LANDASAN TEORITIS
tidak disenangi dan tidak diinginkan orang dimana sebagian besar merupakan bahan
atau sisa yang sudah tidak dipergunakan lagi dan akan menimbulkan gangguan
undang Nomor 18 Tahun 2008 pasal 1 ayat 1 adalah: Sampah merupakan sisa –sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berbentuk padat atau semi padat
yang terbuang atau tidak berguna lagi baik yang membusuk maupun yang tidak
terdiri dari sampah organik dan anorganik, karena sampah organik berasal dari sisa
kegiatan manusia seperti sisa sayur-sayuran, sisa buah-buahan yang mudah busuk,
dapat terurai menjadi tanah oleh aktivitas bakteri dan dapat diolah menjadi pupuk
kompos. Sedangkan sampah anorganik yang bahan bakunya terdiri dari plastik dan
bungkus kacang-kacangan juga terbuat dari kemasan plastik yang sulit terurai
secara alami.
Jenis sampah anorganik dapat dikelola dengan baik dan ramah lingkungan
dan sifatnya yang sering disebut reduce (pengurangan segala sesuatu yang dapat
menimbulkan sampah) dan mengurangi sampah yang sudah ada, seperti mengurangi
6
7
makanan yang berasal dari kertas atau plastik sehingga mudah untuk didaur ulang,
lebih berharga yang memiliki nilai jual seperti botol bekas minuman air mineral, dan
sedotan air mineral yang dapat digunakan menjadi bahan yang bermanfaat,
tertentu diolah menjadi barang yang lebih berguna, seperti sampah pecahan kaca
Menurut Walker (dalam Setiadi, dkk 2007:27) dalam bukunya Conditioning and
hasil yang baik jika individu mempunyai motivasi untuk melakukannya, dan latihan
Hal ini dapat disebutkan dalam prinsip aktivitas, Thomas M. Risk (1958 :15)
diperoleh jika peserta didik itu dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap
media belajar siswa untuk mengetahui bagaimana menjaga lingkungan yang bersih,
8
sekolah, terutama peraturan yang dibuat agar terciptanya suasana sekolah yang
sederhana, yaitu dengan menimbun jenis sampah basah dan mudah terurai menjadi
humus yang dapat digunakan untuk media tanaman dalam pot atau sejenisnya.
bagaimana sampah itu bisa bermanfaat bagi manusia bukan hanya sebagai sesuatu
yang terbuang, tetapi sampah juga dapat dijadikan bahan yang berguna.
Begitu juga dengan sampah kertas bekas yang paling banyak dihasilkan oleh
siswa yaitu kertas yang berjenis HVS. Jenis kertas ini di kalangan pemulung
memiliki harga yang paling tinggi. Belum lagi kertas karton, kertas pembungkus
makanan dan jenis lainnya. Menurut Damanhuri (2010:3) khusus untuk sampah
1. Yang pertama adalah daur ulang sebagai pengelolaan sendiri. Sampah kertas bisa
didaur ulang dengan cukup mudah. Kertas berkas dipotong kecil-kecil dan
direndam kedalam air, proses berikutnya diblender kedalam air hingga berubah
menjadi bubur kertas. Dari sinilah kreatifitas anak diperlukan. Bubur kertas
dijadikan bahan daur ulang atau bisa dijadikan bahan dasar topeng kertas atau
bentuk pigura.
2. Bentuk pengelolaan kedua adalah sistem pemilahan kertas untuk dijual. Kertas
berjenis HVS dipisahkan dari jenis lain misalnya koran, karton, dan kardus bekas
9
yang sudah dipilah untuk dijual ke pemulung yang secara berkala akan datang ke
Menurut (Morgan, 2009:10) dalam bukunya sampah dan daur ulang dapat
menghemat energi dan mengurangi jumlah pohon pinus yang harus ditebang.
2. Bentuk pengelolaan kedua adalah sistem mendaur ulang logam berulang kali,
dengan cara memanaskan benda-benda dari logam bekas hingga meleleh dan
didaur ulang, makin sedikit bijih besi yang harus digali dari tanah. Mendaur
3. Mendaur ulang kaca bekas dapat menghemat energi, karena kaca bekas
berfungsi sebagai bahan mentah yang diperlukan untuk membuat barang dari
4. Mendaur ulang plastik menjadi minyak bumi, berarti dapat menghemat minyak
plastik, sampah ini sebagian besar terdiri dari bungkus plastik siomai dan botol
minuman mineral. Untuk jenis terakhir inilah banyak dicari orang, misalnya botol
bekas minuman yang berbahan plastik PET, dapat didaur ulang menjadi biji plastik
yang bermanfaat, Yuwono (2008:4), sedangkan sampah jenis kaleng minuman bekas,
yang berbahan logam, sebaiknya dipilah dan dikumpulkan untuk kemudian dijual.
10
Anak-anak juga dapat berkreasi merangkai menjadi barang kerajinan atau hiasan
dinding. Dengan sistem pemilahan ini diharapkan anak didik dapat belajar bahwa
berbagai pengetahuan tentang bagaimana cara menjaga lingkungan yang bersih dan
dapat dijadikan sebuah tanggung jawab setiap siswa dalam kebersihan lingkungan
menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun bisa juga dipakai
perlu dilibatkan secara aktif dalam menangani masalah sampah yang berserakan serta
merusak pemandangan. Dapat juga dilakukan dengan membuat bank sampah dengan
warna yang menarik dan dapat memotivasi siswa untuk membuang sampah kedalam
sementara sebelum diolah (Siswanto, 2003:90) Latihan yang bagus ini mampu
Pada dasarnya sampah sebelum diolah dimasuk terlebih dahulu kedalam tong
sampah yang disediakan menurut jenis sampahnya, misalnya sampah organik yang
terdiri dari sampah yang mudah terurai dan mudah membusuk, dan sampah
11
anorganik berupa kertas, plastik, kaca, kaleng dan sebagainya dapat dimasukkan
Sampah anorganik juga bisa diolah menjadi bahan atau benda yang
dimanfaatkan kembali seperti sampah yang terdiri dari plastik bekas, kaleng bekas
dan pecahan botol kaca dapat dijadikan bentuk atau motif bunga yang beraneka
ragam, dan dapat diperjual belikan sebagai barang hiasan atau cindera mata sehingga
menarik minat siswa untuk lebih peduli atas keberadaan sampah disekitarnya dan
selalu turut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan cara mengelola
sampah yang ramah lingkungan, yang semulanya dianggap kotor dan tidak berharga
dapat diolah menjadi bahan yang bermanfaat dan memiliki harga jual yang tinggi.
dikelompokkan atas beberapa bagian yaitu: 1) Sampah basah (gargabe) yaitu jenis
sampah yang terdiri dari barang–barang yang mudah membusuk dan menimbulkan
bau tidak sedap, contohnya sampah sayur-sayuran dan sisa makanan, buah-buahan
yang berasal dari rumah tangga, rumah makan, pasar, dan pertanian. 2) Sampah
kering (rubbish), yaitu sampah yang dapat dibakar dan mudah terbakar, misalnya
kertas, kayu, kardus, karet,dan sebagainya. Sampah yang tidak mudah terbakar
sebagian besar berupa zat anorganik misalnya, logam, gelas, dan kaleng bekas yang
berasal dari rumah tangga, perkantoran dan pusat perdagangan. 3) Abu (ashes ) yang
termasuk sampah ini berasal dari sisa-sisa pembakaran atau bahan yang terbakar. 4)
Sampah jalanan (street sweeting) sampah ini seperti kertas, daun dan plastik. 5)
Sampah industri, yang terdiri dari sampah dari limbah industri. 6) Sampah
12
bangunan.
Jenis sampah basah atau sampah organik merupakan sampah yang mudah
terurai dan bersatu dengan alam hingga dapat dimanfaatkan menjadi kompos,
sedangkan jenis sampah kering atau anorganik dan yaitu sampah yang tidak mudah
terurai, seperti plastik, kaleng bekas, botol minyak wangi, kaleng cat dan lain-lain,
yang dapat diolah menjadi benda yang yang berguna dan dimanfaatkan kembali.
basah) atau % volume (basah) dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca,
beberapa tempat didunia. Komposisi dan sifat sampah dari berbagai hasil aktivitas
biasa ditampilkan dalam penanganan sampah adalah karakteristik fisika dan kimia.
Kekhasan sampah dari berbagai tempat atau daerah serta jenisnya yang berbeda-
beda, hal ini memungkinkan sifat-sifatnya berbeda pula. Seperti sampah kota besar
atau negara yang sedang berkembang berbeda susunannya dengan sampah kota
dinegara maju.
penting densitas, kadar air, kadar volatil, kadar abu, nilai kalor, dan distribusi ukuran,
mencemari lingkungan hidup dan sekitarnya baik yang menimbulkan dampak bau
14
kurang sedap atau asap dari pembakaran sampah dan dapat mengakibatkan gangguan
membuat sampah organik menjadi pupuk kompos dan dapat digunakan sebagai
pupuk tanaman, sedangkan sampah anorganik dipilah terlebih dulu menurut jenisnya
sehingga menjadi barang yang dapat didaur ulang kembali atau digunakan kembali,
seperti yang pernah dijelaskan pada pengolahan sampah dengan prinsip 3R yaitu,
terbuang), Recycle (mendaur ulang sampah organik menjadi kompos dan mendaur
ulang sampah anorganik menjadi benda yang bermanfaat), untuk mengurangi jumlah
sampah dapat menggantikan sesuatu dengan yang lain, seperti memakai sapu tangan
memakai botol minuman dari tupper ware sebagai pengganti tabung aqua gelas.