EVALUASI PROGRAM
I. METODOLOGI
Evaluasi menurut The American Public Association adalah suatu proses untuk
menentukan nilai ataujumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut The International Clearing
House on Adolescent Fertility Control for Population Options, evaluasi adalah suatu
proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan
tolok ukur atau standar yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan
kesimpulan serta penyusunan saran-saran, yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari
pelaksanaan program.20
Evaluasi juga merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja masa lalu yang
berguna untuk meningkatkan produktivitas dimasa datang, sebagai suatu proses yang
berkelanjutan, evaluasi menyediakan informasi mengenai kinerja dalam hubungannya
terhadap tujuan dan sasaran (Notoatmodjo, 2003).
Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data
yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula. Evaluasi
program sangat penting dan bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan. Alasannya
adalah dengan masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan
menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan (Antina
Nevi, 2009).21
Pelaksanaan Evaluasi
Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program, dibedakan adanya jenis
evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk
mendiagnosis suatu program yang hasilnya digunakan untuk pengembangan atau
perbaikan program. Biasanya evaluasi formatif dilakukan pada proses program (program
masih berjalan). Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang dilakukan untuk
menilai hasil akhir dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini dilakukan pada
waktu program telah selesai (akhir program). Meskipun demikian pada praktek evaluasi
program sekaligus mencakup kedua tujuan tersebut (Notoatmodjo, 2003).21
Pendekatan Sistem
Terdapat beberapa macam pengertian dari sistem yang dikemukakan oleh berbagai ahli,
antara lainsebagai berikut :
Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling
berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang
diinginkan secara efektif dan efisien.
Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu
kesatuan yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas
dan terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula.
Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang
berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Unsur-Unsur Sistem
1. Masukan
Yang dimaksud dengan masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
terdapat dalamsistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
Dalam sistem pelayanankesehatan, masukan terdiri dari tenaga, dana, metode,
sarana/material.
2. Proses
Yang dimaksud dengan proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat
dalam sistem danyang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan. Dalam sistempelayanan kesehatan terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian.
3. Keluaran
Yang dimaksud dengan keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
dihasilkan dariberlangsungnya proses dalam sistem. Contohnya dalam program BIAS
Campak adalah berupacakupan program di suatu wilayah.
4. Umpan Balik
Yang dimaksud dengan umpan balik (feed back) adalah kumpulan dari bagian atau
elemen yangmerupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi
sistem tersebut.
5. Dampak
Yang dimaksud dengan dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran
suatu sistem.
6. Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang
tidak dikelola olehsistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
Keenam unsur sistem ini saling berhubungan dan mempengaruhi yang secara sederhana
dapatdigambarkan seperti berikut :
Lingkungan
Umpan Balik
Suatu sistem pada dasarnya dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang
telahditetapkan/disepakati bersama.Dan untuk terbentuknya sistem tersebut, perlu
dirangkai berbagai unsuratau elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan
membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan.
Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini diterapkan ketika menyelenggarakan
pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara kerja ini dikenaldengan nama
pendekatan sistem (system approach).2
Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan dan tingkat keberhasilan pengelolaan suatu
program kesehatan, di suatu tempattertentu, pada waktu tertentu.
Tujuan Khusus
Diketahuinya pelaksanaan pengelolaan suatu program kesehatan
Diketahuinya berbagai masalah pelaksanaan pengelolaan program
kesehatan tersebut
Diketahuinya prioritas masalah
Diketahuinya berbagai penyebab dari masalah yang diprioritaskan tersebut
Diketahuinya prioritas penyebab masalah
Dirumuskannya pemecahan masalah bagi pelaksanaan pengelolaan
A B C
Community Concern(CC)
Prevalence (P)
Seriousness (S)
Manageability (M)
Jumlah
Masalah yang akan dijadikan prioritas adalah masalah yang mempunyai nilai Σ
(CC + P + S + M) yang tertinggi. Setiap parameter diberikan nilai antara 1-5. Nilai 1
diberikan pada masalah ringan, dan nilai 5 untuk masalah paling berat dengan perincian
sebagai berikut:
Nilai 1: Masalah ringan
Nilai 2: Masalah sedang
Nilai 3: Masalah cukup
Nilai 4: Masalah cukup berat
Nilai 5: Masalah berat
Membuat kerangka konsep dari masalah yang diprioritaskan.
Untuk menentukan penyebab masalah yang telah diprioritaskan tersebut, perlu
dibuat kerangka konsepprioritas masalah. Hal ini bertujuan untuk menentukan faktor-
faktor penyebab masalah yang berasal darikomponen sistem yang lainnya, yaitu
komponen input, proses, lingkungan dan umpan balik. Denganmenggunakan kerangka
konsep diharapkan semua faktor penyebab masalah dapat diketahui dan diidentifikasi
sehingga tidak ada yang tertinggal.Jelaskan hubungan antara faktor-faktor dalam
kerangkakonsep tersebut. Kadang-kadang ada faktor yang mempengaruhi prioritas
masalah melalui faktor lain.Perhatikan benar-benar hubungan antar faktor tersebut.Dalam
membuat kerangka konsep dapat dipakaidiagram pohon atau diagram tulang ikan. Semua
variabel yang ada di dalam kerangka konsep, ditulis dalam bentuk netral.23,24
Alternatif penyebab masalah hendaknya dibuat secara rinci, sehingga jelas sekali
tujuan umumnya, tujuankhusus, sasaran, metode, jadwal kegiatan, serta rincian
dananya.Dana sering tidak ditulis secara rinci.Padahal dana sangat penting dalam
menentukan apakah suatu alternatif pemecahan masalah nantinyaakan terpilih pada
waktu melakukan pemilihan prioritas masalah. Rincian dana ini harus dikembangkanoleh
penilai.
Saran merupakan kondisi atau prasyarat yang diharapkan dapat disediakan oleh fasilitas
kesehatan agar pemecahan masalah yang diprioritaskan tersebut dapat terlaksana dengan
baik.
B. Analisa Variabel
Untuk menjadikan suatu data, kita perlu mengetahui variable yang
digunakan untuk setiap unsur system, serta indikator keberhasilan untuk setiap
variable tersebut. Adanya variable dan indikator dalam penyajian data, maka kita
dapat mengetahui ada tidaknya kesenjangan untuk setiap unsur dalam system.
IV. PEMBAHASAN
Penetapan masalah dari evaluasi program ini diambil dari kesenjangan yang
ditemukan pada indikator output dan kesenjangan – kesenjangan lain diluar output
merupakan penyebab dari masalah yang sudah ditetapkan. Pada umumnya apabila
terdapat lebih dari satu kesenjangan pada indikator output, perlu dilakukan penetapan
prioritas masalah salah satunya dengan metode Bryant tetapi dalam evaluasi program ini
tidak diperlukan mengingat hanya satu indikator yang memiliki kesenjangan. Dari kedua
indikator output dalam analisis variabel, satu dari dua indikator tersebut tidak mencapai
target, yaitu tidak terpenuhinya standar kriteria kantin sehat. Dari pengumpulan data
sekunder periode 26 Oktober 2015 sampai 19 Desember 2015 ditemukan seluruh kantin
sekolah tidak memenuhi standar kriteria kantin sehat, sehingga target di puskesmas
suradita tidak tercapai hanya ….% dari target yang seharusnya …%.
Dari analisis variabel ditemukan beberapa kesenjangan di luar output. Hal ini bisa
dijadikan sebagai penyebab tidak tercapainya target kantin sehat puskesmas suradita
periode Oktober 2015 sampai Desember 2015. Kesenjangan yang ada terdapat pada
tenaga kerja, sarana dan prasarana untuk mewujudkan kantin sehat. Tenaga kerja yang
dimaksud adalah penjual makanan, pihak sekolah dan pihak puskesmas. Kesenjangan
pada penjual makanan yaitu kurangnya kebersihan, pengetahuan dan kepedulian terdapat
terwujudnya kantin sehat. Dimana pada kebersihan dapat dilihat bahwa penjual tidak
menggunakan pakaian lengkap yang sebenarnya berfungsi untuk menjaga pengamanan
pangan selama masa pengolahan dan penyajian. Selain itu, penjual juga tidak menjaga
kebersihan diri mereka sendiri yang dapat dilihat dari kurangnya kebersihan kuku dan
frekuensi mencuci tangan. Mengingat tangan merupakan bagian yang paling esensial
dalam penyediaan dan pengolahan pangan, menunjukkan bahwa penjual kurang peduli
terhadap keamanan pangan. Kurangnya pengetahuan penjual dapat dilihat dari sedikitnya
ragam makanan yang disediakan oleh penjual untuk memenuhi kebutuhan gizi harian
anak usia sekolah. Penjual cenderung menjual makanan dengan bahan termurah dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri tanpa mempedulikan kesehatan anak. Dari pihak
sekolah dapat dilihat dengan tidak adanya orang yang dipilih dari pihak sekolah untuk
mengawasi dan membina kantin sekolah. Selain itu, sekolah juga tidak benar-benar
memahami protap kantin sehat. Dari pihak puskesmas, pembinaan yang dilakukan kurang
mendalam sehingga kepedulian penjual akan pentingnya jajanan sehat masih minimal.
Kunci utama dari adanya kesenjangan sarana dan prasarana adalah tidak adanya
dana untuk membangun kantin yang ideal. Pada seluruh sekolah lantai tidak terbuat dari
kramik melainkan hanya terbuat dari tanah sehingga tidak memenuhi kriteria keamanan
dan kebersihan dari lantai untuke kantin sehat. Hal yang sama juga terjadi pada dinding
dan langit-langit kantin. Dinding terbuat dari tripleks, bamboo atau bahkan beberapa
kantin tidak memiliki dinding, sedangkan seluruh langit-langit terbuat dari seng.
