Anda di halaman 1dari 9

Vol: 6, No.

1, Maret 2017 ISSN: 2302 - 2949

ANALISA UNJUK KERJA PENINGKATAN TRANSMISI CITRA PADA


KANAL WIRELESS MENGGUNAKAN TEKNIK DIVERSITY
SELECTION COMBINING

Baharuddin
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
e-mail : baharuddin.abbas@ft.unand.ac.id

Abstrak – Penelitian ini merupakan simulasi citra terkompresi SPIHT menggunakan teknik diversity selection
combining. Citra yang digunakan dikompresi terlebih dahulu dengan teknik kompresi SPIHT setelah
didekomposisi wavelet. Pada kanal transmisi diberi pemodelan kanal Rayleigh fading dan AWGN yang akan
menyebabkan terjadinya penurunan unjuk kerja sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki
unjuk kerja sistem tersebut yaitu dengan meminimalkan efek yang diakibatkan oleh error yang terjadi selama
transmisi, maka pada bagian penerima digunakan teknik diversity selection combining yang bekerja pada
daerah wavelet. Besarnya pengaruh dari teknik diversity selection combining yang digunakan dapat diketahui
melalui analisa PSNR. Hasil simulasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa, adanya peningkatan perbaikan
sistem dipenerima bila dibandingkan dengan tanpa menggunakan teknik diversity selection combining.

Kata kunci : Diversity Selection Combining, Noise AWGN, Fading Rayleigh, PSNR, BER

Abstract – This study is the simulation of SPIHT image compression using diversity selection combining
techniques. The image is compressed by using SPIHT compression techniques after wavelet decomposition.
By giving Rayleigh fading channel and AWGN on the channel transmission will cause the degradation of the
overall system performance. To minimize the effects caused by the errors that occur during the transmission,
the diversity selection combining techniques are used at the receiver that work on the wavelet domain in order
to increase the overall system performance. Performance evaluation on the use of selection combining diversity
technique can be determined through PSNR analysis. The simulation results of this study indicate that applying
the diversity selection combining techniques on the system that affected by noise AWGN and Rayleigh fading
can increase the performance of the overall system at the receiver when comparing to the receiver without
using the selection combining diversity techniques.

Keywords : Diversity Selection Combining, Noise AWGN, Fading Rayleigh, PSNR, BER

Copyright © 2017 JNTE. All rights reserved

1. PENDAHULUAN Dalam sistem transmisi telekomunikasi,


informasi berupa data, suara, citra dan video
Salah satu teknik sederhana dan efisien untuk akan dikirim dari pemancar menuju penerima
mengatasi kerusakan sinyal informasi yang melalui sebuah kanal komunikasi. Kanal
diakibatkan oleh adanya fading adalah dengan komunikasi secara real dapat berupa medium
menggunakan teknik diversity. Teknik ini akan fisik (seperti dua pasang kabel, kabel koaksial,
memanfaatkan propagasi acak dari gelombang serta fiber optik yang menghubungkan antara
radio, yaitu dengan penemuan metoda untuk pemancar dan penerima), maupun medium non-
membangkitkan dan mengekstrak lintasan- fisik (seperti medium udara berupa gelombang
lintasan sinyal independent [1-5],[9],[15]. elektromagnetik yang dipancarkan dari
Konsep diversity sangat sederhana yaitu jika pemancar ke penerima). Selama transmisi
satu lintasan gelombang radio mengalami informasi melalui kanal komunikasi pasti akan
gangguan yang disebabkan oleh fading, selalu terjadi penurunan kualitas informasi.
dimungkinkan ada lintasan-lintasan lainnya Penurunan kualitas informasi ini dapat
memiliki sinyal yang lebih bagus. Dengan disebabkan oleh berupa interferensi, delay
banyaknya lintasan sinyal untuk dipilih, maka spread, redaman (attenuation), derau (noise)
rata-rata SNR (signal to Noise Ratio) dapat serta timbul tenggelamnya sinyal informasi
diperbaiki pada bagian penerima [15]. (fading) [9].

