1 SM
1 SM
OLEH
DIAN DESTARI
1304115539
ABSTRAK
Ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak, sehingga diperlukan
cara penanganan yang tepat untuk menjaga kesegaran ikan sejak ikan ditangkap
tanpa menggunakan bahan pengawet yang berbahaya. Penerapan prinsip
penanganan ikan segar dengan rantai dingin merupakan salah satu cara
mempertahankan suhu ikan menggunakan es yang ditambahkan selama proses
distribusi dan pemasaran tanpa penambahan bahan pengawet kimia yang
berbahaya., baik itu di pasar tradisional maupun pasar modern. Penelitian ini
bertujuan untuk memaparkan perbedaan kemunduran mutu serta mengetahui
kandungan formalin ikan tongkol segar di pasar modern dan tradisional Kota
Pekanbaru. Metode yang digunakan adalah metode survey dan observasi langsung
ke pasar modern dan tradisional. Parameter yang diuji adalah analisis formalin, uji
ALT dan Escherichia coli. Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat kandungan
formalin pada ikan tongkol segar yang berasal dari pasar modern dan tradisional
Kota Pekanbaru periode Juni 2017. Pada uji ALT ikan tongkol segar jika dilihat
dari rerata, hasil uji yang diperoleh pada pasar modern pukul 08.00 sebanyak 2,7 x
105 koloni/gr, pukul 13.00 sebanyak 3,7 x 105 koloni/gr dan pukul 18.00 sebanyak
4,5 x 105 koloni/gr sedangkan pada pasar tradisional hasil yang diperoleh pada
pengambilan sampel pukul 06.00 sebanyak 1,2 x 105 koloni/gr, pukul 08.00
sebanyak 2,7 x 105 koloni/gr dan pukul 10.00 sebanyak 4,6 x 105 koloni/gr.
Sementara itu, Escherichia coli diindikasikan negatif pada ikan yang dijajakan di
kedua macam pasar tersebut.
Kata Kunci: Euthynnus affinis, kemunduran mutu, pasar modern, pasar tradisional
1)
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2)
Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
THE QUALITY EVALUATION OF A FRESH MACKAREL (Euthynnus
affinis) MARKETED AT MODERN AND TRADISIONAL MARKET IN
PEKANBARU
By:
Dian Destari1), N. Ira Sari2), Tjipto Leksono2)
E-mail: diandestari75@gmail.com
ABSTRACT
Fish is an easily perishable food, so it needs the right handling methods to
keep the freshness of the fish since the fish was caught without the use of
hazardous preservatives. Application of the principle of handling for fresh fish
with cold chain is a way to maintain the cold temperature of fish using ice added
during the distribution and marketing process without the addition of harmful
chemical preservatives, both marketed in traditional markets and at modern
markets. This study was conducted to explain the differences of quality evaluation
and to analyze the formalin content of fresh mackarel (Euthynnus affinis)
marketed both in modern and traditional markets in Pekanbaru City. The method
used is survey method and direct observation to modern and traditional market.
The parameters tested were formalin presence, ALT test and Escherichia coli. The
results show that there is no formalin content found in fresh mackarel marketed at
the modern market as well as in traditional market of Pekanbaru City along June
2017. The total bacteria counted in the mackerel marketed at the modern market at
08.00 am is 2.7 x 105 cfu / g sample, at 13:00 pm is 3.7 x 105 cfu / g sample and
at 18.00 is 4.5 x 105 cfu / g sample. Whereas, the total bacteria counted in the
mackerel marketed in the traditional market at 06.00 is 1.2 x 105 cfu / g sample, at
08.00 is 2.7 x 105 cfu / g sample and at 10.00 is 4.6 x 105 cfu / g sample.
Meanwhile, the Escherichia coli is indicated negative in the fish marketed in both
marketing places.
1)
Student of Marine and Fishery Faculty, Universitas Riau
2)
Lecturer of Marine and Fishery Faculty, Universitas Riau
PENDAHULUAN Pekanbaru. Adapun manfaatnya
diharapkan mampu memberikan
Salah satu hasil tangkapan informasi bagi masyarakat luas dan
perikanan yang memiliki kandungan dapat digunakan sebagai acuan untuk
gizi tinggi adalah ikan tongkol. Ikan penelitian selanjutnya.
tongkol merupakan ikan yang
memiliki kandungan protein tinggi METODE PENELITIAN
(21,6-26,3 g/100 g) dan merupakan Bahan dan Alat
ikan yang banyak diminati oleh Bahan utama yang digunakan
masyarakat karena kandungan pada penelitian ini adalah ikan
proteinnya yang hampir sama dengan tongkol segar yang diperoleh dari
ikan tuna, namun harganya lebih Pasar Modern dan Tradisional di
terjangkau (Milo et al., 2011). Kota Pekanbaru. Bahan kimia terdiri
Ikan merupakan bahan dari formaldehid test, larutan LTB
pangan yang mudah rusak, untuk (Lauryl Tryptose Broth), larutan BFP
menjaga agar tidak terjadi (Butterfield’s Phosphate Buffered),
kemunduran mutu perlu dilakukan MR-VP Broth (Methyl Red Voges
penanganan. Penanganan yang Proskauer Broth), BGLB
umum dilakukan di pasar tradisional (Brilliant Green Bile Lactose Broth /
adalah dengan menggunakan es batu, BRILA Broth ), SIMMONS Citrate
dengan menyiram air pada ikan dan Agar, PCA (Plate Count Agar),
ada juga yang menggunakan EMBA (Eosin Methylen Blue Agar),
pengawet seperti formalin. EC Broth, Indole, Crystal Violet,
Sedangkan penanganan yang umum Iodine Lugol, Ethanol, Safranin,
dilakukan di pasar modern adalah Metil Red, α- naptol, KOH 40%,
dengan menggunakan es batu. KOH 3%, dan Alkohol 70%.
Menjaga kesegaran ikan perlu Alat-alat yang digunakan
dilakukan agar ikan dapat tetap pada penelitian ini adalah tabung
dikonsumsi dalam keadaan yang reaksi, tabung durham, timbangan
baik. Pada dasarnya pengawetan ikan digital, autoclave, cawan petri, jarum
bertujuan untuk mencegah bakteri ose, inkubator, talenan, pisau, kapas,
pembusuk masuk ke dalam ikan. plastik steril, koloni counter, batang
Nelayan biasanya memberi es gelas bengkok, mikropipet,
sebagai pendingin agar waterbath bertutup dengan sirkulasi
memperpanjang masa simpan ikan 45oC, mikroskop dan fortex.
sebelum sampai pada konsumen.
Demikian pula dengan penggunaan Metode Penelitian
bahan pengawet yang tidak diizinkan Metode yang digunakan
untuk digunakan seperti formalin dan dalam penelitian ini adalah metode
boraks dalam mempertahankan survey dan observasi yang dilakukan
kesegaran ikan, namun langsung ke pasar tradisional dan
membahayakan kesehatan manusia pasar modern. Pasar tradisional
(Mahatmanti et al., 2011). terdiri dari 3 pedagang (U1, U2, dan
Penelitian ini bertujuan untuk U3) dengan interval waktu 2 jam
memaparkan perbedaan kemunduran yaitu jam 6, 8 dan 10 (T6, T8, dan
mutu serta mengetahui kandungan T10). Pengambilan sampel di pasar
formalin ikan tongkol segar di pasar modern dilakukan per minggu
modern dan tradisional Kota selama 3 minggu (U1, U2, dan U3)
dengan interval waktu 5 jam yaitu
jam 8, 13 dan 18 (M8, M13 dan M18). larutan. Selanjutnya saring sampel
Pengujian formalin dilakukan secara untuk memisahkan endapan dan
kualitatif. Lalu dilanjutkan analisis larutan. Larutan yang sudah
dengan cara uji mikrobiologis yaitu terpisah dimasukkan ke dalam 2
uji angka lempeng total dan botol dimana 1 botol dijadikan
Escherichia coli. kontrol dan 1 botol lagi untuk uji
formalin.
Prosedur penelitian 3. Tambahkan 5 tetes reagen F0 dan
Identifikasi keberadaan aduk perlahan selama 1 menit
formalin, uji ALT, dan Escherichia selanjutnya ukur pH sampel
coli pada ikan tongkol segar yang kemudian tambahkan 1 sendok
akan peneliti lakukan adalah dengan reagen F1 dan tunggu selama 5
melakukan beberapa tahap menit. Sampel yang positif akan
penelitian. berubah warna menjadi ungu.
Prosedur penelitian lapangan Analisis angka lempeng total (SNI
1. Tahap pertama peneliti 01-2332.3-2006)
melakukan survei langsung ke Dalam pengujian angka
pasar tradisional dengan lempeng total digunakan alat-alat
menentukan 3 orang pedagang yaitu timbangan analitik, autoclave,
yang akan diwawancarai serta plastik steril, inkubator, tabung
melakukan survey ke pasar reaksi, cawan petri, koloni counter,
modern. batang gelas bengkok dan
2. Tahap kedua memastikan kapan mikropipet. Sedangkan bahan yang
datangnya pasokan ikan baru dan digunakan yaitu ikan tongkol segar,
kapan habisnya pasokan ikan PCA dan larutan BFP.
lama.
3. Tahap ketiga sampel yang diambil Cara pelaksanaan:
dalam penelitian ini adalah ikan a. Timbang sampel seberat 25 g
tongkol segar yang dijual di pasar kemudian masukkan kedalam
tradisional dari 3 orang pedagang plastik steril dan haluskan.
dengan interval waktu Selanjutnya tambahkan 225 ml
pengambilan 2 jam (jam 06, 08 larutan BFP, homogenkan selama
dan 10 WIB) dan di pasar modern 2 menit. pindahkan larutan dalam
pengambilan sampel dilakukan plastik ke tabung reaksi dan beri
per minggu selama 3 minggu label 10-1.
dengan interval waktu b. Dengan menggunakan pipet steril
pengambilan 5 jam (jam 07, 12, ambil 1 ml larutan 10-1 dan
dan 17 WIB) di Kota Pekanbaru masukkan kedalam tabung reaksi
yang berisi 9 ml larutan BFP dan
Analisis Formalin (Merck)
diberi label 10-2 kemudian
1. Timbang sampel sebanyak 20 g
homogenkan dengan
dan haluskan kemudian masukkan
menggunakan fortex dan
ke dalam tabung sentrifuge serta
seterusnya hingga pengenceran
ditambahkan 10 ml akuades
10-5.
kemudian di sentrifuge selama 15
c. Tuang 12-15 ml PCA kedalam
menit.
cawan petri steril dan dinginkan.
2. Sampel yang sudah di sentrifuge
Pipet 0,1 ml dari setiap
akan menghasilkan endapan dan
pengenceran kedalam cawan petri menggunakan fortex dan
yang telah berisi media PCA seterusnya hingga pengenceran
diatas dan ratakan dengan 10-3.
menggunakan batang gelas c. Pindahkan dengan menggunakan
bengkok. Lakukan secara duplo pipet steril sebanyak 1 ml larutan
untuk setiap pengenceran. dari setiap pengenceran kedalam 3
d. Setelah sampel meresap kedalam seri tabung LTB yang berisi
media, inkubasi selama ± 48 jam tabung durham.
pada suhu ± 35oC. d. Inkubasi tabung-tabung tersebut
e. Hitung koloni yang tumbuh pada selama ± 48 jam pada suhu ±
media PCA dengan menggunakan 35oC. tabung positif ditandai
koloni counter. dengan kekeruhan dan gas dalam
tabung durham.
Analisis Escherichia coli (SNI 01- e. Lakukan uji penegasan coliform
2332.1-2006) untuk tabung yang positif.
Dalam pengujian E.coli
dilakukan uji pendugaan coliform, uji Uji penegasan coliform
penegasan coliform, uji pendugaan Cara pelaksanaan:
E.coli, uji penegasan E.coli, uji a. Inokulasikan tabung-tabung LTB
morfologi dan uji biokimia dengan yang positif ke tabung BGLB
alat-alat yaitu waterbath bertutup yang berisi tabung durham dengan
dengan sirkulasi 45oC, inkubator, menggunakan jarum ose.
tabung reaksi, tabung durham, cawan Inkubasikan selama ± 48 jam pada
petri, timbangan analitik, mikroskop, suhu ± 35oC. Tabung positif
fortex dan mikropipet. Sedangkan ditandai dengan kekeruhan dan
bahan yang digunakan meliputi ikan gas dalam tabung durham.
tongkol, larutan BGLB, larutan LTB, b. Tentukan angka paling
larutan EC Broth, media EMBA, memungkinkan (APM)
MR-VP Broth, sitrat agar, media berdasarkan jumlah tabung yang
PCA, larutan BFP, pereaksi kovacs, positif dan nyatakan nilainya
pereaksi VP, indikator MR dan sebagai APM/g coliform.
pereaksi pewarnaan gram.
Uji pendugaan Escherichia coli
Pendugaan coliform Cara pelaksanaan:
Cara pelaksanaan: a. Inokulasikan tabung-tabung LTB
a. Timbang sampel seberat 25 g yang positif ke tabung EC yang
kemudian masukkan ke dalam berisi tabung durham dengan
plastik steril dan haluskan. menggunakan jarum ose. Inkubasi
Selanjutnya tambahkan 225 ml EC dalam waterbath sirkulasi
larutan BFP, homogenkan selama selama ± 48 jam pada suhu ±
2 menit. pindahkan larutan dalam 45oC. Tabung positif ditandai
plastik ke tabung reaksi dan beri dengan kekeruhan dan gas dalam
label 10-1. tabung durham.
b. Dengan menggunakan pipet steril b. Tentukan angka paling
ambil 1 ml larutan 10-1 dan memungkinkan (APM)
masukkan ke dalam tabung reaksi berdasarkan jumlah tabung yang
yang berisi 9 ml larutan BFP dan positif dan nyatakan nilainya
diberi label 10-2 kemudian sebagai APM/g faecal coliform.
homogenkan dengan
Uji penegasan Escherichia coli Uji Voges Proskauer (VP)
Cara pelaksanaan: Cara pelaksanaan:
a. Dari tabung EC yang positif, a. Inokulasikan 1 ose dari PCA
dengan menggunakan jarum ose kedalam MRVP. Inkubasikan
gores ke media EMBA. selama ± 24 jam pada suhu ±
Inkubasikan selama ± 24 jam 35oC.
pada suhu ± 35oC. b. pindahkan setiap larutan MRVP
b. Koloni Escherichia coli terduga ke dalam 2 tabung reaksi sama
memberikan cirri khas yaitu rata untuk uji MR dan uji VP.
warna hitam pada bagian tengah c. Pada uji VP Tambahkan 0,6 ml
dengan atau tanpa hijau metalik. alpha naphtol dan 0,2 ml KOH
c. Ambil lebih dari satu koloni 40%. Reaksi positif jika terbentuk
Escherichia coli dari masing- warna merah muda atau merah
masing cawan EMBA dan delima.
goreskan ke media PCA dengan
menggunakan jarum ose. Uji Methyl Red (MR)
Inkubasikan selama ± 24 jam pada Cara pelaksanaan:
suhu ± 35oC. a. Pada uji MR tambahkan 5 tetes
indikator methyl red ke dalam
Uji Morfologi tabung reaksi yang berisi larutan
Cara pelaksanaan: MRVP. Reaksi positif jika
a. Lakukan uji morfologi dengan terbentuk warna merah dan
melakukan pewarnaan gram dari negatif jika terbentuk warna
setiap koloni Escherichia coli kuning.
terduga. Biakan diambil dari PCA
yang telah diinkubasi selama 24 Uji Sitrat (C)
jam. Amati dengan menggukan Cara pelaksanaan:
mikroskop, bakteri Escherichia a. Goreskan 1 ose dari PCA ke
coli termasuk bakteri gram negatif permukaan simmon citrate agar,
berbentuk batang pendek atau inkubasikan selama ± 24 jam pada
coccus. suhu ± 35oC. Reaksi positif jika
terjadi pertumbuhan dan media
Uji Biokimia berubah warna menjadi biru, dan
Produksi Indol (I) negatif jika tidak ada
Cara pelaksanaan: pertumbuhan dan warna tetap
a. Inokulasikan 1 ose dari PCA ke hijau.
dalam Tryptose Broth,
inkubasikan selam ± 24 jam HASIL DAN PEMBAHASAN
pada suhu ± 35oC. Uji indol Hasil Survey
dilakukan dengan menambahkan
0,2 -0,3 ml pereaksi kovacs. Berdasarkan hasil survey
Reaksi positif jika terbentuk yang didapat, pada pasar Tradisional
cincin merah pada lapisan maupun pasar Modern pasokan ikan
bagian atas media dan negatif datang setiap hari dan pasokan ikan
jika membentuk cincin warna akan habis pada hari itu juga. Pada
kuning. pasar modern jika hingga malam hari
ikan belum habis maka akan di
diskon agar ikan habis terjual. Dari
proses penanganannya jauh lebih
baik pasar modern dibandingkan Kondisi pasar modern lebih bersih
pasar tradisional. Pada pasar modern dibandingkan pasar tradisional.
ikan yang datang diletakkan diatas Menurut Dekanu (2015),
wadah yang berisi es batu untuk keunggulan pasar modern
menjaga kesegarannya. Sedangkan dibandingkan pasar tradisional
pada pasar tradisional ikan yang adalah lebih higienis, melewati
datang diletakkan diatas meja dan proses penyortiran, sarana lebih
disiram dengan air, pada pasar canggih, tata letak diatur, lokasi
modern barang yang masuk melalui strategis dan mudah dijangkau, bisa
proses penyortiran terlebih dahulu melihat harga produk, menarik
kemudian di letakkan di rak dengan konsumen dan produknya sudah SNI.
rapi. sedangkan pada pasar Kondisi ikan tongkol yang
tradisional barang yang datang digunakan untuk penelitian ini dapat
langsung disusun diatas meja. dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
13.00 (M13) Bola mata cembung dan cemerlang, insang berwarna merah,
tubuh sedikit berlendir, elastis, perut tidak pecah dan bau
spesifik ikan segar
18.00 (M18) Bola mata agak cerah, insang berwarna merah agak kusam,
tubuh sedikit berlendir, agak lembek, perut tidak pecah dan bau
spesifik ikan segar
06.00 (T6) Bola mata cembung dan cemerlang, insang berwarna merah tua,
tubuh tidak berlendir, elastis, perut tidak pecah dan bau spesifik
ikan segar
08.00 (T8) Bola mata cembung dan cemerlang, insang berwarna merah, tubuh
sedikit berlendir, elastis, perut tidak pecah dan bau spesifik ikan
segar
10.00 (T10) Bola mata agak cerah, insang berwarna merah agak kusam, tubuh
sedikit berlendir, agak lembek, perut tidak pecah dan bau spesifik
ikan segar
Mata Pupil hitam menonjol dengan Pupil mata kelabu tertutup lender
kornea jernih, bola mata seperti putih susu, bola mata
cembung dan cemerlang cekung dan keruh
Insang Warna merah tua, tak Warna merah cokelat sampai
berlendir, tidak tercium bau keabu-abuan, bau menyengat,
yang menyimpang lendir tebal
Tekstur Elastis dan jika ditekan tidak Daging kehilangan elastisitas nya
daging ada bekas jari, serata padat atau luank dan jika ditekan
atau kompak dengan jari maka bekas
tekanannya lama hilang
Keadaan Warnanya sesuai dengan Warnanya sudah pudar dan
kulit dan aslinya dan cemerlang, lender memucat, lender tebal dan
lender dipermukaan jernih dan menggumpal serta lengket,
transparan dan baunya segar warnanya berubah seperti putih
khas menurut jenisnya susu
Keadaan Perut tidak pecah masih utuh Perut pecah, warna sayatan
perut dan dan warna sayatan daging daging kurang cemerlang dan
sayatan cemerlang serta jika ikan terdapat warna merah sepanjang
daging dibelah daging melekat kuat tulang belakang serta jika dibelah
pada tulang terutama rusuknya daging mudah lepas
Bau Spesifik menurut jenisnya Bau menusuk seperti asam asetat
dan lama kelamaan berubah
menjadi bau busuk yang
menusuk hidung.