Disusun Oleh:
Bonita Sirait
2014901011
2020
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
diduga diambil namanya dari gejala penyakitnya yaitu adanya demam/panas dan
ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotype
virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam yang
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa DHF adalah penyakit
fibris virus akut yang terdapat pada anak dan dewasa yang disebabkan oleh virus
dengue melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty yang ditemukan diseluruh belahan
dunia terutama di negara-negara tropik dan subtropik dengan gejala utama demam,
nyeri otot dan sendi, sakit kepala, nyeri tulang, ruam, leukopenia yang biasanya
(DHF). Tetapi untuk memudahkan batasanya dapat kita bagi menjadi 4 tingkatan
mudah memar.
3. Derajat III : Gagal sirkulasi dimanisfestasikan dengan nadi cepat dan lemah
serta
4. Derajat IV : Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.
B. Patofisiologi
Virus Dengue adalah anggota dari group B Arbovirus yang termasuk dalam
genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Dikenal ada 4 jenis serotipe virus Dengue
yaitu virus Dengue tipe 1 (DEN-1), virus Dengue tipe 2 (DEN-2), virus Dengue
tipe 3 (DEN-3), dan virus Dengue tipe 4 (DEN-4) ditularkan ke manusia melalui
vektor nyamuk jenis Aedes Egypty dan Aedes Albopictus. Virus yang masuk ke
tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang telah terinfeksi virus Dengue
selanjutnya akan beredar dalam sirkulasi darah selama periode sampai timbul
gejala demam dengan masa inkubasi 4 – 6 hari (minimal 3 hari sampai maksimal
10 hari) setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi virus Dengue. Pasien akan
mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual,
nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemia di tenggorok, timbulnya ruam dan
kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan oleh
kongesti pembuluh darah di bawah kulit. DHF dapat terjadi bila seseorang setelah
terinfeksi dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya.
darah dan menghilangnya plasma melalui endotel dinding tersebut, suatu keadaan
perdarahan hebat dengan prognosis buruk dapat terjadi. Terjadinya aktivasi faktor
yang meluas. Dalam proses aktivasi ini, plasminogen akan menjadi Plasmin yang
berperan dalam pembentukan anafilatoksin dan penghancuran fibrin. Disamping
itu akan merangsang sistem kinin yang berperan dalam proses meningginya
merembes selama perjalanan penyakit mulai dari saat permulaan demam dan
mencapai puncaknya pada saat renjatan. Renjatan hipovolemia bila tidak segera
Manifestasi klinis yang mungkin muncul pada DHF adalah demam atau panas,
lemah, sakit kepala, anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan, nyeri ulu hati, nyeri
otot dan sendi, pegal – pegal pada seluruh tubuh, mukosa mulut kering, wajah
pada tenggorokan, nyeri tekan pada epigastrik. Pada renjatan (derajat IV) nadi
cepat dan lemah, hipotensi, ekstrimitas dingin, gelisah, sianosis perifer, nafas
(splenomegali), dan kelenjar getah bening yang akan kembali normal pada masa
1. Darah
Pada DHF akan dijumpai leukopenia yang akan terlihat pada hari ke-2 atau ke-3
dan titik terendah pada saat peningkatan suhu kedua kalinya. Pada saat suhu
3. Sumsum tulang
4. Serologi
a. Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum yang diambil pada masa
mengukur antibodi.
D. Penatalaksaan Medis
teh manis, sirup, jus buah, dan oralit, pemberian cairan merupakan hal
yang paling penting bagi penderita DHF. Setelah keadaan dehidrasi dapat
berikutnya.
d. Pemberian cairan intravena pada pasien DBD tanpa renjatan dilakukan bila
meningkat (>40 vol %). Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat
Kristaloid.
Larutan ringer laktat (RL) atau dektrose 5% dalam larutan RL (D5/RL),
f. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernapasan) jika
2) Jenis minuman : air putih, teh manis, sirup, jus buah, susu.
9) Awasi perdarahan.
11) Jika ada perbaikan klinis dan laboratorium pasien diijinkan untuk pulang.
IVFD NaCl 0,9% : Dekstrosa 5% (1:3), tetesan rumatan sesuai berat badan.
2) Periksa HGB, HCT, trombosit tiap 6-12 jam, jika HCT naik atau
trombosit
a. Pertama berikan cairan awal yaitu : RL/NaCI 0,9% atau RL/DS/NaCl 0,9% +
b. Setelah itu monitor tanda-tanda vital/nilai HCT dan tromboosit tiap 6 jam
c. Jika ada perbaikan maka ada menunjukkan tanda-tanda : tidak gelisah, nadi
kuat, tekanan darah stabil, diuresis cukup(12m/kg BB/jam), HCT turun (2 kali
pemeriksaan).
BB/jam.
e. Setelah 1 jam berlalu dan kondisi pasien masi menunjukan perbaikan maka
diuresis cukup.
lakukan evaluasi 12-24 jam jika pada saat evaluasi ditemukan tanda vital
tidak stabil dengan tanda adanya distres pernapasan dan HCT naik maka
segera berikan koloid 20-30m1/kgBB dan jika HCT menurun maka lakukan
nadi meningkat, tekanan nadi < 20 mmHg, diuresis kurang/ tidak ada.
i. Jika tidak menunjukkan adanya perbaikan maka tetesan akan dinaikkan 10-
segera berikan koloid 20-30 ml/kgBB dan jika HCT menurun maka lakukan
l. Jika sudah ada perbaikan maka lanjutkan tindakan dari pengurangan dari
teratasi.
d. Kemudian pantau tanda vital setiap 10 menit dan catat balance cairan
intravena.
1) Kesadaran membaik.
diuresis, HGB, HCT, trombosit. Jika dalam 24 jam sudah stabil, maka
Infus dihentikan tidak melebihi 48 jam setelah syok teratasi. Jika syok
teratasi atau belum. Jika syok belum teratasi yang ditunjukkan dengan
Kriteria berikut harus dipenuhi sebelum pasien yang pulih dari DHF atau
anti demam.
e. Hematokrit stabil
(Ngastiyah, 2005)
E. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan DHF
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan
pasien DHF
a. Aktivitas/Istirahat
b. Sirkulasi
Tanda : nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin dan gelisah
c. Makanan/cairan
d. Neurosensori
e. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri uluhati, nyeri pada otot dan sendi, pegal-pegal pada
2. Diagnosa
(D.0036)
3. Intervensi
Edukasi
Kolaborasi
meningkat (5)
Edema menurun
(5)
Dehidrasi
menurun (5)
Mata cekung
membaik (5)
Turgor kulit
membaik (5)
(L.05020)
3 Nausea Setelah dilakukan Manajemen Mual (I.03117)
hasil: mual
menurun (5)
Perasaan ingin Kendalikan faktor lingkungan
Edukasi
cukup
mual
nonfarmakologis untuk
mengatasi mual
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian