PENDAHULUAN
Afrodisiak berasal dari nama Aphrodite dalam mitos Yunani disebut dewi
kecantikan, cinta, dan seks. Afrodisiak adalah semua bahan (obat dan makanan)
yang dapat membangkitkan gairah seksual (Pallavi et al., 2011). Suatu survei
gangguan seksual. Dari hasil survei tersebut, yang paling umum adalah pengakuan
Umumnya wanita di Asia dan Timur Tengah yang paling banyak mengalami
tanggung jawab pada pekerjaan, ataupun trauma dimasa lampau. Hal ini bisa
melitus, gangguan jantung, gangguan sirkulasi atau pembuluh darah, dan berbagai
macam penyakit kronis lainnya seperti gagal ginjal dan penyakit hati (Panjalu,
2014).
semakin meningkat karena lebih aman, murah dan efek samping yang
ditimbulkan lebih rendah dari pada obat sintetis. Beberapa tumbuhan tradisional
1
yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai afrodisiak adalah bawang putih,
hipertensi. Selain itu, bawang putih juga bersifat sebagai tonikum sehingga sangat
berguna untuk orang tua dengan ketegangan saraf dan libido yang menurun.
Meminum jus atau menghirup minyak bawang putih secara umum telah
Selain bawang putih, ginseng jawa dan jahe merah juga berpotensi
Korea dan ginseng Cina, namun harga ginseng import tersebut cukup mahal. Di
Indonesia telah lama dikenal tumbuhan som jawa. Tanaman ini mempunyai
bentuk akar yang menggembung sama seperti ginseng dan khasiatnya disetarakan
(Wijayakusuma, 1994).
Jahe merupakan tanaman obat yang kaya akan khasiat bagi kesehatan,
rimpang jahe banyak dicari karena memiliki khasiat sebagai obat tradisional. Jahe
memiliki aktivitas anti – spasmodik, anti – inflamasi pada arthritis, anti – tumor
pada pasien kanker dan antioksidan yang membantu untuk menetralisir radikal
2
bebas. Rimpang jahe mengandung sejumlah antioksidan seperti beta-karoten,
asam askorbat, terpenoid, alkaloid, dan polifenol. Jahe juga mengandung berbagai
bakar, borok, depresi, impotensi dan toksisitas hati (Pour et al., 2014).
obat tradisional tersebut secara ilmiah. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian pengaruh bawang putih, ginseng jawa dan jahe merah
permasalahan, yaitu :
3
1.4 Hipotesa Penelitian
putih betina.
betina.
bawang putih, ginseng jawa, dan jahe merah terhadap libido wanita.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
mawuru), Ponos (Lasuna moputi), Gorontalo (pia moputi), Buol (Pia mopuii),
Bugis (Lasuna pute), Makassar (Lasuna kebo), Timor (Kalpeo foleve), Masrete
5
2.1.3 Morfologi
Umbi lapis berupa bentuk umbi majemuk berbentuk hampir bundar, garis
sampai 5 selaput tipis serupa kertas berwarna agak putih, tiap siung diselubungi
oleh 2 selaput serupa kertas, selaput luar warna agak putih dan agak longgar,
selaput dalam berwarna merah muda dan melekat pada bagian padat dari siung
bentuk membulat dibagian punggung, bidang samping rata atau agak bersudut.
