Anda di halaman 1dari 8

Nama : PRISCILA ANNIE D P

NIM : 190403084

KUIS OMPI

1. PERKEMBANGAN ORGANISASI
A. Pendekatan organisasi
Terdapat tiga jenis pendekatan yang biasa digunakan dalam pengembangan organisasi, yaitu
diantaranya, pendekatan klasik, yang memiliki prinsip manusia adalah makhluk rasional yang
dinilai berdasarkan volume pekerjaan, dan ada pendekatan non klasik, yang menganggap
manusia adalah makhluk sosial, dan terdapat pendekatan modern, yang menganggap
organisasi merupakan bagian atau sub system dari lingkungan dan dipengaruhi oleh
lingkungan.
B. Evolusi organisasi
Ada lima tahap dalam evolusi organisasi, diantaranya:
 Tahap pertama
 Pertumbuhan melalui kreatifitas
 Orientasi organisasi adalah : menciptakan, membuat dan menjual produk agar
bisa bertahan hidup
 Organisasi tidak formal dan tidak birokratis
 Pengawasan dilakukan oleh pemilik atau pimpinan puncak organisasi
 Perusahaan semakin berkembang, jumlah karyawan meningkat.
 Persoalan manajemen muncul (Krisis Kepemimpinan)
 Tahap kedua
 Krisis kepemimpinan telah terlewati
 Organisasi mulai merumuskan tujuan dan sasaran yang jelas
 Organisasi mulai dipecah menjadi beberapa bagian dengan wewenang,
penugasan dan pembagian kerja.
 Sistem manajemen organisasi mulai teratur
 Organisasi menjadi formal dan birokratis
 Kritis otonomi terjadi bila pimpinan organisasi tidak bersedia melepaskan
wewenangnya
 Kritis akan teratasi bila pimpinan bersedia melepaskan sebagian wewenangnya
dan bawahan mulai terlatih untuk mengambil keputusan
 Tahap ketiga
 Krisis otonomi telah terlewati
 Desentralisasi organisasi (otonomi)
 Pimpinan puncak fokus pada strategi organisasi
 Pimpinan menengah fokus pada operasional organisasi
 Kritis pengawasan akan muncul bila pimpinan puncak tidak bisa
mengendalikan bawahannya
 Kritis akan teratasi jika organisasi segera membangun sistem pengendalian dan
sistem informasi
 Tahap keempat
 Krisis pengawasan telah terlewati
 Dibentuk organisasi menurut produk agar mempermudah koordinasi
 Rantai komando vertikal menjadi panjang
 Kritis birokrasi akan terjadi bila pengaruh pimpinan puncak dan stafnya terlalu
kuat yang akan menghambat kegiatan pimpinan menengah
 Tahap kelima
 Krisis birokrasi telah terlewati
 Muncul semangat kerjasama/kolaborasi
 Seluruh karyawan telah menyadari bahwa birokrasi yang berlebihan akan
menghambat kegiatan
 Seluruh karyawan telah terlatih dan terbiasa menghadapi serta menyelesaikan
persoalan tanpa terhambat birokrasi dan mencoba menyelesaikan setiap
permasalahan dengan cara yang tidak formal.
 Pengawasan formal tidak dibutuhkan karena telah muncul kontrol sosial yang
membatasi gerak karyawan menuju arah yang baik (TQM)
C. Evolusi Organisasi
 Dimensi Struktural : menggambarkan karakteristik internal organisasi
 Formalisasi : Tingkat penggunaan dokumen tertulis dalam organisasi yang sebenarnya
menggambarkan corak perilaku dan kegiatan organisasi
 Spesialiasi : Derajat pembagian tugas/kerja dalam organisasi
 Standarisasi : Derajat kesamaan cara (prosedur) dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
organisasi

2. DESAIN STRUKTUR ORGANISASI


1. STRUKTUR ORGANISASI
• Memberikan gambaran mengenai pembagian tugas serta tanggungjawab kepada individu
maupun bagian-bagian dalam suatu organisasi
• Memberikan gambaran mengenai hubungan pelaporan yang ditetapkan secara resmi
dalam suatu organisasi, termasuk tingkatan hirarki dan besarnya rentang kendali dari semua
tingkatan di organisasi
• Menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian organisasi dan pengelompokan
bagian-bagian organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh.
• Menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya
komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian segenap kegiatan organisasi, baik vertikal
maupun horizontal.
2. PENUGASAN, HUBUNGAN PELAPORAN DAN PENGELOMPOKAN DALAM ORGANISASI]
Skema organisasi memberikan keterangan mengenai posisi yang ditempati oleh seorang
individu dalam organisasi, hubungan individu tersebut dengan anggota organisasi lainnya,
tugas dan tanggung jawab individu serta hubungan pelaporan
3. HUBUNGAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL DALAM STRUKTUR ORGANISASI
Ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
1. Hubungan Horizontal
Koordinasi kegiatan individu atau bagian organisasi yang berada pada tingkatan hirarki
yang sama
2. Hubungan Vertikal
• Ukuran Organisasi Semakin besar dan kompleks suatu organisasi semakin banyak
tingkatan hirarkinya dan semakin banyak bagian-bagian organisasi yang harus
dihubungkan satu sama lain
• Tingkat Ketidapastian Menunjukkan kecepatan dan kepastian perubahan pada
lingkungan dan teknologi organisasi. Jika tingkat ketidakpastian tinggi maka perubahan
pada puncak maupun bagian organisasi akan sering terjadi
4. ALAT UNTUK MELAKUKAN HUBUNGAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL DALAM STRUKTUR
ORGANISASI
A. Alat untuk Melakukan Hubungan VertikaL
 Hirarki
 Peraturan dan prosedur
 Rencana dan jadwal
 Penmabahan tingkat/ posisi pada hirarki
 System informasi vertical

B. Alat untuk Melakukan Hubungan Horizontal


 Dokumen tertulis
 Kontak langsung
 Penghubung
 Satuan tugas
 Tim
 Integrator permanen
5. JENIS STRUKTUR ORGANISASI
A. Struktur organisasi fungsional
B. Struktur organisasi produk
C. Struktur organisasi hybrid
D. Struktur organisasi matriks

3. MERANCANG STRUKTUR ORGANISASI


1. LANGKAH- LANGKAH DALAM MERANCANG STRUKTUR ORGANISASI
1. Isi Organisasi
 Menentukan visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi
 Menentukan aktifitas/kegiatan utama
 Membuat pembagian kerja
 Memperkirakan kebutuhan sumber (manusia, uang, fasilitas dan lain-lain)
2. Membuat Rincian Seluruh Aktifitas/ Kegiatan Organisasi
3. Menghitung Beban Kerja (Work Load)
4. Mengelompokkan Aktifitas/Kegiatan yang Sejenis Atau yang Bisa Dihubungkan (Biro)
5. Analisa Struktur Organisasi
• Struktur organisasi digambarkan pada peta, bagan atau skema organisasi
(organigramme, organization chart).
• Skema organisasi ini memberikan gambaran mengenai keseluruhan kegiatan serta
proses yang terjadi pada suatu organisasi.
• Beberapa komponen dasar yang merupakan kerangka dalam memberikan definisi
struktur organisasi, yaitu :
 Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas
serta tanggungjawab kepada individu maupun bagian-bagian pada suatu
organisasi
 Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan pelaporan
yang ditetapkan secara resmi dalam suatu organisi, yang mencakup banyaknya
tingkatan hirarki serta besarnya rentang kendali dari semua pimpinan
diseluruh tingkatan dalam organisasi.
 Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian
organisasi dan pengelompokan bagian-bagian organisasi menjadi suatu
organisasi yang utuh.
 Struktur organisasi menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang
memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian
segenap kegiatan organisasi, baik vertikal maupun horizontal.
6. Membuat Bagan Struktur Organisasi
7. Membuat Uraian Tugas (Job Description)
8. Membuat pedoman pengelolaan organisasi (SOP)
2. PEREDAM (BUFFERS)
1. James Thomson (Organization in Action : Mc. Graw-Hill Book Company, 1967)
menggambarkan organisasi sebagai suatu inti teknis pelaksanaan produksi yang
dikelilingi oleh sejumlah peredam (buffers).
2. Inti teknis merupakan bagian yang mengerjakan tugas utama organisasi, misalnya
produksi pada sebuah perusahaan manufaktur atau pendidikan pada perguruan tinggi.
3. Inti teknis tersebut dikelilingi oleh sejumlah bagian peredam yang bertugas untuk
meredam ketidakpastian lingkungan.
4. Untuk tiap-tiap segmen lingkungan digunakan satu bagian peredam secara khusus.
Bagian peredam ini berusaha membuat kondisi inti teknis menjadi sebuah sistem
tertutup agar bisa berfungsi secara efisien, misalnya : Bagian R & D, Keuangan,
Pembelian, Penjualan dan sebagainya. B
4. TEKNOLOGI ORGANISASI
1. DEFINISI TEKNOLOGI
Suatu pengetahuan khusus, tidak hanya berupa pengetahuan tetapi juga termasuk alat yang
digunakan (perkakas, mesin dsb.) serta pemecahan masalah dalam memproduksi barang
dan jasa melalui kegiatan manusia atau mesin atau gabungan keduanya (Herbert, 1976).
2. PENGARUH TEKNOLOGI
 Perubahan gaya hidup
 Mempersingkat daur hidup (life cycle) produk
 Otomatisasi proses produksi
 Memperpendek jarak antar wilayah
 Efisiensi waktu dan biaya
3. TEKNOLOGI DALAM ORGANISASI
Teknik yang digunakan untuk memperlancar kegiatan organisasi dalam rangka memproses
dan mengubah input menjadi output (Porter, et al., 1975). Titik beratnya adalah
pengetahuan yang menyeluruh tentang : siapa melaksanakan apa, dengan apa dilakukan
(peralatan dan mesin), kapan dikerjakan, dimana dikerjakan serta berapa lama waktu
mengerjakannya (Chapple dan Sagle, 1961).
4. BENTUK TEKNOLOGI DALAM ORGANISASI
Teknologi dalam organisasi dapat dibedakan berdasarkan tingkat kerumitan, kestabilan dan
kedinamisannya. FE. Kast dan JE. Rosenzweig mengklasifikasikan teknologi dalam organisasi
menjadi enam tingkatan, yaitu :
a. Perkakas Dasar Manusia (Basic Person Tool)
b. Teknologi pertukangan (craft
c. Teknologi “small batch”
d. Teknologi produk massa
e. Teknologi berdasarkan proses
f. Teknologi maju
5. DAMPAK TEKNOLOGI TERHADAP STRUKTUR ORGANISASI
Perkembangan teknologi dapat membuat perubahan pada struktur organisasi. Misalnya :
 Mekanisasi dan Otomisasi sistem produksi akan mengurangi tenaga kerja bagian
produksi tetapi dilain pihak tenaga kerja bagian perawatan (maintenance) akan
bertambah.
 Penggunaan Laptop dan LCD pada perkuliahan di Departemen T.Industri USU akan
menambah tugas pegawai Bagian Perlengkapan, yaitu : merawat, menjaga dan
menyimpan peralatan tersebut. Semakin banyak jumlah Laptop/LCD, semakin
bertambah tugas pegawai Bagian Perlengkapan Penambahan Pegawai
 Adanya mesin FAX akan mengurangi tugas pegawai pengantar surat (kurir). Semakin
sering surat dikirim via mesin FAX, semakin berkurang tugas pegawai pengantar surat
Pengurangan Pegawai
5. BIROKRASI ORGANISASI
Kalimat "birokrasi" dalam KBBI, didefinisikan sebagai: sistem pemerintahan yang dijalankan
oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan

Ciri-ciri birokrasi menurut Max Weber adalah:

 Jabatan administratif yang terorganisasi/tersusun secara hierarkis. (Administratice


offices are organized hierarchically)
 Setiap jabatan mempunyai wilayah kompetensinya sendiri (Each office has its own area
of competence)
 Pegawai negeri ditentukan, tidak dipilih, berdasarkan pada kualifikasi teknik yang
ditunjukan dengan ijazah atau ujian. (Civil servants are appointed, not electe, on the
basis of technical qualifications as determined by diplomas or examination)

