KARDIOVASKULER ( HIPERTENSI )
1. HERMALITA 21142019025.P
2. NAYA ZULAIKA 21142019032.P
3. RIO RAHMAT ALFATH 21142019037.P
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri dan
anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya. (BKKBN, 1992 didalam
Bakri,H,2017).
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Depkes RI,1998 didalam Bakri,H,2017).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari
keluarga. (Friedman, 2003 didalam Ratnawati, E (2017).
b. Tipe Keluarga
Susman (1974) dan Macklin (1988) dalam Friedman dkk. (2003) membagi tipe
keluarga menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
4. Keluarga komuni, yaitu keluarga dengan lebih dari satu pasang monogamy
dengan anak-anak secara bersama-sama menggunakan fasilitas serta sumber-
sumber yang ada
c. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (Effendy,V,1998) dalam Bakri,H, 2017 menjelaskan bahwa
struktur dalam keluarga terbagi menjadi empat, yaitu:
b. Struktur peran
c. Struktur kekuatan
TUJUAN KELUARGA
K
K
O
E P
K E
Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan, tak
hanya bagi keluarga melainkan berbagai macam hubungan. Tanpa ada
komunikasi, tidak aka nada hubungan yang dekat dan hangat, atau bahkan tidak
akan saling mengenal.
2. Struktur peran
3. Struktur kekuatan
Struktur dalam keluarga tidak sekedar tentang anggota keluarga, tetapi lebih
kompleks lagi yakni mengenai interaksi dan hubungan antar anggota dalam membina
rumah tangga dan kehidupan sehari-hari. Berikut ialah jenis-jenis struktur dalam
keluarga.
a. Struktur Egalisasi (memberikan hak dan kewajiban yang sama pada setiap anggota
keluarga)
b. Struktur yang Hangat (menerima perbedaan dan memberikan toleransi)
c. Struktur yang terbuka ( tidak saling menutup diri)
d. Struktur yang kaku ( terkesan negatif, karena menerapkan aturan yang tidak boleh
dilawan)
e. Struktur yang bebas ( tidak mengekang anggota keluarga)
f. Struktur yang kasar (abuse/keluarga yang menerapkan berbagai aturan yang
mengekang)
g. Suasana emosi yang dingin (komunikasi yang kurang baik dan banyak rahasia
dalam keluarga
h. disorganisasi keluarga ( keluarga yang tidak sadar akan peran masing-masing)
2. Satu kesatuan
3. Hubungan kuat
d. Ruang jantung
Jantung terbagi atas dua belahan yaitu belahan kanan dan belahan kiri, kedua
belahan tersebut dipisahkan oleh otot pemisah yang disebut septum. Setiap belahan
terdiri atas 2 ruang yaitu yang disebut atrium dan ruang pemompa yang disebut
ventrikel. Dengan demikian jantung memiliki empat ruang yaitu: atrium kanan,
ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel kiri.
Atrium kanan menerima darah yang kurang oksigen dari seluruh tubuh melalui
vena cava superior (dari tubuh bagian atas) dan vena cava inferior (dari tubuh bagian
bawah) kemudian darah mengalir masuk ke ventrikal kanan untuk selanjutnya di pompa
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis untuk dioksigenasi. Darah yang kaya oksigen
dari paru-paru melalui empat vena pulmonalis masuk ke atrium kiri dan selanjutnya dari
atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri untuk dipompa keseluruh tubuh melalui
aorta.
e. Katup jantung
Jantung memiliki dua tipe katub yaitu : katub atrioventrikuler dan katub
semilunar. Katub jantung tersusun oleh jaringan fibrosa, sehingga katub dapat menutup
dan membuka karena sifatnya yang fleksibel. Fungsi katub jantung adalah mengalirkan
darah pada saat terbuka dan menahan aliran darah, mencegah reflek aliran darah pada
saat menutup. Katub atrioventrikuler terletak diantara atrium dan ventrikel.
Katub ini terdiri dari katub trikuspidalis yang menghubungkan antara atrium dan
ventrikel kanan dan bikuspidalis atau mitral yang menghubungkan antara atrium kiri
dan ventrikel kiri. Katub trikuspidalis mempunyai tiga daun kutub sedangkan
bikuspidalis mempunyai dua katub. Posisi katub atrioventrikuler sangat kuat karena
disokong oleh filamen fibrosa yang disebut chordatendineae dan otot papilari yang
melekat pada dinding ventrikel.