Bau khas aromatik yang tajam, rasa agak pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa
dan lebar 1 – 2,5 cm. Jumlah daun 7 – 10 helai setiap tanaman. Pelepah daun
payung dengan diameter 4 – 9 cm. Perhiasan bunga berupa btenda bunga dengan
mm, bertumpu pada dasar perhiasan bunga. Ovarium superior yang tersusun atas
mampu tumbuh di dataran rendah. Tanah yang bertekstur lempung berpasir atau
lempung berdebu dengan pH netral menjadi media tumbuh yang baik. Lahan
tanaman ini tidak boleh tergenang air, suhu yang cocok untuk budidaya di dataran
tinggi berkisar antara 20–25°C dengan curah hujan sekitar 1.200–2.400 mm per
tahun, sedangkan suhu untuk dataran rendah berkisar antara 27–30°C. Bawang
6
putih tampaknya berasal dari Asia Tengah kemudian menyebar ke China,
kedaerah timur dan daerah mediterania sebelum berpindah ke arah barat menuju
Eropa Tengah dan Eropa Selatan, Afrika Utara (Mesir) dan Meksiko (Hernawan,
2003)
Bawang putih mengandung air, lemak, gula, pektin, selulosa, peptida, dan
kobalt, zinc, nitrogen, kalsium, kromium, sulfur, magnesium, fosfor, tembaga dan
B1, vitamin B2, dan vitamin C serta mengandung antioksidan. Zat aktif utama
yang terdapat pada bawang putih adalah alisin. Ketika bawang putih digerus atau
diiris, akan keluar zat alisin yang menghasilkan bau yang khas. Bau tersebut
bukan suatu unsur, tetapi dihasilkan ketika senyawa sulfur dan aliin bereaksi
2.1.6 Kegunaan
5.000 tahun yang lalu dan telah digunakan selama 3.000 tahun dalam pengobatan
China, Mesir, Babylonia, Yunani dan Roma menggunakan bawang putih untuk
mencegah terjadinya gangren selama Perang Dunia I dan II (Londhe et al., 2011).
Bangsa Mesir Kuno dalam Codex Ebers (1550 SM), mengenal bawang
putih sebagai bahan ramuan untuk mempertahankan stamina tubuh para pekerja
7
dan olahragawan (Hernawan, 2003). Para pakar kesehatan secara konsisten
mencegah radikal bebas berbahaya yang terdapat didalam tubuh. Bawang putih
juga kaya akan selenium yang terbukti dapat memberikan perlindungan terhadap
keracunan logam berat. Selain itu, bawang putih dapat meningkatkan aliran darah
sampai 55% pada penderita sumbatan pembuluh darah arteri serta mengurangi
gumpalan darah yang menyebabkan darah menjadi lebih encer (Evennet, 2006).
nitrosamina (karsinogen kuat dalam saluran pencernaan). Selain itu, alisin juga
mampu menginduksi peroksidase sel dan mengaktifkan nuclear factor yang akan
Salah satu bentuk sediaan bawang putih yang beredar dipasaran yaitu
8
2.2 Tinjauan Botani Ginseng Jawa
1994) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllidae
Famili : Portulacaceae
Genus : Talinum
Bisa disebut som jawa atau ginseng jawa (Hidayat et al., 2008). Belanda :
2.2.3 Morfologi
Herba tahunan yang berbatang bulat sukulen dan berdiri tegak mencapai
tinggi 40 – 60 cm. Permukan daun lembut dan licin, agak berdaging, bagian atas
berwarna hijau terang, licin, dan gundul sedangkan permukaan bagian bawah
hijau muda. Perbungaan majemuk dalam malai diujung tangkai, berbentuk anak
payung menggarpu, bunga kecil dengan daun mahkota merah ungu berjumlah 5
helai berbentuk oval atau bulat telur terbalik yang panjangnya 3 – 4 mm. Daun
kelopak berjumlah 2 helai lepas, ungu, bulat telur,panjang sekitar 2 mm. Buah
berbentuk bola atau agak kotak berwarna merah kecoklatan, berdiameter 3 mm,
9
bijinya kecil berukuran 0,7 -1 mm, berwarna hitam mengkilat, agak membundar
hingga 3 cm, warna bagian luar kuning keabu – abuan, kasar, memiliki dua hingga
Tanaman ini berasal dari kawasan tengah dan selatan benua amerika serta
Kandungan kimia yang terdapat dalam akar ginseng jawa ini meliputi
Bagian dari tanaman ginseng jawa yang sering digunakan sebagai bahan
baku obat adalah akar. Senyawa kimia utama pada akar tanaman ginseng jawa
adalah ginsenosida. Akar serabut ginseng jawa memiliki nilai total ginsenosida
yang lebih tinggi dibandingkan akar utama. Ginsenosida merupakan produk yang
dalam tubuh diubah oleh bakteri usus deglikosida dan esterifikasi asam lemak
2.2.6 Kegunaan
10
Ginseng jawa merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai bahan
baku obat, tanaman hias dan sayuran yang cukup populer dan potensial untuk
dibudidayakan (Munim & Hanani, 2011). Keelokan bunga dan daunnya sering
dijadikan tanaman hias pot ruang perkantoran atau rumah (Hidayat et al., 2008).
ginseng korea atau china. Akar ginseng jawa bersifat manis dan netral yang
Akar dari ginseng jawa saat ini diduga memiliki khasiat untuk mengobati
atau mengatasi enuresis, disfungsi seksual, stamina menurun, batuk, haid tidak
teratur, keputihan dan produksi ASI yang sedikit (Munim & Hanani, 2011).
senyawa tertentu lain yang secara fisiologis dapat melancarkan sirkulasi darah.
sehingga secara tidak langsung akan memperbaiki fungsi organ tubuh, sehingga
Salah satu bentuk sediaan yang beredar dipasaran adalah Som Coffe.
