Anda di halaman 1dari 9

Karakterisasi Karbon Aktif Dari Serbuk Kayu Nangka Limbah Industri Penggergajian (Titin Mutiara dkk)

KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU NANGKA LIMBAH


INDUSTRI PENGGERGAJIAN DAN EVALUASI KAPASITAS PENYERAPAN
DENGAN METHYLENE BLUE NUMBER

Tintin Mutiara1, Rizki Fajri2, Intan Nurjannah3

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia1,2,3)


Jalan Kaliurang Km. 14,5 Sleman, Yogyakarta, 55584
E-mail : tintin.mutiara@uii.ac.id

ABSTRACT

In Indonesia the yield of sawmill industry waste is about 50-60%, the 15 up to 20% of this waste
consists of wood powder and so far there is not an optimum utilization. This experiment was
conducted in order to process wood powder of jackfruit into activated carbon as adsorbent of heavy
metals in the wastewater treatment. Activated carbon processing was performed at various
temperature. Instrumental analysis was carried out with SEM-EDX and FTIR to determine the
characteristics of the activated carbon. The size of pore diameter was measured with SEM, resulted
macropore surface pores. Infra red spectra showed nitrile triple bond C≡N and hidroxyl bond O-H.
Based on those bonds, activated carbon from jackfruit could be an adsorbent of acid gas and water.
The best conditions resulted adsorption capacity of methylene blue 55 mg/g with percent removal
40.70%.

Keywords : Jackfruit Wood Powder, Activated Carbon, Adsorbent.

1. PENDAHULUAN berkisar antara 400-1400 m2/gram (Baker


Di Indonesia rendemen industri dkk., 1980).
penggergajian kayu masih berkisar dari 50 – Material berpori seperti karbon aktif
60%, dan sebanyak 15 - 20% terdiri dari biasanya dikarakterisasi dengan beberapa
serbuk kayu gergajian. Diperkirakan jumlah parameter fisik seperti luas permukaan dan
limbah serbuk kayu gergajian di Indonesia volume pori. Dalam pengembangan bahan-
sebanyak 0,78 juta m3/tahun dan belum bahan berpori ini sangat penting untuk
dimanfaatkan secara optimal (Pari dan diperhatikan sifat fisik seperti itu, karena sifat
fisik tersebut akan langsung mempengaruhi
Roliadi, 2004). Berdasarkan pertimbangan
kinerja material dalam penerapannya
tersebut, pemanfaatan serbuk gergaji yang
(Baçaoui dkk., 2001).
selama ini belum optimal akan diteliti untuk Karakter permukaan karbon aktif
dimanfaatkan menjadi karbon aktif yang biasanya diukur dengan menggunakan
dapat digunakan sebagai adsorben logam metode Brunauer-Emmett-Teller (BET)
berat pada proses pengolahan limbah cair. (Brunauer dkk., 1938), yang menggunakan
Karbon berpori adalah suatu material adsorpsi nitrogen pada tekanan yang berbeda
yang mengandung 90% hingga 99% karbon. pada suhu cair nitrogen (77 K). Informasi
Selain itu, juga mengandung elemen - elemen tambahan tentang struktur karbon aktif dapat
seperti hidrogen, oksigen, sulfur, nitrogen, diperoleh dengan karakteristik adsorpsi
dari beberapa macam material lainnya. adsorbat yang berbeda, seperti methylene
Karbon berpori merupakan adsorben berpori blue dan iodine. Percobaan adsorpsi molekul
yang telah di aktivasi, sehingga terjadi ini mudah dan biasa dilakukan untuk
peningkatan daya adsorpsi. Aktivasi karakterisasi karbon aktif dengan tujuan
merupakan suatu proses yang menyebabkan mendapatkan data tentang kapasitas adsorpsi
perubahan fisik pada permukaan karbon, bahan. Berdasarkan ukuran molekulnya,
melalui penghilangan hidrokarbon dari methylene blue biasanya terserap di
permukaan tersebut. Sehingga permukaan mesopori, namun, sebagian kecil juga
karbon semakin luas dan berpori. Luas ditemukan dalam micropori lebih besar.
permukaan karbon berpori umumnya

452
Teknoin Vol. 22 No 6 Desember 2016 : 452-460

Tabel 1. Variabel Sintesa Karbon Aktif dari Serbuk Kayu Nangka


Heating Rate
No Gas Pengoksidasi Suhu (°C)
(°C/min)

A 5 - 600
B 5 CO2 600
C 5 - 700
D 5 CO2 700
E 5 - 800
F 5 CO2 800

Keterangan :
1. Tabung gas.
2. Regulator.
3. Tubular furnace.
4. Temperature controller.
Gambar 1. Rangkaian Peralatan.

Di pihak lain, molekul iodine memiliki kayu belum cukup diketahui. Beberapa
ukuran yang lebih kecil yang memungkinkan penelitian telah dilakukan untuk mengetahui
masuk ke mikropori (Baçaoui dkk., 2001). potensinya untuk penyerapan, terutama untuk
Walaupun kayu sebenarnya sudah tidak tujuan pengolahan air. (Ishihara dkk., 1996)
diikutkan dalam material untuk produksi meneliti penggunaan material karbon dari
karbon aktif karena kekuatan dan kayu sugi sebagai penyerap logam Hg dalam
kerapuhannya yang buruk. Karbon aktif dari larutan. Hasil yang diperoleh adalah karbon
serbuk kayu masih digunakan sebagai yang dihasilkan pada suhu 1000 ◦C memiliki
pengolahan air dan aplikasi cair lainnya. kemampuan penyerapan terbaik dalam
Namun kemampuan pori karbon aktif dari larutan HgCl2. (Taer dkk., 2014) penambahan

453
Karakterisasi Karbon Aktif Dari Serbuk Kayu Nangka Limbah Industri Penggergajian (Titin Mutiara dkk)

partikel magnetik Fe3O4 mampu diinginkan tercapai (600, 700, dan 800°C),
meningkatkan kemampuan penyerapan ditunggu selama 1 jam sebelum pemanas
logam Fe oleh karbon aktif dari kayu karet dihentikan.
sebesar 97,94%. Penjerapan logam Pb (II)
dalam larutan mencapai 97,95% 2.1.3. Karakterisasi Produk Karbon Aktif
menggunakan karbon aktif dari kayu pohon Menganalisa karbon aktif yang
asam dengan aktifasi asam sulfat (Singh dkk., dihasilkan dengan SEM (Scanning Electron
2008). Microscopy) EDX (Energy Dispersive X-
Penelitian ini dilaksanakan untuk ray), dan FTIR (Fourier Transform InfraRed
mengetahui pengaruh suhu dan gas spectroscopy) untuk mengetahui karakteristik
pengoksidasi terhadap mutu karbon aktif produk karbon aktif yang dihasilkan.
yang dihasilkan dari serbuk kayu pohon
nangka. Karbon aktif yang dihasilkan 2.1.4. Adsorpsi Methylene Blue (MB)
nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan Adsorpsi methylene blue (MB)
sebagai adsorben logam berat dalam larutan, dilakukan dengan cara merendam 100 mg
seperti merkuri, seng, timbal, cadmium, besi karbon aktif dalam 100 ml larutan MB
dan arsenik. dengan berbagai konsentrasi yaitu 50, 100,
dan 250 mg/L, dibiarkan selama 24 jam pada
2. METODE PENELITIAN suhu ruangan. Konsentrasi MB yang masih
2.1. Bahan dan Alat tersisa dianalisa dengan UV/Vis
Bahan - bahan yang digunakan pada spectrophotometer pada kisaran panjang
percobaan ini adalah serbuk kayu nangka,
gelombang 665 nm (Raposo dkk., 2009).
gas nitrogen, gas karbon dioksida, aquades
Methylene blue Number (MBN)
dan Methylene Blue.
didefinisikan sebagai jumlah maksimum zat
Alat yang digunakan berupa rangkaian
warna yang diserap oleh 1 gram adsorben.
set tubular furnace seperti pada gambar 1 Sehingga MBN adalah konsentrasi zat warna
diatas. di fase padatan (Raposo dkk., 2009). Di
literature lain hal ini juga didefinisikan
2.1.1. Persiapan Bahan sebagai qe atau konsentrasi kesetimbangan
Serbuk kayu nangka diperoleh dari fase padatan (Hameed dan Foo, 2012 ;
pengrajin mebel di daerah sekitar kampus Guerreiro dkk., 2011). MBN dihitung dengan
Universitas Islam Indonesia, Sleman, persamaan (1).
Yogyakarta. Sebelum diproses menjadi
karbon aktif, serbuk kayu nangka dicuci
terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada ...............………...(1)
kotoran yang terikut di dalam bahan,
kemudian di oven pada 80 °C hingga kering. Methylene blue Removal (MBR)
didefinisikan sebagai persen konsentrasi
2.1.2. Pembuatan Karbon Aktif mula-mula yang terjerap. Nilai ini diperoleh
Merangkai peralatan tubular furnace, dengan Persamaan (2).
temperature controller dan tabung gas seperti
pada gambar 1. Menimbang serbuk kayu .………...………...(2)
nangka kering sebanyak 15 gram.
Memasukkan serbuk kayu tersebut ke dalam Dimana Co (mg/L) adalah konsentrasi
tube dengan melapisi dengan glass wool di MB dalam larutan mula - mula, Ce (mg/L)
bagian dasar dan atas tube. Menghidupkan adalah konsentrasi MB larutan pada
pemanas dengan disertai aliran gas N2 untuk kesetimbangan, V (L) adalah volume larutan
mengusir oksigen dan mencegah terbakarnya yang digunakan, dan M (g) adalah massa
sampel di dalam tube. Saat mencapai suhu adsorben (Raposo dkk., 2009).
300°C, gas CO2 dialirkan untuk membuka
pori - pori pada karbon. Setelah suhu yang

