Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.2 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Apakah Pengartian Pergaulan ?
 Apa Pengertian Remaja?
 Apa Pengertian Pergaulan bebas?
 Apa Faktor Penyebab Pergaulan Bebas?
 Apa Akibat yang di timbulkan?
 Bagaimanakah Solusi mencegah Pergaulan Bebas?

1.3 TUJUAN
  Untuk mengetahui pengertian pergaulan
  Untuk mengetahui pengertian Remaja
  Untuk mengetahui pengertian pergaulan bebas
  Untuk mengetahui Faktor Penyebab Pergaulan bebas
  Untuk Mengetahui Akibat yang Ditimbulkan Dari Pergaulan bebas
  Untuk Mengetahui Solusi Mencegah Pergaulan Bebas

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PERGAULAN

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan  individu,dapat juga oleh
individu dengan kelompok.Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai
makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari
kebersamaan dengan manusia lain.Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan
kepribadian seorang individu.

Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif
maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu
atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih
mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih
mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh
terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu
apakah itu baik atau tidak.

2.2 PENGERTIAN REMAJA

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah
adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional
sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak
termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh
Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.

 Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun
sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah:
masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa
pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah
anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa
yang telah matang Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene)
diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis,kognitif,dansosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja
awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi
Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-
remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun,
dan masa remaja akhir 18–21 (Deswita,2006:192).

 Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut
menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa
dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses
pematangan baik itu pematangan fisik,maupun psikologis.Masa remaja merupakan masa yang
sangat penting, sangat kritis dan sangat rentan, karena bila manusia melewati masa remajanya
dengan kegagalannya, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan kehidupan pada
masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang
sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan
kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan
hidupnya.Dengan demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan
selanjutnya.

Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir pada usia baligh. Oleh sebagian ahli
psikologi, masa remaja berada dalam kisaran usia antara 11-19 tahun. Adapula yang mengatakan
antara usia 11-24 tahun. Selain itu, masa remaja merupakan masa transisi (masa peralihan) dari
masa anak-anak menuju masa dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi diperlakukan oleh
lingkungan keluarga dan masyarakat sebagian anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis (kejiwaan), dan mentalnya belum menjukkan tanda-tanda dewasa. Pada masa
ini (masa remaja), manusia banyak mengalami perubahan yang sangat fundamental dalam
kehidupan baik perubahan fisik dan psikis (kejiwaan dan mental). (Menurut Abdul, hal : 2, 2009).

2.3 PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah
makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia
dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).Pergaulan juga adalah HAM setiap individu
dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi
dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM.

Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama,
norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun
teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan
menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini. Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan sebagai
melencengnya pergaulan seseorang dari pergaulan yang benar , pergaulan bebas diidentikan
sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar.

2.4 FAKTOR PENYEBAB PERGAULAN BEBAS

Ada beberapa faktor – dan masih ada juga faktor yg lain – yang banyak mempengaruhi
terjadinya pergaulan buruk dari kalangan anak-anak muda, yakni:

Faktor Orang Tua


Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System komunikasi, pengaruh media
masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi
anak-anak kita.Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan jamanpara orang tua masih
remaja dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tuadalam era ini.

 dapat kita sebutkan antara lain:


1. Seks di mata remaja

Seks merupakan suatu hal yang tidak lagi tabu untuk dibicarakan pada jaman kini dari anak kecil
hingga orang tua tahu apa itu seks. Begitu juga remaja masa kini, mereka tahu apa itu seks. Tapi
saying para remaja hanya sebatas tahu tentang seks, namun tidak memahami apa seks tersebut
sebenarnya. Mereka tidak mengerti akan dampak seks tersebut.
Apa beda antara aktivitas seks dan hubungan seks mungkin mereka juga tidak mengerti. Perlu
diketahui berpelukan dan berciuman dengan pasangan kita pun itu sudah termasuk aktivitas seks.
Untuk itu alangkah pentingnya pendidikan tentang seks dari dini agar kita memahami sisi positif dan
negatif yang ditimbulkan oleh seks tersebut.

2. Pengaruh – pengaruh terjadinya seks bebas

2.1 Pengaruh dari dalam


Yang dimaksud pengaruh dari dalam adalah pengaruh yang timbul dari dalam jiwa remaja tersebut
dalam mencari jati dirinya. Sifat remaja antara lain adalah selalu ingin mencoba hal – hal baru yang
belum mereka rasakan, selain itu mereka selalu bereksperimen dengan hal – hal beru yang mereka
temukan tersebut. Ditambah lagi jiwa muda mereka yang selalu meledak – ledak membuat mereka
selalu memutuskan sesuatu hal tanpa memikirkan dengan matang mana yang baik dan mana yang
buruk bagi mereka, begitu juga halnya dengan seks. Mereka selalu ingin mencoba dan tertantang
untuk melakukan apa yang dimaksud dengan seks tersebut tanpa memikirkan dampaknya bagi
mereka.