Meskipun tidak bocor tetapi seluruh material ini bukanlah material yang ideal dalam
membangun kantin sehat. Sebagian besar kantin tidak memiliki ruang pengolahan yang
terpisah dari ruang penyajian. Kantin sekolah biasanya berukuran 2 x 2 meter dimana
bagian belakang digunakan untuk ruang pengolahan dan bagian depan digunakan untuk
penyajian makanan sehingga keadaan ini juga tidak sesuai dengan kriteria kantin sehat.
Seluruh sekolah tidak memilki wastafel dan tempat makan untuk murid-murid. Kedua hal
ini juga merupakan penyebab tidak terwujudnya kantin sehat. Dimana wastafel sangat
penting untuk menjaga kebersihan tangan para penjual dan murid untuk mencegah
penyakit. Hal lain yang menjadi fokus penting adalah tidak adanya satu orang khusus
yang ditunjuk sebagai kasir. Padahal uang adalah salah sumber bakteri yang paling
mudah menyebabkan penyait.
Dibandingkan dengan hasil evaluasi program kantin sehat pada tahun 2013,
terdapat peningkatan dari pembinaan penjual jajanan sekolah yang dilakukan oleh
puskesmas. Dimana pada tahun 2013, hanya 30% penjual yang pernah mengikuti
pembinaan, tetapi pada tahun 2015, 100% penjual pernah mengikuti pembinaan. Namun,
peningkatan angka yang signifikan ini tidak diikuti dengan perubahan pola berjualan dari
para penjual. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembinaan yang dilakukan belum
cukup efektif untuk merubah pola pikir penjual menuju ke arah perwujudan kantin sehat.
Maka, angka dari jumlah kantin sehat di wilayah Suradita tetap tidak tercapai, dan
mayoritas kantin cenderung buruk. Perbandingan yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel
di bawah ini,
PROSES
Perencanaan
o Sekolah tidak memiliki program pelaksanaan kantin sehat
Pengorganisasian
o Tidak adanya struktur organisasi yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan program kantin sehat
o Tidak adanya pembina dan pengawas internal kantin sekolah
Pengawasan
o Sekolah tidak melibatkan peran orang tua murid dalam memantau kantin
sehat
o Tidak memiliki kebijakan dan peraturan mengenai keamanan PJAS di
lingkungan sekolah
PROSES
Perencanaan
o Puskesmas memberikan pembinaan mengenai Kantin Sekolah Sehat
kepada pihak sekolah (termasuk kepala sekolah, guru, dan orang tua
murid)
o Sekolah harus memiliki program pelaksanaan kantin sehat yang mengacu
pada Menuju Kantin Sehat di Sekolah tahun 2011, oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan Nasional.
o Sekolah harus membuat target yang akan dicapai dalam pelaksanaannya
setiap tahunnya.
Pengorganisasian
o Membentuk struktur organisasi pembentukan kantin sekolah, termasuk
pembina dan pengawas internal kantin sekolah untuk mengembangkan
program kantin sehat, dengan syarat:
Telah mengikuti pelatihan pembinaan pengawas kantin sekolah
Memiliki pengetahuan mengenai gizi seimbang dan beragam,
keamanan pangan, cara pengolahan pangan yang baik, sanitasi dan
hygiene, serta persyaratan sarana dan prasarana kantin sehat.
Membantu memberikan pengarahan dalam hal menentukan
makanan jajanan sekolah yang bernilai gizi dan aman dikonsumsi
selama berada di sekolah dan mengawasi para penjaja/penjual agar
menjual makanan yang memenuhi syarat kesehatan.
Pengawasan
o Melibatkan orang tua dalam memantau kantin sehat dengan cara:
Memberikan pembinaan kepada orang tua mengenai pentingnya
jajanan sehat untuk anak sekolah, keamanan pangan, dan gizi
seimbang.
o Melibatkan seluruh guru dalam mengawasi:
Jajanan yang dijual di sekolah dan menegur secara halus makanan
yang tidak sesuai dengan perjanjian antara sekolah dan penjual
Jajanan yang dipilih oleh anak sekolah dan menegur anak jika
membeli jajanan yang tidak sesuai dengan standard jajanan sehat.
o Melakukan sidak yang mengacu pada kebijakan kantin sehat yang sudah
disetujui oleh kedua belah pihak secara rutin 1x setiap bulan. Termasuk
melakukan:
Memberikan surat peringatan pada penjual yang menyimpang dari
persetujuan kebijakan yang sudah dibuat.
Surat peringatan diberikan sebanyak 3x
Pada peringatan ke 4, akan ditindaklanjuti dengan melarang
penjual menjual makanan di kantin sekolah.
PROSES
Pelaksanaan
o Tidak melakukan perbaikan dan penyediaan sarana kantin sehat