6. RENTANG PENGAWASAN
1. Hubungan dalam organisasi
Menurut GRANUCAS, ada tiga bentuk hubungan antara atasan dan bawahan, yaitu :

 Hubungan langsung satu arah


 Hubungan langsung antara kelompok
 Saling hubungan
2. Luas rentangan pegawasan
3. Pedoman dalam menentukakn rentangan pengawasan
Ada factor yang harus diperhatikan dalam menentukan rentangan pengawasan, yaitu:
 Hal-hal yang berhubungan dengan rencana organisasi
 Jalinan hubungan di antara orang-orang dan pekerjaan yang harus dikendalikan
 Kemampuan orang dalam organisasi, baik atasan maupun bawahan
 Corak dan ragam pekerjaan
4. Memperluas atau mempersempit rentangan pengawasan
5. Hambatan jika tingakatan organisasi terlalu tinggi
 Informasi tidak akurat
 Komunikasi tidak lancer dan lama
 Urusan berbelit-belit
 Biaya pengawasan
 Merusak semangat kerja karyawan
6. Cara mengurangi beban atasan dalam pengawasan
 Mengangkat wakil
 Mengangkat staf
 Pendidikan dan latihan
 Pendelegasian wewenang
 Mengurangi hubungan tatap muka
 Teknologi

7. ANALISIS JABATAN
1. Pengantar
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia telah memberikan penjelasan singkat
mengenai arti dari beberapa istilah yang berkaitan dengan jabatan, yaitu :
 Unsur : Unsur merupakan komponen yang paling kecil dari pekerjaan, misalnya
memutar, menggosok, menarik, mengangkat, menekan, dan sebagainya.
 Tugas : Tugas merupakan sekumpulan dari beberapa unsur pekerjaan. Tugas
merupakan kegiatan fisik atau mental yang membentuk langkah- langkah wajar
yang diperlukan dalam pelaksanaan kerja.
 Kedudukan : Kedudukan (posisi) merupakan sekumpulan tugas yang diberikan
kepada seorang pegawai atau pekerja, yakni seluruh kewajiban dan tanggung jawab
yang dibebankan kepada seorang pegawai atau pekerja. Jumlah kedudukan di
dalam suatu perusahaan atau instansi adalah sama dengan jumlah pegawai atau
pekerjanya.
 Pekerjaan : Pekerjaan (occupation) merupakan sejumlah kedudukan (posisi) yang
memiliki persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis
jabatan, satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang atau beberapa orang yang
tersebar di berbagai tempat.
 Jabatan: Jabatan (job) merupakan sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas
yang sama atau berhubungan satu dengan yang lainnya dan pelaksanaannya
meminta kecakapan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang juga sama
meskipun tersebar di berbagai tempat.
2. Definisi
Analisis Jabatan merujuk kepada suatu proses pengumpulan informasi atau fakta secara
sistematik mengenai suatu pekerjaan
3. Keguanaan analisa jabatan
1. Fungsi administrative
 Sebagai dasar untuk melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan pegawai
baru.
 Sebagai dasar untuk merancang program pendidikan dan pelatihan yang
dibutuhkan.
 Sebagai dasar untuk melakukan penilaian dan standar hasil kerja.
 Sebagai dasar untuk melakukan evaluasi jabatan.
 Sebagai dasar untuk melakukan orientasi.
2. Fungsi maintenance
 Sebagai dasar di dalam pengembangan organisasi.
 Sebagai dasar di dalam perencanaan tenaga kerja.
 Sebagai dasar di dalam perencanaan karir.
 Sebagai dasar di dalam konseling.
4. Pelaksanaan analisa jabatan
Analisis jabatan pada dasarnya adalah suatu proses pengumpulan, penelitian, penguraian
data jabatan dengan tahapannya sebagai berikut :
1. Tahap persiapan dan perencanaan
2. Tahap pengumpulan data
3. Tahap pengolahan data
5. Hasil analisi jabatan
Sebagaimana telah dijelaskan, hasil dari analisis jabatan berupa uraian jabatan (job
description) dan spesifikasi jabatan (job specification).

Anda mungkin juga menyukai