Muliani Indah Sari 1801022 Makalah Teori Dan Model Friedman
Muliani Indah Sari 1801022 Makalah Teori Dan Model Friedman
KEPERAWATAN KELUARGA
KONSEP TEORI DAN MODEL FRIEDMAN
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
memberikan kami waktu maupun pikirannya dalam menyelesaikan makalah ini. Dan harapan penyusun
semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi para pembacanya.
Karena keterbatasan kemampuan pengetahuan pengalaman penyusun, tentu saja masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terimakasih terhadap semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Terimakasih
1
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah
unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Depkes RI, 1998 dalam Harnilawati, 2013). M. Friedman berpendapat
bahwa keluarga merupakan sekumpulan dari dua orang atau lebih yang hidup secara
bersama yang memiliki keterkaitan aturan dan emosional dan memiliki peran masing
masing sebagai bagian adari keluarga (Friedman 1998, dalam Ferry, 2009) Keluarga
berperan dalam membentuk kebudayaan yang sehat sehigga diharapkan akan tercipta
tatanan masyarakat yang baik melalui keluarga.
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling
berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan
mempengaruhi pula keluarga keluarga lain yang ada di sekitarnya. Pemberian pelayanan
keperawatan kepada keluarga memerlukan gambaran yang dapat digunakan
sebagai tuntunan dalam pemberian
pelayanan keperawatan keluarga secara maksimal. Keperawatan sebaga disiplin ilmu
memiliki model yang dapat diaplikasikan pada suatu praktik keperawatan keluarga.
Model konseptual Keperawatan Pengkajian Friedman ini diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai pemberian pelayanan
keperawatan bagi keluarga sehingga dapat mewujudkan pelayanan keluarga yang baik
dan maksimal. Model keperawatan keluarga perlu dikembangkan
di Indonesia untuk menciptakan keluarga yang sehat dan sejahtera.
B. Tujuan
1
BABII
PEMBAHASAN
Model Konseptual adalah struktur konsep dan dan teori yang secara bersama memberikan
gambaran dalam mengembangkan suatu keilmuan. Model konseptual merupakan cara
berfikir tentang individu dan lingkungannya yang dapat bermanfaat berbagai situasi yang
membantu dalam memprioritaskan pelayanan dan memberikan tantangan kepada perawat
untuk mampu merubah kondisi pasien dari sikap yang hanya bertahan menjadi mandiri
(Nursing Theories, 2008 dalam Susanto, 2012)
Perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga menggunakan dua strategi yaitu
perawatan pada individu dan keluarga, serta keluarga sebagai sistemnya, sehingga dalam
melakukan proses keperawatan akan lebih kompleks dan mendalam (Friedman 2004 dalam
Susanto 2012)
Model Penilaian Keluarga Friedman atau FFAM (Friedman Family Assessment Model) ,
yang dikembangkan oleh Marilyn Friedman pada tahun 1980an, didasarkan pada sintesis teori
sistem umum, teori pengembangan keluarga, dan teori lintas budaya yang berperan sebagai
model di bawah tekanan (Friedman et al. 2003, dalam Boomer, 2004)
Model Pengkajian Keluarga Menurut Friedman terdiri dari enam kategori yaitu (Friedman,
1998):
1. Mengidentifikasi data
2. Tahap perkembangan dan riwayat keluarga 3. Datalingkungan
3. Struktur keluarga
4. Fungsikeluarga
5. Stress dan kopingkeluarga
Setiap kategori terdiri dari banyak sub kategori. Perawat yang mengkaji keluarga harus
mampu memutuskan kategor i mana yang relevan dengan kasus yang dihadapi sehingga dapat
digali lebih dalam pada saat kunjungan dengan demikian masalah dalam keluarga dapat mudah
diidentifikasi. Tidak semua dari kategori harus di kaji tetapi tergantung pada tujuan, masalah
dan sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga. Berikut adalah uraian dari pengkajian
keluarga
1. MengidentifikasiData
Seperti hal semua alat pengkajian,penting untuk memulai dengan mendapatkan informasi
1
identifikasi tentang klien keluarga.Mempelajari keluarga,daftar susunan keluarga dan/atau
genogram keluarga menghasilkan strategi pengkajian yang paling bagus. Pada Identifikasi
data berisi :
a. Komposisi Keluarga
Komposisi keluaga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi bagian dari
keluarga mereka.Komposisi boleh jadi tidak hanya penghuni rumah tangga,tapi juga
keluarga besar lain,anggota keluarga fikti yang menjadi bagian keluarga
tersebut.Penyelesaian daftar komposisi keluarga meliputi pengumpulan data
berikut:
1. Nama keluarga
2. Alamat
3. Nomor telepon
4. Komposisi
b. Genogram Keluarga
Strategi pengakajian kedua untuk mengetahui keluarga adalah genogram keluarga atau
pohon keluarga.Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggambarkan
konstelasi keluarga atau pohon keluarga yang merupakan alat pengkajian informatif
yang digunakan untuk untuk mengetahui keluarga,riwayat dan sunber-sumber keluarga.