Katub atrioventrikuler menutup pada saat ventrikel jantung berkontraksi atau pada
saat systole untuk mencegah aliran balik darah ke atrium dan akan membuka pada saat
jantung relaksasi atau diastole untuk mengalirkan darah dari atrium dan mengisi
kembali ruang ventrikel.
Katub semilunar terdiri atas katub pulmonal dan katub aorta. Katub ini
mempunyai tiga daun katub. Katub pulmonal terletak diantara ventrikel kanan dan arteri
pulmunalis. Sedangkan katub aorta terletak diantara ventrikel kiri dengan aorta. Pada
saat terjadi diastole katub semilunar menutup dan membuka saat sistole. Menutupnya
katub jantung menimbulkan bunyi jantung.
c. Etiologi
Menurut M. Asikin, Dkk (2016). Ada sejumlah etiologi yang dapat menyebabkan
hipertensi yaitu usia, jenis kelamin dan pola hidup.
1. Usia
Pengidap hipertensi yang berusia lebih dari 35 tahun meningkatnya insidensi
penyakit arteri dan kematian premature.
2. Jenis Kelamin
Insiden terjadinya hipertensi pada pria umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan
wanita. Namun, kejadian hipertensi pada wanita mulai meningkat pada usia paru
baya, sehingga pada usia di atas 65 tahun insidensi pada wanita libih tinggi.
3. Ras
Hipertensi pada orang yang berkulit hitam lebih sedikit dua kalinya dibandingkan
dengan orang yang berkulit putih.
4. Pola Hidup
Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan kehidupan atau pekerjaaan yang
penuh stress berhubungan dengan kejadian hipertensi yang tinggi. Obesitas juga
dipandang sebagai faktor resiko utama. Merokok dipandang sebagai faktor resiko
tinggi bagi pengidap hipertensi dan penyakit arteri koroner. Hiperkolesterolemia
aterosklerosis yang berhubungan denga hipertensi.
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi menurut JNC 7, 2003.
Dalam Hidayatus Sya’diyah (2018)
d. Patofisiologi
Menurut Ni Ketut Kardiyudiani, Brigitta Ayu Dwi Susanti (2019). Proses atau
patofisiologi terjadinya hipertensi diawali dari meningkatnya tekanan darah. Selain itu,
hipertensi bisa terjadi melalui beberapa cara sebagai berikut.
1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak darah pada setiap
detiknya atau stroke volume.
2. Arteri besar kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku, sehingga tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Oleh sebab
itu, setiap denyut jantung darah dipaksa melalui pembuluh darah yang sempit
dibandingkan biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan darah. Hal ini juga
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis.
3. Tekanan darah juga dpat meningkat pada saat terjadi vasokontriksi, yaitu jika arteri
kecil (arteriola) mengerut untuk sementara waktu.
e. Manifestasi Klinis
Menurut Ni Ketut Kardiyudiani, Brigitta Ayu Dwi Susanti (2019). Manifestasi
klinis pada pasien dengan hipertensi antara lain meningkatnya tekanan darah sistole
diatas 140 mmHg atau tekanan diastole diatas 90 mmHg, sakit kepala bagian belakang,
apestaksis/mimisan, rasa berat ditekuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, lemah dan
lelah. Manifestasi klinis di atas tidak semua harus muncul, yang terpenting adalah
adanya peningkatan tekanan darah yang abnormal.
Untuk orang dewasa dengan kondisi tubuh sehat umumnya memiliki tekanan darah
sistolik normal sekitar 90 hingga 120 mmHg atau tekanan darah diastolik normal sekitar
60 hingga 80 mmHg.
f. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang mendapat
suplai darah dari arteri tersebut. 16 Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita
hipertensi yaitu : (Aspiani, 2014)
1. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak dan
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan
darah tinggi.
2. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12 trombus yang
bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan
hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel
dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah
disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
3. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita hipertensi,
beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang
elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi
memompa, banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas
(eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
4. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak sistem
penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam
tubuh.
g. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Ni Ketut Kardiyudiani, Brigitta Ayu Dwi Susanti (2019). Pemeriksaan
penunjang untuk pasien hipertensi sebenarnya cukup dengan menggunakan tensi meter
tetapi untuk melihat komplikasi akibat hipertensi maka diperlukan pemeriksaan
penunjang antara lain. (Kemenkes, 2016)
1. Hemoglobin/hematokrit untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengidentifikasikan faktor risiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
2. Blood urea nitrogen (BUN)/ kreatinin untuk memberikan informasi tentang perfusi /
fungsi ginjal.
3. Glukosa untuk mengkaji adanya hiperglikemi yang dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
4. Urinalisa untuk mengkaji tekanan darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi
ginjal dan adanya diabetes mellitus.
5. EKG untuk menunjukan pola regangan, dimana luas dan peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
6. Foto thorak untuk mengkaji adanya pembesaran jantung.
6. kurang meningkat
mampu 5. perilaku sesuai
menginggat dengan pengetahuan
7. meningkat
ketidaktahuan 6. pertanyyan
menentukan tentang masalah
sumber yang dihadapi
informasi menurun
7. persepsi yang
Gejala dan keliru terhadap
Tanda Mayor masalah menurun
Subjektif 8. persepsi yang
1. menanyakan keliru terhadap
masalah yang masalah menurun
dihadapi 9. menjalani
Objektif pemeriksaan yang
1. Menunjukan tidak tepat menurun
perilaku tidak
sesuai anjuran
2.
menunjukkan
persepsi yang
keliru terhadap
masalah
Gejala dan
Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. menjalani
pemeriksaasn
yang tidak
tepat
2. menujukan
perilaku
berlebihan
(mis. Apatis,
bermusuhan,
agitasi,
histeris)
3. Kesiapan Setelah dilakukan Pelibatan Keluarga
Peningkatan intervensi Observasi
Koping keperawatan selama 1. Identifikasi kesiapan keluarga untuk
Keluarga 1x30 menit terlibat dalam perawatan
Definisi : diharapkan Status
Pola adaptasi Koping Keluarga Terapeutik
anggota Membaik 1. Ciptakan hubungan terapeutik pasien
kelaurga dalam Dengan Kriterua dengan keluarga dalam perawatan
mengatasi hasil : 2. Diskusikan cara perawataan di
situasi yang 1. kepuasaan rumah (mis, kelompok, perawatan, di
dialami klien terhadap perilaku rumah, atau ramah singgah)
secara efektif bantuan anggota 3. Motivasi keluarga mengembangkan
dan keluarga lain aspek positif rencana perawatan
menunjukan meningkat 4. Fasilitasi keluarga membuat
keinginan serta 2. keterpaparan keputusan perawatan
kesiapan untuk informasi meningkat
meningkatkan 3. perasaan Edukasi
e. Implementasi Keperawatan
f. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan sekumpulan informasi yang sistimatik berkenaan dengan
program kerja dan efektifitas dari serangkaian program yang digunakan terkait program
kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah dicapai. Evaluasi dapat berupa evaluasi
struktur, proses dan hasil.
Evaluasi program merupakan proses mendapatkan dan menggunakan informasi
sebagai dasar proses pengambilan keputusan, dengan cara meningkatkan upaya
pelayanan kesehatan. Evaluasi proses, difokuskan pada urutan kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan hasil. Evaluasi hasil dapat diukur melalui perubahan pengetahuan
(knowledge), sikap (Attitude) dan perubahan perilaku. (Etiadi,2010)
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani. (2014). Laporan Pendahuluan Hipertensi, Jantung dan Stroke. Edisi I. Yogyakarta.
Udjianti. (2010). Patofisiologi Hipertensi. Jakarta: Erlangga.
Ni Ketut Kardiyudiani, Dkk. (2019). Keperawatan Medikal Bedah I. PT. PUSTAKA BARU.