Received date 2016-12-19, Revised date 2017-02-12, Accepted date 2017-02-28


DOI : 10.20449/jnte.v6i1.366
Vol: 6, No. 1, Maret 2017 ISSN: 2302 - 2949

Pada medium non-fisik kanal wireless, melalui kanal wireless [2-5],[8]. Beberapa
gangguan yang paling dominan adalah adanya penelitian tentang transmisi citra melalui kanal
multipath fading. Multipath fading terjadi karena wireless juga telah dilakukan antara lain [9] yang
sinyal informasi yang dipancarkan akan tersebar menggunakan teknik diversity yang berada pada
kesegala arah melewati medium udara. domain wavelet untuk mendapatkan citra
Akibatnya sinyal yang sampai dipenerima rekonstruksi yang baik. Pada transnmisi citra ini
adalah penjumlahan antara sinyal informasi dari model kanal yang digunakan adalah two-state
arah path 1, path 2, path 3 dan seterusnya. Gilbert-Elliott channel[6-7]. Turbo Codes [14]
Sehingga akan didapat sinyal yang saling digunakan untuk melindungi citra selama
mengurangkan dan bahkan saling transmisi dan teknik perlindungan data selama
menghilangkan akibat adanya perbedaan fasa transmisi [11-12].
yang tiba di penerima. Pengaruh dari gangguan Pada penenelitian ini digambarkan suatu
dominan ini dapat menyebabkan kesalahan simulasi yang menerapkan teknik diversity
pendeteksian pada bagian penerima system selection combining pada penerima. Teknik
telekomunikasi. Misalnya akibat pengaruh dari Selection combining mengacu pada penelitian
gangguan ini menyebabkan sinyal informasi [3], [9]. Berdasarkan penelitian yang telah
yang dikirim bit ’1’ dapat berubah menjadi bit dilakukan diatas, maka dalam penelitian ini
’0’ yang diterima di bagian penerima begitupun berjudul ‘Analisa Unjuk Kerja Peningkatan
sebaliknya, sehingga dengan demikian unjuk Transmisi Citra Pada Kanal Wireless
kerja sistem akan menurun di bagian penerima. Menggunakan Teknik Diversity Selection
Untuk mengatasi permasalahan di dalam Combining’. Penelitian ini menghasilkan
transmisi informasi melalui kanal wireless ini, peningkatan unjuk kerja transmisi citra pada
maka berbagai teknik yang dapat dikembangkan kanal wireless bila menggunakan teknik
untuk memperbaiki kualitas sistem, salah satu diversity selection combining dibandingkan
dari teknik ini adalah teknik diversity selection dengan tanpa sistem tersebut.
combining. Teknik diversity ini diterapkan
dibagian penerima dimana penerima memilih 2. TINJAUAN PUSTAKA
komponen sinyal yang paling baik dari berbagai
path sinyal yang masuk ke penerima. Gambaran 2.1. Noise AWGN
umum diversity selection combining dapat Model kanal yang digunakan adalah Noise
dilihat pada Gambar 1 dibawah ini. AWGN (Additive White Gaussian Noise). Noise
ini berdistribusi normal dengan nilai rata-rata
(mean) nol. Noise ini bernilai acak dan bersifat
Z1k menambahkan sinyal aslinya. Bentuk persamaan
pdf dari distribusi Gaussian adalah [13]:
Rangkaian Zk
1 / 2 2
e ( x  mx )
2
Pemilih p ( x)  (1)
2 
Z 2k
dimana :
x = Variabel Acak
mx = mean
Gambar 1. Sistem umum diversity selection 2 = varians dari variable random
combining [15]
Nilai Zk diperoleh tergantung dari nilai 2.2. Fading Rayleigh
inputan yang nilai SNR nya lebih besar. Hal ini Pada kanal wireless, distribusi Rayleigh
dapat dijelaskan sebagai berikut: jika nilai Z1k secara umum dipakai untuk menggambarkan
lebih besar dari nilai Z2k maka nilai yang keluar statistik perbedaan waktu dari envelope yang
dari penerima adalah sama dengan nilai Z1k diterima untuk sebuah sinyal flat Fading. Fading
begitupun sebaliknya. cepat merupakan Rayleigh Fading karena
Teknik diversity sebagai salah satu cara untuk Fading ini terdistribusi mengikuti distribusi
mengatasi fading dan noise pada transmisi Rayleigh, yang mempunyai fungsi kepadatan

