Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA PASIEN TN YK DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI


DI PUSKESMAS PERAWATAN KAIRATU

DI BUAT OLEH

JUSTER P. HEUMASSE
NPM: 1490120028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2019/2020
KONSEP KELUARGA

A. Tinjauan Teori.
1. Konsep Dasar Teori Keluarga
a. Pengertian Keluarga
1) Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua / lebih individu yang
dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki /tidak memiliki
hubungan darah / hukum yang mencirikan orang tersebut kedalam satu
keluarga (Whall, 2011).
2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Depkes RI, 2014).
3) Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam
perkawinan, ada hubungan darah /adopsi dan tinggal dalam satu rumah
(Friedman, 2010).

b. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Menurut Susman (2014) & Maclin (2015)
a) Keluarga Tradisional
 Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama
 Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari penceraian, pisah
atau ditinggalkan
 Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka
 Bujang dewasa yang tinggal sendirian
 Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah dan istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja
 Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan
dalam daerah geografis
b) Keluarga Non tradisional
 keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
 keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang berjenis kelamin
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
 keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman yang
sama
2) Menurut Anderson Carter
 Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak kandung atau anak angkat
 Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah
 Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti
 Keluarga duda/janda (single family) yaitu rumah tangga yang terdiri
dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat yang
disebabkan karena perceraian atau kematian
 Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama
 Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan

c. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dan struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa
fungsi keluarga menurut Friedman (2010); Setiawati & Dermawan (2015)
yaitu
1. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga
terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga
mengekspresikan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan-
batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan
nilai2 budaya keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan
seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan
perkembangan fisk, mental, spiritual dengan cara memelihara dan
merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota
keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, papan dn kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana
keluarga.Mencari sumber2 penghasilan guna memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang akan datang (pendidikan anak dan jaminan
hari tua).
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan keturunan
tetapi untuk memelihara dan membebaskan anak untuk kelanjutan
generasi.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang
dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga,
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga, memberikan
identitas keluarga.
7. Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan, membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk
kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya.

d. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.Lima
tugas keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

e. Tingkat kemandirian keluarga


Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan perawat
keluarga dapat dimulai dari seberapa tingkat kemandirian keluarga dengan
mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi ketentuan tingkatan mulai dari
tingkat kemandirian I sampai tingkat kemandirian IV, menurut Dep-Kes (2014)
sebagai berikut :
1. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I /KM I)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
2. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II /KM II)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
3. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III /KM III)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
4. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV /KM IV)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
g) Melakukan tindakan promotif secara aktif

f. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga


1) Tahap I, Pasangan pemula/baru menikah
Tugas :
 Saling memuaskan antar pasangan
 Beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing pihak
 Merencanakan dengan matang jumlah anak
 Memperjelas peran masing-masing pasangan
2) Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anak
Tugas:
 Mempersiapkan biaya persalinan
 Mempersiapkan mental calon orang tua
 Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak

3) Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayi


Tugas:
 Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi (ASI ekslusif 6
bln)
 Memberikan kasih sayang
 Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan
 Pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota
keluarga baru termasuk siklus hubungan sex
 Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan
4) Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas:
 Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
 Mulai menanamkan keyakinan beragama
 Mengenalkan kultur keluarga
 Memenuhi kebutuhan bermain anak
 Membantu anak dalam sosialisasi dengan lingkungan sekitar
 Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil
 Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
5) Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas:
 Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah maupun
biaya sekolah
 Membiasakan belajar teratur
 Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolahnya
 Memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat
penting untuk masa depan anak
 Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan
lingkungan sekitarnya.
6) Tahap VI, Keluarga dengan anak remaja
Tugas:
 Memberikan perhatian lebih pada anak remaja
 Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah/kegiatan
di luar sekolah
 Memberikan kebebasan dalam batasan yang bertanggung jawab
 Mempertahankan komunikasi dua arah
7) Tahap VII, Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat
Tugas:
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu anak untuk mandiri
 Mempertahankan komunikasi
 Memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan
menantu
 Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggal anak
8) Tahap VIII, Keluarga dengan tahap berdua kembali
Tugas:
 Menjaga keintiman pasangan
 Merencanakan kegiatan yang akan datang
 Tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucu
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
9) Tahap IX, Keluarga dengan tahap masa tua
Tugas:
 Saling memberikan perhatian yang menyenangkan antar
pasangan
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
 Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan
berolahraga, berkebun, mengasuh cucu
 Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya
kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini

g. Level Pencegahan Perawatan keluarga


Pencegahan keperawatan keluarga, berfokus pada tiga level prevensi
yaitu
1) Pencegahan primer (primary prevention)
2) Pencegahan sekunder (secondary prevention)
3) Pencegahan tersier (tertiary prevention)
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP PENYAKIT HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim
Nasrin, 2010 ).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer, 2001).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik
>90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.

Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection (JIVC)


sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai
derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi
sampai hipertensi maligna.

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Luckman Sorensen,2016).

B. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer.  Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:
Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport  Na.
Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
Stress Lingkungan.
Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:


1. Hipertensi Esensial (Primer), Penyebab tidak diketahui namun banyak factor
yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf
simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress.
2. Hipertensi Sekunder, Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/
vaskuler renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –
perubahan pada :
Elastisitas dinding aorta menurun Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, Hal ini terjadi
karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer.

C. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
- Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
- Sakit kepala
- Pusing / migraine
- Rasa berat ditengkuk
- Penyempitan pembuluh darah
- Sukar tidur
- Lemah dan lelah
- Nokturia
- Azotemia
- Sulit bernafas saat beraktivitas

D. Pathofisologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot
polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan
daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 2011).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang
berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah,
sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat
pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan
menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung. ( Suyono, Slamet. 2013 )

E. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
Pemeriksaan yang segera seperti :
1. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko
seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
2. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
3. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi
6. Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler
)
7. Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi
8. Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer
(penyebab)
9. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM.
10. Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
11. Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
12. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel
kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana
luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
13. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
yang pertama ) :

1. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim


ginjal, batu ginjal / ureter.
2. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
3. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
4. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan
5. (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien

F. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

1. Terapi tanpa Obat  Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk
hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
b. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
e. Menghentikan merokok
f. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona
latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
g. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1)   Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan
somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2)   Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi
rileks Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2.   Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT
NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF
HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 2011) menyimpulkan bahwa obat diuretika,
penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai
obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain
yang ada pada penderita.

