
·         3 ember sortiran (diameter lubang 2-3 cm, 3-4 cm, dan
5-7 cm) @ Rp. 20.000,00
·         2 ember plastic (diameter 40-50 cm) @ Rp.15.000,00 30.000,00
·         Pompa air 250.000,00
·         Blower 60 watt 400.000,00
·         5 m selang plastic untuk penyiponan 30.000,00
·         24 kakaban (ukuran 1 m x 0,4 m) @ Rp 4000,00 96.000,00

Total 1.928.000,00

4.1.2. Biaya Produksi


Biaya produksi adalah modal harus dikeluarkan untuk memproduksi benih lele
dumbo.
Adapun rincian biaya produksi untuk pemebenihan dalam satu periode (2 bulan)
sebagai berikut :

Keterangan Jumlah (Rp)


·         Dua pasang induk  (6 kg x Rp 30.000,00) 10 kali 18.000,00
pemijahan
200.000,00
·         Ovaprim (hormon perangsang)
6.000,00
·         Spuit jarum suntik 2 buah
20.000,00
·         Kakaban
300.000,00
·         Upah tenaga kerja
200.000,00
·         Sewa wadah hatchery/ pembenihan dan pendederan
320.000,00
selama 2 bulan
200.000,00
·         Cacing sutera ( Tubifex sp.) 80 gelas
270.000,00
·         Pakan Hiprofit /581 ( 2 sak )
15.000,00
·         Pakan FF999 ( 3 sak )
60.000,00
·         Garam dapur (15 kg)
·         Listrik selama 2 bulan
 Total 1.609.000,00

4.1.3. Pendapatan dan Keuntungan


Penjualan Benih lele dumbo : 50.000 ekor x Rp.280. = Rp. 14.000.000
Keuntungan yang diperoleh  : Rp. 14.000.000 – Rp. 1.609.000,00
                                         = Rp. 12.391.000

Dengan demikian keuntungan yang diperoleh petani selama 2  bulan Rp


12.391.000,00 atau dalam 1 tahun akan memperoleh Rp 49.564,000
4.1.4. Analisis Kelayakan Usaha
Indikator yang digunakan :
a.       BEP (Break even poin) yaitu untuk mengetahui batas nilai produksi atau
voume produksi suatu usaha mencapai titik impas, yaitu tidak untung tidak rugi.
Usaha layakjika nilai BEP lebih besar dari jumlah unit yang sedang di produksi.
Sementara itu, nilai BEP harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat
ini.
 BEP Produksi                = total biaya produksi     : harga jual per ekor
                                           = Rp. 1.609.000,00  : Rp.280 /ekor
= 5.746,42ekor
Berdasarkan perhitungan BEP produksi, semua biaya tertutupi jika terjual benih
lele minimal sebanyak 5.746,42 ekor.

 BEP Harga                    = total biaya produksi     : total produksi benih


= Rp. 1.609.000,00                    : 50.000 ekor
= Rp. 32,18 / ekor
Berdasarkan perhitungan BEP Harga, jika harga jual benih lele mencapai 32,18/
ekor tidak mendapat keuntungan maupun kerugian (impas)

 Revenue cost ratio ( R/C ratio)


R/C ratio yaitu analisis yang digunakan untuk melihat pendapatan relative suatu
usaha dalam 1 tahun terhadap biaya yang dipakai. Suatu usaha dikatakan layak
jika R/C lebih besar dari 1, semakin tinggi nilainya tingkat keuntungan usaha
semakin tinggi.

R/C ratio           = Total pendapatan : total biaya produksi


                        = Rp. 14.000.000,00 : 1.609.000,00
                        = 8,70
Artinya setiap penambahan biaya sebesar Rp 1.000,00 akan memperoleh Rp
8.700,00. Dengan demikian usaha ini layak diusahakan.

 Payback Periode
Bertujuan untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi yang telah
ditanamkan.
Payback Periode           = total investasi x 1 tahun : keuntungan 1 tahun
                                    = Rp 1.928.000,00 : Rp 49.564,000
                                    = 0,038 tahun
Hasil analisis menggambarkan bahwa seluruh modal investasi usaha akan
kembali dalam waktu 0,038tahun atau sekitar 1,6 bulan.

4.2  Analisis Usaha Pembesaran Lele Dumbo Secara Intensif


Asumsi usaha pembesaran Lele dumbo untuk satu periode per lokasi petani.
Direcanakan 10 lokasi untuk usaha pembesaran. Dibawah ini akan diuraikan
usaha pembesaran untuk satu lokasi pembenihan, sehingga untuk anggaran
untuk 10 lokasi, dikalikan 10.
 Ukuran kolam 3 x 5 m persegi
 Lama pemeliharaan 3 bulan
 Padat tebar 5.250 ekor
 Harga benih Rp 280.00/ ekor
 Harga pakan 1 sak Rp 159.000,00 berat 30 kg
 Hasil panen sebanyak 450 kg ukuran 8-12 ekor/kg
 Harga jual ikan konsumsi Rp. 15.000

Adapun perhitungan biaya usaha, pendapatan serta keuntungan, dan analisis


kelayakan usaha adalah sebagai berikut :

4.2.1. Biaya Investasi


Biaya investasi adalah jumlah modal yang dikeluarkan untuk memulai usaha.
Biaya ini digunakan untuk pengadaan peralatan proses produksi dan sarana
penunjang.

Adapun rincian biaya investasi sebagai berikut :


Keterangan Jumlah (Rp)
a.       Pembuatan kolam
·         Kolam terpal plastic (5mx3m) terpal ukuran 8m x 6m 350.000,00
b.      Peralatan
 Diesel air 1.500.000,00
 Paralon 60.000,00
 Selang plastic 25 m (untuk disel)
30.000,00
 Kawat kasa
 4 ember plastic @ Rp 15.000,00 5.000,00
 2 buah seser/serok besar @ Rp 20.000 60.000,00
 1 buah jaring/ waring/ hapa 40.000,00
250.000,00
Total 2.295.000,00

4.1.2. Biaya Produksi


Biaya produksi adalah modal harus dikeluarkan untuk memproduksi benih lele
dumbo.

Adapun rincian biaya produksi untuk pemebesaran dalam satu periode (2 bulan)
sebagai berikut :
Keterangan Jumlah (Rp)

a.       Benih ukuran 5-6 cm sebanyak 5.250 ekor 420.000,00


b.       Pakan 450 kg (15 sak) 2.385.000,00
c.       Pupuk kandang (1 karung) 5.000,00
d.       Kapur 6.000,00
e.       Obat-obatan (antistres dan vitamin) 30.000,00
f.        Garam dapur 15 kg 15.000,00
g.       Bensin 12 liter 60.0000,00
 Total 2.921.000,00

4.1.3. Pendapatan dan Keuntungan


Penjualan Ikan lele dumbo : 450 kg x Rp. 15.000 = Rp. 6.750,000
Keuntungan yang diperoleh  : Rp. 6.750,000 – Rp.
2.921.000,00                                        
= Rp. 3.829,000

Dengan demikian keuntungan yang diperoleh petani selama 3 bulan Rp.


3.829,000 atau dalam 1 tahun akan memperoleh Rp 15.316,000

4.1.4. Analisis Kelayakan Usaha


Indikator yang digunakan :
b.       BEP (Break even poin) yaitu untuk mengetahui batas nilai produksi atau
voume produksi suatu usaha mencapai titik impas, yaitu tidak untung tidak rugi.
Usaha layakjika nilai BEP lebih besar dari jumlah unit yang sedang di produksi.
Sementara itu, nilai BEP harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat
ini.
 BEP Produksi                = total biaya produksi     : harga jual per kg
                                          = Rp. 2.921.000,00        : Rp.15.000/ kg
                                          = 194,13 kg
Berdasarkan perhitungan BEP produksi, semua biaya tertutupi jika terjual ikan
lele minimal sebanyak 194,13kg

 BEP Harga                    = total biaya produksi     : total produksi lele


= Rp. 2.921.000,00        : 450 g
= Rp. 6.491, 00
Berdasarkan perhitungan BEP Harga, jika harga jual lele mencapai Rp
6.491,00/kg tidak mendapat keuntungan maupun kerugian (impas)
 Revenue cost ratio ( R/C ratio)
R/C ratio yaitu analisis yang digunakan untuk melihat pendapatan relative suatu
usaha dalam 1 tahun terhadap biaya yang dipakai. Suatu usaha dikatakan layak
jika R/C lebih besar dari 1, semakin tinggi nilainya tingkat keuntungan usaha
semakin tinggi.

R/C ratio           = Total pendapatan : total biaya produksi


                        = Rp. Rp. 6.750,000 : Rp. 2.921.000,00
                        = 2,31
Artinya setiap penambahan biaya sebesar Rp 1.000,00 akan memperoleh Rp .
2.310,000 Dengan demikian usaha ini layak diusahakan.

 Payback Periode
Bertujuan untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi yang telah
ditanamkan.

Payback Periode           = total investasi x 1 tahun : keuntungan 1 tahun


                                    = Rp 2.295.000,00 : Rp 15.316,000
                                    = 0,43tahun
Hasil analisis menggambarkan bahwa seluruh modal investasi usaha akan
kembali dalam waktu 0,43 tahun atau sekitar 10 bulan.
Untuk menambah keuntungan seorang pembudidaya lele
minimal mempunyai lebih dari 5 kolam terpal

BAB V
ANGGARAN BIAYA BUDIDAYA LELE DUMBO

5.1. Pembenihan Lele Dumbo


Anggaran yang dibutuhkan untuk 10 unit usaha pembenihan dalam satu periode
yaitu :
 Biaya investasi per unit Rp 1.928.000,00 untuk 1 unit Rp. 1.928.000,00
 Biaya Produksi per unit Rp 1.609.000,00 untuk1 unit  Rp. 1.609.000,00
Total anggaran yang dibutuhkan untuk 1 unit pembenihan yaitu (Biaya investasi
+ Biaya Produksi) :
Rp 3.537.000,00 ( tIga juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah)

5.2. Pembesaran Lele Dumbo


Anggaran yang dibutuhkan untuk 1 unit usaha pembesaran dalam satu periode
yaitu :
 Biaya investasi per unit Rp 2.950,000 untuk 1 unit Rp. 2.950,000
 Biaya Produksi per unit Rp 2.921,000 untuk 1 unit  Rp.2.921,000
Total anggaran yang dibutuhkan untuk 1 unit pembenihan yaitu (Biaya investasi
+ Biaya Produksi) :
Rp 5.871,000

5.2. Total Anggaran untuk Pembenihan dan Pembesaran Lele Dumbo


 Usaha pembenihan        Rp 3.537.000,00
 Usaha Pembesaran       Rp 5.871,000
                     Jumlah          Rp 9.408,000
BAB VI
PENUTUP

Usaha Pengembangan lele dumbo yang berorietasi kepada ekonomi


kerakyatan merupakan salah satu solusi mengatasi permasalahan ekonomi dan
sosial di negara kita. Melalui usaha ini diharapkan mempunyai manfaat ganda ,
berupa penyediaan lapangan kerja / kesempatan berusaha di daerah pedesaan,
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha baik pebenihan maupun


pembesaran ikan lele dumbo sangat menguntungkan. Selain itu, usaha tersebut
tidak memerlukan lahan yang luas serta kebutuhan akan air baik kualitas
maupun kuantitasnya tidak sebanyak seperti ikan jenis lainya, sehingga
budidaya ini dapat memanfaatkan lahan pekarangan baik di pedesaan maupun
perkotaan.

Anda mungkin juga menyukai