58 Jurnal Nasional Teknik Elektro


Vol: 6, No. 1, Maret 2017 ISSN: 2302 - 2949

probabilitas seperti yang ditunjukkan persamaan 1


ra
med ia n

(2) [13].   p(ra )dra ra med ia n  1,177 (6)


2 0

 ra  r2  Jadi terdapat perbedaan nilai rata–rata dan


 2 exp  a 2 
 (0  ra  ) nilai tengah sebesar 0,55 dB dalam distribusi
  2 (2)
pra    
Rayleigh. Sebagai catatan bahwa nilai tengah

 (ra  0) pada prakteknya sering digunakan, karena data
 0
Fading biasanya diukur dilapangan dan
dimana : kenyataannya distribusinya tidak dapat
σ = tegangan rata -rata diasumsikan. Dengan penggunaan nilai tengah
σ2 = daya rata-rata sebagai pengganti nilai rata – rata maka mudah
kita membandingkan distribusi Fading yang
berbeda dan memiliki nilai tengah yang
Probability
Density bermacam-macam. Envelope sinyal Fading yang
dibangkitkan merupakan proses kompleks
gaussian yang mempunyai bagian real yang
independen dengan bagian imajinernya. Pada
Gambar 2 ditunjukkan grafik PDF (Probability
Density Function) dari sebuah distribusi
Rayleigh [13].

2.3. Teknik Selection Combining


Aturan dari diversity selection combining
berdasarkan blok dan hanya memilih blok-blok
0 1 Level relative
to mean level
bit, b(l ) , dari satu bit stream didasarkan pada
suatu ukuran  (l ) , yang bergantung pada
Gambar 2. Grafik PDF (Probability Density karakteristik transformasi wavelet, dan aturan ini
Function) Distribusi Rayleigh [13]. dapat dilihat sebagai berikut [9]:

Fungsi distribusi kumulatif menyatakan 1. Aturan diversity combining untuk blok


presentasi lebih kecil dari nilai Ra tertentu, yang koefisien approksimasi.
diperoleh dengan melakukan integral terhadap Bila nilai blok koefisien approksimasi dari
fungsi rapat peluang p(ra). diversity kanal 1 lebih kecil dari nilai blok
koefisien approksimasi dari diversity kanal 2,
Ra  R2 
PRa   Pra ra  Ra    pra dra  1  exp  a 2  (3) maka nilai blok koefisien approksimasi bernilai
0  2  satu. Kemudian bila nilai blok koefisien
approksimasi dari diversity kanal 1 lebih besar
ra mea n distribusi Rayleigh adalah : dari nilai blok koefisien approksimasi dari
diversity kanal 2, maka nilai blok koefisien
approksimasi bernilai min satu dan jika nilai


ra mean  Era    ra pra dra    1,2533 (4) blok koefisien approksimasi dari diversity kanal
0 2 1 sama dengan nilai blok koefisien approksimasi
dari diversity kanal 2, maka nilai blok koefisien
 r2a merupakan varians dari distribusi Rayleigh aproksimasi bernilai nol. Seperti pada
yang mewakili daya ac pada selubung sinyal. persamaan (7) [9].

1 d1 (i, j )  d 2 (i, j )
  2

 r2a  E ra 2  E 2 ra    ra 2 pra dra  
0 2 h (i, j )   1 d1 (i, j )  d 2 (i, j )
l
L
(7)
   0 c (i, j )  c (i, j )
  2  2    0,4292 2 (5)  L1 L2
 2
Untuk menghitung nilai tengah untuk ra, 2. Aturan diversity combining untuk blok
dapat digunakan persamaan (4). koefisien detil

Jurnal Nasional Teknik Elektro 59


Vol: 6, No. 1, Maret 2017 ISSN: 2302 - 2949

Bila nilai blok koefisien detil dari diversity penelitian dilakukan dengan melakukan
kanal 1 lebih kecil dari nilai blok koefisien detil manipulasi terhadap objek penelitian serta
dari diversity kanal 2, maka nilai blok koefisien adanya control [10].
detil bernilai satu. Kemudian bila nilai blok
koefisien detil dari diversity kanal 1 lebih besar 3.1. Sampel Penelitian
dari nilai blok koefisien detil dari diversity kanal Sampel penelitian yang digunakan adalah
2, maka nilai blok koefisien detil bernilai min citra digital grayscale dengan kedalaman 8 bit
satu dan jika nilai blok koefisien detil dari dengan nama file Barbara.tif. Sampel tersebut
diversity kanal 1 sama dengan nilai blok merupakan standar internasional untuk
koefisien detil dari diversity kanal 2, maka nilai penelitian citra. Citra grayscale digunakan untuk
blok koefisien detil bernilai nol. Seperti pada penelitian ini karena untuk citra grayscale
persamaan (8) dibawah ini: tingkat komputasi yang dibutuhkan tidak terlalu
tinggi dibanding citra RGB dan pada dasarnya
1 t1 (i, j )  t 2 (i, j ) dalam proses transmisi citra kedua jenis citra

h (i, j )   1
l
H t1 (i, j )  t 2 (i, j ) (8) tersebut mempunyai karakteristik yang sama.
 0 c (i, j )  c (i, j ) Citra sampel mempunyai kedalaman 8 bit, yang
 H1 H2 berarti bahwa untuk masing-masing piksel pada
citra sampel diwakili oleh nilai 8 bit yang
3. Aturan pemilihan blok dari diversity
bervariasi dari 0-255 sesuai dengan karakteristik
combining dilakukan dengan cara :
citra tersebut.
Jika ukuran blok  (l ) lebih besar sama
dengan nol, maka blok yang dipilih adalah blok 3.2. Desain Penelitian
b1 (l ) , tetapi jika ukuran blok  (l ) lebih kecil Penelitian dilakukan dengan merancang
dari nol, maka blok b2 (l ) yang dipilih. Seperti sebuah sistem transmisi citra seperti gambar di
bawah ini:
persamaan (9):

b (l ) Jika  (l )  0
b(l )   1 (9)
b2 (l ) Jika  (l )  0

untuk l  1,2,..., L dimana


 (l )  h L
l
(i, j )  h l
H (i, j ) dan Ini adalah
( i , j )low rcs ( i , j ) det ail
subband subband

nilai dari koefisien approksimasi


d k (i, j )  c Lk (i, j )  c Lk (i, j  1) dan ini
adalah nilai dari koefisien detil
 1 1  Gambar 3. Rancangan Sistem Transmisi Citra.
t k (i, j )  c Hk (i, j )    c Hk (2i  m,2 j  n) / 4 
 m 0 n 0 
3.2.1. Simulasi Kanal AWGN dan Fading
untuk k=1,2, k adalah cabang diversity
Rayleigh
Dimana l di mengacu pada blok ke-l dari bit-
Pada sistem ini diasumsikan ada dua kanal
bit yang diterima dan  (l ) diperbaharui untuk
sehingga sinyal y(t) yang masuk pada kedua
setiap blok baru dari data. kanal tersebut akan menjadi y1(t) dan y2(t).
Besarnya sinyal y1(t) dan y2(t) adalah sinyal y(t)
3. METODOLOGI dibagi akar dari jumlah kanal atau :

Metode penelitian yang digunakan dalam y1(t)= y2(t )=0,707 x y(t) (10)
penelitian ini adalah metode eksperimental.
Penelitian eksperimental merupakan observasi Pada masing-masing kanal terdapat fading
di bawah kondisi buatan, dimana kondisi yang berdistribusi Rayleigh. Pengaruh dari
tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti dan fading ini akan merusak bentuk sinyal pada

60 Jurnal Nasional Teknik Elektro


Vol: 6, No. 1, Maret 2017 ISSN: 2302 - 2949

masing-masing kanal. Kemudian sinyal-sinyal Pada kanal radio mobil, distribusi


yang terkena fading itu akan dipengaruhi pula Rayleigh secara umum dipakai untuk
oleh noise Gaussian n1(t) dan n2(t). Sinyal yang menggambarkan statistik perbedaan waktu dari
terkena fading dan noise ini selanjutnya masuk envelope yang diterima untuk sebuah sinyal flat
ke rangkaian matched filter integrated and dump fading. Fading cepat merupakan Rayleigh fading
guna mendapatkan sinyal dengan performansi karena fading ini terdistribusi mengikuti
yang lebih baik sehingga sinyal ini lebih distribusi Rayleigh. Metode untuk
menyerupai sinyal aslinya, dimana keluaran dari membangkitkannya diilustrasikan pada Gambar
rangkaian ini yaitu Z1k dan Z2k yang merupakan 4.
inputan untuk rangkaian combining. Proses pada Dari Gambar 4 terlihat bahwa Ig(n) dan
rangkaian decision (Gambar1) adalah Qg(n) adalah komponen in-phase dan
mendemodulasi sinyal keluaran dari rangkaian quadrature dari proses kompleks gaussian.
combining untuk memperoleh bit-bit yang Langkah-langkah dalam pembangkitan envelop
diterima, selanjutnya dengan menggunakan fading ini adalah :
metode Monte Carlo akan diprediksi besarnya
BER (Bit Error Rate) Ig(n) = randn(1, panjang sinyal input)
Noise yang dibangkitkan pada sistem ini Qg(n) = randn(1, panjang sinyal input)
berdistribusi normal dengan mean μ adalah nol
dan varian σ2 sebesar No/2. envelope  I g (n) 2  Qg (n) 2 (13)

 No  Fading merupakan karakteristik utama


nk (t ) ~ N  0,  (11) dalam propagasi radio bergerak. Fading dapat
 2 
didefinisikan sebagai perubahan fasa, polarisasi
dan level dari suatu sinyal terhadap waktu.
Besarnya varian dipengaruhi oleh harga No Definisi dasar dari fading yang paling umum
yang bervariasi sesuai dengan besarnya SNR adalah yang berkaitan dengan mekanisme
(Signal to Noise ratio) dan besar energi propagasi yang melibatkan refraksi, refleksi,
perbitnya Eb. Hubungan dari parameter- difraksi, hamburan, dan redaman gelombang
parameter ini ditentukan dengan persamaan : radio, Dari segi kualitas keberadaan fading dapat
dirasakan sebagai timbul tenggelamnya suara
Eb (12)
SNR  yang terdengar dipenerima. Sinyal fading r(t)
No
merupakan gabungan dua komponen yaitu r1(t)
Selain itu kanal juga dipengaruhi oleh dan ro(t), r1(t) disebut fading lambat,
fading yang memiliki distribusi Rayleigh. sedangkan ro(t) disebut fading cepat dengan
Envelope sinyal fading yang dibangkitkan persamaan:
merupakan proses kompleks gaussian yang
mempunyai bagian real yang independen dengan r(t) = r1(t) - ro(t) (14)
bagian imajinernya.
sedang fading cepat diperoleh dari :

Sumber ro(t) = r(t) - r1(t) (15)


Noise 2
Gaussian .
I Fading lambat adalah rata-rata sinyal
fading r1(t) yang juga disebut dengan local
envelope mean. Fading lambat disebabkan adanya
perubahan konfigurasi alam antara base station
dengan unit bergerak yang akan menyebabkan
fluktuasi path loss (redaman lintasan) akibat
Sumber efek bayangan dari penghalang alam. Fading
Noise 2
Gaussian . lambat sering disebut dengan shadowing. Fading
Q
cepat sering disebut juga dengan multipath
fading. Penyebab utama dari fading ini karena
Gambar 4. Pembangkitan fading Rayleigh [15]. adanya lintasan ganda (multipath) akibat
dipantulkannya gelombang oleh benda-benda

Jurnal Nasional Teknik Elektro 61


Vol: 6, No. 1, Maret 2017 ISSN: 2302 - 2949

seperti rumah, gedung, kendaraan, pohon dan dengan SNR yang terbesar dibutuhkan rangkaian
benda-benda lain disekitar personal station yang decision. Pada rangkaian decision terjadi proses
menyebabkan sinyal menempuh suatu lintasan decoding guna mendeteksi bit-bit pada sisi
dari pemancar ke penerima. Selain itu Dengan penerima, proses ini dilakukan dengan suatu
adanya tambahan noise maka bentuk sinyal akan aturan. Aturan tersebut memberikan performansi
semakin rusak. Tipe fading ini merupakan tipe yang optimum, sehingga dapat dikurangi
yang paling umum terjadi. kesalahan yang terjadi.
Karena perbedaan panjang lintasan yang
ditempuh oleh lintasan pantul dan lintasan 1, jika A' k  0
langsung, maka akan menyebabkan perbedaan b'k   (18)
0, jika A' k  0
amplitudo dan fasa dari kedua sinyal tersebut
ketika diterima mobile station (MS). Dalam
keadaan yang ekstrim dimana sinyal sama dan dimana :
beda fasa 1800, maka sinyal akan saling b’k = Bit yang terdeteksi pada penerima
meniadakan atau sinyal total adalah nol, A’k = Keluaran dari rangkaian combining
sebaliknya bila fasanya sama, maka sinyal
3.3. Variabel Penelitian
merupakan jumlah dari kedua sinyal yang datang
Variabel-variabel yang digunakan pada
tersebut.
penelitian berdasarkan klasifikasinya, adalah
Fading yang dibangkitkan dalam simulasi
sebagai berikut:
ini konstan sepanjang satu interval bit, dimana
1. Variabel independen, yang merupakan
jumlah sampel fading yang dibangkitkan sama
variabel yang dapat dimanipulasi. Variabel
dengan jumlah bit input. Disamping itu nilai rms
independen yang digunakan dalam
fading E{R2} adalah 1, serta fadingnya hanya
penelitian ini adalah bit per pixel dan SNR.
pada amplitudo sinyalnya saja.
2. Variabel dependen, variabel yang berubah
Adanya fading akan mengganggu sinyal
berdasarkan perubahan nilai variabel
yang masuk ke masing-masing kanal, dimana
independen. Variabel dependen yang
yang terjadi berupa proses perkalian antara
digunakan dalam penelitian adalah PSNR
envelope fading dengan sinyal yang
(Peak Signal to Noise Ratio) dan BER (Bit
ditransmisikan. Dengan adanya tambahan noise
Error Rate)[1-5], [15].
maka bentuk sinyal akan semakin rusak, serta
kemungkinan kesalahan bit atau simbol yang
3.4. Teknik Analisis Sistem
terdeteksi pada penerima akan semakin besar.
Kinerja sistem yang disimulasikan
Bentuk hubungan pengaruh fading dan noise
dianalisis dengan menggunakan variabel
terhadap sinyal dapat diekspresikan dengan
dependen PSNR. PSNR dapat dirumuskan:
persamaan :

Z1 (t )  y1 (t ).r1 (t )  n1 (t ) 255 2 (19)


(16) PSNR  10  log 10
   pi, j   pˆ i, j 
1 2

Z 2 (t )  y2 (t ).r2 (t )  n2 (t ) (17) N i j

dimana: y1(t), y2(t) adalah sinyal pada kanal 1 Dimana pi, j  merupakan nilai piksel citra
dan 2 yang asli, pˆ i, j  merupakan nilai piksel citra
rekonstruksi, dan N merupakan ukuran citra.
r1(t), r1(t) adalah fading pada kanal 1 dan 2
Kinerja sistem juga dianalisis dengan BER (Bit
n1(t), n2(t) adalah noise pada kanal 1 dan 2
Error Rate) dengan rumus:
3.2.2. Rangkaian Decision
n
Selection diversity merupakan teknik BER  (20)
diversity combining yang paling sederhana. N
Pada teknik ini, penerima memilih sinyal yang
paling baik, dalam hal ini sinyal SNR yang Dengan : n = jumlah bit salah yang diterima
terbesar. Oleh karena itu untuk memilih sinyal N = jumlah bit yang diterima

62 Jurnal Nasional Teknik Elektro


Vol: 6, No. 1, Maret 2017 ISSN: 2302 - 2949

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Grafik PSNR terhadap SNR Barbara 0.6 bpp
30

Tanpa Diversity EGC


Simulasi unjuk kerja sistem Transmisi Citra 25
Dengan Diversity EGC

Terkompresi SPIHT (Set partitioning in


hierarchical trees)[1] menggunakan Teknik 20
Diversity Selection Combining dilakukan

PSNR (dB)
berdasarkan blok diagram pada Gambar 3. 15
Analisis dilakukan berdasarkan hasil dari
simulasi yang telah dilakukan. Rasio kompresi 10

yang diberikan adalah 0,6 bpp. Berikut ini


merupakan tabel perbandingan nilai SNR, BER, 5

dan PSNR citra Barbara pada rasio kompresi 0,6


bpp. 0
10 12 14 16 18 20
SNR (dB)

Tabel 1. Perbandingan Nilai BER dan PSNR


Transmisi Citra Terkompresi SPIHT Gambar 6. Perbandingan PSNR Sistem
Menggunakan Teknik Diversity Menggunakan Diversity Selection
Selection dan Tanpa Teknik Diversity dan Sistem Tanpa Diversity Selection
Selection Citra Barbara 0,6 bpp Citra Barbara dengan Rasio
Tanpa Diversity Dengan Diversity Kompresi 0,6 bpp
Selection Combining Selection Combining
SNR
PSNR PSNR
(dB) BER BER Tanpa Diversity Dengan Diversity
(dB) (dB)
Selection Combining Selection Combining
10 0,0857 5,6231 0,0274 12,7754 Citra Tanpa Diversity EGC Citra Dengan Diversity EGC

12 0,0529 5,3653 0,0114 10,2869


14 0,0214 13,0039 0,0011 15,6867
16 0,0073 12,2488 9,537x10-5 18,2252
18 0,0013 13,1749 1,462x10-4 20,8429
20 5,726x10-4 15,4959 0 28,7322
SNR = 20 dB SNR = 20 dB
Jumlah bit salah diterima Jumlah bit salah diterima
Grafik perbandingan antara SNR dan BER = 90 =0
juga SNR dan PSNR dari hasil simulasi dengan BER = 5,7226x10-4 BER = 0
sampel citra Barbara ini dapat dilihat pada PSNR = 15,4959 dB PSNR = 28,7322 dB
Gambar 5 dan 6.
Gambar 7. Perbandingan Citra Rekonstruksi
Grafik BER terhadap SNR Barbara 0.6 bpp Barbara antara Sistem Menggunakan
0.09
Tanpa Diversity EGC Diversity Selection dan Sistem
Dengan Diversity EGC
0.08
Tanpa Diversity dengan Rasio
0.07
Kompresi 0,6 bpp dan SNR 20 dB.
0.06
Bit Error Rate

0.05 Dari tabel dan grafik perbandingan di atas


0.04 dapat dilihat pada SNR 10 dB pada sistem
0.03 dengan diversity selection combining didapatkan
0.02 nilai BER 0,0274 dan nilai PSNR 12,7754 dB,
0.01 sedangkan sistem tanpa diversity Selection
0 didapatkan nilai BER 0,0857 dan nilai PSNR
-0.01
10 12 14 16 18 20
5,6231 dB. Dari hasil tersebut dapat dilihat
SNR (dB)
peningkatan kinerja sistem dengan diversity
selection dibandingkan dengan sistem tanpa
Gambar 5. Perbandingan BER Sistem diversity selection. Untuk nilai PSNR terjadi
Menggunakan Diversity Selection peningkatan 7,1523 dB dan untuk nilai BER
dan Sistem Tanpa Diversity Selection terjadi penurunan 0,0583. Peningkatan nilai
Citra Barbara dengan Rasio PSNR terjadi untuk setiap nilai SNR dari 10 dB
Kompresi 0,6 bpp hingga 20 dB untuk sistem tanpa diversity

Jurnal Nasional Teknik Elektro 63


Vol: 6, No. 1, Maret 2017 ISSN: 2302 - 2949

Selection, sedang untuk sistem dengan diversity Terakreditasi, No. ISSN 1410-8070, pp.
selection peningkatan nilai PSNR terjadi dari 95-106.
SNR 10 dB sampai 20 dB. Penurunan nilai BER [5]. Baharuddin, (2016). Peningkatan Unjuk
terjadi untuk setiap nilai SNR sampai nilai BER Kerja Sistem Transmisi Komunikasi
menjadi nol, yaitu terjadi pada SNR 20 dB untuk Digital Pada Penerima Dengan
sistem dengan diversity Selection. Salah satu Menggunakan Teknik Diversity Equal
hasil subyektif untuk SNR 20 dB dapat dilihat Gain Combining. Jurnal JNTE Vol. 5 No.
pada Gambar 7. 2. ISSN: 2302-2949
Untuk citra Barbara pada rasio kompresi 0,6 [6]. E. N. Gilbert, (1960). Capacity of a burst-
bpp ini peningkatan nilai PSNR rata-rata adalah noise channel. Bell System Technical
6,9396 dB untuk nilai SNR dari 10 dB sampai 20 Journal, pp. 1253–1265.
dB. Untuk nilai BER didapatkan penurunan rata- [7]. E. O. Elliott, (1963). Estimates of error
rata adalah 0,0214. rates for codes on burst error channels.
Bell System Technical Journal, vol. 42,
5. KESIMPULAN pp. 1977.
[8]. Hourani, Hafeth, (2005). An Overview of
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Diversity Techniques in Wireless
maka dapat diambil kesimpulan bahwa kenaikan Communication System. Helsinki
SNR berimplikasi pada penurunan BER, namun University of Technology
tidak selalu meningkatkan nilai PSNR citra Communication Lab
rekonstruksi. Hal ini disebabkan nilai PSNR [9]. Liane C. Ramac & Pramod K. Varshney.
tidak hanya tergantung pada jumlah bit error, (2000). A Wavelet Domain Diversity
tetapi terlebih pada letak bit error tersebut pada Method for Transmission of Images over
rangkaian bit. Kenaikan jumlah bit per pixel Wireless Channels. IEEE Journal On
tidak berpengaruh pada nilai BER melainkan Selected Areas In Communication, Vol.
pada nilai PSNR citra rekonstruksi. Semakin 18, No. 6. pp. 891–898
besar bit per pixel, maka nilai PSNR akan [10]. Nazir, Mohammad. (2011) Metode
bertambah besar. Pada citra Barbara 0,6 bpp ini Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
terjadi peningkatan PSNR rata-rata sebesar [11]. P.G. Sherwood & K. Zeger. (1998). Error
6,9396 dB dan penurunan nilai BER rata-rata Protection for Progressive Image
sebesar 0,0214. Transmission over Memoryless and
Fading Channels. IEEE Trans. Commun.,
DAFTAR PUSTAKA vol.46, pp. 1555-1559.
[12]. Sudhakar, R, Karthiga Ms R, &
[1]. A. Said & W. A. Pearlman. (1996). A New, Jayaraman. (2002). Image Compression
Fast, and Efficient Image Codec Based on using Coding of Wavelet Coefficients – A
Set Partitioning In Hierarchical Trees. Survey. Department of Electronic and
IEEE Trans. Circuits Syst Video Technol., Communication Engineering, PSG
Vol. 6 pp. 243-250. College of Technology.
[2]. Baharuddin, (2005). Peningkatan Kualitas [13]. Theodore. S. Rappaport. (2002). Wireless
Transmisi Citra dengan Menggunakan Communication Principles & Practice.
Teknik Diversity Combining Metode Prentice-Hall. Communications
Equal Gain Diversity. Jurnal Ilmiah Poli Engineering and Emerging Technologies
Rekayasa Vol.1, No 1, ISSN: 1858-3709. Series.
[3]. Baharuddin, (2005). Transmisi Citra [14]. Thomos Nikolaos, Boulgouris Nikolaos
dengan Teknik Diversity pada Kanal V, & Strinzis Michael G. (2005).
Wireless. Thesis, Insitut Teknologi Wireless Image Transmission Using
Sepuluh November. Turbo Codes and Optimal Unequal Error
[4]. Baharuddin, (2005). Peningkatan Unjuk Protection. IEEE Trans. On Image
Kerja Transmisi Citra Terkompresi Spiht Processing Vol. 14. No.11. pp. 643–650.
Menggunakan Teknik Diversity Equal [15]. Vijaya Chandran Ramasami. (2001). BER
Gain Combining Pada Daerah Frekuensi Performance Over Fading Channels and
Radio. Jurnal Saintek Vol X Nomor 1. Diversity Combining, EECS 862 Project.

64 Jurnal Nasional Teknik Elektro


Vol: 6, No. 1, Maret 2017 ISSN: 2302 - 2949

Biodata Penulis tahun 1993 pada Bidang Teknik Telekomunikasi


dan Elektronika Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Baharuddin, adalah staf pengajar Jurusan Teknik Universitas Hasanuddin. Lulus program
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Master pada Bidang Teknik Telekomunikasi
Andalas Padang. Lulus Program Sarjana pada Multimedia di ITS Surabaya tahun 2005.

Jurnal Nasional Teknik Elektro 65

Anda mungkin juga menyukai