Padilla. (2013). Asuhan keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Jakarta: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
PPNI. TIM POKJA SDKI DPP.(2017) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
Jakarta Selatan
PPNI. TIM POKJA SLKI DPP.(2017) Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
Jakarta Selatan
PPNI. TIM POKJA SIKI DPP.(2017) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
Jakarta Selatan
A. Pengkajian
I. Biodata Keluarga
a. Kepala Keluarga
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 01/ 07/ 1953 (68 Th)
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Satu Ulu darat. Jln. Hamzah Kuncit
Tanggal Pengkajian : 23 Maret 2021
b. Komposisi keluarga
Keterangan : Meninggal = X
Pasien =
Laki laki =
Perempuan =
d. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny. M adalah usila yaitu yang terdiri dari suami, istri yang sudah
tua dan anak yang sudah dewasa.
e. Suku Bangsa
Keluarga pasien berasal dari suku Indonesia kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu
bahasa Palembang.
f. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. A beragama islam dan taat beribadah, sering
mengikuti pengajian yang ada di RT.
g. Status Ekonomi Keluarga
Sumber pendapatan keluarga sejumlah dari suami sebesar RP. 1000.000,00 dan
dari anak- anak RP. 2.000.000,00
Makan : Rp. 1.500.000,00
Listrik : Rp. 200.000,00
Bensin : Rp. 200.000,00
Dll : Rp. 1100.000,00
Barang-barang yang dimiliki di rumah : televisi, kulkas, Semeda motor, lemari,
satu set kursi tamu
h. Aktivitas rekreasi Keluarga
Rekreasi yang digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton
televisi bersama dirumah.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki system sanitasi yang baik, dan
memiliki system penerangan ruangan yang baik.
b. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas
Hubungan antar tetangga sangat baik, bila ada tetanggga yang mengalami
kesulitan saling bergotong royong.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Sebagai penduduk kota Palembang, tidak pernah transmigrasi maupun imigrasi.
d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Kebiasaan Tn. A dilingkungan sekitarnya, yaitu Tn. A selalu berkumpul dan
berkomunikasi dengan tetangga pada waktu siang hari, dan setiap dengan
tetangganya selalu melakukan kumpulan arisan, kebiasaan lain dari masyarakat
di lingkungan sekitar rumah selalu melaksanakan kerja bakti.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga yaitu 4 orang, ke puskesmas bersama, saling
mendukung satu sama lain.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Anggota keluarga menggunakan bahasa Palembang dalam berkomunikasi sehari-
harinya dan mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan televisi.
b. Jumlah struktur kekuatan keluarga
Ny.M menderita penyakit hipertensi, anggota keluarga lainnya dalam saling
mendukung
c. Struktur peran keluarga
Formal : Tn.A sebagai kepala keluarga, Ny.M sebagai istri.
Informal : Tn.A dibantu anaknya juga membantu mencari nafkah.
d. Nilai atau norma keluarga
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan
sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada
keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan yang terdekat.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afeksi
Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung dibawa
ke puskesmas atau petugas kesehatan.
b. Fungsi ekonomi
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik
dan selalu mentaati norma yang baik.
c. Fungsi sosial
Menurut Ny. M keluarganya sangat peduli dan sangat perhatian terhadap keadaan
kesehatannya. Ny.M selalu mendukung untuk selalu berobat ke puskesmas secara
teratur, dan anggota keluarga yang lain selalu mengingatkan hal-hal yang dapat
memperberat sakitnya, misalnya jangan terlalu lelah.
d. Fungsi produksi
Tn. A mempunyai 2 orang anak perempuan.
e. Fungsi Pemenuhan (Perawatan / Pemeliharaan) Kesehatan
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian dan biaya
untuk berobat.
f. Fungsi religious
Pasien dan keluarga selalu solat berjamaah
g. Fungsi rekreasi
Bagi keluarga pasien rekreasi merupakan fasilitas untuk menghilangkan stress
dari pekerjaan
h. Fungsi reproduksi
Tn. A mempunyai 2 orang anak perempuan.
Tabel
Pemeriksaan Fisik
Aspek Tn. A (68 Th) Ny. M (65 Th) Tn. M (44 Th) Tn. C (31 Th)
Tekanan 130 / 80 mmHg 140/90 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg
Darah
Nadi 87 x/ mnt 92 x/mnt 85 x /mnt 83 x/mnt
Pernafasan 20 x/mnt 20 x/mnt 20 x/mnt 20 x/mnt
Kepala Simetris, rambut Simetris, Bentuk Bentuk
bewarna hitam, rambut sudah simetris, simetris, rambut dan
namun sudah bewarna putih rambut dan kepala bersih, tidak
ditumbuhi uban, penuh dengan kepala bersih, ada keluhan pada
bersih, tidak ada uban, bersih, tidak ada kepala
ketombe tidak ada keluhan pada
ketombe, nyeri kepala
kepala
P : Pasien
mengatakan
nyeri
Q : nyeri seperti
tertimpa
beban berat
R : Pasien
mengatakan
nyeri di
daerah
tengkuk
S : skala nyeri 7
T : Ketika
malam hari
Mata Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk Bentuk simetris,
penglihatan agak penglihatan simetris, penglihatan baik,
mulai kabur, agak mulai ppenglihatan ananemis
ananemis kabur ananemis baik, ananemis
Telinga Simetris, keadaan Simetris, Simetris, Simetris, keadaan
bersih, fungsi keadaan bersih, keadaan bersih, bersih, fungsi
pendengaran baik fungsi fungsi pendengaran baik
pendengaran pendengaran
baik baik
Hidung dan Simetris, keadaan Simetris, Simetris, Simetris, keadaan
Mulut bersih, masih keadaan bersih, keadaan bersih, bersih, masih dapat
dapat masih dapat masih dapat membedakan bau-
membedakan bau- membedakan membedakan bauan yang ada,
bauan yang ada, bau-bauan yang bau-bauan mukosa bibir kering,
mukosa bibir ada, mukosa yang ada, nafsu makan
kering, nafsu bibir kering, mukosa bibir menurun, sulit
makan menurun, nafsu makan kering, nafsu menelan
sulit menelan menurun, sulit makan
menelan menurun, sulit
menelan
Dada Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-),
wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-)
tidak ada keluhan tidak ada tidak ada tidak ada keluhan
keluhan keluhan
Abdomen Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak ada
ada keluhan ada keluhan ada keluhan keluhan
Ekstrimitas Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
udem, secara udem, secara udem, secara udem, secara umum
umum tidak ada umum tidak umum tidak tidak ada kelainan
kelainan ada kelainan ada kelainan
DO :
- Menunjukan
perilaku tidak sesuai
anjuran
- Tidak mengerti
cara menangani
penyakitnya
-
DS : Anggota keluarga Kesiapan peningkatan koping
Keluarga pasien menetapkan sasaran untuk
keluarga
mengatakan Pada meningkatkan kesehatan
mengatakan tidak
tahu cara untuk
mengatasi penyakit
yang di derita oleh
istrinya
DO :
- Tampak anggota
keluarga tidak
mengerti
-
1. Sifat masalah :
1. Tidak / kurang
sehat 3
2. Ancaman
3. Keadaan sejahtera .
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah :
1. Mudah 2
2. Sebagian
3. Tidak dapat
3. Potensial masalah untuk
dicegah :
1. Tinggi 2
2. Cukup
3. Rendah
4. Menonjolnya masalah :
1. Masalah berat
harus ditangani
2. Ada masalah,
3
tetapi tidak perlu
ditangani
3. Masalah tidak
dirasakan
TOTAL 10
Diagnosa 2 : Defisit pengetahuan penyakit Hipertensi pada ny “M” berhubungan
dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan menunjukan persepsi yang
keliru terhadap masalah
1. Sifat masalah :
1. Tidak / kurang sehat
3
2. Ancaman
3. Keadaan sejahtera .
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah :
1. Mudah 1
2. Sebagian
3. Tidak dapat
3. Potensial masalah untuk
dicegah :
1. Tinggi 2
2. Cukup
3. Rendah
4. Menonjolnya masalah :
1. Masalah berat harus
ditangani
2. Ada masalah, tetapi
3
tidak perlu
ditangani
3.Masalah tidak
dirasakan
TOTAL 9
No Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah :
1.Tidak / kurang sehat
3
2. Ancaman
3. Keadaan sejahtera .
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah :
1. Mudah 2
2. Sebagian
3. Tidak dapat
3. Potensial masalah untuk
dicegah :
1. Tinggi 2
2. Cukup
3. Rendah
4. Menonjolnya masalah :
1. Masalah berat harus
ditangani
2. Ada masalah, tetapi
1
tidak perlu
ditangani
3. Masalah tidak
dirasakan
TOTAL 8
4. Diagnosa Prioritas
Berdasarkan prioritas diagnosa keperawatan keperawatan dengan skoring tertinggi:
a. Nyeri akut
b. Defisit pengetahuan
c. Kesiapan peningkatan koping keluarga
C. Intervensi
D. Implementasi