DI BUAT OLEH
JUSTER P. HEUMASSE
NPM: 1490120028
A. Tinjauan Teori.
1. Konsep Dasar Teori Keluarga
a. Pengertian Keluarga
1) Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua / lebih individu yang
dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki /tidak memiliki
hubungan darah / hukum yang mencirikan orang tersebut kedalam satu
keluarga (Whall, 2011).
2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Depkes RI, 2014).
3) Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam
perkawinan, ada hubungan darah /adopsi dan tinggal dalam satu rumah
(Friedman, 2010).
b. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Menurut Susman (2014) & Maclin (2015)
a) Keluarga Tradisional
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama
Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari penceraian, pisah
atau ditinggalkan
Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka
Bujang dewasa yang tinggal sendirian
Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah dan istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja
Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan
dalam daerah geografis
b) Keluarga Non tradisional
keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa menikah
Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang berjenis kelamin
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman yang
sama
2) Menurut Anderson Carter
Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak kandung atau anak angkat
Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah
Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti
Keluarga duda/janda (single family) yaitu rumah tangga yang terdiri
dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat yang
disebabkan karena perceraian atau kematian
Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama
Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan
c. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dan struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa
fungsi keluarga menurut Friedman (2010); Setiawati & Dermawan (2015)
yaitu
1. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga
terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga
mengekspresikan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan-
batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan
nilai2 budaya keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan
seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan
perkembangan fisk, mental, spiritual dengan cara memelihara dan
merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota
keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, papan dn kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana
keluarga.Mencari sumber2 penghasilan guna memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang akan datang (pendidikan anak dan jaminan
hari tua).
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan keturunan
tetapi untuk memelihara dan membebaskan anak untuk kelanjutan
generasi.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang
dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga,
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga, memberikan
identitas keluarga.
7. Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan, membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk
kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
d. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.Lima
tugas keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
A. Pengertian
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim
Nasrin, 2010 ).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik
>90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Luckman Sorensen,2016).
B. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:
Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
Stress Lingkungan.
Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
C. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
- Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
- Sakit kepala
- Pusing / migraine
- Rasa berat ditengkuk
- Penyempitan pembuluh darah
- Sukar tidur
- Lemah dan lelah
- Nokturia
- Azotemia
- Sulit bernafas saat beraktivitas
D. Pathofisologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot
polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan
daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 2011).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang
berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah,
sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat
pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan
menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung. ( Suyono, Slamet. 2013 )
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
Pemeriksaan yang segera seperti :
1. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko
seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
2. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
3. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi
6. Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler
)
7. Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi
8. Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer
(penyebab)
9. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM.
10. Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
11. Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
12. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel
kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana
luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
13. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
yang pertama ) :
F. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
1. Terapi tanpa Obat Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk
hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
b. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
e. Menghentikan merokok
f. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona
latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
g. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan
somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi
rileks Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT
NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF
HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 2011) menyimpulkan bahwa obat diuretika,
penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai
obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain
yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
1) Dosis obat pertama dinaikkan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca
antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi
3) Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter ) dengan cara
pemberian pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan
adalah sebagai berikut :
a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan
darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan
darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa
dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
d. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan
darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui
dengan mengukur memakai alat tensimeter
Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
e. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat
mengukur tekanan darahnya di rumah
f. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2
x sehari
g. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan
masalah-masalah yang mungkin terjadi
h. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat
untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
i. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
j. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
k. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan
sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan
pengobatan hipertensi
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas / istirahat
Gejala :
Kelemahan
Letih
Napas pendek
Gaya hidup monoton
Tanda :
Frekuensi jantung meningkat
Perubahan irama jantung
Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/ katup,
penyakit serebrovaskuler
Tanda :
Kenaikan TD
Nadi : denyutan jelas
Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
Bunyi jantung : murmur
Distensi vena jugularis
Ekstermitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ), pengisian
kapiler mungkin lambat
c. Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah,
faktor stress multiple ( hubungan, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
Letupan suasana hati
Gelisah
Penyempitan kontinue perhatian
Tangisan yang meledak
otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
Peningkatan pola bicara
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal )
e. Makanan / Cairan
Gejala :
Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolesterol
Mual
Muntah
Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :
BB normal atau obesitas
Edema
Kongesti vena
Peningkatan JVP
Glikosuria
f. Neurosensori
Gejala :
Keluhan pusing / pening, sakit kepala
Episode kebas
Kelemahan pada satu sisi tubuh
Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
Episode epistaksis
Tanda :
Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori
( ingatan )
Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
Perubahan retinal optik
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
nyeri hilang timbul pada tungkai
sakit kepala oksipital berat
nyeri abdomen
h. Pernapasan
Gejala :
Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
Takipnea
Ortopnea
Dispnea nocturnal proksimal
Batuk dengan atau tanpa sputum
Riwayat merokok
Tanda :
Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
ianosis
i. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien
j. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala :
Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,
penyakit serebrovaskuler, ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain
Penggunaan obat / alkohol
2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia
miokard
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.
3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang
diderita klien
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit
RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
NO
KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DX
DAN KOLABORASI
Identifikasi penyebab da
perubahan vital sign
2 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
berhubungan
dengan kelemahan, Energy conservation Energy Management
ketidakseimbangan Self Care : ADLs Observasi adanya pembatasa
suplai dan klien dalam melakukan aktivitas
kebutuhan oksigen. Kriteria Hasil :
Dorong anal untu
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik mengungkapkan perasaa
tanpa disertai peningkatan tekanan terhadap keterbatasan
darah, nadi dan RR
Kaji adanya factor yan
Mampu melakukan aktivitas sehari menyebabkan kelelahan
hari (ADLs) secara mandiri
Monitor nutrisi dan sumber ener
tangadekuat
Activity Therapy
Tingkatkan istirahat
Analgesic Administration
Instruksikan pasie
menggunakan teknik relaksasi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
Bulechek, (2013). Nurssing Interventions Classification (NIC). Jakarta: ECG
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3 rd edition. Oxford:
Oxford University Press
Heather, H. (2013). Nursing Diagnose: Definition and Classification 2012-2014. Jakarta:
ECG
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Nanda International, (2015). Diagnosa keperawatan : definisi dan klasifikasi 2015-2017 (10th
ed). Jakarta: ECG
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian (tgl 25 September 2020)
I. Data umum.
c. Pekerjaan KK : Tani
d. Pendidikan KK : SMP
f. Genogram :
Keterangan gambar :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
: Pasien
Riwayat keluarga dari pihak Tn. YK : Ibu dari Tn. YK sudah meninggal 2
tahun yang lalu karena stroke. Bapak Tn. YK sehat dan sekarang tinggal
bersama adik perempuan Tn. YK di desa lain.
Riwayat keluarga dari pihak Ny. LK : Bapak dari Ny. LK sudah meninggal 7
tahun akibat kecelakaan .Sedangkan ibunya Ny. LK sudah meninggal 3
tahun yang lalu karena sudah lansia.
2. Jenis bangunan
Bangunan berjenis Permanen
3. Luas bangunan
Sekitar 30 m/2
4. Luas pekarangan
20 m/2
5. Status kepemilikan
Rumah yang di tinggali oleh keluarga Tn YK adalah milik sendiri
6. Kondisi ventilasi
Ventilasi udara di rumah cukup memadai.
7. Kondisi penerangan
Untuk penerangan rumah, keluarga Tn. YK menggunakan listrik dari PLN
Kairatu
8. Kondisi pencahayaan
Pencahayaan rumah keluarga Tn. YK cukup baik, karena cahaya
matahari dapat masuk ke dalam rumah melalui jendela dan ventilasi.
9. Kondisi lantai
Lantai terbuat dari semen licin
10. Kebersihan rumah secara keseluruhan
Kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya cukup perhatikan
sehingga lingkungan tampak bersih
Keterangan.
16. RT KT D
RT : Ruang Tamu.
17.
T KT : Kamar Tidur.
18. MCK
KT RN RN : Ruang Nonton
19. D : Dapur
T : Teras
MCK
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn.YK menggunakan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, papan setiap hari serta kebutuhan sekolah anak-anaknya.
2. Fungsi mendapatkan status social
Keluarga Tn. YK dalam kehidupan sehari-hari hanya keluarga sederhana dengan
kehidupan biasa saja.
3. Fungsi pendidikan
Dalam keluarga Tn YK ketiga anaknya bersekolah mulai dari yang sulung di tingkat
Perguruan tinggi, anak kedua di tingkat SMP sampai yang bungsu di tingkat sekolah
dasar (SD).
Tn. YK sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya
4. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. YK menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Mereka
membiasakan anak – anaknya mereka bermain dengan teman – temannya dan
menekankan juga anaknya untuk selalu belajar.
5. Fungsi pemenuhan (perawatan / pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Tn. YK mengatakan sering pusing, kaku pada lehernya. Tn.YK mengatakan sudah
5 tahun menderita darah tinggi, dan Tn. YK mengetahui kalau ia terkena tekanan
darah tinggi karena pernah diinformasikan sebelumnya oleh pertugas kesehatan.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Tn. YK mengatakan jika ia mengalami pusing dan kelelahan, tidak harus pergi ke
puskesmas.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Tn. YK mengatakan apabila pusing ia akan beristirahat sebentar. Keluarga belum
mengetahui tentang obat tradisional untuk menurunkan darah tinggi
d. Kemampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Tn. YK mengetahui dan sudah melakukan pantangan tidak boleh minum kopi,
makan makanan yang banyak garam, namun Tn. YK kadang terlanjur
mengonsumsi dan tidak sering berolah raga, selalu berpikir keras, sering marah-
marah, sedikit minum air dan Tn. YK mengatakan selain dirinya, keluarganya
tetap makan seperti biasa.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Tn. YK mengatakan jarang sekali pergi ke puskesmas.
6. Fungsi religious
Keluarga Tn. YK sehari-hari juga terlibat dalam kegiatan keagamaaan di sekitar
lingkungan rumah. Ny. LK pernah menjadi anggota pengurus wadah pelayanan
wanita di gereja.
7. Fungsi rekreasi
Keluarga Tn. YK tidak rutin dalam melakukan kegiatan rekreasi. Untuk Aktivitas
rekreasi keluarga hanya dengan menonton televisi di rumah, tidak ada aktivitas
rekreasi keluarga lain yang rutin atau sering dilakukan
8. Fungsi reproduksi
Jumlah anak dalam keluarga Tn.YK dan Ny.LK adalah 3 orang anak.
9. Fungsi afeksi
Semua anggota Keluarga Tn. YK saling menyanyangi satu sama lain. Tempat tinggal
saudara ada yang dekat dan ada yang jauh. Namun Jika ada kesusahan dalam
keluarga Tn. YK, saudara – saudaranya sangat membantu.
2. Ny. LK
a) Kepala.
1) Inspeksi : bentuk kepala Normochepal, rambut bersih.
2) Palpasi : tidak ada benjolan atau pembengkakan.
b) Mata.
1) Inspeksi : simetris mata kanan dan kiri, konjungtiva pink, sclera
berwarna putih.
c) Telinga.
1) Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kanan dan kiri.
d) Abdomen.
1) Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakan.
2) Auskultasi : suara paristaltik terdengar 5 – 20 kali/menit.
e) Pemeriksaan ekstremitas atas (bahu, siku dan tangan).
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
2) Palpasi : denyutan a. Bracialis dan a. Radialis teraba jelas.
f) Pemeriksaan ekstremitas bawah (panggul, lutut, pergelangan kaki dan
telapak)
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
g) Pemeriksaan Tanda-tanda Vital.
1) TD : 120/70 mmHg.
2) N : 80 kali/menit
3) S : 37 0 C
4) P : 20 kali/menit
3. An. AK
a) Kepala.
1) Inspeksi : bentuk kepala Normochepal, rambut bersih.
2) Palpasi : tidak ada benjolan atau pembengkakan.
b) Mata.
1) Inspeksi : simetris mata kanan dan kiri, konjungtiva pink, sclera
berwarna putih.
c) Telinga.
1) Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kanan dan kiri.
d) Abdomen.
1) Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakan.
2) Auskultasi : suara paristaltik terdengar 5 – 20 kali/menit.
e) Pemeriksaan ekstremitas atas (bahu, siku dan tangan).
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
2) Palpasi : denyutan a. Bracialis dan a. Radialis teraba jelas.
f) Pemeriksaan ekstremitas bawah (panngul, lutut, pergelangan kaki dan
telapak)
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
g) Pemeriksaan lain.
1) TD : 110/70 mmHg.
2) N : 80 kali/menit
3) S : 37 0 C
4) P : 20 kali/menit
4. An. PK
a) Kepala.
1) Inspeksi : bentuk kepala Normochepal, rambut bersih.
2) Palpasi : tidak ada benjolan atau pembengkakan.
b) Mata.
1) Inspeksi : simetris mata kanan dan kiri, konjungtiva pink, sclera
berwarna putih.
c) Telinga.
1) Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kanan dan kiri.
d) Abdomen.
1) Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakan.
2) Auskultasi : suara paristaltik terdengar 5 – 20 kali/menit.
e) Pemeriksaan ekstremitas atas (bahu, siku dan tangan).
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
2) Palpasi : denyutan a. Bracialis dan a. Radialis teraba jelas.
f) Pemeriksaan ekstremitas bawah (panngul, lutut, pergelangan kaki dan
telapak)
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
g) Pemeriksaan lain.
1) BB : 49 Kg
2) TB : 157 cm
5. An. DK
a) Kepala.
1) Inspeksi : bentuk kepala Normochepal, rambut bersih.
2) Palpasi : tidak ada benjolan atau pembengkakan.
b) Mata.
1) Inspeksi : simetris mata kanan dan kiri, konjungtiva pink, sclera
berwarna putih.
c) Telinga.
1) Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kanan dan kiri.
d) Abdomen.
1) Inspeksi : simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakan.
2) Auskultasi : suara paristaltik terdengar 5 – 20 kali/menit.
e) Pemeriksaan ekstremitas atas (bahu, siku dan tangan).
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
2) Palpasi : denyutan a. Bracialis dan a. Radialis teraba jelas.
f) Pemeriksaan ekstremitas bawah (panngul, lutut, pergelangan kaki dan
telapak)
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
g) Pemeriksaan lain.
1) BB : 26 kg
2) TB : 128 cm
DO:
Tanda-tanda vital :
TD= 150/100 mmHg
N = 80 x/menit
2 DS :
DO :
TD :150/100 mmHg
N :80 x/menit
Total Skor 4
(cukup)
No
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
DX
Jumat, 1 - Mengucapkan salam S:
25–9–2020 - Memvalidasi keadaan - Keluarga Tn. YK
11.00 Wit keluarga mengatakan pengertian
- Menjelaskan tujuan dan hipertensi adalah tensi
kontrak waktu yang melebihi 140 / 90
- Tn. YK mengatakan
Tujuan jangka pendek I : penyebabnya bisa
Mampu mengenal masalah karena faktor keturuan,
Hipertensi pada anggota pola makan yang tidak
keluarga sehat, karena penuaan,
dan karena berat badan
- Mengkaji pengetahuan berlebih
keluarga tentang hipertensi - Keluarga Tn. YK
o Pengertian hipertensi mengatakan Tanda
o Penyebab hipertensi gejalanya bisa muncul
o Tanda dan gejala sakit kepala, kelelahan,
hipertensi tangan gemetar, sakit di
o Pencegahan hipertensi sekitar leher
o Komplikasi hipertensi - Keluarga Tn. YK
- Memberikan penyuluhan mengatakan akibat
tentang hipertensi lanjutnya kemungkinan
- Mendiskusi adanya tanda terkena serangan
dan gejala hipertensi serta jantung, stroke,
faktor yang memperburuk penyakit di ginjal dan
kondisi mata
- Membimbingan keluarga - Keluarga mengatakan
untuk mengulangi apa yang akan kontrol setiap
telah di ajarkan. minggu ke puskesmas
- Menjelaskan akibat lanjut atau pelayanan
dari penyakit hipertensi jika kesehatan
tidak segera ditangani O:
- Membimbingan untuk - Keluarga Tn. YK
mengatasi resiko penyakit mengucapkan salam
hipertensi balik dan menerima
keberadaan perawat
- Keluarga kooperatif
- Keluarga aktif bertanya
saat diskusi
- Keluarga dan klien
mampu menyebutkan
penyebab terjadinya
peningkatan tekanan
darah
- Keluarga mampu
menyebutkan tanda
peningkatan tekanan
darah
- Keluarga mampu
menyebutkan akibat
yang mungkin terjadi
dari peningkatan
tekanan darah.
A:
Tujuan tercapai
P:
Lanjutkan Tupen II
A:
Tujuan Tercapai
P:
Ingatkan kembali
keluarga agar dapat
menjaga kesehatan,
terutama Tn. YK yang
menderita Hipertensi
No
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
DX
Sabtu, 2 - Mengucapkan salam S:
26–9–2020 - Memvalidasi keadaan - Keluarga Tn. YK paham
11.00 Wit keluarga tentang gejala dan tanda
- Menjelaskan tujuan dan terjadinyan hipertensi.
kontrak waktu - Keluarga Tn. YK
mengatakan tanda &
Tujuan jangka pendek I : gejala hipertensi seperti
Keluarga mamapu mengenal pusing dan tegang di
mengenal peningkatan bagian tengkuk
tekanan darah - Keluaga Tn. YK mulai
- Jelaskan kepada kelurga Tn. mengerti jika hipertensi
YK tentang kemungkinan dibiarkan dan diobati
penyebab terjadinya tekanan akan menyebabkan
darah tinggi penyakit lain seprti
- Jelaskan tentang tanda dan stroke dan penyakit
gejala terjadinya peningkatan jantung.
tekanan darah - Tn. YK mengatakan
- Jelaskan tentang akibat dari akan sering mengontrol
peningkatan tekanan darah kesehatan di puskesmas
- Jelaskan komplikasi akibat - Keluarga Tn. YK
hipertensi mengerti pantangan-
pantangan makanan
yang boleh dan tidak
Tujuan jangka pendek II : boleh dimakan oleh Tn.
Keluarga mampu memutuskan YK
tindakan yang tepat akibat dari O :
komplikasi Hipertensi - Keluarga kooperatif
- Keluarga mampu untuk
- Berikan keluarga memutuskan tindakan
kesempatan untuk yang tepat untuk
mengambil keputusan mengatasi masalah
hipertensi dengan
Tujuan jangka panjang I : membawa anggota
Keluarga mampu melakukan keluarga yang sakit
perawatan pada anggota berobat ke puskesmas
keluarga atau dokter praktik
Jelaskan tentang makanan swasta
yang boleh dan tidak boleh di - Keluarga mampu
makan oleh Tn. YK merawat anggota
keluarga yang sedang
Tujuan jangka panjang II : sakit.
Keluarga dapat - Keluarga mampu
menggunakan fasilitas menentukan status nutrisi
pelayanan kesehatan secara /gizi sesuai dengan
tapat untuk merawat apabila standar kesehatan yang
tekanan darah terus mengalami hipertensi
meningkat. A:
- Jelaskan pada keluarga Tujuan Tercapai
tentang fasilitas yankes yang
dapat dimanfaatkan.
- Berikan pengetahuan terhadap P :
prilaku yang telah dilakukan Ingatkan kembali
untuk mempertahankan agar keluarga agar dapat
tidak terjadi komplikasi menjaga kesehatan,
terutama Tn. YK yang
menderita Hipertensi