c. Membuat Genogram
Anggota keluarga yang ditempatkan dalam barisan horizontal menggambarkan garis
generasi misalnya perkawinan dan hukum adatdigambarkan dengan garis
horizontal.Anak-anak digambarkan dalam garis vertikal,sedankan laki-laki
digambarkan dengan kotak,wanita dengan lngkaran.biasanya genogram keluarga
dibuat pada saat kunjungan pertama dan direvisi kemudian setelahterdapat informasi
baru
d. Orientasi kultur keluarga
Latar belakang atau orientasi kultul keluarga bleh jadi merupakan variabel yang
paling berkaitan dalam memahami perilaku sistem nilai dan fungsi keluargakarena
memahami latar belakang budaya keluarga sangat penting dalam merawat keluarga
maka perbedaan keluarga dikalangan kedua kelompok etnis terbesar di negara
Amerika serikat.
e. Perananan Budaya dalam Praktik
Dalam konseling keluarga kebudayaan merupakan hal yang sangat penting
menunjukan bahwa dalam terapi keluarga,baik seorang profesional perawatan
kesehatan maupun klien harus memiliki keterpautan pola-pola budaya.apabila tidak ada
data tentang kebudayan,maka tidak mungkin bagi pekerja dalam bidang
perawatan kesehatan mengenali arti dari perilaku atau tindakan- tindakan menurut
budaya.pentingya keharmonisan budaya dari perawat-klien tercatat dengan baik
f. Pluralisme kultur –Etnis
Pluralisme etnis merupakan suatu ciri integral dari masyarakat manusia dan
etnisitas terus menjadi bagian organis dari perubahan- perubahan sosial dan
kultur.proses-proses utama yang berkaitan dengan industrialisasi dan urbanisasi belum
menyebabkan hilangnya komunitas-komunitas etnis maupun
punahnya perbedaan-perbedaan etnis dalam proses sosial utama.kemononjolan
komunitas etnis menunjukan instiusi-tnis dan jaringan kerja sosial,bahkan waktu
mereka berubah ttapi mereka tetap menjadi sumber-sumber utama identtifikasi
kelompok
g. Etnisitas
1
Websiter’s Dictionar i (1988) mendifinisikan etnis sebagai sebuah kata sifat yang
berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut ciri-ciri dan kebiasaan-kebiasaan yang lazim.etnisitas digunakan
secara bergantian kelompok budaya,meskipun etnisitas didefinisikan secara lebih
sempit(dalam arti sekelompok orang)daripada kebudayan.subkultur/budaya adalah
kelompok dalam masyarakat yang anggota-angota memiliki sendiri serangkaian
nilai-nilai budaya,keyakinan-keyakinan praktik dalam sebuah kelompok.identitas etnis
merupakan suatu istilah terkaiy lainya yang mengkarifikasikan diri mereka dalam
hubungannya dengan orang laindan sejauh mereka bersosialisasi dengan orang-orang
dari latar belakang budaya yang sama.
h. Stereotiping
Kurangnya penghargaan trerhadap perbedaan-perbedaan atau lebel individu disebuat
sterotiping yang meliputi penolakan attau tidak menghargai peerbedaan individu atau
kelompok setiap orangdari latar belakang budaya tertentu dilihat sama dan dipandang
memegang teguh karakteristik mereka.
i. Alkuturasi
Keterbukaan orang-orang dari kelompok budaya tertenu terhadap kelompok budaya
lain akan menyebabkan suatu proses sosial budaya disebut alkuturasi.sebagai salah
satu faktor penyebab utama variasi utama didalam sebuah kelompok
etnis.alkutturasi terdiri dari perubahan perlahan-perlahan yang dihasilkan
dalam kebudayan oleh pengaruh dari suatu kebudayaan lainyang
menyebabkan bertambahnya persamman kedua kebudayyan tersebut.
j. Etnosentrisme
Memberikan pengertian kurangnya relativisme budaya. Kecendrungan dari para
profesional menjadi etnosentris mulai menyebar ketika bekerja dengan
keluarga-keluarga berlatar
belakang sosial budaya yang berbeda.karena tendensi yang tidak menguntungkan ini,
kepentingan untuk mempelajari keluarga- keluarga dari budaya lain semakin lebih besar.
