Anda di halaman 1dari 9

ELEMEN DAN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

Mata Kuliah : Teori Akuntansi

Dosen Pengampu:
Eko Prasetyo

Disusun oleh kelompok 2:


Tya Reda Ardianti (18080304002)
Sukma Ragil Pamungkas (18080304014)
Erfina Fachrunnisak (18080304018)
Cheyzara Rahmah (18080304020)
Dwi Nur Agustin (18080304031)
Lian Rahim Fana Ardiana (18080304036)
Niki Ayu Puspitasari (18080304044)
Maheswari Dewi Ayu L. (18080304058)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021

1
PEMBAHASAN

2.1 Jenis Struktur Teoritis

Unsur-unsur yang terkandung dalam teori adalah konsep, dalil, dan hipotesis yang
saling berhubungan dalam suatu struktur sistematis yang memungkinkan diberikannya
penjelasan dan prediksi. Hubungan yang sistematis dari hipotesis yang saling berhubungan
ini diperoleh melalui formalisasi suatu teori, yaitu, dengan menggunakan sebuah sistem
bahasa formal yang telah diaksiomasi dan diartikan dengan tepat. Aksiomasi itu sendiri
terdiri atas aturan-aturan transformasi yang mengindikasikan bagaimana pernyataan-
pernyataan dikombinasikan untuk mendeduksi pernyataan-pernyataan lain dalam teori
ini. Tingkatan formalisasi dari suatu teori menghasilkan enam jenis utama struktur teoritis,
yaitu:

1. Teori deduktif lengkap

Teori deduktif lengkap memiliki sebuah struktur formal yang lengkap dengan aksioma-
aksioma yang telah dijelaskan secara penuh dan seluruh langkah-langkah dalam perluasan
deduktifnya dinyatakan dengan lengkap.

2. Prapengandaian sistematis

Berisi formulasi-formulasi yang mengandaikan sebelumnya suatu isi teori lengkap atau
lengkap sebagian.

3. Teori kuasi-deduktif

Merupakan teori dengan deduktif kuasi (seolah-olah) karena menggunakan logika induktif,
penggunaan proses deduktif yang tidak lengkap, atau mengandalkan pada primitif-primitif
relatif.

4. Percobaan-percobaan teoritis

Merupakan sistem-sistem yang dapat, tanpa modifikasi yang signifikan pada konsep atau
manipulasi, dapat dibuat paling tidak sebagian menjadi struktur formal.

5. Teori yang saling berhubungan

Merupakan teori yang hukum-hukum komponennya bekerja dalam jaringan hubungan


sehingga membentuk suatu pola yang dapat diindentifikasi.

2
6. Teori hierarki

Teori di mana hukum-hukum komponennya disajikan sebagai deduksi-deduksi dari satu


kumpulan kecil prinsip-prinsip dasar.

Fungsi Dan Struktur Teori

Struktur dan fungsi dari suatu teori akan membantu memenuhi kebutuhan dari disiplin
tertentu. John Harvard dan Sheth Jagdish mengklasifikasikan fungsi menjadi empat kategori ,
yaitu:

1. Fungsi deskriptif

Mencakup penggunaan gagasan atau konsep dan hubungan yang mereka  miliki untuk
memberikan penjelasan terbaik atas fenomena dan kekuatan-kekuatan yang mendasarinya.

2. Fungsi pembatasan

Mencakup pemilihan suatu  kumpulan peristiwa favorit yang harus dijelaskan dan


memberikan suatu arti atas abstraksi yang diformulasikan dari tahapan deskriptif tertentu.

3. Fungsi generatif

Kemampuan untuk menghasilkan suatu hipotesis yang dapat diuji, yang merupakan tuajuan
utama dari suatu teori,atau untuk memberikan prasangka, pemikiran, dan ide-ide yang
menjadi dasar pengembangan suatu hipotesis.

4. Fungsi integratif

Kemampuan untuk menyajikan secara koheren dan konsisten, integrasi dari berbagai


konsep dan hubungan dalam suatu teori.