Pengobatannya meliputi :
a.  Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b.  Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
1)   Dosis obat pertama dinaikkan
2)   Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3)   Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca
antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c.  Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
1)    Obat ke-2 diganti
2)   Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
1)    Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2)    Re-evaluasi dan konsultasi
3)    Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter ) dengan cara
pemberian pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan
adalah sebagai berikut :
a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan
darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan
darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa
dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
d. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan
darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui
dengan mengukur memakai alat tensimeter
Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
e. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat
mengukur tekanan darahnya di rumah
f. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2
x sehari
g. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan
masalah-masalah yang mungkin terjadi
h. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat
untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
i. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
j. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
k. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan
sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan
pengobatan hipertensi
KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas / istirahat
Gejala :
 Kelemahan
 Letih
 Napas pendek
 Gaya hidup monoton
Tanda :
 Frekuensi jantung meningkat
 Perubahan irama jantung
 Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/ katup,
penyakit serebrovaskuler
Tanda :
 Kenaikan TD
 Nadi : denyutan jelas
 Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
 Bunyi jantung : murmur
 Distensi vena jugularis
 Ekstermitas
 Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ),  pengisian
kapiler mungkin lambat
c. Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah,
faktor stress multiple ( hubungan, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
 Letupan suasana hati
 Gelisah
 Penyempitan kontinue perhatian
 Tangisan yang meledak
 otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
 Peningkatan pola bicara
d. Eliminasi
Gejala :  Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi,  riwayat
penyakit ginjal )
e. Makanan / Cairan
Gejala :
 Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolesterol
 Mual
 Muntah
 Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :
 BB normal atau obesitas
 Edema
 Kongesti vena
 Peningkatan JVP
 Glikosuria
f. Neurosensori
  Gejala :
 Keluhan pusing / pening, sakit kepala
 Episode kebas
 Kelemahan pada satu sisi tubuh
 Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
 Episode epistaksis
Tanda :
 Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori
( ingatan )
 Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
 Perubahan retinal optik
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
 nyeri hilang timbul pada tungkai
 sakit kepala oksipital berat
 nyeri abdomen
h. Pernapasan
Gejala :
 Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
 Takipnea
 Ortopnea
 Dispnea nocturnal proksimal
 Batuk dengan atau tanpa sputum
 Riwayat merokok
Tanda :
 Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
 Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
 ianosis
i. Keamanan
Gejala       : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda       : Episode parestesia unilateral transien
j. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala       :
 Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,
penyakit serebrovaskuler, ginjal
 Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain
 Penggunaan obat / alkohol

2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia
miokard
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.
3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang
diderita klien
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit

3. Tujuan Rencana Keperawatan

RENCANA KEPERAWATAN

DIANGOSA
NO
KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DX
DAN KOLABORASI

1 Resiko tinggi NOC : NIC :


terhadap penurunan
curah jantung   Cardiac Pump effectiveness Cardiac Care
berhubungan   Circulation Status   Evaluasi adanya nyeri dad
dengan peningkatan ( intensitas,lokasi, durasi)
afterload,   Vital Sign Status
vasokonstriksi,   Catat adanya disritmia jantung
hipertrofi/rigiditas Kriteria Hasil:
ventrikuler, iskemia   Catat adanya tanda dan geja
  Tanda Vital dalam rentang normal penurunan cardiac putput
miokard
(Tekanan darah, Nadi, respirasi)
  Monitor status kardiovaskuler
  Dapat mentoleransi aktivitas, tidak
ada kelelahan   Monitor status pernafasan yan
menandakan gagal jantung
  Tidak ada edema paru, perifer, dan
tidak ada asites   Monitor abdomen sebag
indicator penurunan perfusi
  Tidak ada penurunan kesadaran
  Monitor balance cairan

  Monitor adanya perubaha


tekanan darah

  Monitor respon pasien terhada


efek pengobatan antiaritmia

  Atur periode latihan dan istirah


untuk menghindari kelelahan

  Monitor toleransi aktivitas pasien

  Monitor adanya dyspneu, fatigu


tekipneu dan ortopneu

  Anjurkan untuk menurunka


stress

Vital Sign Monitoring

  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

  Catat adanya fluktuasi tekana


darah

  Monitor VS saat pasien berbarin


duduk, atau berdiri

  Auskultasi TD pada kedua lenga


dan bandingkan

  Monitor TD, nadi, RR, sebelum


selama, dan setelah aktivitas

  Monitor kualitas dari nadi

  Monitor adanya pulsu


paradoksus

  Monitor adanya pulsus alterans

  Monitor jumlah dan irama jantun

  Monitor bunyi jantung

  Monitor frekuensi dan iram


pernapasan

  Monitor suara paru

  Monitor pola pernapasa


abnormal

  Monitor suhu, warna, da


kelembaban kulit

  Monitor sianosis perifer

  Monitor adanya cushing tria


(tekanan nadi yang meleba
bradikardi, peningkatan sistolik)

  Identifikasi penyebab da
perubahan vital sign
2 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
berhubungan
dengan kelemahan,   Energy conservation Energy Management
ketidakseimbangan   Self Care : ADLs   Observasi adanya pembatasa
suplai dan klien dalam melakukan aktivitas
kebutuhan oksigen. Kriteria Hasil :
  Dorong anal untu
  Berpartisipasi dalam aktivitas fisik mengungkapkan perasaa
tanpa disertai peningkatan tekanan terhadap keterbatasan
darah, nadi dan RR
  Kaji adanya factor yan
  Mampu melakukan aktivitas sehari menyebabkan kelelahan
hari (ADLs) secara mandiri
  Monitor nutrisi  dan sumber ener
tangadekuat

  Monitor pasien akan adany


kelelahan fisik dan emosi seca
berlebihan

  Monitor respon kardivaskul


terhadap aktivitas

  Monitor pola tidur dan lamany


tidur/istirahat pasien

Activity Therapy

  Kolaborasikan dengan Tenag


Rehabilitasi Med
dalammerencanakan progra
terapi yang tepat.