k. Imposisi kebudayaan
Hasil dari etnosentrisme adalah masalah yang disebut imposisisi kebudayaan.karena
para pekerja secara sadar maupun tidak sadar merasa bahwa keyakinan-keyakinan dan
praktik-praktik mereka lebih hebat (superior) dan pantas.imposisi dapat
menyebabkan konflik budaya yaitu situasi dimana para profesional dalam
bidang perawatan kesehatan secara jelas maupun tidak kelihatan mencoba menerapkan
praktik kesehatan mereka pada klien dan klien tersebut memberikan reaksi secara
negatif.sebagai perwawat kita dapat memikirkan banyak cara dimana klien akan balik
menyerang,yang banyak kali mereka lakukan terhadap diri mereka sendiri sehingga
merugikan mereka karena praktek-praktek kesehatan kurang menghargai keyakinan-
keyakinan dan dan prkatik-praktik mereka yang terpola secara budaya.
i. Evaluasi ada atau tidaknya bahaya lain dalam rumah 11) Evaluasi memadainya
tempat pembuangan sampah
Efek dari lingkungan komunitas terhadap keluarga dapat dilihat dari interaksi sosial
yang terjadi dalam berbagai lingkungan. Homogenitas terbukti lebih penting
ketimbang proksimitas (kedekatan) dalam menciptakan sejumlah persahabatan dan
asosiasi (Schorr, 1970 dalam Friedman, 1998). Kedekatan menciptakan sering
terjadinya kontak dengan kaum kerabat atau tetangga yang lain, tetangga lebih
cenderung terlibat secara mendalam ke dalam kehidupan keluarga lain. Terdapat
keterikatan yang kuat dengan tempat itu sendiri di mana hubungan itu
diidentifikasian dengan lokalitas.
5. Bidang-Bidang Pengkajian: Lingkungan Tetangga dan Komunitas
1. Apa karakteristik dari lingkungan paling dekat dengan komunitas
2. Apa karakter demografis dari komunitas dan lingkungan
3. Perubahan-perubahan apa yang terjadi di lingkungan dan komunitas
4. Pelayanan kesehatan apa yang tersedia di lingkungan
komunitas
5. Sudah berapa lama keluarga tersebut tinggal di lingkungan komunitas
6. Diagnosa Keperawatan: Bidang Kesehatan Lingkungan Keluarga Killen (1985)
berpendapat bahwa diagnosa-diagnosa perawatan yang berhubungan dengan
perspektif lingkungan berfokus pada keserasian keluarga-lingkungan. Tuntutan
lingkungan dapat berupa tuntutan aktual maupun potensial yang membuka adanya
kemungkinan didirikan diagnosa preventif, kuratif, rehabilitatif. NANDA
membuat daftar diagnosa keperawatan lingkungan keluarga yaitu tentang “kerusakan
pemeliharaan rumah” , diagnosa ini digunakan untuk menggambarkan masalah
lingkungan keluarga yan disebabkan tidak mampunya memelihara lingkungan
dengan tumbuh kembang yang baik (McFarland dan MaFarland, 1989 dalam
Friedman, 1998).
7. Intervensi Keperawatan Keluarga
Intervensi yang perlu dilakukan dalam menangani masalah keperawatan lingkungan
keluarga memiliki penekanan dalam sifat tertentu. Misalnya saja pencegahan
primer merupakan suatu penekanan primer. Contoh nyatanya adalah bekerja sama
dengan keluarga dalam mencegah jatuhnya lansia, mencegah anak keracunan dlll,
itu ialah tugas utama perawat keluarga dengan basis pada komunitas.
1
8. Pencegahan Primer: Peningkatan Kesehatan Lingkungan
Keluarga harus mampu merasakan kerentanan terhadap luka, kecelakaan atau
sakit sehingga perawat akan menganjurkan perawatan sendiri lingkungan
keluarga untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan dan keselamatan lingkungan
keluarga (Willey 1989 dalam Friedman, 1998). Diharapkan keluarga mampu
mengenal dan mengantisipasi adanya ancaman lingkungan yang berpotensi
aktual terhadap kesehatan. Hingga saat ini ada banyak sekali keluarga yang mampu
melakukan peningkatan kesehatan di rumah dan gaya hidup mereka. Berikut ialah
peningkatan keselamatan di rumah:
1. Bagaimana mencegah kasus jatuh dengan mengatur perabot sedemikian rupa
2. Bagaimana mencegah kebakaran dengan menyingkirkan benda benda yang
berpotensi menyebabkan kebakaran
3. Bagaimana cara mencegah kecelakaan akibat mengangkat beban berat
4. Bagaimana mencegah kecelakaan berupa keracunan
5. Meyakinkan anggota keluarga mengenai rumah yang harus sesuai dengan usia
anak-anak dan orang dewasa dalam rumah
6. Menunjukakan pada keluarga bahwa pentingnya adanya perencanaan darurat agar
ada persiapan
9. Pencegahan Sekunder yang Berhubungandengan Masalah Lingkungan.
Pencegahan sekunder berhubungan dengan deteksi dini dan pengobatan.
Mengajarkan keluarga tentang diagnosa dan penanganan luka-luka biasa
dan berdiskusi dengan mereka mengenai dekatnya mereka dengaan fasilitas
kedaruratan merupakan salah satu intervensi ini.
10. Pencegahan Tersier: Strategi Modifikasi Lingkungan
Pencegahan tersier meluputi pemulihan, rehabilitasi, meminimalisasi efek cacat, dan
maksimalisasi fungsi klien. Modifikasi lingkungan keluarga sangat
diperlukan dalammenangani klien denga kebutuhan khusus dari yang cacat hingga
lansia. Anggota keluarga mereka perlu adanya modifikasi dalam lingkungan
rumah mereka agar mereka dapat tinggal di sana. Rekomendasi untuk modifikasi
lingkungan adalah ditunjukan untuk pasien cacat atau lansia. Perawat keluarga
harus dapat beradaptasi dengan peralatan adaptasi yang diperlukan untuk membuat
rumah lebih aman dan berfungsi.
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat menunjukkan fungsi keluarga di sekitarnya.
Menurut Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh Friedman, mengatakan ada empat
elemen struktur keluarga yaitu, Struktur peran keluarga, nilai atau norma keluarga, pola
komunikasi keluarga, dan struktur kekuasaan keluarga. (Suprajitno, 2004)
a. Pola Komunikasi Keluarga
1. Mengobservasi hubungan keluarga secara keseluruhan. Bagaimana
komunikasi fungsional dan disfungsional.Hal-hal yang ditanyakan sebagai berikut:
Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan instruksi. Jika
tidak, maka siapa yang memanifestasikan inkonruen.
Bagaimana ketegasan anggota keluarg mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan
perasaan-perasaan mereka.
Sejauh mana anggota keluarga menggunakan klarifikasi dan kualifikasi dalam
berinteraksi
Apakah keluarga memperoleh dan memberikan respon dengan baik terhadap
umpan balik lawan bicara, apakah klien menghalang-halangiumpanbalik atau
1
tidak, kemudian apakah keluarga juga mengeksplorasi isu. e) Apakah keluarga
mencari validasi dari orang lain.
Apakah keluarga juga memiliki kecenderungan bertanya untuk menilai orang
lain.
Apakah keluarga berinteraksi dengan sikap menyerang.
2. Bagaimana pesan emosional (afektif) disampaikan dalam keluarga dan dalam
subsistem keluarga
Berapa kali pesan emosionaldisampaikan.
Jenis emosional apa yang diberikan. Apakah positif, negatif, atau keduanya.
3. Seberapa sering komunikasi berlangsung pada hubungan, dan bagaimana
kualitasnya.
a. Siapa yang berbicara dengan siapa dengan cara seperti apa, apakah sudah lazim
atau belum.
b. Pola komunikasi seperti apakah yang digunakan (misalnya memakai perantara).
c. Apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan perkembangan anggota
keluarga.
d. Apakah terdapat komunikasi yang disfungsional, jenis proses komunikasi
disfugsional yang seperti apa.
e. Hal(bidang) apa yang tidak dibicarakan (didiskusikan) yang merupakan isu
penting bagi kesejahteraan keluarga dan memiliki fungsi yang adekuat
f. Bagaimana pengaruh internal (gamilial) dan eksternal (lingkungan, social dan
ekonomi) terhadap pola dan proses komunikasi
b. Nilai atau norma keluarga
Hal-hal yang dapat dikaji dalam struktur nilai keluarga menurut Friedman yaitu:
1. Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalamkeluarga
6. Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap perkembangan keluarga
terhadap nilai keluarga
a. Posisi dan peran formal apa yang setiap anggota miliki dan gambarkan
bagaimana setiap anggota keluarga melakukan perannya
b. Apakah peran masing masing anggota keluarga dapat diterima dengan baik,
apakah ada konflik peran?
b. Tujuan apa yang ingin dicapai dengan adanya peran-peran informal atau peran
tidak jelas
b. Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi pasangan,
peran sebagai orangtua, dan sebagai pasangan perkawinan
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model Keperawatan Keluarga ditujukan untuk meningkatkan pemberian pelayanan
keperawatan keluarga dengan sebaik mungkin. Model Pengkajian Keperawatan Friedman
dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan masingmasing keluarga. Dengan adanya
model keperawatan keluarga, dapat memudahkan perawat untuk menentukan asuhan yang
tepat bagi keluarga.
B. Saran
1
DAFTAR PUSTAKA
Ferry, E. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Friedman, M. (1998). Family nursing theory and assessment (4th ed). New York: Appleton &
Lange.
Jakarta : EGC.
Harnilawati. (2013). Konsep dan proses keperawatan keluarga. Takalar : Pustaka As Salam.
19
20
21