Evaluasi Teori

Dari 70 kriteria teori-teori  yang “baik”, S.C. Dodd memilih 24 kriteria evaluasi yang paling
relevan yang disusun dengan urutan dari yang paling penting :

–          Dapat –          Penting –         Kehematan


diverivikasi

3
–          Dapat
–          Multi
diprediksi
penerapan
–          Konsisten
–          Memiliki
–          Andal satu arti

–          Akurat –          Dapat


dikendalikan
–          Umum
–          Sinergi –         Dapat
–          Utilitas
distandarkan
–         Pengenalan
–          Kemampuan
–         Kesederhanaan
untuk diterjemahkan –        
Kepopuleran –         Stabilitas
–         
Kelangsungan –         Kemanjuran –         Keseringan

–          Ketahanan –         Densitas  

Teori Umum Versus Teori Menengah Tentang Akuntansi

Suatu teori didefinisikan sebagai suatu gagasan (konsep), definisi, dan usulan yg saling
bergantung satu sama lain, yang menyajikan suatu pandangan yang matematis dari suatu
fenomena  dengan menyatakan hubungan-hubungan yang ada diantara berbagai variabel
dengan maksud untuk menjelaskan dan  meramalkan fenomena tersebut. Teori
menengah didefinisikan Robert Merton sebagai “teori yang berada diantara hipotesis –
hipotesis minor namun sangat banyak dikembangkan selama riset dari hari ke hari dan usaha-
usaha sistematis yang lengkap untuk mengembangkan suatu teori
yang menyatukan.Teori akuntansi menengah diakibatkan oleh adanya perbedaan-perbedaan
yang terjadi dalam cara peneliti mengartikan baik”pengguna” dari data akuntansi maupun
“lingkungan” dimana para pangguna dan pembuat data akuntansi seharusnya bertingkah laku.

2.2 Pemikiran Mengenai Konsep

2.2.1    Hakikat Dan Pentingnya Konsep

4
Konsep secara fundamental adalah sesuatu yang penting, baik dalam akuntansi maupun
dalam ilmu-ilmu yang lain. Pengetahuan ilmiah adalah sepenuhnya konseptual : terdiri atas
sistem-sistem konsep yang saling berhubungan dengan cara-cara yang berbeda. Konsep
adalah unit-unit utama dari suatu teori, dan pembuatan teori yang baik mengandung artian
pembentukan konsep yang baik. Jenis-jenis konsep meliputi:

1. Konsep observasional adalah konsep yang memiliki “karakteristik objek tertentu yang


dapat diobservasi secara langsung, yaitu sifat atau hubungan yang kehadiran maupun
ketidakhadirannya di suatu kasus tertentu dapat dipastikan secara intersubjektif, dalam
kondisi-kondisi yang sesuai oleh observasi langsung”.

2. Konsep teoritis adalah konsep yang memainkan peranan khusus dan terkandung


dalam suatu teori tertentu.

3. Konsep disposisi mengacu kepada suatu kecenderungan “untuk menunjukkan reaksi –


reaksi yang spesifik menurut kondisi-kondisi tertentu yang dapat ditetapkan

2.2.2 Validitas Konsep

Meskipun kebanyakan konsep keuangan dalam akuntansi telah didefinisikan dengan cukup
memadai, hanya sedikit diantaranya yang telah divalidasi. Validasi dari suatu konsep pada
kenyataannya penting untuk penerimaannya sebagai suatu konsep yang bermanfaat yang
dapat dimasukkan ke dalam suatu teori tertentu. Digunakan dua pendekatan untuk melakukan
validasi yaitu operasionisme dan pengembangan pengukuran validitas konsep. Jenis-jenis
validitas konsep yang terdapat dalam literatur-literatur riset adalah:

1. Validitas observasional : Tingkat sampai dimana suatu konsep dapat disederhanakan


oleh observasi.
2. Validitas isi : Tingkat sampai dimana suatu operasionalisasi mencerminkan konsep
yang hendak dibuat generalisasinya.
3. Validitas yang berhubungan dengan kriteria, terdiri dari :

 Validitas prediktif : Subjenis dari validitas yang berhubungan dengan kriteria


dimana kriteria yang diukur dalam waktu yang terpisah dari konsep si prediktor.