454
Teknoin Vol. 22 No 6 Desember 2016 : 452-460

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.2. Karakterisasi Produk Karbon Aktif


3.1. Karakterisasi Serbuk Kayu Nangka Tujuan analisa SEM-EDX pada produk
Analisa kualitatif SEM dengan alat karbon aktif adalah untuk mengetahui
merek Zeiss seri EVO MA 10, dilaksanakan permukaan karbon aktif yang dihasilkan dan
di laboratorium energi LPPM, Institut kandungan di dalamnya, disajikan pada
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gambar 3. Dengan perbesaran hanya 325 kali,
Surabaya. pada gambar 3 telah terlihat jelas pori - pori
Tujuan analisa adalah untuk mengetahui yang terbentuk.
kandungan senyawa dan pola serat pada Dari gambar terlihat ukuran pori yang
serbuk kayu nangka. Semakin kecil ukuran terbentuk, yang terbesar adalah 60,19 μm dan
partikel dari karbon berpori, semakin besar pori terkecil adalah 13,32 μm. Pori karbon
tingkat difusi dan adsorpsi. Difusi antar aktif dari kayu nangka memiliki diameter
partikel berkurang karena pengurangan diatas 50 nm, sehingga termasuk makropori
ukuran partikel, karena zona perpindahan (Do dkk., 1998).
massa yang lebih pendek, menyebabkan Hasil analisa EDX karbon aktif
tingkat adsorpsi yang lebih cepat (Acharya menunjukkan kandungan atom C dan O
dkk., 2009). Karena hal inilah, bahan baku adalah sebesar 81,33% dan 17,99%. Material
dipilih dalam bentuk serbuk sehingga dengan kandungan karbon tinggi memiliki
diharapkan dapat memiliki kapasitas yang kemampuan adsorpsi lebih tinggi daripada
besar pada penjerapan limbah. Dengan material dengan kandungan karbon rendah
perbesaran 325 kali seperti terlihat pada (Ishihara dkk., 1996).
gambar 2, tekstur serbuk nangka yang
berserat dan terlihat telah terdapat pori - pori
pada serat.

Gambar 2. Foto SEM Serbuk Kayu Nangka.

455
Karakterisasi Karbon Aktif Dari Serbuk Kayu Nangka Limbah Industri Penggergajian (Titin Mutiara dkk)

Gambar 3. Foto SEM Produk Karbon Aktif F.

Permukaan karbon diliputi oleh oksigen Analisa spektrum inframerah dari karbon
yang terjerap secara kimia yang sangat aktif disajikan pada gambar 4. Khezami dkk.
berperan pada sifat permukaan. Penambahan (2005) mengungkapkan bahwa grup
gugus fungsional yang mengandung oksigen fungsional memainkan peran penting dalam
pada permukaan karbon mengubah daya adsorpsi polutan organik dan anorganik.
adsorpsi (Barton dkk., 1995). Mereka memberikan sifat hidrofilik karbon
Spektroskopi Inframerah adalah suatu aktif dengan meningkatkan interaksi spesifik
teknik yang didasarkan pada getaran dari dipol - dipol dan ion - dipol . Dari gambar 4
terlihat puncak - puncak disekitar panjang
atom molekul. Spektrum Inframerah
gelombang 2360 cm-1 dengan intensitas yang
umumnya diperoleh dengan melewati radiasi
cukup kuat mengindikasikan keberadaan
inframerah melalui sampel dan menentukan gugus C≡N. Permukaan yang mengandung
fraksi mana dari radiasi yang diserap pada gugus nitrogen pada permukaan karbon aktif
energi tertentu. Energi di mana setiap puncak meningkatkan kemampuan untuk menyerap
dalam penyerapan spektrum muncul sesuai gas - gas asam (Li dkk., 2001). Dalam
dengan frekuensi getaran dari bagian dari penelitian ini, nitrogen masuk ke struktur
sampel. Analisa FTIR dilakukan di karbon melalui proses pengusiran oksigen
laboratorium MIPA terpadu Universitas oleh gas nitrogen selama proses pirolisis.
Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

456
Teknoin Vol. 22 No 6 Desember 2016 : 452-460

Tabel 2. Hasil Perhitungan MBN dan MBR pada Sampel Karbon Aktif
MBN MBR
Karbon Aktif
(mg/g) (%)
A 25 31,91
B 8 13,24
C 45 17,87
D 16 19,43
E 22 29,67
F 55 40,70

Gambar 4. Hasil Analisa FTIR Karbon Aktif.

Sehingga dapat diambil dugaan bahwa 3.3. Kapasitas Penjerapan Methylene Blue
karbon aktif dari serbuk nangka ini dapat Hasil adsorpsi zat warna methylene blue
digunakan sebagai adsorben gas asam dan dianalisa dengan spektrofotometer UV /
air. Visible dilaksanakan di Laboratorium
Dari gambar 4 terlihat bahwa pertekstilan, Fakultas Teknologi Industri,
penambahan gas pengoksidasi memperlemah Universitas Islam Indonesia. Analisa
ikatan yang C≡N terbentuk, walaupun dilakukan pada panjang gelombang 400–800
keberadaan gas CO2 untuk mengoksidasi nm, dan puncak - puncak adsorbansi terlihat
komponen yang menutupi permukaan pori pada panjang gelombang 663,5 hingga 665,0
(Manocha, 2003), sehingga volume pori -
nm.
pori yang terbentuk lebih besar.

457
Karakterisasi Karbon Aktif Dari Serbuk Kayu Nangka Limbah Industri Penggergajian (Titin Mutiara dkk)

Terlihat pula puncak sekitar panjang dan MBR sampel karbon aktif dari serbuk
gelombang 3440 cm-1 mengindikasikan kayu nangka seperti dirangkum pada tabel 2.
keberadaan ikatan hidroksil O—H, walaupun Dari keseluruhan variabel pirolisis
intensitasnya lemah. Menurut Boonfung dan karbon aktif dari serbuk kayu nangka dapat
Rattanaphanee (2010) ikatan hidroksil O-H disimpulkan bahwa penggunaan gas
dapat penyerap ikatan hidrogen dari molekul pengoksidasi CO2 pada suhu proses 800 °C,
air. memberikan hasil terbaik jika ditinjau pada
Dengan perhitungan seperti pada kemampuannya dalam menjerap zat warna
persamaan (1) dan (2), diperoleh hasil MBN MB.

(a)

(b)
Gambar 5. (a) Grafik Hubungan Antara Suhu Dengan MBN.
(b) Grafik Hubungan Antara Suhu Dengan MBR.

Jika dibandingkan dengan kapasitas penyerapan yang rendah. Hal ini disebabkan
penyerapan MB oleh karbon aktif dari bahan- karena kayu nangka termasuk pada jenis
bahan alam lain (ampas kopi 14,90 mg/g kayu dengan struktur yang sangat kuat
(Nunes dkk., 2009), kulit durian 284 mg/g (Sanjaya, 2015), sehingga dimungkinkan
(Nuithitikul dkk., 2010, jerami padi 129,5 perlu suhu pirolisis yang tinggi untuk
mg/g (Gao dkk., 2011), serat piassava 276,4 memperoleh volume pori maksimum.
mg/g (Avelar dkk., 2010), karbon aktif dari
serbuk kayu nangka ini memiliki kapasitas

458
Teknoin Vol. 22 No 6 Desember 2016 : 452-460

4. KESIMPULAN Baçaoui, A., Yaacoubi, A., Dahbi, A.,


Penelitian ini membuktikan potensi Bennouna, C., Luu, R. P. T.,
serbuk kayu nangka, yang dipirolisis menjadi Maldonado-Hodar, F. J., Rivera-Utrilla,
karbon aktif, sebagai adsorben pada J., Moreno-Castilla, C., Carbon, 39, 425,
pengolahan limbah cair. Dari batasan 2001.
variabel yang ditentukan, pada penelitian ini Baker, F. S., “Activated Carbon Adsorption
dapat disimpulkan : Handbook,” Second Edition, Michigan :
Ann Arbor Science Pub Inc., 1980.
1. Pori karbon aktif dari kayu nangka Bansal, R.C., “Activated Carbon Adsorbents
memiliki diameter diatas 50 nm, sehingga for the Removal of Chromium from
termasuk makropori. Aqueous Solutions,” Carbon '95 - 22nd
2. Analisa FTIR menunjukkan adanya ikatan Biennial Conference on Carbon,
tripel C≡N dan gugus hidroksil O—H, Extended Abstracts and Program,
sehingga dapat diambil dugaan bahwa pp.452-453, 1995.
karbon aktif dari serbuk nangka ini dapat Barton, S.S., “Surface Oxide Structures on
digunakan sebagai adsorben gas asam dan Porous Carbon,” Clarbon '95 - 22nd
air. Biennial Conference on Carbon,
3. Kemampuan terbaik penjerapan zat warna Extended Abstracts and Program, pp.
MB adalah pada karbon aktif yang 436-437, 1995.
dipirolisis dengan bantuan gas CO2 pada Boonfung, C. and Rattanaphanee, P.,
suhu 800 °C, yang memiliki nilai MBN “Cassavabased Adsorbent for Ethanol
dan MBR berturut-turut sebesar 55 mg/g Dehydration,” The Journal of
dan 40,70 %. KMUTNB, 20, pp. 196-203, 2010.
Brunauer, S.; Emmett, P. H.; Teller, E.; J.
Ucapan Terima Kasih Am. Chem. Soc. 1938, 60, 309.
Penulis mengucapkan terima kasih atas Do,D.D., “Adsorption Analysis : Equilibria
dukungan finansial kepada Jurusan Teknik and Kinetics,” pp.13-17; 50-5,Imperial
Kimia, Fakultas Teknologi Industri, College Press, 203 Electrical
Universitas Islam Indonesia, dalam skema Engineering Building, Imperial College,
hibah penelitian dosen bersama mahasiswa London SW7 2BT, 1998.
semester genap 2015 / 2016. Gao, P., Liu, Z.H., Xue, G., Han, B., Zhou,
M.H., “Preparation and characterization
DAFTAR PUSTAKA of activated carbon produced from rice
straw by (NH4)2HPO4 activation,”
Acharyaa, J., Sahub, J.N., Sahoob, B.K., Bioresour. Technol. 102, 3645–3648,
Mohantyc, C.R., dan Meikap, B.C., 2011.
“Removal of chromium(VI) from Guerreiro, Cleiton, A., Nunes, M.C.,
wastewater by activated carbon “Estimation of surface area and pore
developed from Tamarind wood volume of activated carbons by
activated with zinc chloride,” Chemical methylene blue and iodine numbers,”
Engineering Journal 150 (2009) 25–39, Quim. Nova, Vol. 34, No. 3, 472-476,
2009. 2011.
Avelar, F.F., Bianchi, M.L., Gonçalves, M., Hameed, B.H. dan Foo, K.Y., “Potential of
da Mota, E.G., “The use of piassava jackfruit peel as precursor for activated
fibers (Attalea funifera) in the carbon prepared by microwave induced
preparation of activated carbon,” NaOH activation,” Bioresource
Bioresour. Technol. 101, 4639–4645, Technology, Vol.112 :143–150, 2012.
2010.

459
Karakterisasi Karbon Aktif Dari Serbuk Kayu Nangka Limbah Industri Penggergajian (Titin Mutiara dkk)

Ishihara, Shigehisa, Pulido, L. Lilibeth dan Raposo, F., De La Rubia, M.A.,Borja, R.,
Kajimoto, Takeshi, “Carbonized “Methylene blue number as useful
Material Adsorbents for the Removal of indicator to evaluate the adsorptive
Mercury from Aqueous Solutions,” capacity of granular activated carbon in
Conference : Spring national meeting of batch mode: Influence of
the American Chemical Society (ACS), adsorbate/adsorbent mass ratio and
New Orleans, LA (United States), 24-28 particle size,” Journal of Hazardous
Mar 1996. Materials, Vol.165: 291–299, 2009.
K. Li, L. Ling, C. Lu, W. Qiao, Z. Liu, L. Singh, C.K., Sahu, J.N., Mahalik, K.K.,
Liu, I. Mochida, “Catalytic removal of Mohanty, C.R., Mohan, Raj B. dan
SO2 over ammonia-activated carbon Meikap, B.C., “Studies on the removal
fibers,” Carbon 39 (2001) 1803–1808, of Pb (II) from wastewater by activated
2001. carbon developed from Tamarind wood
Manocha, S.M., “Porous Carbons,” Sadhana activated with sulphuric acid,” Journal
volume 28 part 1&2 pp 335-348,India, of Hazardous Materials 153 221–228,
2003. 2008.
Nuithitikul,K., Srikhun, S., Hirunpraditkoon, Sanjaya, I K.A.A., “Karakteristik yang Jenis
S., “Influences of pyrolysis condition Kayu yang Digunakan dalam
and acid treatment on properties of Pembuatan Rumah,” Kompasiana,
durian peel-based activated carbon,” Tradisional Bali, 26 Juni 2015.
Bioresour. Technol. 101, 426–429, Taer, Erman, Sugianto dan Rika, “Efek
2010. Penambahan Partikel Magnetik Fe3O4
Nunes, A.A., Franca, A.S., Oliveira, L.S., Terhadap Kemampuan Serapan Karbon
“Activated carbons from waste biomass: Aktif Serbuk Gergaji Kayu pada Logam
an alternative use for biodiesel Berat Besi (Fe),” Jurusan Fisika FMIPA
production solid residues,” Bioresour. Universitas Riau, Pekanbaru, 2014.
Technol. 100, 1786–1792, 2009. Weber, J., Metcalf, R.L., Pitts J.N. (Eds.),
Pari, Gustan dan Roliadi, H., “Alternative “Adsorption in Physical–Chemical
Technology for the Utilization of Processes for Water Quality Control,”
Biomass Waste from Wood Industries” Wiley Interscience, John Wiley and
Proceeding of the International Sons, 1972.
Workshop on Better Utilization of
Forest Biomass for Local Community
and Environments, Research and
Development Center for Forest Products
Technology, Bogor, 2004.
Pari, Gustan, Widayati, D.T. dan Yoshida,
Masato, “Mutu Karbon Aktif dari
Serbuk Gergaji Kayu,” Research and
Development Center for Forest Products
Technology, Bogor, 2010.

460

Anda mungkin juga menyukai