Makalah Teori Dan Model Fiedman
Makalah Teori Dan Model Fiedman
KEPERAWATAN KELUARGA
KONSEP TEORI DAN MODEL FRIEDMAN
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah memberikan kami waktu maupun pikirannya dalam menyelesaikan
makalah ini. Dan harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi
para pembacanya.
Karena keterbatasan kemampuan pengetahuan pengalaman penyusun, tentu saja masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, penyusun
mengucapkan banyak terimakasih terhadap semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini. Terimakasih
B. Tujuan
Model Konseptual adalah struktur konsep dan dan teori yang secara bersama memberikan
gambaran dalam mengembangkan suatu keilmuan. Model konseptual merupakan cara
berfikir tentang individu dan lingkungannya yang dapat bermanfaat berbagai situasi yang
membantu dalam memprioritaskan pelayanan dan memberikan tantangan kepada perawat
untuk mampu merubah kondisi pasien dari sikap yang hanya bertahan menjadi mandiri
(Nursing Theories, 2008 dalam Susanto, 2012)
Perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga menggunakan dua strategi yaitu
perawatan pada individu dan keluarga, serta keluarga sebagai sistemnya, sehingga dalam
melakukan proses keperawatan akan lebih kompleks dan mendalam (Friedman 2004 dalam
Susanto 2012)
Model Penilaian Keluarga Friedman atau FFAM (Friedman Family Assessment Model) ,
yang dikembangkan oleh Marilyn Friedman pada tahun 1980an, didasarkan pada sintesis teori
sistem umum, teori pengembangan keluarga, dan teori lintas budaya yang berperan sebagai
model di bawah tekanan (Friedman et al. 2003, dalam Boomer, 2004)
Model Pengkajian Keluarga Menurut Friedman terdiri dari enam kategori yaitu (Friedman,
1998):
1. Mengidentifikasi data
2. Tahap perkembangan dan riwayat keluarga 3. Data lingkungan
3. Struktur keluarga
4. Fungsi keluarga
5. Stress dan koping keluarga
Setiap kategori terdiri dari banyak sub kategori. Perawat yang mengkaji keluarga harus
mampu memutuskan kategor i mana yang relevan dengan kasus yang dihadapi sehingga dapat
digali lebih dalam pada saat kunjungan dengan demikian masalah dalam keluarga dapat mudah
diidentifikasi. Tidak semua dari kategori harus di kaji tetapi tergantung pada tujuan, masalah
dan sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga. Berikut adalah uraian dari pengkajian
keluarga
1. Mengidentifikasi Data
Seperti hal semua alat pengkajian,penting untuk memulai dengan mendapatkan informasi
identifikasi tentang klien keluarga.Mempelajari keluarga,daftar susunan keluarga dan/atau
genogram keluarga menghasilkan strategi pengkajian yang paling bagus. Pada Identifikasi
data berisi :
a. Komposisi Keluarga
Komposisi keluaga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi bagian dari
keluarga mereka.Komposisi boleh jadi tidak hanya penghuni rumah tangga,tapi juga
keluarga besar lain,anggota keluarga fikti yang menjadi bagian keluarga
tersebut.Penyelesaian daftar komposisi keluarga meliputi pengumpulan data
berikut:
1. Nama keluarga
2. Alamat
3. Nomor telepon
4. Komposisi
b. Genogram Keluarga
Strategi pengakajian kedua untuk mengetahui keluarga adalah genogram keluarga atau
pohon keluarga.Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggambarkan
konstelasi keluarga atau pohon keluarga yang merupakan alat pengkajian informatif
yang digunakan untuk untuk mengetahui keluarga,riwayat dan sunber-sumber keluarga.
c. Membuat Genogram
Anggota keluarga yang ditempatkan dalam barisan horizontal menggambarkan garis
generasi misalnya perkawinan dan hukum adatdigambarkan dengan garis
horizontal.Anak-anak digambarkan dalam garis vertikal,sedankan laki-laki
digambarkan dengan kotak,wanita dengan lngkaran.biasanya genogram keluarga
dibuat pada saat kunjungan pertama dan direvisi kemudian setelahterdapat informasi
baru
d. Orientasi kultur keluarga
Latar belakang atau orientasi kultul keluarga bleh jadi merupakan variabel yang
paling berkaitan dalam memahami perilaku sistem nilai dan fungsi keluargakarena
memahami latar belakang budaya keluarga sangat penting dalam merawat keluarga
maka perbedaan keluarga dikalangan kedua kelompok etnis terbesar di negara
Amerika serikat.
e. Perananan Budaya dalam Praktik
Dalam konseling keluarga kebudayaan merupakan hal yang sangat penting
menunjukan bahwa dalam terapi keluarga,baik seorang profesional perawatan
kesehatan maupun klien harus memiliki keterpautan pola-pola budaya.apabila tidak ada
data tentang kebudayan,maka tidak mungkin bagi pekerja dalam bidang
perawatan kesehatan mengenali arti dari perilaku atau tindakan- tindakan menurut
budaya.pentingya keharmonisan budaya dari perawat-klien tercatat dengan baik
f.Pluralisme kultur –E tnis
Pluralisme etnis merupakan suatu ciri integral dari masyarakat manusia dan
etnisitas terus menjadi bagian organis dari perubahan- perubahan sosial dan
kultur.proses-proses utama yang berkaitan dengan industrialisasi dan urbanisasi belum
menyebabkan hilangnya komunitas-komunitas etnis maupun punahnya
perbedaan-perbedaan etnis dalam proses sosial utama.kemononjolan komunitas etnis
menunjukan instiusi-tnis dan jaringan kerja sosial,bahkan waktu mereka berubah ttapi
mereka tetap menjadi sumber-sumber utama identtifikasi kelompok
g. Etnisitas
Websiter’s Dictionar i (1988) mendifinisikan etnis sebagai sebuah kata sifat yang
berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut ciri-ciri dan kebiasaan-kebiasaan yang lazim.etnisitas digunakan
secara bergantian kelompok budaya,meskipun etnisitas didefinisikan secara lebih
sempit(dalam arti sekelompok orang)daripada kebudayan.subkultur/budaya adalah
kelompok dalam masyarakat yang anggota-angota memiliki sendiri serangkaian
nilai-nilai budaya,keyakinan-keyakinan praktik dalam sebuah kelompok.identitas etnis
merupakan suatu istilah terkaiy lainya yang mengkarifikasikan diri mereka dalam
hubungannya dengan orang laindan sejauh mereka bersosialisasi dengan orang-orang
dari latar belakang budaya yang sama.
h. Stereotiping
Kurangnya penghargaan trerhadap perbedaan-perbedaan atau lebel individu disebuat
sterotiping yang meliputi penolakan attau tidak menghargai peerbedaan individu atau
kelompok setiap orangdari latar belakang budaya tertentu dilihat sama dan dipandang
memegang teguh karakteristik mereka.
i. Alkuturasi
Keterbukaan orang-orang dari kelompok budaya tertenu terhadap kelompok budaya
lain akan menyebabkan suatu proses sosial budaya disebut alkuturasi.sebagai salah
satu faktor penyebab utama variasi utama didalam sebuah kelompok
etnis.alkutturasi terdiri dari perubahan perlahan-perlahan yang dihasilkan
dalam kebudayan oleh pengaruh dari suatu kebudayaan lainyang
menyebabkan bertambahnya persamman kedua kebudayyan tersebut.
j. Etnosentrisme
Memberikan pengertian kurangnya relativisme budaya. Kecendrungan dari para
profesional menjadi etnosentris mulai menyebar ketika bekerja dengan
keluarga-keluarga berlatar
belakang sosial budaya yang berbeda.karena tendensi yang tidak menguntungkan ini,
kepentingan untuk mempelajari keluarga- keluarga dari budaya lain semakin lebih besar.
k. Imposisi kebudayaan
Hasil dari etnosentrisme adalah masalah yang disebut imposisisi kebudayaan.karena
para pekerja secara sadar maupun tidak sadar merasa bahwa keyakinan-keyakinan dan
praktik-praktik mereka lebih hebat (superior) dan pantas.imposisi dapat
menyebabkan konflik budaya yaitu situasi dimana para profesional dalam bidang
perawatan kesehatan secara jelas maupun tidak kelihatan mencoba menerapkan praktik
kesehatan mereka pada klien dan klien tersebut memberikan reaksi secara
negatif.sebagai perwawat kita dapat memikirkan banyak cara dimana klien akan balik
menyerang,yang banyak kali mereka lakukan terhadap diri mereka sendiri sehingga
merugikan mereka karena praktek-praktek kesehatan kurang menghargai keyakinan-
keyakinan dan dan prkatik-praktik mereka yang terpola secara budaya.
1. Sistem-sistem perawatan kesehatan indegenus
Konsep terakhir dari konsep budaya yang lebih umum mempunyai keterkaitan
yang lebih spesifik dengan praktik perawatan kesehatan.sistem perawatan kesehatan
indegenus (atau kerabat) ini memakain modalitas perawatan kerabat
tradisional.biasanya berada digaris depan,menjadi praktisi perawatan kesehatan
primer penyembuh (dukun)pertama yang menjadi tempat konsultasi keluarga-
keluarga etnis yang tidak berakulturasi.
2. Tahap Perkembangan dan Riwayat Keluarga
Mengetahui bagaimana keluarga dapat berkembang sampai saat ini. Berisi 4 komponen
data mengenai tahap perkembangan keluarga saat ini, sejauh mana keluarga memenuhi
tugas perkembangan yang sesuai dengan tahap perkembangan keluarga, riwayat keluarga
inti dan riwayat keluarga asal. Pada riwayat keluarga inti, dikaji mengenai riwayat keluarga
mulai lahir hingga saat ini, yang meliputi riwayat penyakit keturunan,
riwayatkesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit (imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa
digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau pengalaman
penting yang berhubungan dengan kesehatan (perceraian, kematian, kehilangan), sedangkan
pada riwayat keluarga asal, yaitu dikaji mengenai riwayat keluarga asal kedua orangtua
seperti, bagaimana kehidupan keluarga asalnya, hubungan masa silam saat bersama orang
tua)
3. Data Lingkungan
Berisi data seputar lingkungan dimana keluarga tinggal
a. Lingkungan Keluarga
Interaksi antar anggota dalam keluarga merupakan bentuk lingkungan sosial keluarga
yang paling dekat ini dinamakan mikrosistem. Pada tingkat ini interaksi langsung dan
tatap muka sangat mempengaruhi lingkungan internal keluarga. Pada tahap yang lebih
luas keluarga berada pada tahap makrosistem misalnya sistem pendidikan, sistem kerja.
Berbicara bahasa sistem, makrosistem menujuk pada suprasistem. Tuntutan-
tuntutan lingkungan dan stres lingkungan (dimana tuntutan melebihi sumber-sumber
yang keluarga miliki) yang ada dalam mikrosistem dan makrosistem keluarga (Melson
1983, dalam Friedman, 1998).
b. Perumahan: Rumah Keluarga
Lingkungan yang sehat teruntuk rumah keluarga yang merupakan identitas dari sebuah
keluarga merupakan aspek penting dari fungsi keluarga itu sendiri. “Rumah merupakan
tempat di mana segala sesuatu tidak asing dan tidak berubah di mana orang
menjaga perasaan memiliki otonom juga kontrol” (Rauckhorst dkk, 1982 dalam
Friedman, 1998). Pengaruh gaya hidup keluarga, budaya, nilai, minat, dan status
ekonomi yang berbeda tiap keluarga akan mempengaruhi gambaran rumah bagi
mereka. Bila keluarga memiliki lingkungan hidup yang sehat makan akan menciptakan
lingkungan yang bersifat memayungi, melindungi, protektif, dan memuaskan. Melalui
kunjungan rumah, perawat akan melakukan observasi terhadap rumah tersebut
sehingga dapat mengkaji, memahami keluarga dan gaya hidupnya. Kondisi sanitasi
dan keamanan rumah menjadi fokus peengkajian (Daniel 1986 dalam Friedman,
1998)
c. Perumahan dan Efek-Efeknya
Kondisi rumah dan penempatannya akan menimbulkan berbagai efek dan pengaruh bagi
keluarga itu sendiri misalnya mempengaruhi keluarga dan lingkungan sosialnya.
Khususnya, kondisi perumahan yang amat sangat memprihatinkan, secara
perspektif dapat merugikan mempengaruhi perilaku dan sikap (Schorr, 1970
dalam Friedman, 1998). Efek dari perumahan dapat dilihat dalam tiga bidang utama.
Pertama adalah aspek psikologis yang mempengaruhi persepsi diri dan kepuasan hidup.
Kedua adalah efek ruang misal perbaikan, fasilitas, dan penataan dalam rumah akan
mempengaruhi privasi, pengasuhan anak, dan kebiasaan belajar. Ketiga, pengaruh dari
perumahan yang buruk dan lokasinya, seperti rumah yang dekat dengan pembuangan
sampah beracun akan menimbulkan kerugian yaitu dampaknya bagi kesehatan
anggota keluarga.
d. Teritorialitas dan Keluarga
Setiap keluarga memiliki keinginan untuk mmemiliki dan menempati daerah tertentu
atau wilayah teritorial. Sehingga mungkin saja kunjungan dari seorang perawat dapat
mengganggu teritori orang lain, keluarga juga mungkin merasa kurang nyaman apalagi
ketika perawat tidak diundang secara khusus ke rumah. Daerah sekitar rumah
merupakan suatu daerah di mana keluarga relatif amat sangat memiliki kebebasan
perilaku, hak mengontrol, dan memiliki kekuasaan atas daerah dan anggota-
anggotanya. Dalam kesehatan bermasyarakat khususnya keluarga, apabila terdapat salah
satu anggota yang sakit bisa saja di sembuhkan ke komplek geografis yang lebih
luas, akan tetapi keluarga lebih memilik teritori yang mereka anggap lebih baik, karena
kegelisahan/ketakutan jika dirawat di luar teritori mereka.
e. Pengaruh Kepadatan di Rumah
Kepadatan ialah istilah dari berdesak-desakkan. Kepadatan sendiri sangat erat
dikaitkan dengan status sosial ekonomi dan latar belakang etnis. Kepadatan di
rumah memiliki efek yang cenderung tidak baik karena anggota keluarga sering
menghabiskan waktu di luar rumah ketimbang di dalam rumah. Efek yang bisa
ditimbulkan seperti kelelahan, tidur yang sedikit, perselisihan antar anggota. Menurut
Epstain 1989 dalam Friedman, 1998 kontrol dan pribadi yang sadar dapat
memengaruhi bagaimana individu dapat beradaptasi dengan keadaan yang padat.\
f. Keamanan di Rumah Keadaan kondisi keamanan rumah merupakan salah satu kajian
yang penting.
1. Khusus yang ada di dalam rumah, kecelakaan
merupakan salah satu ancaman terhadap status kesehatan keluarga. Perawat memiliki
tujuan ketika melakukan pengkajian dan kunjungan ke rumah klien yaitu
meningkatkan kesadaran anggota keluarga mengenai pentingnya keamanan dalam
rumah sendiri sehingga dapat menghindari kecelakaan dalam rumah. Menurut Mc
Ferlane 1986 dalam Friedman, 1998, kecelakaan di rumah membunuh kira-kira
27.000 orang dan luka lebih dari 4,2 juta orang di Amerika Serikat tiap
tahunnya, dari kematian di atas, 98.000 meninggal karena terjatuh, 5700
meninggal karena kebakaran, 2500 meninggal karena keracunan. Hampir
semua penyebab kematian di rumah karena kecelakaan dapat dicegah dengan
pendidikan keselamatan.
2. Bidang-Bidang Pengkajian: Rumah
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dianjutkan untuk melengkapi kajian terhadap
lingkungan rumah; baik Kndzari maupun Howard (1981) dan Rauckhorst dkk
(1982) dalam Friedman, 1998 memberi cakupan mendalam dalam bidang ini:
a. Apakah keluarga tersebut memiliki sendiri rumah tersebut ataukah menyewa?
g. Kaji perasaan subjektif anggota keluarga mengenai rumah 8) Identifikasi unit
teritorial mereka
h. Evaluasi pengaturan privasidan bagaimana keluarga merasakan
adekuasi dari privasinya
i. Evaluasi ada atau tidaknya bahaya lain dalam rumah 11) Evaluasi memadainya
tempat pembuangan sampah
Efek dari lingkungan komunitas terhadap keluarga dapat dilihat dari interaksi sosial
yang terjadi dalam berbagai lingkungan. Homogenitas terbukti lebih penting
ketimbang proksimitas (kedekatan) dalam menciptakan sejumlah persahabatan dan
asosiasi (Schorr, 1970 dalam Friedman, 1998). Kedekatan menciptakan sering
terjadinya kontak dengan kaum kerabat atau tetangga yang lain, tetangga lebih
cenderung terlibat secara mendalam ke dalam kehidupan keluarga lain. Terdapat
keterikatan yang kuat dengan tempat itu sendiri di mana hubungan itu
diidentifikasian dengan lokalitas.
5. Bidang-Bidang Pengkajian: Lingkungan Tetangga dan Komunitas
1. Apa karakteristik dari lingkungan paling dekat dengan komunitas
2. Apa karakter demografis dari komunitas dan lingkungan
3. Perubahan-perubahan apa yang terjadi di lingkungan dan komunitas
4. Pelayanan kesehatan apa yang tersedia di lingkungan
komunitas
5. Sudah berapa lama keluarga tersebut tinggal di lingkungan komunitas
6. Diagnosa Keperawatan: Bidang Kesehatan Lingkungan Keluarga Killen (1985)
berpendapat bahwa diagnosa-diagnosa perawatan yang berhubungan dengan
perspektif lingkungan berfokus pada keserasian keluarga-lingkungan. Tuntutan
lingkungan dapat berupa tuntutan aktual maupun potensial yang membuka adanya
kemungkinan didirikan diagnosa preventif, kuratif, rehabilitatif. NANDA
membuat daftar diagnosa keperawatan lingkungan keluarga yaitu tentang “kerusakan
pemeliharaan rumah” , diagnosa ini digunakan untuk menggambarkan masalah
lingkungan keluarga yan disebabkan tidak mampunya memelihara lingkungan
dengan tumbuh kembang yang baik (McFarland dan MaFarland, 1989 dalam
Friedman, 1998).
7. Intervensi Keperawatan Keluarga
Intervensi yang perlu dilakukan dalam menangani masalah keperawatan lingkungan
keluarga memiliki penekanan dalam sifat tertentu. Misalnya saja pencegahan
primer merupakan suatu penekanan primer. Contoh nyatanya adalah bekerja sama
dengan keluarga dalam mencegah jatuhnya lansia, mencegah anak keracunan dlll,
itu ialah tugas utama perawat keluarga dengan basis pada komunitas.
8. Pencegahan Primer: Peningkatan Kesehatan Lingkungan
Keluarga harus mampu merasakan kerentanan terhadap luka, kecelakaan atau
sakit sehingga perawat akan menganjurkan perawatan sendiri lingkungan
keluarga untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan dan keselamatan lingkungan
keluarga (Willey 1989 dalam Friedman, 1998). Diharapkan keluarga mampu
mengenal dan mengantisipasi adanya ancaman lingkungan yang berpotensi
aktual terhadap kesehatan. Hingga saat ini ada banyak sekali keluarga yang mampu
melakukan peningkatan kesehatan di rumah dan gaya hidup mereka. Berikut ialah
peningkatan keselamatan di rumah:
1. Bagaimana mencegah kasus jatuh dengan mengatur perabot sedemikian rupa
2. Bagaimana mencegah kebakaran dengan menyingkirkan benda benda yang
berpotensi menyebabkan kebakaran
3. Bagaimana cara mencegah kecelakaan akibat mengangkat beban berat
4. Bagaimana mencegah kecelakaan berupa keracunan
5. Meyakinkan anggota keluarga mengenai rumah yang harus sesuai dengan usia
anak-anak dan orang dewasa dalam rumah
6. Menunjukakan pada keluarga bahwa pentingnya adanya perencanaan darurat agar
ada persiapan
9. Pencegahan Sekunder yang Berhubungandengan Masalah
Lingkungan.
Pencegahan sekunder berhubungan dengan deteksi dini dan pengobatan.
Mengajarkan keluarga tentang diagnosa dan penanganan luka-luka biasa
dan berdiskusi dengan mereka mengenai dekatnya mereka dengaan fasilitas
kedaruratan merupakan salah satu intervensi ini.
10. Pencegahan Tersier: Strategi Modifikasi Lingkungan
Pencegahan tersier meluputi pemulihan, rehabilitasi, meminimalisasi efek cacat, dan
maksimalisasi fungsi klien. Modifikasi lingkungan keluarga sangat
diperlukan dalammenangani klien denga kebutuhan khusus dari yang cacat hingga
lansia. Anggota keluarga mereka perlu adanya modifikasi dalam lingkungan
rumah mereka agar mereka dapat tinggal di sana. Rekomendasi untuk modifikasi
lingkungan adalah ditunjukan untuk pasien cacat atau lansia. Perawat keluarga
harus dapat beradaptasi dengan peralatan adaptasi yang diperlukan untuk membuat
rumah lebih aman dan berfungsi.
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat menunjukkan fungsi keluarga di sekitarnya.
Menurut Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh Friedman, mengatakan ada empat
elemen struktur keluarga yaitu, Struktur peran keluarga, nilai atau norma keluarga, pola
komunikasi keluarga, dan struktur kekuasaan keluarga. (Suprajitno, 2004)
a. Pola Komunikasi Keluarga
1. Mengobservasi hubungan keluarga secara keseluruhan. Bagaimana
komunikasi fungsional dan disfungsional.Hal-hal yang ditanyakan sebagai berikut:
Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan instruksi. Jika
tidak, maka siapa yang memanifestasikan inkonruen.
Bagaimana ketegasan anggota keluarg mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan
perasaan-perasaan mereka.
Sejauh mana anggota keluarga menggunakan klarifikasi dan kualifikasi dalam
berinteraksi
Apakah keluarga memperoleh dan memberikan respon dengan baik terhadap
umpan balik lawan bicara, apakah klien menghalang-halangiumpanbalik atau
tidak, kemudian apakah keluarga juga mengeksplorasi isu. e) Apakah keluarga
mencari validasi dari orang lain.
Apakah keluarga juga memiliki kecenderungan bertanya untuk menilai orang
lain.
Apakah keluarga berinteraksi dengan sikap menyerang.
2. Bagaimana pesan emosional (afektif) disampaikan dalam keluarga dan dalam
subsistem keluarga
Berapa kali pesan emosional disampaikan.
Jenis emosional apa yang diberikan. Apakah positif, negatif, atau keduanya.
3. Seberapa sering komunikasi berlangsung pada hubungan, dan bagaimana
kualitasnya.
a. Siapa yang berbicara dengan siapa dengan cara seperti apa, apakah sudah lazim
atau belum.
b. Pola komunikasi seperti apakah yang digunakan (misalnya memakai perantara).
c. Apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan perkembangan anggota
keluarga.
d. Apakah terdapat komunikasi yang disfungsional, jenis proses komunikasi
disfugsional yang seperti apa.
e. Hal(bidang) apa yang tidak dibicarakan (didiskusikan) yang merupakan isu
penting bagi kesejahteraan keluarga dan memiliki fungsi yang adekuat
f. Bagaimana pengaruh internal (gamilial) dan eksternal (lingkungan, social dan
ekonomi) terhadap pola dan proses komunikasi
b. Nilai atau norma keluarga
Hal-hal yang dapat dikaji dalam struktur nilai keluarga menurut Friedman yaitu:
1. Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga
6. Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap perkembangan keluarga
terhadap nilai keluarga
a. Posisi dan peran formal apa yang setiap anggota miliki dan gambarkan
bagaimana setiap anggota keluarga melakukan perannya
b. Apakah peran masing masing anggota keluarga dapat diterima dengan baik,
apakah ada konflik peran?
b. Tujuan apa yang ingin dicapai dengan adanya peran-peran informal atau peran
tidak jelas
b. Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi pasangan,
peran sebagai orangtua, dan sebagai pasangan perkawinan
Pemecahan masalah bersama adalah sebuah strategi koping keluarga. Pemecahan masalah
keluarga secara bersama-sama dapat digambarkan sebagai suatu situasi dimana
keluarga dapat mendiskusikan masalah yang ada secara bersama-sama,
mengupayakan solusi atau jalan keluar berdasarkan persepsi- persepsi dan usulan
dari anggota keluarga yang berbeda. Fleksibel PeranFleksibel peran, khususnya
dikalangan pasangan, merupakan suatu strategi koping yang kokoh. Davis dkk (1986)
memperkuat pentingnya fleksibilitas peran sebagai sebuah strategi, membedakan
tingkat-tingkat berfungsinya keluarga khususnya pada keluarga berduka yang
menjadi sampel mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model Keperawatan Keluarga ditujukan untuk meningkatkan pemberian pelayanan
keperawatan keluarga dengan sebaik mungkin. Model Pengkajian Keperawatan Friedman
dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan masingmasing keluarga. Dengan adanya
model keperawatan keluarga, dapat memudahkan perawat untuk menentukan asuhan yang
tepat bagi keluarga.
B. Saran
Ferry, E. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Friedman, M. (1998). Family nursing theory and assessment (4th ed). New York: Appleton &
Lange.
Jakarta : EGC.
20