  Bantu klien untuk mengidentifika


aktivitas yang mampu dilakukan

  Bantu untuk memilih aktivita


konsisten yangsesuai denga
kemampuan fisik, psikologi da
social

  Bantu untuk mengidentifikasi da


mendapatkan sumber yan
diperlukan untuk aktivitas yan
diinginkan

  Bantu untuk mendpatkan al


bantuan aktivitas seperti kur
roda, krek
  Bantu untu mengidentifika
aktivitas yang disukai

  Bantu klien untuk membu


jadwal latihan diwaktu luang

  Bantu pasien/keluarga untu


mengidentifikasi kekuranga
dalam beraktivitas

  Sediakan penguatan positif ba


yang aktif beraktivitas

  Bantu pasien untu


mengembangkan motivasi d
dan penguatan

  Monitor respon fisik, emoi, soci


dan spiritual

3 Nyeri akut NOC : NIC :


berhubungan
dengan peningkatan   Pain Level, Pain Management
tekanan vaskuler   Pain control,
serebral   Lakukan pengkajian nyeri seca
komprehensif termasuk lokas
  Comfort level
karakteristik, durasi, frekuens
Kriteria Hasil : kualitas dan faktor presipitasi

 Mampu mengontrol nyeri (tahu   Observasi reaksi nonverbal da


penyebab nyeri, mampu ketidaknyamanan
menggunakan tehnik
  Gunakan teknik komunika
nonfarmakologi untuk mengurangi
terapeutik untuk mengetah
nyeri, mencari bantuan)
pengalaman nyeri pasien
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang
  Kaji kultur yang mempengaru
dengan menggunakan manajemen
respon nyeri
nyeri
  Evaluasi pengalaman nyeri mas
 Mampu mengenali nyeri (skala,
lampau
intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)   Evaluasi bersama pasien dan ti
kesehatan lain tentan
 Menyatakan rasa nyaman setelah
ketidakefektifan kontrol nye
nyeri berkurang
masa lampau
 Tanda vital dalam rentang normal
  Bantu pasien dan keluarga untu
mencari dan menemuka
dukungan

  Kontrol lingkungan yang dap


mempengaruhi nyeri seperti suh
ruangan, pencahayaan da
kebisingan

  Kurangi faktor presipitasi nyeri

  Pilih dan lakukan penangana


nyeri (farmakologi, no
farmakologi dan inter personal)

  Kaji tipe dan sumber nyeri untu


menentukan intervensi

  Ajarkan tentang teknik no


farmakologi

  Berikan analgetik untu


mengurangi nyeri

  Evaluasi keefektifan kontrol nyer

  Tingkatkan istirahat

  Kolaborasikan dengan dokter jik


ada keluhan dan tindakan nye
tidak berhasil

  Monitor penerimaan pasie


tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration

  Tentukan lokasi, karakteristi


kualitas, dan derajat nye
sebelum pemberian obat

  Cek instruksi dokter tentang jen


obat, dosis, dan frekuensi

  Cek riwayat alergi

  Pilih analgesik yang diperluka


atau kombinasi dari analges
ketika pemberian lebih dari satu

  Tentukan pilihan analges


tergantung tipe dan beratny
nyeri

  Tentukan analgesik pilihan, ru


pemberian, dan dosis optimal

  Pilih rute pemberian secara IV, I


untuk pengobatan nyeri seca
teratur

  Monitor vital sign sebelum da


sesudah pemberian analges
pertama kali

  Berikan analgesik tepat wak


terutama saat nyeri hebat

  Evaluasi efektivitas analgesi


tanda dan gejala (efek samping

4 Cemas Setelah dilakukan tindakan Anxiety Reduction


berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam,   
dengan krisis cemas pasien berkurang dengan   Gunakan pendekatan yan
situasional sekunder kriteria hasil: menenangkan
adanya hipertensi
 Anxiety Control   Nyatakan dengan jelas harapa
yang diderita klien terhadap pelaku pasien
 Coping
  Jelaskan semua prosedur da
 Vital Sign Status apa yang dirasakan selam
prosedur
 Menunjukan teknik untuk
mengontrol cemas  teknik nafas   Temani pasien untu
dalam memberikan keamanan da
mengurangi takut
 Postur tubuh pasien rileks dan
ekspresi wajah tidak tegang   Berikan informasi faktu
mengenai diagnosis, tindaka
 Mengungkapkan cemas berkurang prognosis
 TTV dbn   Dorong keluarga untu
menemani anak
TD = 110-130/ 70-80 mmHg
  Lakukan back / neck rub
RR = 14 – 24 x/ menit
  Dengarkan dengan penu
N   = 60 -100 x/ menit
perhatian
S    = 365 – 375 0C
  Identifikasi tingkat kecemasan

  Bantu pasien mengenal situa


yang menimbulkan kecemasan

  Dorong pasien untu


mengungkapkan perasaa
ketakutan, persepsi

  Instruksikan pasie
menggunakan teknik relaksasi

  Barikan obat untuk menguran


kecemasan

5 Kurang NOC : NIC :


pengetahuan
berhubungan   Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
dengan kurangnya   Kowledge : health Behavior   Berikan penilaian tentang tingk
informasi tentang pengetahuan pasien tentan
proses penyakit Kriteria Hasil : proses penyakit yang spesifik
  Pasien dan keluarga menyatakan   Jelaskan patofisiologi da
pemahaman tentang penyakit, penyakit dan bagaimana hal i
kondisi, prognosis dan program berhubungan dengan anatom
pengobatan dan fisiologi, dengan cara yan
tepat.
  Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang   Gambarkan tanda dan geja
dijelaskan secara benar yang biasa muncul pad
penyakit, dengan cara yang tep
  Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang   Gambarkan proses penyak
dijelaskan perawat/tim kesehatan dengan cara yang tepat
lainnya.
  Identifikasi kemungkina
penyebab, dengna cara yan
tepat

  Sediakan informasi pada pasie


tentang kondisi, dengan ca
yang tepat

  Hindari harapan yang kosong

  Sediakan bagi keluarga atau S


informasi tentang kemajua
pasien dengan cara yang tepat

  Diskusikan perubahan gaya hidu


yang mungkin diperlukan untu
mencegah komplikasi di mas
yang akan datang dan ata
proses pengontrolan penyakit

  Diskusikan pilihan terapi ata


penanganan

  Dukung pasien untu


mengeksplorasi ata
mendapatkan second opinio
dengan cara yang tepat ata
diindikasikan

  Eksplorasi kemungkinan sumb


atau dukungan, dengan ca
yang tepat

  Rujuk pasien pada grup ata


agensi di komunitas loka
dengan cara yang tepat

  Instruksikan pasien mengen


tanda dan gejala untu
melaporkan pada pembe
perawatan kesehatan, denga
cara yang tepat

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
Bulechek, (2013). Nurssing Interventions Classification (NIC). Jakarta: ECG
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3 rd edition. Oxford:
Oxford University Press
Heather, H. (2013). Nursing Diagnose: Definition and Classification 2012-2014. Jakarta:
ECG
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Nanda International, (2015). Diagnosa keperawatan : definisi dan klasifikasi 2015-2017 (10th
ed). Jakarta: ECG
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2007  Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian (tgl 25 September 2020)