 Validitas konkuren (bersamaan) : Subjenis dari validitas yang berhubungan


dengan kriteria dimana konsep – konsep kriteria dan prediktor diukur pada waktu
yang sama.

5
4. Validitas gagasan, terdiri dari :

 Validitas konvergen : Tingkat sampai dimana dua usaha percobaan untuk


mengukur konsep yang sama melalui metode – metode yang berbeda secara
maksimal adalah konvergen. Ia biasanya dinyatakan oleh korelasi yang terjadi
diantara dua usaha percobaan tersebut.

 Validitas diskriminan : Sampai sejauh mana suatu konsep berbeda dengan konsep
yang lainnya.

 Validitas nomologi : Sampai sejauh mana suatu prediksi yang didasarkan atas
konsep yang dimaksudkan untuk diukur oleh suatu instrumen dapat
dikonfirmasikan.

5. Validitas sistemik : Tingkat sampai dimana suatu konsep memungkinkan adanya


integrasi dari konsep – konsep sebelumnya tidak saling berhubungan dan / atau
pembuatan suatu sistem konseptual yang baru.
6. Validitas semantik : Tingkat sampai dimana suatu konsep memiliki penggunaan
semantik yang seragam.
7. Validitas pengendalian : Tingkat sampai dimana suatu konsep dapat dimanipulasi dan
mampu mempengaruhi variabel – variabel lain yang berpengaruh.

2.3 Menangani Hipotesis

2.3.1    Dari Dalil Ke Hipotesis

Dalil dalam suatu teori menetapkan hubungan antara konsep-konsep dalam teori tersebut.
Dalil dapat menjadi hipotesis jika mereka mengacu kepada fakta-fakta yang tidak
berpengalaman dan pada waktu yang bersamaan dapat diperbarui berdasarkan atas
pengetahuan yang baru diperoleh. Karakteristik utama dari sebuah hipotesis adalah
kemampuan untuk diuji secara empiris. Sifat dari pengujian yang diberikan akan bergantung
kepada apakah dalil yang diberikan bersifat analitis atau sintetis. Dalil analitis hanya dapat
dinyatakan benar atau salah secara logis. Dalil sintetis yang memiliki signifikansi empiris
dapat menjadi subjek dari suatu ujian empiris.

2.3.2 Konfirmasi Atas Hipotesis

6
Akuntansi memiliki subjek masalah yang jelas dan mencakup keseragaman dan keteraturan
yang menjadi dasar dan kondusif bagi hubungan empiris, generalisasi otoritatif, konsep-
konsep, prinsip, hukum, dan teori. Konfirmasi adalah sampai sejauh mana hipotesis mampu
menunjukkan kebenaran secara empiris, yaitu menggambarkan dunia nyata secara akurat.
Pembuktian kesalahan adalah sampai sejauh mana suatu hipotesis mampu menunjukkan
bahwa ia secara empiris tidak benar, yaitu gagal untuk menggambarkan dunia nyata dengan
akurat. Hipotesis yang aslinya didasarkan atas teori yang semata-mata dapat dikonfirmasikan,
semata-mata dapat disanggah, atau keduanya. Hipotesis yang semata-mata dapat
dikonfirmasikan datang dari pernyataan-pernyataan eksistensial, yaitu pernyataan yang
mengajukan eksistensi dari beberapa fenomena. Hipotesis yang semata-mata dapat disanggah
datang dari hukum-hukum universal, yaitu pernyataan-pernyataan yang dapat mengambil
bentuk dari persyaratan-persyaratan generalisasi yang universal.  Kedua hipotesis yang dapat
dikonfirmasikan dan disanggah tersebut datang dari pernyataan tunggal, yaitu pernyataan
yang hanya mengacu kepada fenomena tertentu yang terikat dalam waktu dan ruang.
Hipotesis-hipotesis yang bisa tidak sepenuhnya dapat dikonfirmasikan atau dapat disangah,
mereka adalah hipotesis yang muncul dari hukum-hukum statistika atau tendensius, yaitu
pernyataan yang menyatakan suatu hubungan statistika yang “ditentukan denan longgar”
antara suatu fenomena dengan sejumlah besar variabel. Kebanyakan hipotesis akuntansi jatuh
ke dalam kategori ini, yang menjadikan mereka tidak dapat sepenuhnya dikonfirmasikan atau
dapat sepenuhnya disanggah.

2.3.3 Hakikat Dari Penjelasan

Penjelasan adalah langkah vital dari seluruh jenis pertanyaan ilmiah, atau dengan makna luas
prosedur atau struktur umum apapun yang memiliki maksud untuk menyajikan bagaimana
suatu fenomena dapat dijelaskan secara ilmiah. Model-model penjelasan harus memenuhi
persyaratan-persyaratan berikut ini:

1. Persyaratan akan relevansi penjelasan berarti bahwa model penjelasan harus


bagaimana pun caranya menunjukkan bahwa fenomena yang akan dijelaskan adalah
telah diekspektasikan mengingat kondisi-kondisi yang ada.

2. Persyaratan akan kemampuan untuk diuji berarti bahwa penjelasan ilmiah harus dapat
diuji secara empiris.

2.3.4 Hakikat Dari Prediksi

7
Prediksi adalah berarti proses “pembuatan deduksi dari peristiwa yang diketahui ke peristiwa
yang tidak diketahui dalam sebuah sistem yang statis secara konseptual.” Sedangkan prediksi
ilmiah adalah prediksi yang dipandu oleh aturan-aturan ilmiah. Prediksi dapat dilakukan
dengan teknik-teknik eksplorasi, yang memprediksi suatu variabel atas dasar variabel itu
sendiri, atau teknik-teknik asosiatif, yang memprediksi suatu variabel atas dasar dari variabel
lain.

2.4     Konteks Penemuan

Suatu proses yang lebih penting sebelum terjadinya justifikasi adalah proses penemuan.
Secara umum ada empat prosedur yang digunakan untuk menghasilkan atau menemukan
generalisasi:

1. Mimpi adalah salah satu prosedur penemuan yang memiliki peranan penting dalam
penemuan ilmiah.

2. Cara menguraikan prosedur penemuan yang dirasakan secara langsung oleh peneliti.

3. Pendekatan deduktif adalah prosedur penemuan lainnya yang dimulai dengan dalil-
dalil dasar dan dilanjutkan untuk menghasilkan kesimpulan logis atas subjek yang
dipermasalahkan. Langkah yang digunakan untuk menghasilkan suatu pendekatan
deduktif adalah:

 Menyatakan tujuan dari laporan-laporan keuangan

 Memilih dalil-dalil akuntansi

 Menghasilkan prinsip-prinsip akuntansi

 Mengembangkan teknik-teknik akuntansi

4. Pendekatan induktif, dimulai dengan observasi-observasi serta pengukuran,


selanjutnya bergerak ke arah generalisasi kesimpulan.

5. Tahapan dari pendekatan induktif yaitu:

 Mencatat seluruh observasi yang dilakukan

 Menganalisis dan mengklasifikasikan observasi-observasi ini untuk


mendeteksi adanya hubungan yang terus berulang

8
 Secara induktif menghasilkan generalisasi dan prinsip-prinsip akuntansi dari
observasi – observasi yang menggambarkan hubungan yang terus berulang

 Menguji generalisasi tersebut.

Meskipun pendekatan deduktif diawali dengan usulan-usulan umum, formulasi dari usulan-
usulan tersebut sering dicapai dengan menggunakan pemikiran induktif yang dikondisikan
oleh pengetahuan dari penulis dan pengalamannya dari praktik akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai