Anda di halaman 1dari 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM ENDOKRIN

Dosen Pengampu : Ns. Nila Putri Purwandari, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh :
Nama : Zumrotus Zakiyah
NIM : 2019012218
Kelas : PSIK 4B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA


KUDUS

2021
“STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM ENDOKRIN”

A. Pengertian
Pemeriksaan fisik endokrin pada pasien merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan untuk mengertahui adanya kelainan pada sistem endokrin yang mungkin
terdapat pada pasien.

B. Tujuan
Mendapatkan data yang akurat tentang kondisi klien yang mengalami gangguan
sistem endokrin.

C. Ruang Lingkup
Prosedur ini dilakukan pada klien yang mengalami gangguan sistem endokrin
atauyang memiliki resiko mengalami gangguan sistem endokrin pengkajian.
Keperawatan juga mencakup pada analisa data dan rumusan masalah keperawatan klien.

D. Definisi
Pemeriksaan fisik pada sistem endokrin mungkin dapat dilakukan hanya sebagian
dari keseluruhan pengkajian atau mungkin sebagian sudah dapat diatasi sendiri oleh klien
dengan pengetahuan dan kecurigaan terhadap masalah fungsi endokrin. Persiapan satu-
satunya organ endokrin dan yang dapat dipalpasi adalah kelenjar tiroid. Bagaimanapun
pengkajian lainnya dapat memperlihatkan informasi mengenai masalah indogreen
tersebut termasuk infeksi pada kulit, rambut, kuku ,raut muka dan reflek dan sistem
musculoskeletal. Pengukuran tinggi dan berat badan sangat penting seperti tanda-tanda
vital yang juga memperlihatkan petunjuk terhadap ketidakmampuan fungsi sistem
endokrin.

E. Persiapan Alat
1. Stetoskop
2. Bath scale (timbangan )
3. Meteran
4. Sarung tangan

F. Persiapan lingkungan
1. Mengatur lingkungan klien memasang sampiran pastikan ruang periksa hangat
dan cukup penerangan
2. Dekatkan alat-alat pengkajian
3. Lakukan cuci tangan rutin sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
G. Persiapan Pasien
1. Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang pemeriksaan yang
akan anda lakukan tujuan tentang pemeriksaan yang anda lakukan cara melakukan
manfaat pemeriksaan tiroid untuk klien
2. Berikan jaminan pada klien tentang kerahasiaan semua informasi yang didapatkan
dari pemeriksaan
3. Menanyakan kesediaan klien

H. Prosedur
a. Pengkajian Awal
1. Persilakan klien duduk atau berdiri menghadap ke sumber cahaya
sehingga sumber cahaya menerangi bagian leher yang diperiksa
2. Aturlah posisi klien sedemikian rupa sehingga saat mengamati dengan
mengamati kelenjar tiroid posisi mata pemeriksa harus dicicil atau
horizontal dengan leher orang yang diperiksa .Mintalah klien untuk
menunjukkan ruas ibu jari nya sebagai acuan ukuran kelenjar tiroid

b. Inspeksi
1. Lakukan pengamatan pada leher klien pada posisi normal terutama pada
lokasi kelenjar tiroid
2. Amatilah adanya pembesaran kelenjar tiroid yang tampak nyata
3. Jika kelenjar tiroid tidak tampak Mintalah klien untuk menelan dengan
posisi lahir normal
4. Jika kelenjar tiroid tampak dengan jelas pada posisi men dan dikatakan
ada pembesaran kelenjar tiroid tingkat

c. Palpasi
1. Berdirilah di belakang klien lalu letakkanlah kedua jari telunjuk dan jari
tengah Pada masing-masing lobus kelenjar tiroid yang letaknya beberapa
cm di bawah jakun
2. Rabalah (palpasi) daerah kelenjar tiroid. Perabaan (palpasi) jangan
dilakukan dengan tekanan terlalu keras akan mengakibatkan kelenjar
masuk atau pindah ke belakang leher sehingga pembesaran tidak teraba.
Perabaan terlalu lemah akan mengurangi kepekaan perabaan
3. Jika kelenjar tiroid dapat teraba, walaupun ukurannya tidak membesar,
dikatakan ada pembesaran kelenjar tiroid tingkat 1

d. Auskultasi
1. Mendengarkan bunyi tertentu dengan bantuan stetoskop dapat
menggambarkan berbagai perubahan dalam tubuh
2. Auskultasi pada daerah leher di atas kelenjar tiroid dapat mengidentifikasi
“Bruit”, Bruit adalah bunyi yang dihasilkan oleh karena terbelensi pada
pembuluh darah tiroidea
3. Dalam keadaan normal, bunyi ini tidak terdengar. Dapat diidentifikasi bila
terjadi peningkatan sirkulasi darah kekelenjar tiroid sebagai dampak
peningkatan Aktivitas kelenjar tiroid
4. Auskultasi dapat pula dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan pada
pembuluh darah dan jantung, seperti tekanan darah ritme dan rate jantung
yang dapat menggambarkan gangguan keseimbangan cairan perangsang
dengan katekolamin dan perubahan metabolisme tubuh

e. Menentukan tingkat pembesaran kelenjar tiroid


1. Normal : Jika kelenjar tiroid tidak terlihat dan tidak teraba
2. Pembesaran tingkat 1 : Jika kelenjar tiroid teraba tetapi tidak terlihat pada
posisi leher normal (walaupun ukurannya normal)
3. Pembesaran tingkat 2 : Jika pembesaran kelenjar tiroid terlihat dengan
nyata pada gerakan menolak dengan posisi lahir normal

f. Tahap terminasi
1. Mengevaluasi Kembali
2. Merapikan alat
3. Mengakhiri percakapan
4. Memberikan salam
5. Ccuci tangan
6. Dokumentasi

I. Acuan
“Buku panduan skill laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Jakarta “

Anda mungkin juga menyukai