I. Data umum.

a. Kepala Keluarga : Tn. YK

b. Alamat & Telepon : Dsn Marponewey, Desa Kamarian / -

c. Pekerjaan KK : Tani

d. Pendidikan KK : SMP

e. Komposisi Keluarga : Kepala keluarga, Ibu RT, Anak.

f. Genogram :

Keterangan gambar :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Garis keturunan

: Garis perkawinan

--------- : Tinggal serumah

: Pasien

g. Tipe keluarga : Keluarga Tn. YK adalah Keluarga dengan tipe nuclear


family, dimana di dalam keluarga tidak ada orang lain
selain suami, istri, dan 3 anak kandung yang tinggal
dalam satu rumah.

h. Suku bangsa : Alifuru / Indonesia

i. Agama : Kristen Protestan

j. Status sosial ekonomi keluarga :

1. Pendapatan keluarga satu bulan : ± Rp 1.500.000,_


2. Pengelolaan keuangan keluarga : Untuk keperluan sandang, pangan dan
papan.

k. Aktifitas rekreasi keluarga :

1. Kebiasaan rekreasi dalam keluarga :


Keluarga Tn. JK tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi.
2. Bagaimana keluarga menggunakan waktu senggangnya :
Biasanya hanya menonton televisi sambil bercerita. Untuk berkunjung ke
keluarga suami jarang dilakukan kecuali ada acara – acara penting.

II. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga.


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja (12 -
20 tahun) yang tugasnya :
 Memberi perhatian lebih
 Bersama – sama mendiskusikan tentang sekolah
 Memberi kebebasan dalam batas tanggung jawab
 Komunikasi dua arah

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tidak ditemukan tahap perkembangan yang belum terpenuhi. Tn. YK dan Ny. LK
sudah melakukan tugasnya dengan baik dengan memberi perhatian lebih dan
bersama – sama mendiskusikan mengenai sekolah dengan anak-anaknya, serta
memberi kebebasan dalam batas tanggung jawab dan hal yang paling penting
mengkomunikasikanya dengan komunikasi dua arah.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti


Menurut Ny. LK riwayat masing-masing anggota keluarganya yaitu Ny. LK dalam
keadaan sehat,tidak pernah sakit serius. Sedangkan Tn. YK sendiri sedang
menderita hipertensi sudah 5 tahun terakhir, Tn. YK sering merasa tegang di
bagian tengkuk dan pusing. Anak – anak Ny. LK dan Tn. YK Juga dalam
keadaan sehat.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.

 Riwayat keluarga dari pihak Tn. YK : Ibu dari Tn. YK sudah meninggal 2
tahun yang lalu karena stroke. Bapak Tn. YK sehat dan sekarang tinggal
bersama adik perempuan Tn. YK di desa lain.
 Riwayat keluarga dari pihak Ny. LK : Bapak dari Ny. LK sudah meninggal 7
tahun akibat kecelakaan .Sedangkan ibunya Ny. LK sudah meninggal 3
tahun yang lalu karena sudah lansia.

III. Data Lingkungan


a. Karakteristik rumah
1. Jenis rumah
Rumah pribadi milik keluarga Tn. YK yang di bangun diatas tanah milik
keluarga Tn. YK.

2. Jenis bangunan
Bangunan berjenis Permanen

3. Luas bangunan
Sekitar 30 m/2

4. Luas pekarangan
20 m/2

5. Status kepemilikan
Rumah yang di tinggali oleh keluarga Tn YK adalah milik sendiri

6. Kondisi ventilasi
Ventilasi udara di rumah cukup memadai.

7. Kondisi penerangan
Untuk penerangan rumah, keluarga Tn. YK menggunakan listrik dari PLN
Kairatu

8. Kondisi pencahayaan
Pencahayaan rumah keluarga Tn. YK cukup baik, karena cahaya
matahari dapat masuk ke dalam rumah melalui jendela dan ventilasi.
9. Kondisi lantai
Lantai terbuat dari semen licin
10. Kebersihan rumah secara keseluruhan
Kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya cukup perhatikan
sehingga lingkungan tampak bersih

11. Pengelolaan sampah


Keluarga mempunyai kolam tempat pembuangan sampah
terbuka,biasanya sampah-sampah tersebut di masukan pada kolam
tersebut kemudian dibakar

12. Sumber air bersih


Keluarga Tn YK menggunakan sumur bor untuk sumber air bersihnya.

13. Kondisi jamban keluarga


Keluarga mempunyai WC sendiri dengan jenis leher angsa dan jarak
tempat pembuangan tinja dengan sumber air yaitu 30 meter

14. Pembuangan limbah


Limbah keluarga di buang di dalam kolam selokan yang berada di
belakang rumah

15. Denah rumah

Keterangan.
16. RT KT D
RT : Ruang Tamu.
17.
T KT : Kamar Tidur.
18. MCK
KT RN RN : Ruang Nonton
19. D : Dapur

T : Teras

MCK

b. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan

Keluarga Tn. YK juga memanfaatkan fasilitas-fasilitas baik sosial seperti kantor


desa dan menggunakan Pustu kamarian dan Puskesmas Kairatu sebagai
tempat fasilitas kesehatan.
c. Karakteristik Tetangga Dan Komunitasnya
Keluarga Tn. YK bertetangga dengan masyarakat yang aktivitas dan
pekerjaannya seharian beragam. Di Daerah Keluarga Tn. YK tinggal
merupakan daerah mayoritas penduduk yang bersuku Alifuru.

d. Mobilitas Geografis Keluarga


Semenjak menikah sampai sekarang Tn. YK dan Ny. LK pernah tinggal dengan
orang tua, lalu tinggal di rumah milik saudara Tn. YK, kemudian menetap di
rumah sendiri.

e. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat.


Biasanya pada malam hari. Tn. YK dan keluarganya, selalu meluangkan waktu
untuk berkumpul. Keluarga Tn. YK dan anak-anaknya juga berinteraksi sangat
baik dengan masyarakat disekitar.

f. Sistem pendukung keluarga


Keluarga Tn YK yang terdiri dari 5 orang saling memberi dukungan satu dengan
yang lain

IV. Struktur keluarga.


a. Struktur peran
Tn. YK adalah Kepala Keluarga, berperan sebagai suami dan pencari nafkah
yang utama.
Ny. LK adalah seorang Ibu Rumah Tangga dan juga ikut membantu mencari
nafkah dengan berjualan
An. AK, An. PK & An. DK adalah seorang anak berperan sebagai anak yang
tugas utamanya merupakan belajar

b. Nilai atau norma keluarga


Keluarga Tn. YK menerapkan aturan – aturan sesuai dengan ajaran agama
Kristen protestan dengan mengharapkan ketiga anaknya nanti menjadi anak
yang taat dalam menjalankan ajaran agama. Nilai dan norma Kelaurga Tn. YK
sesuai dengan kebiasaan suku Alifuru dan keluarga Tn.YK ikut serta jika di
wilayahnya ada gotong royong.
Di keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan dan
sesudah makan, berpamitan, bertutur kata sopan dan santun.
c. Pola komunikasi keluarga
Dalam Keluarga saling terbuka satu sama lain dan dalam keluarga bebas
menyatakan pendapat tetapi pengambil keputusan adalah Tn. YK sebagai
Kepala Keluarga

d. Struktur kekuatan keluarga


Keluarga Tn. YK saling menghargai satu sama lain, Saling membantu serta
mendukung. Tn. YK dan Ny. LK mampu untuk merawat diri sendiri dan
memenuhi kebutuhan sehari – hari. Apabila Ada masalah Tn. YK diskusi dengan
istrinya dan juga minta nasehat kepada saudara – saudaranya.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn.YK menggunakan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, papan setiap hari serta kebutuhan sekolah anak-anaknya.
2. Fungsi mendapatkan status social
Keluarga Tn. YK dalam kehidupan sehari-hari hanya keluarga sederhana dengan
kehidupan biasa saja.
3. Fungsi pendidikan
Dalam keluarga Tn YK ketiga anaknya bersekolah mulai dari yang sulung di tingkat
Perguruan tinggi, anak kedua di tingkat SMP sampai yang bungsu di tingkat sekolah
dasar (SD).
Tn. YK sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya
4. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. YK menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Mereka
membiasakan anak – anaknya mereka bermain dengan teman – temannya dan
menekankan juga anaknya untuk selalu belajar.
5. Fungsi pemenuhan (perawatan / pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Tn. YK mengatakan sering pusing, kaku pada lehernya. Tn.YK mengatakan sudah
5 tahun menderita darah tinggi, dan Tn. YK mengetahui kalau ia terkena tekanan
darah tinggi karena pernah diinformasikan sebelumnya oleh pertugas kesehatan.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Tn. YK mengatakan jika ia mengalami pusing dan kelelahan, tidak harus pergi ke
puskesmas.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Tn. YK mengatakan apabila pusing ia akan beristirahat sebentar. Keluarga belum
mengetahui tentang obat tradisional untuk menurunkan darah tinggi
d. Kemampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Tn. YK mengetahui dan sudah melakukan pantangan tidak boleh minum kopi,
makan makanan yang banyak garam, namun Tn. YK kadang terlanjur
mengonsumsi dan tidak sering berolah raga, selalu berpikir keras, sering marah-
marah, sedikit minum air dan Tn. YK mengatakan selain dirinya, keluarganya
tetap makan seperti biasa.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Tn. YK mengatakan jarang sekali pergi ke puskesmas.

6. Fungsi religious
Keluarga Tn. YK sehari-hari juga terlibat dalam kegiatan keagamaaan di sekitar
lingkungan rumah. Ny. LK pernah menjadi anggota pengurus wadah pelayanan
wanita di gereja.

7. Fungsi rekreasi
Keluarga Tn. YK tidak rutin dalam melakukan kegiatan rekreasi. Untuk Aktivitas
rekreasi keluarga hanya dengan menonton televisi di rumah, tidak ada aktivitas
rekreasi keluarga lain yang rutin atau sering dilakukan

8. Fungsi reproduksi
Jumlah anak dalam keluarga Tn.YK dan Ny.LK adalah 3 orang anak.

9. Fungsi afeksi
Semua anggota Keluarga Tn. YK saling menyanyangi satu sama lain. Tempat tinggal
saudara ada yang dekat dan ada yang jauh. Namun Jika ada kesusahan dalam
keluarga Tn. YK, saudara – saudaranya sangat membantu.

VI. Stress Dan Koping Keluarga


1. Stressor yang di hadapi keluarga.
Keluarga mempunyai harapan supaya Tn. YK sembuh dari hipertensinya.
2. Stressor Jangka Panjang :
Tn. YK mempunyai harapan agar bisa hidup lebih lama dengan anak-anaknya.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah.
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama suami. Apabila
perlu nasihat biasanya keluarga Tn. YK minta nasihat kepada orang tua atau
saudara – saudaranya.
4. Strategi koping yang di gunakan
Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan dalam keluarga
sehingga masukan keluarga dapat membantu menyelesaikan masalahnya.
5. Strategi adaptasi disfungsional.
Dari hasil pengkajian didapatkan adanya cara – cara keluarga dalam mengatasi
masalah maladative.

VII. Pemriksaan Fisik. (head to toe)


1. Tn. YK
a) Kepala.
1) Inspeksi : bentuk kepala Normochepal, rambut bersih.
2) Palpasi : tidak ada benjolan atau pembengkakan.
b) Mata.
1) Inspeksi : simetris mata kanan dan kiri, konjungtiva pink, sclera
berwarna putih.
c) Telinga.
1) Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kanan dan kiri.
d) Abdomen.
1) Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakan.
2) Auskultasi : suara paristaltik terdengar 5 – 20 kali/menit.
e) Pemeriksaan ekstremitas atas (bahu, siku dan tangan).
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
2) Palpasi : denyutan a. Bracialis dan a. Radialis teraba jelas.
f) Pemeriksaan ekstremitas bawah (panngul, lutut, pergelangan kaki dan telapak)
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
g) Pemeriksaan Tanda-tanda Vital.
1) TD : 150/100 mmHg.
2) N : 84 kali/menit
3) S : 37 0 C
4) P : 22 kali/menit.

2. Ny. LK
a) Kepala.
1) Inspeksi : bentuk kepala Normochepal, rambut bersih.
2) Palpasi : tidak ada benjolan atau pembengkakan.
b) Mata.
1) Inspeksi : simetris mata kanan dan kiri, konjungtiva pink, sclera
berwarna putih.
c) Telinga.
1) Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kanan dan kiri.
d) Abdomen.
1) Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakan.
2) Auskultasi : suara paristaltik terdengar 5 – 20 kali/menit.
e) Pemeriksaan ekstremitas atas (bahu, siku dan tangan).
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
2) Palpasi : denyutan a. Bracialis dan a. Radialis teraba jelas.
f) Pemeriksaan ekstremitas bawah (panggul, lutut, pergelangan kaki dan
telapak)
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
g) Pemeriksaan Tanda-tanda Vital.
1) TD : 120/70 mmHg.
2) N : 80 kali/menit
3) S : 37 0 C
4) P : 20 kali/menit
3. An. AK
a) Kepala.
1) Inspeksi : bentuk kepala Normochepal, rambut bersih.
2) Palpasi : tidak ada benjolan atau pembengkakan.
b) Mata.
1) Inspeksi : simetris mata kanan dan kiri, konjungtiva pink, sclera
berwarna putih.
c) Telinga.
1) Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kanan dan kiri.
d) Abdomen.
1) Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakan.
2) Auskultasi : suara paristaltik terdengar 5 – 20 kali/menit.
e) Pemeriksaan ekstremitas atas (bahu, siku dan tangan).
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
2) Palpasi : denyutan a. Bracialis dan a. Radialis teraba jelas.
f) Pemeriksaan ekstremitas bawah (panngul, lutut, pergelangan kaki dan
telapak)
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
g) Pemeriksaan lain.
1) TD : 110/70 mmHg.
2) N : 80 kali/menit
3) S : 37 0 C
4) P : 20 kali/menit

4. An. PK
a) Kepala.
1) Inspeksi : bentuk kepala Normochepal, rambut bersih.
2) Palpasi : tidak ada benjolan atau pembengkakan.
b) Mata.
1) Inspeksi : simetris mata kanan dan kiri, konjungtiva pink, sclera
berwarna putih.
c) Telinga.
1) Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kanan dan kiri.
d) Abdomen.
1) Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakan.
2) Auskultasi : suara paristaltik terdengar 5 – 20 kali/menit.
e) Pemeriksaan ekstremitas atas (bahu, siku dan tangan).
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
2) Palpasi : denyutan a. Bracialis dan a. Radialis teraba jelas.
f) Pemeriksaan ekstremitas bawah (panngul, lutut, pergelangan kaki dan
telapak)
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
g) Pemeriksaan lain.
1) BB : 49 Kg
2) TB : 157 cm

5. An. DK
a) Kepala.
1) Inspeksi : bentuk kepala Normochepal, rambut bersih.
2) Palpasi : tidak ada benjolan atau pembengkakan.
b) Mata.
1) Inspeksi : simetris mata kanan dan kiri, konjungtiva pink, sclera
berwarna putih.
c) Telinga.
1) Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kanan dan kiri.
d) Abdomen.
1) Inspeksi : simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakan.
2) Auskultasi : suara paristaltik terdengar 5 – 20 kali/menit.
e) Pemeriksaan ekstremitas atas (bahu, siku dan tangan).
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
2) Palpasi : denyutan a. Bracialis dan a. Radialis teraba jelas.
f) Pemeriksaan ekstremitas bawah (panngul, lutut, pergelangan kaki dan
telapak)
1) Inspeksi : simetris kanan dan kiri, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
g) Pemeriksaan lain.
1) BB : 26 kg
2) TB : 128 cm

VIII. Harapan Keluarga


1. Harapan keluarga terhadap masalah kesehatan
Keluarga mengatakan ingin agar Tn. YK cepat sembuh dan penyakitnya tidak
kambuh lagi.
2. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
Keluarga mengatakan merasa sangat senang dengan kehadiran perawat dan
berharap bisa sangat membantu keluarga menegah penyakit yang ada pada
keluarganya
B. Diagnosis keperawatan keluarga
1. Analisis dan sintesis data

No Data Kemungkinan Masalah


Penyebab
1 DS :

Tn. YK menderita hipertensi Ketidak mampuan Kurang


sejak 5 tahun yang lalu dan keluarga pengetahuan
kadang merasakan kepala mengenal
pusing dan kaku pada masalah
lehernya kesehatan pada
anggota keluarga
Tn. YK Jarang memeriksa yang sakit
tekanan darahnya.

Tn. YK mengatakan memiliki


pantangan makan garam
berlebih dan minum kopi,
namun kadang mengonsumsi
dan jarang berolah raga dan
sedikti minum air putih.

Kelaurga Tn. YK mengatakan


tidak telalu mengetahui
tentang penyakit hipertensi.

Tn. YK mengatakan tidak


mengetahui penyakit
hipertensi salah satu
penyebabnya adalah faktor
keturunan.

Kelaurga Tn. YK Mengatakan


belum paham tentang cara-
cara pencegahan hipertensi.

Tn. YK mengatakan jarang


kontrol TD karena sibuk
bekerja.

DO:

Pasien bertanya – tanya


tentang penyebab penyakit
dan pengobatan penyakitnya.

Pasien terlihat lemas

Tanda-tanda vital :
TD= 150/100 mmHg
N = 80 x/menit

2 DS :

Tn. YK mengatakan jarang Ketidak mampuan Resiko terjadinya


memeriksa tekanan darahnya keluarga dalam komplikasi.
merawat anggota
Tn. YK mengatakan menderita keluarga yang
hipertensi ± 5 thn yang lalu. sakit
Tn. YK mengatakan tensinya
kadang naik, kadang turun,
paling tinggi biasanya 180 dan
paling rendah 140.

Usia Tn. YK sudah 47 tahun

Tn. YK sedikit minum air putih

Tn. YK mengatakan tidak suka


makan buah

Tn. YK mengatakan jarang


mengontrol TD karena sibuk
bekerja

DO :

TD :150/100 mmHg
N :80 x/menit

2. Perumusan diagnosis keperawatan

No Diagnosis Keperawatan ( Problem )


1 Kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana pengobatan hipertensi b/d
ketidak mampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi

2 Resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi b/d ketidak mampuan keluarga


merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi

3. Penilaian ( Scoring) diagnosis keperawatan

No kriteria Nilai skor Pembenaran

1 Sifat masalah: 3/3 x 1 1 Ketidak mampuan keluarga untuk merawat Tn.


No kriteria Nilai skor Pembenaran

(aktual) YK dengan penyakit hipertensi merupakan


ancaman terjadinya penyakit

2 Kemungkinan 1/2 x 2 1 Lamanya penyakit ± 5 tahun yang lalu.


masalah dapat
diubah :
(sebagian)

3 Potensial 3/3 x 1 1 Penyakit hipertensi terjadi bisa diobati dan


masalah untuk dicegah dengan pola makan yang sehat dan
dicegah :
prilaku yang sehat
(Tinggi)

4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Bila tidak segera di tangani maka bisa terjadi


masalah ( tidak hipertensi berlanjut.
segera
ditangani)

