4.1.1. Morbiditas
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah
tunggal “ Morbiditas “.
Morbiditas sama dengan kesakitan.
Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi.
Morbiditas, juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit.
Morbiditas, juga mengacu pada angka kesakitan yaitu ; jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko.
Di dalam Epidemiologi, Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi & Prevalensi dan
berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian penyakit, kondisi
gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka Insidensi dan Angka Prevalensi.
4.1.2. Mortalitas
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian.
Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu : a) .
Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait, b) . Status penyakit, c) . Kematian akibat Lingkungan
atau Masyarakat ( Bunuh diri, Kecelakaan, Pembunuhan, Bencana Alam, dsb.)
Macam – macam / Jenis Angka Kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio) dalam
Epidemiologi antara lain :
1. Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )
Adalah : jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu ( umumnya 1
tahun ) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan. )
Istilah Crude = Kasar digunakan karena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan usia, jenis
kelamin, atau variable lain.
2. Angka Kematian Perinatal ( Perinatal Mortality Rate )
Periode yang paling besar resiko kematiannya bagi umat manusia adalah periode
perinatal dan periode setelah usia 60 tahun. Di dalam kedokteran klinis, evaluasi terhadap
kematian anak dalam beberapa hari atau beberapa jam bahkan beberapa menit setelah
lahir merupakan hal yan penting agar kematian dan kesakitan yang seharusnya tidak perlu
terjadi dalam periode tersebut bisa dicegah. )
PMR Adalah : Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu
atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang
dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. ( WHO, 1981 ).
Manfaat PMR, Untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama
kesehatan ibu hamil dan bayi. )Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya PMR
adalah:
a) Banyaknya Bayi BBLR
b)Status gizi ibu dan bayi
c) Keadaan social ekonomi
d) Penyakit infeksi, terutama ISPA
e) Pertolongan persalinan
Rumus :
Mengukur kejadian penyakit, cacat ataupun kematian pada populasi. Merupakan dasar
dari epidemiologi deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati diukur dengan menggunakan
Prevalens dan Incidens. Ukuran-ukuran frekuensi penyakit menggambarkan karakteristik
kejadian (“occurrence”) suatu penyakit atau masalah kesehatan didalam populasi.
4.3.1. Insiden
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat
menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu
tentang : Data tentang jumlah penderita baru. Jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit baru( Population at Risk ). Secara umum angka insiden ini dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Insiden Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka
waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Rumus yang dipergunakan :
Probabilitas dari seorang yang tidak sakit untuk menjadi sakit selama periode
waktu tertentu, dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh karena penyebab lain. Risiko
ini biasanya digunakan untuk mengukur serangan penyakit yang pertama pada orang
sehat tersebut. Misalnya : Insidens penyakit jantung mengukur risiko serangan penyakit
jantung pertama pada orang yang belum pernah menderita penyakit jantung.
Baik pembilang maupun penyebut yang digunakan dalam perhitungan ini adalah
individu yang tidak sakit pada permulaan periode pengamatan, sehingga mempunyai
risiko untuk terserang. Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut population
at risk atau populasi yang berisiko. Ciri-ciri Cumulative Insidence
a. Berbentuk proporsi
b. Tidak memilik satuan
c. Besarnya berkisar antara 0 dan 1
4.3.3.Prevalence
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan
angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan
orang/penduduk yang Kebal atau Penduduk dengan Resiko (Population at Risk).
Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi sebenarnya bukan-lah suatu rate yang
murni, karena Penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam
perhitungan. Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :
a) Period Prevalen Rate
Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu
yang bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang
sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat, yaitu
a). Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak menunjukkan
perubahan yang mencolok.
b). Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil, Tidak menunjukkan perubahan
yang terlalu mencolok.
Dalam mengukur frekwensi masalah kesehatan dapat terjadi kesalahan – kesalahan yang
berasal dari 2 sumber yaitu :
Bias adalah adanya perbedaan antara hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya.
Sumber Bias :
a) Dari Pengumpul Data :
Menggunakan alat ukur yang berbeda – beda / tidak standar
Menggunakan teknik pengukuran yang berbeda
b) Dari Masyarakat :
2. Bambang Sutrisna (1994). Pengantar Metoda Epidemi ologi, Jakarta, Dian Rakyat.
3. Beagl ehole, B. (1997). Dasar – dasar Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press.
4. Murti, Bhisma. (2003). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press.