2.2 Pengaruh dari luar


2.2.1 Pengaruh budaya asing
Kita sebagai orang timur dahulunya sangat menjaga tata krama dalam bergaul namun dengan
masuknya budaya yang tanpa batas tata krama dan kesopanan membuat masyarakat dan remaja
kita terpengaruh sehingga tanpa kita sadari tidak ada lagi batas antara kesopanan dan kebebasan.
Hal tersebutlah yang mendorong kita untuk berbuat dan bertingkah laku layaknya kebudayaan –
kebudayaan asing khususnya kebudayaan barat. Alangkah menyedihkan saat kita tahu bahwa
banyak remaja – remaja kita yang terpengaruh oleh dari budaya orang tersebut.

2.2.2 Pengaruh lingkungan


- Keluarga
Sebagai ruang lingkup terkecil, keluarga mempunyai peranan yang sangat mendasar dalam
kehidupan kita termasuk remaja, seorang remaja yang kurang perhatian dari keluarga akan berbuat
seenaknya tanpa takut dilarang, dimarah maupun dinasehati sehingga budaya – budaya atau apa
saja yang mereka dapatkan di luar akan langsung mereka telan tanpa harus menyaring dan memilah
– milah mana yang baik dan mana yang buruk bagi mereka dan sebaliknya remaja yang
mendapatkan perhatian dari keluarga akan melangkah hati – hati dalam segala hal karena segala
gerak – geriknya dinilai oleh orang tua, diawasi dan diperhatikan oleh orang tua remaja yang terlalu
dikekang kebebasannya oleh orang tua jiwa mereka akan memberontak. Jika hal tersebut terjadi
maka mereka (remaja) akan melakukan hal yang lebih dari yang kita (orang tua) takutkan.
Untuk itu perlunya kita tekankan kedisiplinan dan peraturan pada remaja tersebut dalam kehidupan
keluarga dengan batasan – batasan yang terlalu mengekang mereka secara garis besar bisa kita
katakan perhatian dan kasih sayanglah yang merupakan aspek terpenting dalam keluarga demi masa
depan remaja tersebut.
- Teman
Terkadang remaja lebih mempercayai teman dibanding kelarganya sendiri. Teman dianggap tempat
yang paling mengerti dengan hati mereka (remaja), karena sesama teman mereka beranggapan akan
lebih mudah berbicara, bergaul dan berinteraksi karena mereka merasa sejiwa, seusia dan
berperasaan serta berpenilaian sama. Namun tidak semua teman yang bisa membawa kita ke jalan
yang baik. Tidak sedikit teman yang malah menjerumuskan kita ke jalan yang buruk.
Seorang remaja yang memiliki temamn seorang penjahat akan mudah untuk menjadi penjahat juga.
Seorang remaja yang memiliki teman yang pergaulannya bebas akan mudah terpengaruh bergaul
bebas juga namun seorang remaja yang memiliki teman berakhlak serta berbudi luhur untuk
berperilaku sama dengan temannya. Karena itu perlunya kita pandai – pandai dalam memilih teman.

- Sekolah
Di sekolah para guru merupakan contoh atau tauladan bagi muridnya untuk itu perlunya sosok
seorang guru yang bisa dijadikan contoh bagi mereka, seorang guru yang berpenampilan penuh
kebebasan, berperilaku buruk, bertutur kata yang seenaknya dalam mengajar atau mempunyai
pergaulan bebas di luar sekolah akan mudah di contoh oleh murid – muridnya dan begitu juga
sebaliknya.
Berbicara soal disiplin di sekolah perlu sekali ditekankan kedisiplinan di sekolah tersebut. Contohnya
dengan larangan berbaju dan bercelana ketat di sekolah, larangan penggunaan rok di atas lutut
maupun larangan penggunaan make – up ke sekolah atau di sekolah. Larangan – larangn tersebut
akan memperkecil dampak dari pengaruh pergaulan dan seks bebas. Remaja wanita merupakan
subjek utama dalam pelanggaran – pelanggran seks, dari riset yang dilakukan para ahli di dunia 62%
terjadinya seks bebas karena mudahnya wanita dirayu oleh pria (suka sama suka), 17% karena
dipaksa oleh pasangan prianya, 10% karena tuntutan biaya hidupnya, 8% karena kriminalitas dan 3%
karena disebabkan oleh narkotika.
Untuk itu seorang remaja wanita perlunya memiliki keimanan yang kuat agar tidak mudah dirayu oleh
pasangan prianya atau jika perlu remaja wanita hendaknya memiliki keahlian bela diri untuk
menanggulangi terjadinya pemaksaan dan memperkecil angka kejahatan seksual terhadap wanita.
Perlu diketahui wanita adalah tiang negara apabila runtuh akhlak wanita di negara tersebut runtuh
pulalah negara tersebut. Dan 75% penghuni neraka adalah wanita.

2.2.3 Pengaruh perkembangan teknologi


- Media Massa
Pada masa kini banyak sekali beredar majalah – majalah, tabloid maupun surat kabar yang dengan
bebas menampilkan gambar – gambar seronok, porno atau semi porno contohnya majalah play boy,
ekstravaganza, tabloid hot, buah bibir, MOM Plus dan lain – lain. Dengan bebasnya majalah –
majalah dan tabloid – tabloid tersebut memasang gambar atau cover yang semi porno atau setengah
bugil khususnya gambar – gambar tubuh wanita berbikini, bergaun transparan, atau tubuh polos
tanpa sehelai benangpun. Gambar – gambar atau artikel tersebut akan merangsang para remaja
untuk dapat mencoba bagaimana jika itu nyata dan dapat mereka rasakan.
Majalah – majalah dan tabloid – tabloid yang berunsur ponografi tersebut tidak sulit untuk didapatkan
oleh remaja – remaja karena dijual dengan bebas di pasaran. Entah apakah tidak ada larangan dari
pemerintah tentang hal itu atau memang pemerintah menutup matanya. Hanya mereka yang tahu.

- Media Elektronik
Dengan berkembangnya teknologi elektronik yang pesat, berkembang pulalah pengetahuan remaja
dalam segala hal termasuk pornografi yang mempengaruhi pergaulan dan kehidupan seks para
remaja. VCD porno dengan mudah kita dapatkan di pasaran. Film – film yang mempertontonkan
hubungan seks tersebut mempengaruhi otak remaja untuk mencoba hal – hal yang mereka lihat.
Ditambah lagi film – film yang disiarkan televisi – televisi yang mengandung unsur pornografi walapun
kecil dan sanga mudah mempengaruhi para remaja. Plus perkembangan teknologi internet di
komputer. Banyak sekali website – website porno yang dengan mudah bisa kita buka di internet. Hal
– hal tersebut sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan remaja khususnya dalam terjadinya
pergaulan dan seks bebas di kalangan remaja.

3. Narkoba dalam pergaulan pergaulan remaja

Bahaya narkoba kini sedang mencengkeram kehidupan remaja. Seperti halnya seks bebas, remaja
yang mempunyai sifat ingin tahu dan jiwa yang labil membuat mereka terjerembab dalam lembah
narkoba. Mereka selalu ingin merasakan hal baru termasuk narkoba. Remaja yang tertekan pun akan
sangat mudah terjerumus dalam bahaya narkoba. Karena itu sekali lagi perhatian dan kasih sayang
sangat berperan dalam hal ini.

2.6 SOLUSI (PENCEGAHAN) PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas memang sangat meresahkan, tidak hanya orang tua saja, tetapi masyarakat
pun juga dibuatnya resah. Hal ini dapat dikurangi bahkan dapat dicegah dengan cara – cara
berikut :

1. Pentingnya kasih saying dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan apapun.
2. Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan
berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan bersikap baik dan
patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan menggunakannya sebagai
pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan
orang tuannya.

3. Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun
baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan teman yang
tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh gaya hidupnya yang
mungkin belum saatnya untuk dia jalani.

4. Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone, dan lain-lain.

5. Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan membedakan
manayang baik untuk dia maupun yang tidak baik.

6. Perlunya pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi
tempat ibadah sesuai agamanya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam perkembangan yang di
salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun lingkungannya.

Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu.
Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif
maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu
atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih
mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih
mencari jati dirinya.

Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan
bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau
tidak. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak
tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para
ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga,
yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21
tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi
empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja
pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18–21.

3.2 Saran

Untuk para remaja, tinggalkanlah pengetahuan tentang segala perkembangan dengan tetap
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan untuk para orang tua,
berikanlah yang terbaik pada anak remaja dengan tetap menjaga dan mengawasi tingkah lakunya

Anda mungkin juga menyukai