I. Pendahuluan
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang
pentingnya bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal
dari bahan-bahan kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis
bahan kimia agar yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-
hati dan yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya. Limbah bahan kimia
sisa percobaan harus dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan
polusi pada lingkungan. Cara menggunakan peralatan umum dan berbagai
petunjuk praktis juga dibahas secara singkat untuk mengurangi kecelakaan
yang mungkin terjadi ketika bekerja di Laboratorium. Dengan pengetahuan singkat
tersebut diharapkan setiap individu yang melakukan praktikum dan para petugas
laboran dapat bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan kerja para peserta
didik di laboratorium dengan sebaik-baiknya.
V. Bahan Kimia
Setiap bahan kimia itu berbahaya, namun tidak perlu merasa takut bekerja dengan
bahan kimia bila tahu cara yang tepat untuk menanggulanginya. Yang dimaksud
berbahaya ialah dapat menyebabkan terjadinya kebakaran, mengganggu
kesehatan, menyebabkan sakit atau luka, merusak, menyebabkan korosi dsb. Jenis
bahan kimia berbahaya dapat diketahui dari label yang tertera pada kemasannya.
Dari data tersebut, tingkat bahaya bahan kimia dapat diketahui upaya dan
penanggulangannya harus dilakukan bagi mereka yang menggunakan bahan-bahan
tersebut. Kadang-kadang terdapat dua atau tiga tanda bahaya pada satu jenis
bahan kimia, itu berarti kewaspadaan orang yang bekerja dengan bahan tersebut
harus lebih ditingkatkan. Contoh bahan kimia yang mudah meledak adalah
kelompok bahan oksidator seperti perklorat, permanganat, nitrat dsb. Bahan-bahan
ini bila bereaksi dengan bahan organik dapat menghasilkan ledakan. Logam alkali
seperti natrium, mudah bereaksi dengan air menghasilkan reaksi yang disertai
dengan api dan ledakan. Gas metana, pelarut organik seperti eter, dan padatan
anorganik seperti belerang dan fosfor mudah terbakar, maka ketika menggunakan
bahan-bahan tersebut, hendaknya dijauhkan dari api. Bahan kimia seperti senyawa
sianida, mercuri dan arsen merupakan racun kuat, harap bahan-bahan tersebut tidak
terisap atau tertelan ke dalam tubuh. Asam-asam anorganik bersifat oksidator dan
menyebabkan peristiwa korosi, maka hindarilah jangan sampai asam tersebut
tumpah ke permukaan dari besi atau kayu. Memang penggunaan bahan-bahan
tersebut di laboratorium pendidikan Kimia tidak berjumlah banyak, namun
kewaspadaan menggunakan bahan tersebut perlu tetap dijaga.
Selain bahan kimia, peralatan laboratorium juga dapat mendatangkan bahaya bila
cara menggunakannya tidak tepat. Contoh sederhana yaitu cara memegang botol
reagen, label pada botol tersebut harus dilindungi dengan tangan, karena label
bahan tersebut mudah rusak kena cairan yang keluar dari botol ketika memindahkan
isi botol tersebut. Banyak peralatan laboratorium terbuat dari gelas, bahan gelas
tersebut mudah pecah dan pecahannya dapat melukai tubuh. Khususnya bila
memasukkan pipa gelas kedalam prop-karet, harus digunakan sarung tangan untuk
melindungi tangan dari pecahan kaca. Pada proses pemanasan suatu larutan, harus
digunakan batu didih untuk mencegah terjadinya proses lewat didih yang
menyebabkan larutan panas itu muncrat kemana-mana. Juga ketika
menggunakan pembakar spiritus atau pembakar bunsen, hati-hati karena spiritus
mudah terbakar, jadi jangan sampai tumpah ke atas meja dan selang penyambung
aliran gas pada bunsen harus terikat kuat, jangan sampai lepas.
a. Langkah-langkah praktis
h. Pembuangan limbah
Setelah selesai melakukan suatu percobaan maka limbah bahan kimia yang
digunakan hendaknya dibuang pada tempat yang disediakan, jangan
langsung dibuang ke pembuangan air kotor (wasbak) karena dapat
menimbulkan polusi bagi lingkungan. Limbah zat organik harus dibuang secara
terpisah pada tempat yang tersedia agar dapat didaur ulang, limbah padat
haurs dibuang terpisah karena dapat menyebabkan penyumbatan. Limbah
cair yang tidak berbahaya dapat langsung dibuang tetapi harus diencerkan dengan
air secukupnya.
i. Bahan kimia B3
b. Pengoksidasi (oxidizing)
h. Berbahaya (harmful)
i. Korosif (corrosive)
j. Bersifat iritasi (irritant)
l. Karsinogenik (carcinogenic)
m. Teratogenik (teratogenic)
n. Mutagenik (mutagenic)
c. Luka Bakar
Pertolongan pertama pada luka bakar ditujukan untuk :
1. Pengurangan rasa panas dan rasa sakit
2. Pengurangan terjadinya pelepuhan
3. Pemberian cairan ataupun minuman sebanyak mungkin
4. Pencegahan dan pengurangan terjadinya schock
Luka bakar dapat terjadinya karena panas dan zat kimia. Kedua jenis luka tersebut
harus ditangani secara berbeda. Tindakan pertolongan luka bakar karena panas
adalah :
1. Bagian yang trebakar secepatnya direndam dalam air es sampai rasa sakit
hilang. Jika tidak memungkinkan untuk direndam, lakukan pengompresan
dengan handuk biasa.
2. Bagian yang melepuh jangan dikelupas dan tutup bagian yang terbakar dengan
lembaran safratulle atau kain kassa steril.
3. Bawa ke dokter secepatnya
Luka bakar karena zat kimia dapat diakibatkan oleh asam, basa atau bahan kimia
lainnya. Luka bakar akibat basa lebih merusak daripada asam keras. Kecepatan
mengguyur dan membasuh luka bakar akibat zat kimia sangat menentukan dalam
usaha membatasi akibat-akibatnya. Lepaskan pakaian korban dan guyurlah bagian
yang terbakar dengan air paling sebentar 15 menit. Untuk luka bakar yang kecil
lakukan hal berikut :
1. Akibat asam : cuci dengan air, kemudian dengan larutan natrium bikarbonat 1 %
dan cuci lagi dengan air.
2. Akibat basa : sama dengan asam, tetapi menggunakan larutan asam asetat 1 %.
3. Akibat bromin, cuci dengan air kemudian dengan ammonia encer (1 bagian
ammonia dengan 15 bagian air).
4. Akibat Na dan K : ambil Na atau K yang melekat pada kulit dengan pinset,
kemudian rendam dalam air selama 20 menit, keringkan dan tutup dengan kassa
steril.
5. Akibat fosfor ; cuci dengan air kemudian rendam dan bersihkan fosfor yang
melekat ketika proses perendaman, setelah itu rendam lagi dalam larutan
tembaga sulfat 3 % dan tutup dengan kassa steril.
e. Shock
Shock merupakan kejadian yang sering menyertai kita. Shock adalah
suatu keadaan yang timbul akibat system peredaran darah tubuh
terganggu sehingga tidak dapat memenuhi keperluan. Alat-alat vital tubuh
akan mengalami kehilangan cairan dan zat yang diperlukannya, akibatnya
fungsi alat-alat tersebut akan terganggu. Jika tidak cepat ditanggulangi
akan berakibat fatal.
Gejala-gejalanya adalah : kesadaran penderita menurun, nadi berdenyut
cepat (lebih dari 140 kali per menit) kemudian melemah dan menghilang,
kulit penderita pucat, dingin dan lembab, dahi dan telapak tangan
berkeringat, penderita merasa mual, nafasnya dangkal dan tidak teratur,
mata (pupil) melebar dan tidak bercahaya.
Pertolongannya :
Bariingkan penderita dengan posisi kepala lebih rendah daripada bagian
tubuh lainnya, kecuali jika penderita mengalami gegar otak. Sebaiknya
penderita ditempatkan di udara terbuka tetapi jaga tubuhnya agar tetap
hangat (diselimuti). Jika penderita muntah, miringkan kepalanya. Tarik
lidah penderita keluar, bersihkan mulut dan hidung dari lender yang
menyumbat. Hentikan pendarahan jika ada. Berikan the atau kopi panas
jika penderita sadar. Jangan memberikan stimulant jika terjadi
pendarahan.
Shock karena arus listrik dengan voltase dibawah 220 volt mengacaukan
denyut jantung sedangkan voltase diatas 1000 volt menghentikan
pernafasan. Arus dengan tegangan diantara keduanya dapat
mengakibatkan kedua akibat atdi. Pingsan akibat arus listrik dapat
berlangsung lama. Meskipun pernafasan terhenti denyut nadi biasanya
masih terasa.
Pertolongannya : Matikan sumber arus dan segera lepaskan penderita
dari kabel yang mengenainya, dengan penolong melindungi diri terlebih
dahulu. Kemudian lakukan pernafasan buatan sampai pernafasannya
normal kembali. Lakukan pemulihan denyut jantung sambil ndijaga agar
tubuuh penderita tetap hangat. Jika terdapat luka bakar rawatlah lukanya.
f. Pingsan
Pingsan merupakan akibat umum dari luka atau karena berbagai sebab.
Dalam pengertian sehari-hari pingsan berarti tidak sadarkan diri. Penderita
berkeringat pada kepala dan bibir bagian atas.
Pertolongannya : Baringkan penderita di tempat teduh dan datar atau
kepala sedikit lebih rendah dari bagian tubuh lainnya. Lepaskan atau
longgarkan semua pakaian yang menekan leher dan segera bungkukkan
kepalanya diantara kedua lututnya sampai mukanya menjadi merah. Bila
penderita muntah miringkan kepalanya agar tidak terdesak. Kompres
kepalanya dengan air dingin. Hembuskan uap ammoniak di depan
hidungnya dan jaga agar tetap hangat.
g. Keracunan
Sebagian besar kasus keracunan di laboratorium terjadi karena salah
penanganan dan tidak mengikuti petunjuk keselamatan laboratorium.
Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apa saja
haruslah dilakukan dengan sebaik baiknya. Pertolongan yang keliru atau
secara berlebihan justru mendatangkan bahaya.
Tindakan-tindakan pokok yang penting adalah :
1. Cari jenis racun yang telah menyebabkan keracunan tersebut,
misalnya dari botol bekas zat beracun atau sisa yang masih ada.
Pertolongan selanjutnya tergantung jenis racunnya.
2. Bersihkan saluran pernafasan penderita dari kotoran, lender, atau
muntahan.
3. Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara mulut ke mulut.
Bila diperlukan berikan dengan cara lain.
4. Apabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan norit, putih telur,
susu sebanyak banyaknya untuk mengurangi akibat yang ditimbulkan.
Racun dapat masuk ke dalam tubuuh melalui mulut, saluran pernafasan dan melalui
kulit.
a. Racun yang terisap melalui pernafasan
Jauhkan penderita dari tempat kecelakaan dan bawa ke tempat yang udaranya
segar.Bila ada tabung oksigen berikan dengan segera atau lakukan pernafasan
buatan. Bila memungkinkan kenali bahan racunnya, jaga agar tubuh penderita
tetap hangat.
b. Racun yang masuk melalui kulit
Lepaskan semua pakaian yang terkena kontaminasi, kemudian guyur bagian
tubuh penderita yang terkena racun dengan air. Jaga agar tubuh penderita tetap
hangat dan baringkan, kemudian bawa ke dokter. Jangan menggunakan
antidotum seperti alkali untuk keracunan asam atau sebaliknya, jangan
menggunakan pelarut seperti alcohol atau fenol. Jangan lupa penolong mencuci
tangan dengan sabun setelah melakukan pertolongan.
c. Racun yang tertelan
Jika penderita sadar, beri minum susu atau air dengan segera sebanyak mungkin
paling paling sedikit 2 sampai 4 gelas, kemudian panggil dokter. Bila penderita
tidak muntah rangsanglah agar muntah dengan cara menekan tenggorokannya
dengan jari. Teruskan perangsangan ini sampai muntahnya jernih. Jangan
merangsang terjadinya muntah pada keracunan asam kuat, basa kuat, dan
hidrokarbon atau jika korban dalam keadaan kejang. Jika terjadin kekejangan
berikan pertolongan seperti pada pertolongan untuk shock, kemudian panggil
dokter dengan segera. Jika keracunan disebabkan oleh asam kuat atau basa
kuat, berikan putih telur, air susu, atau minyak mineral.
Untuk pertolongan pertama pada keracunan yang tertelan dapat diberikan
antidotum universal sebanyak satu sendok the dalam setengah bgelas air
hangat. Formula antidotum ini harus disimpan dalam keadaan kering. Adapun
formula antidotum terdiri atas :
1. dua2 bagian arang aktif
2. 1 satu bagian magnesium oksida
3. 1 satu bagian asam tannat
Kemudia. cegah jangan sampai terjadi shock dan jaga agar tubuh penderita tetap
hangat. Lakukan pembilasan lambung apabila racun yang termakan belum melebihi
3 jam, boleh setelah lewat 3 jam tetapi sebelumnya penderita telah diberi minum
susu dalm jumlah banyak. Pembilasan lambung tidak boleh dilakukan pada
keracunan akibat bahan korosif (asam dan basa keras) atau keracunan senyawa
hidrokarbon. Cara pembilasan lambung adalah : diberi minum air garam (satu
sendok makan garam dapur dalam 1 liter air) atau satu sendok makan bubuk norit
dalam satu liter air kemudian muntahkan.
h. Kebakaran
1. 1. Jangan panik.
2. 2. Ambil tabung gas CO2 apabila api masih mungkin dipadamkan.
3. 3. Beritahu teman anda.
4. 4. Hindari mengunakan lift.
5. 5. Hindari mengirup asap secara langsung.
6. 6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan
dikunci).
7. 7. Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat.
8. 8. Hubungi pemadam kebakaran.
i. Gempa bumi
1. 1. Jangan panik.
2. 2. Sebaiknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja, kolong
kasur, lemari.
3. 3. Jauhi bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia, kaca.
4. 4. Perhatikan bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran gas,tersengat
listrik.
5. 5. Jangan gunakan lift.
6. 6. Hubungi pemadam kebakaran, polisi dll.
j. Daftar Pustaka
Chemical Safety Labels and Signs - The Science Room
Environmental Health & Safety Department - Oklahoma State University
EPA Hazardous and Toxic Chemical Search - Environmental Protection
Agency
Suhara, (2009), Teknik Laboratorium, Universitas Pasundan, Bandung
abunajmu.wordpress.com/..