Total Skor 4

No kriteria Nilai skor Pembenaran

2 Sifat masalah: 2/3 x 1 = 2/3 Memerlukan penanganan yang secepatnya


(Risiko) 2/3 untuk mencegah komplikasi sumber dan
tindakan.
Dapat dijangkau keluarga

Kemungkinan ½x2=1 1 Terjadinya penyakit.


masalah dapat
diubah :
(Mudah)

Potensial 2/3 x 1 = 2/3 Komplikasi dapat dicegah bila segera ditangani


masalah untuk 2/3
dicegah :

(cukup)

Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 1 Akan mengakibatkan stroke, gagal jantung.


masalah (
segera
ditangani)

Total Skor 3 1/3


C. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

No DX Tujuan Kriteria Standar Intervensi


1 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1-2 x
kunjungan rumah
diharapkan pengetahuan
keluarga tentang hipertensi
meningkat

Tujuan jangka pendek I :


Mampu mengenal masalah
Hipertensi pada anggota
keluarga Verbal - Mampu - Kajian
menjelaskan pengetahuan
arti hipertensi keluarga
- Mampu tentang
menjelaskan hipertensi
penyebab o Pengertian
hipertensi hipertensi
- Mampu o Penyebab
menjelaskan hipertensi
tanda dan o Tanda dan
gejala gejala
hipertensi hipertensi
- Mampu o Pencegahan
menyebutkan hipertensi
cara o Komplikasi
pencegahan hipertensi
hipertensi - Berikan
- Mampu penyuluhan
menyebutkan tentang
salah satu hipertensi
komplikasi dari - Diskusi adanya
hipertensi tanda dan
gejala
hipertensi serta
faktor yang
memperburuk
kondisi
- Bimbingan
keluarga untuk
mengulangi apa
yang telah di
ajarkan.
- Jelaskan akibat
lanjut dari
penyakit
hipertensi jika
tidak segera
ditangani
- Bimbingan
untuk
mengatasi
resiko penyakit
hipertensi

Tujuan jangka pendek II : Verbal - Keluarga mampu - Jelaskan


Keluarga dapat untuk petunjuk
memutuskan tindakan memutuskan perawatan
yang tepat untuk tindakan yang hipertensi
mengatasi masalah tepat untuk dengan
hipertensi. mengatasi melakuan
masalah control secara
hipertensi rutin.
dengan      
membawa
anggota keluarga
yang sakit
berobat ke RS
atau puskesmas
Tujuan jangka panjang I : Psikomotor - Keluarga - Jelaskan
Keluarga mampu mampu manfaat gizi
melakukan perawatan merawat seimbang
pada anggota keluarga anggota - Demontrasikan
yang sakit keluarga yang cara menyusun
sedang sakit. menu yang
- Keluarga benar untuk
mampu nutrisi yang
menentukan dianjurkan dan
status nutrisi yang tidak
/gizi sesuai dianjurkan
dengan standar - Anjurkan klien
kesehatan yang untuk
mengalami menghidari
hipertensi stress
- Keluarga - Ajurkan klien
mampu menata stress.
mengontrol
emosi dan
menata stress

Tujuan jangka panjang II :


Keluarga dapat Psikomotor - Keluarga - Jelaskan pada
menggunakan fasilitas membawa keluarga
yankes secara tepat untuk anggota pelayanan
mengetahui komplikasi keluarga yang yang cepat di
sakit ketempat manfaatkan
pelayanan - Anjurkan klien
kesehatan untuk kontrol
terdekat. secara rutin.
- Anjurkan
keluarga untuk
mengguanaka
n yankes.       
2. Setelah dilakukan tindakan          
keperawatan selama 1-2 x
kunjungan rumah diharapkan
resiko terjadinya komplikasi
dapat dicegah.

Tujuan jangka pendek I :


Keluarga mampu mengenal
tanda peningkatan tekanan
darah Verbal - Keluarga dan - Jelaskan
klien mampu kepada
menyebutkan keluarga Tn. YK
penyebab tentang
terjadinya kemungkinan
peningkatan penyebab
tekanan darah terjadinya
- Keluarga tekanan darah
mampu tinggi
menyebutkan - Jelaskan
tanda tentang tanda
peningkatan dan gejala
tekanan darah terjadinya
- Keluarga peningkatan
mampu tekanan darah
menyebutkan - Jelaskan
akibat yang tentang akibat
mungkin terjadi dari
dari peningkatan
peningkatan tekanan darah
tekanan darah. - Jelaskan
komplikasi
akibat
hipertensi

Tujuan jangka pendek II :


Keluarga mampu memutuskan Verbal - Keluarga - Berikan
tindakan yang tepat akibat dari mampu keluarga
komplikasi Hipertensi memutuskan kesempatan
tindakna yang untuk
tepat untuk mengambil
mengatasi keputusan
komplikasi
Tujuan jangka panjang I :
Keluarga mampu melakukan Psikomotor - Keluarga - Jelaskan
perawatan pada anggota mampu tentang
keluarga merawat makanan yang
anggota boleh dan tidak
keluarga boleh di makan
dengan oleh Tn. YK
mengontrol
makanan yang       
harus
dipantangi
Tujuan jangka panjang II : Keluarga
Keluarga dapat
menggunakan fasilitas Psikomotor - Mampu - Jelaskan pada
pelayanan kesehatan secara memanfaatkan keluarga
tapat untuk merawat apabila fasilitas tentang fasilitas
tekanan darah terus pelayanan yankes yang
meningkat. kesehatan yang dapat
telah terseida dimanfaatkan.
- Berikan
pengaetahuan
terhadap prilaku
yang telah
dilakukan untuk
mempertahanka
n agar tidak
terjadi
komplikasi
D. Implementasi dan Evaluasi

No
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
DX
Jumat, 1 - Mengucapkan salam S:
25–9–2020 - Memvalidasi keadaan - Keluarga Tn. YK
11.00 Wit keluarga mengatakan pengertian
- Menjelaskan tujuan dan hipertensi adalah tensi
kontrak waktu yang melebihi 140 / 90
- Tn. YK mengatakan
Tujuan jangka pendek I : penyebabnya bisa
Mampu mengenal masalah karena faktor keturuan,
Hipertensi pada anggota pola makan yang tidak
keluarga sehat, karena penuaan,
dan karena berat badan
- Mengkaji pengetahuan berlebih
keluarga tentang hipertensi - Keluarga Tn. YK
o Pengertian hipertensi mengatakan Tanda
o Penyebab hipertensi gejalanya bisa muncul
o Tanda dan gejala sakit kepala, kelelahan,
hipertensi tangan gemetar, sakit di
o Pencegahan hipertensi sekitar leher
o Komplikasi hipertensi - Keluarga Tn. YK
- Memberikan penyuluhan mengatakan akibat
tentang hipertensi lanjutnya kemungkinan
- Mendiskusi adanya tanda terkena serangan
dan gejala hipertensi serta jantung, stroke,
faktor yang memperburuk penyakit di ginjal dan
kondisi mata
- Membimbingan keluarga - Keluarga mengatakan
untuk mengulangi apa yang akan kontrol setiap
telah di ajarkan. minggu ke puskesmas
- Menjelaskan akibat lanjut atau pelayanan
dari penyakit hipertensi jika kesehatan
tidak segera ditangani O:
- Membimbingan untuk - Keluarga Tn. YK
mengatasi resiko penyakit mengucapkan salam
hipertensi balik dan menerima
keberadaan perawat
- Keluarga kooperatif
- Keluarga aktif bertanya
saat diskusi
- Keluarga dan klien
mampu menyebutkan
penyebab terjadinya
peningkatan tekanan
darah
- Keluarga mampu
menyebutkan tanda
peningkatan tekanan
darah
- Keluarga mampu
menyebutkan akibat
yang mungkin terjadi
dari peningkatan
tekanan darah.

A:
Tujuan tercapai

P:
Lanjutkan Tupen II

Jumat 1 Tujuan jangka pendek II : S:


25–9–2020 Keluarga dapat memutuskan - Keluarga Tn. YK
12.00 Wit tindakan yang tepat untuk mengatakan akan
mengatasi masalah hipertensi. membawa Tn. YK ke
dokter untuk selalu
- Menjelaskan petunjuk kontrol
perawatan hipertensi - Tn. YK mengatakan
dengan melakuan control sudah menghindari
secara rutin. pemakaian garam
berlebih dan tidak minum
Tujuan jangka panjang I : kopi lagi
Keluarga mampu melakukan - Keluarga Tn. YK
perawatan pada anggota mengatakan akan
keluarga merawat Tn. YK dengan
baik karena meraka
- Jelaskan manfaat gizi sayang Tn. YK
seimbang - Keluarga mengatakan
- Demontrasikan cara Tn. YK jarang berolah
menyusun menu yang benar raga
untuk nutrisi yang dianjurkan - Keluarga mengatakan
dan yang tidak dianjurkan akan membantu
- Anjurkan klien untuk menghindari Tn. YK dari
menghidari stress stres
- Ajurkan klien menata stress. - Tn. YK mengatakan
mampu mengontrol
stresnya dengan
Tujuan jangka panjang II : menggunakan tehnik
Keluarga dapat menggunakan tarik nafas dalam
fasilitas yankes secara tepat - Tn. YK mengatakan
untuk mengetahui komplikasi sekarang sudah
mengetahui menu
- Jelaskan pada keluarga makanan yang baik untuk
pelayanan yang cepat di dirinya dan keluarganya
manfaatkan - Keluarga Tn. YK
- Anjurkan klien untuk kontrol mengatakan akan
secara rutin. membawa Tn. YK untuk
- Anjurkan keluarga untuk control tekanan darah
mengguanakan setiap minggu ke
yankes.        puskesmas
O:
- Keluarga kooperatif
- Keluarga mampu untuk
memutuskan tindakan
yang tepat untuk
mengatasi masalah
hipertensi dengan
membawa anggota
keluarga yang sakit
berobat ke puskesmas
atau dokter praktik
swasta
- Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang sedang
sakit.
- Keluarga mampu
menentukan status nutrisi
/gizi sesuai dengan
standar kesehatan yang
mengalami hipertensi
- Keluarga mampu
mengontrol emosi dan
menata stress

A:
Tujuan Tercapai

P:
Ingatkan kembali
keluarga agar dapat
menjaga kesehatan,
terutama Tn. YK yang
menderita Hipertensi

No
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
DX
Sabtu, 2 - Mengucapkan salam S:
26–9–2020 - Memvalidasi keadaan - Keluarga Tn. YK paham
11.00 Wit keluarga tentang gejala dan tanda
- Menjelaskan tujuan dan terjadinyan hipertensi.
kontrak waktu - Keluarga Tn. YK
mengatakan tanda &
Tujuan jangka pendek I : gejala hipertensi seperti
Keluarga mamapu mengenal pusing dan tegang di
mengenal peningkatan bagian tengkuk
tekanan darah - Keluaga Tn. YK mulai
- Jelaskan kepada kelurga Tn. mengerti jika hipertensi
YK tentang kemungkinan dibiarkan dan diobati
penyebab terjadinya tekanan akan menyebabkan
darah tinggi penyakit lain seprti
- Jelaskan tentang tanda dan stroke dan penyakit
gejala terjadinya peningkatan jantung.
tekanan darah - Tn. YK mengatakan
- Jelaskan tentang akibat dari akan sering mengontrol
peningkatan tekanan darah kesehatan di puskesmas
- Jelaskan komplikasi akibat - Keluarga Tn. YK
hipertensi mengerti pantangan-
pantangan makanan
yang boleh dan tidak
Tujuan jangka pendek II : boleh dimakan oleh Tn.
Keluarga mampu memutuskan YK
tindakan yang tepat akibat dari O :
komplikasi Hipertensi - Keluarga kooperatif
- Keluarga mampu untuk
- Berikan keluarga memutuskan tindakan
kesempatan untuk yang tepat untuk
mengambil keputusan mengatasi masalah
hipertensi dengan
Tujuan jangka panjang I : membawa anggota
Keluarga mampu melakukan keluarga yang sakit
perawatan pada anggota berobat ke puskesmas
keluarga atau dokter praktik
 Jelaskan tentang makanan swasta
yang boleh dan tidak boleh di - Keluarga mampu
makan oleh Tn. YK merawat anggota
keluarga yang sedang
Tujuan jangka panjang II : sakit.
Keluarga dapat - Keluarga mampu
menggunakan fasilitas menentukan status nutrisi
pelayanan kesehatan secara /gizi sesuai dengan
tapat untuk merawat apabila standar kesehatan yang
tekanan darah terus mengalami hipertensi
meningkat. A:
- Jelaskan pada keluarga Tujuan Tercapai
tentang fasilitas yankes yang
dapat dimanfaatkan.
- Berikan pengetahuan terhadap P :
prilaku yang telah dilakukan Ingatkan kembali
untuk mempertahankan agar keluarga agar dapat
tidak terjadi komplikasi menjaga kesehatan,
terutama Tn. YK yang
menderita Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai