Asuhan Keperawatan
Keluarga
Quality Control
Nathania Amanda Arini Salsabila
Penanggung Jawab
Santi Patmawati
Desain
Bellinda Fitri Amara
Kontributor
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri,
atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya
(Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang di bentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memnuhi kebutuhan hidup spiritual dan
meteriil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang
selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya (BKKBN, 1999, dalam Ali, 2010).
Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan
dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian
dad keluarga (Friedman, Bowden, Jones, 2010).
Catatan :
Di wilayah Asia, khususnya Indonesia, mayoritas masyarakat
memandang bahwa status kekeluargaan berdasarkan ikatan
perkawinan/keturunan. Sedangkan kalau di wilayah Barat, tidak harus diikat
dalam status perkawinan/keturunan.
Keperawatan Keluarga
Keperawatan Keluarga
Keluarga
A. Fungsi Reproduksi
- Meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
- Memerhatikan kontrol kelahiran untuk mengantisipasi kelebihan
populasi, ancaman lingkungan, pandangan pribadi, dan kesejahteraan
finansial.
B. Fungsi Sosialisasi
- Membina hubungan interaksi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga kepada anak.
C. Fungsi Afektif
- Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
dijadikan sebuah kekuatan.
- Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, saling menghargai, dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota.
- Penyesuaian aspek kehidupan anggota keluarga.
D. Fungsi Ekonomi
- Memenuhi kebutuhan dasar anggotanya, yang terutama terdiri dari
makanan, perumahan, kesehatan, dan kenyamanan pada umumnya.
- Kondisi ekonomi secara signifikan mempengaruhi keluarga (Kaakinen et
al., 2015).
- Beberapa masalah yang dapat mempengaruhi kapasitas atau kemampuan
keluarga untuk merawat kebutuhan ekonomi anggotanya, yaitu
manajemen uang, keputusan perumahan, pengeluaran konsumen, pilihan
asuransi, perencanaan pensiun, dan tabungan (Kaakinen et al., 2015).
A. Struktur Peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku pada suatu keluarga sesuai
dengan posisi sosial yang sebelumnya telah ditetapkan. Pada umumnya di
masyarakat, ayah merupakan sosok kepala keluarga yang bertugas untuk
mencari nafkah bagi keluarga, pemberi rasa aman bagi anggota keluarga,
dan juga anggota masyarakat di lingkungan sekitarnya. Selanjutnya ibu
adalah mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
serta bisa sebagai pencari nafkah tambahan. Sedangkan anak berperan
sebagai pelaksana peranan psikososial yang sesuai dengan tingkat
perkembangan meliputi fisik, spiritual, psiko dan sosial (Kaakinen, Gedaly-
Duff, Coehlo, dan Hanson, 2010).
Menurut Kaakinen, Gedaly-Duff, Coehlo, dan Hanson (2010), terdapat
beberapa variasi struktur keluarga pada rumah tangga, di antaranya:
(1) Nuclear dyad, yaitu pasangan baru menikah dan belum memiliki anak,
komposisinya hanyalah suami dan istri;
(2) Nuclear atau keluarga inti, komposisinya terdapat suami, istri, dan anak
(kandung atau adopsi);
(3) Binuclear atau memiliki dua keluarga inti yang terjadi pasca perceraian,
komposisi orang tua dan anak-anak sebagai anggota keduanya;
(5) Blended atau keluarga campuran, terdiri atas suami, istri, dan anak-
anak dari hubungan sebelumnya;
(6) Single parents atau keluarga dengan satu orang tua, teridiri atas
ayah/ibu dengan anaknya;
(8) Cohabitation, pria dan wanita yang belum menikah berbagi rumah
tangga;
(10) Single person (adult), satu orang dalam satu rumah tangga.
B. Struktur Komunikasi
Struktur komunikasi pada keluarga adalah bagaimana pola
komunikasi yang terjadi antar anggota keluarga meliputi bahasa yang
digunakan serta waktu yang digunakan untuk saling berinteraksi. Pola
komunikasi keluarga dapat berjalan dengan baik apabila pada proses
komunikasi tersebut terjalin kejujuran, keterbukaan, melibatkan emosi,
dapat menyelesaikan masalah yang ada, dan terdapat hierarki kekuatan.
Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila pengirim pesan yakin
terhadap pesan yang disampaikannya, isi pesan berkualitas dan dapat
dimengerti, dan dapat menimbulkan umpan balik (Kaakinen, Gedaly-
Duff, Coehlo, dan Hanson, 2010)
C. Struktur Kekuatan
Kekuatan menurut Friedman (dikutip dalam Pustikasari & Fatimah,
2015), merupakan kemampuan baik potensial maupun aktual dari
individu untuk mengendalikan atau memengaruhi perubahan perilaku
orang lain ke arah yang positif. Kekuatan keluarga memfokuskan pada
proses pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan sebagai proses yang
diarahkan pada tercapainya tujuan dan komitmen dari anggota keluarga
D. Koping Keluarga
Koping merupakan upaya kognitif dan perilaku yang terus berubah
untuk mengelola tuntutan eksternal dan atau internal tertentu yang dinilai
sebagai pajak atau melebihi sumber daya individu (Lazarus & Folkman,
1984 dalam Kaakinen, 2015). Suatu keluarga dapat bertahan dan pulih dari
stres atau krisis yang sulit dengan adanya dukungan, yang disebut sebagai
ketahanan keluarga. Ketahanan keluarga menurut Black dan Lobo (2008),
dalam Kaakinen (2015), adalah keberhasilan mengatasi anggota keluarga
yang berada di bawah kesulitanyang memungkinkan mereka untuk
berkembang dengan kehangatan, dukungan, dan kohesi. Terdapat
beberapa proses kunci dalam ketahanan keluarga, yaitu sistem
kepercayaan, pola organisasi, dan komunikasi keluarga. Sistem kepercayaan
E. Peran Keluarga
Menurut Ny (1976) dikutip dalam (Kaakinen, 2015), terdapat 8 peran
keluarga yang terkait dengan posisi pasangan, di antaranya:
- Seksualitas
- Rekreasi
- Terapi
- Sosialisasi
- Kekerabatan
- Penyedia atau pencari nafkah
Peran penyedia atau pemberi nafkah umumnya dipegang oleh ayah
sebagai kepala keluarga. Namun dalam beberapa dekade terakhir peran
penyedia telah mengalami perubahan signifikan dimana seorang ibu
juga bekerja karena membutuhkan lebih dari satu penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan dasar keluarga.
- Pengurus rumah tangga
Peran pembantu rumah tangga dan perawatan anak umumnya
dipegang oleh seorang ibu. Karena wanita masih menjadi yang utama
dalam memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan semua anggota
keluarga, termasuk anak-anak dan pria. Namun, beberapa yang lain
merangkap peran menjadi seorang penyedia atau pemberi nafkah
dalam keluarga. Meski begitu, wanita yang bekerja terus bertanggung
jawab atas sebagian besar tanggung jawab rumah tangga dan
perawatan anak.
- Perawatan anak
= Perempuan
= Laki-laki
= meninggal
= klien
Note : Data yang dikaji sesuaikan dengan kasus dan semua data akan
saling terkait satu sama lain
Kesiapan
Penurunan Ketidakmampuan koping
Meningkatkan Koping
koping keluarga keluarga
Keluarga
Kesiapan
Risiko
Meningkatkan Ketidakmampuan Menjadi
Ketidakmampuan
Menjadi Orang Orang Tua
Menjadi Orang Tua
Tua
Kesiapan
Disfungsi Proses
Gangguan Proses Keluarga Meningkatkan
Keluarga
ProsesKeluarga
Kaakinen, J. R., Coehlo, D. P., Steele, R., Tabacco, A., & Hanson, S. M. H.
(2015). Family Health Care Nursing: Theory, Practice, and Research
(5th Edition). Philadelphia: F.A Davis Company.
McGoldrick, M., Preto, N. G., & Carter, B. (2016). The expanding family
lifecyle: Individual, family, and social perspectives. 5th edition. USA:
Pearson.