Mengandung akar ginseng jawa untuk mengatasi kondisi badan yang lemah,
datang haid tidak teratur, keputihan, lemah syahwat dan meningkatkan nafsu
makan. Diminum 1 – 2 kali sehari pada pagi hari untuk menambah stamina dan
11
2.3 Tinjauan Botani Jahe Merah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
(Sipode), Nias (Lahia, Jae), Manado (Goraka), Kutai (Pemedas), Pantai Sumatra
Barat (Sipadas), Minang (Sipadeh), Jawa (Jae), Sunda (Jahe), Madura (Jhai),
Bali (Jae, Jahya), Bima (Jae), Sumba (Alia), Flores (Lea), Sangir (Lia, Buwo),
(Hairalo), Tanimbar (Illi), Buol (Yuyo), Bugis (Pese), Bajo (Leye), Timor Timur
2.3.3 Morfologi
kekuningan, beralur memanjang, kadang – kadang ada serta yang yang bebas.
12
Bekas patahan pendek dan berserat menonjol. Rimpang bila dipotong berwarna
sampai 15 mm, tangkai daun berambut, panjang 2 mm sampai 4 mm, bentuk lidah
daun memanjang, panjang 7,5 mm sampai 1 cm, tidak berambut, seludang agak
tongkat atau bulat telur yang sempit 2,75 sampai 3 kali lebarnya, sangat tajam,
panjang malai 3,5 cm sampai 5 cm, lebar 1,5 cm sampai 1,75 cm, gagang bunga
hampir tiudak berambut, panjang 25 cm, rahis berambut jarang, sisik pada gagang
terdapat 5 sampai 7 buah, berbentuk lanset letaknya berdekatan atau rapat hampir
bundar telur terbalik, bilat pada ujungnya, tidak berambut berwarna hijau cerah,
panjang 2,5 cm, lebar 1 cm sampai 1,75 cm, mahkota bunga berbentuk tabung,
panjang tabung 2 cm sampai 2,5 cm, helainya agak sempit bentuk tajam, berwarna
kuning kehijauan, panjang 1,5 mm sampai 2,5 mm, lebar 3 mm sampai 3,5 mm,
bibir berwarna ungu gelap, berbintik – bintik berwarna putih kekuningan, panjang
12 mm sampai 15 mm, lebar 13 mm, kepala sari berwarna ungu, panjang 9mm,
tangkai putik 2. Pada irisan meintang terdapat berturut – turut korteks sempit yang
tebalnya lebih kurang sepertiga jari – jari, endodermis, stele yang lebar, banyak
tersebar berkas pembuluh berupa titik keabu – abuan dan sel kelenjar berupa titik
Indonesia, 1978).
ditempat yang terbuka sampai ditempat yang agak kenaungan pada tanah latosal
13
dan andosal terutama yang mengandung bahan organik tinggi. Umumnya ditanam
ditanah ringan atau yang mudah diolah seperti tanah lempung berdebu, lempung
berliat dan liat berpasir. Tumbuh pada ketinggian tempat sampai 900 m diatas
Indonesia, 1978).
Secara umum, komponen senyawa kimia yang terkandung dalam jahe terdiri
dari minyak menguap (volatile oil), dan minyak tidak menguap (nonvolatil oil).
Minyak atsiri termasuk jenis minyak menguap dan merupakan suatu komponen
yang memberikan bau yang khas. Kandungan minyak tidak menguap disebut
oleoresin. Oleoresin jahe merah mengandung banyak zat aktif dan sebagian besar
memberikan efek pedas yaitu gingerol, shogaol, eugenol, asam miristat, paradol,
zingiberen dan zingeron. Rimpang jahe merah juga mengandung 1,8-cineol, 10-
dan unsur – uinsur pati serta serat – serat resin dalam jumlah sedikit (Muharnanto
et al., 2002).
2.3.6 Kegunaan
obat dengan rasanya yang pedas dan panas telah terbukti berkhasiat dalam
14
Rimpang jahe merah mengandung minyak atsiri dan oleoresin yang banyak
digunakan dalam industri dan secara langsung digunakan pula dirumah tangga.
industri pembuatan obat – obatan. Selain itu dimanfaatkan pula sebagai bahan
minuman. Didapur rimpang jahe merah biasa dipakai sebagai bumbu dapur yakni
untuk penyedap. Produk hasil olahan rimpang jahe merah dapat berupa jahe
kering, bubuk jahe, sirup jahe, dan selai jahe (Muharnanto et al., 2002).
Dalam dunia obat – obatan, jahe diparut digunakan sebagai obat oles untuk
mengobati pembengkakan atau rematik. Rimpang jahe merah oleh orang Melayu
digunakan sebagai obat kolik. Rimpang jahe merah juga dapat digunakan untuk
menyembuhkan luka yang disebabkan karena tertusuk duri, mengobati kuku yang
lecet, rasa gatal pada jari – jari kaki dan tangan serta pada bisul (Heyne, 1987).
Sampai saat ini jahe masih dianggap sebagai obat universal oleh pengobatan
India dan Cina. Jahe masih menjadi komponen penting dari sekitar 50% obat-
obatan herbal. Tumbuhan ini dipercaya memiliki khasiat sebagai obat, nyeri sendi,
Secara umum efek zat aktif yang terkandung dalam rimpang jahe merah
15
β-sitosterol perangsang hormon androgen dan mencegah hiperlipoprotein.
Salah satu bentuk sediaan jahe merah yang beredar dipasaran adalah
untuk mencegah mual dan muntah. Dosis 1 – 2 kali sehari 1 kaplet (IAI, 2013).
Mencit (Mus musculus L.) termasuk mamalia pengerat (rodensia) yang cepat
cukup besar serta sifat anatomisnya dan fisiologisnya terkarakteristik dengan baik.
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
16
2.4.2 Siklus Reproduksi
Tikus dan mencit memiliki banyak kemiripan dalam sistem maupun siklus
spesies mamalia lain juga memiliki siklus reproduksi, disebut siklus estrus. Estrus
Estrus atau birahi adalah suatu periode secara psikologis maupun fisiologis
a. Fase Proestrus
Proestrus adalah fase sebelum estrus yaitu periode dimana folikel ovarium
tumbuh menjadi folikel de Graaf dibawah pengaruh FSH. Fase ini berlangsung 12
jam. Setiap folikel mengalami pertumbuhan yang cepat selama 2-3 hari sebelum
pada betina.
b. Fase Estrus
Estrus adalah fase yang ditandai oleh penerimaan pejantan oleh hewan
betina untuk berkopulasi, fase ini berlangsung selama 12 jam. Folikel de Graaf
kearah pematangan. Pada fase ini kadar estrogen meningkat sehingga aktivitas
Ovulasi hanya terjadi pada fase ini dan terjadi menjelang akhir siklus estrus.
17
c. Fase Metestrus
cepat dari sel granulose folikel yang telah pecah dibawah pengaruh LH dan
estrus.
d. Fase Diestrus
Diestrus adalah periode terakhir dan terlama siklus birahi. Fase ini
benar bahwa pada sejumlah spesies, peran betina saat kopulasi hanya menjaga
postur yang mengekspos genitalnya kepada jantan, perilaku ini disebut Lordosis
Betina juga akan meminggirkan ekornya (bila dia punya) dan berdiri dengan
cukup tegar agar dapat menyokong bobot jantan. Akan tetapi perilaku hewan
pengerat betina dalam menginisiasi kopulasi kerap kali sangat aktif. Tentu saja
bila seekor jantan mencoba berkopulasi dengan betina yang tidak sedang estrus,
18
Namun ketika betina berada dalam kondisi reseptif, ia sering kali mendekati
akan menampilkan gerakan melompat – lompat yang cepat dan pendek, serta
19
2.5 Sistem Reproduksi
Secara umum, organ reproduksi wanita terdiri dari dua bagian yaitu organ
tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan
2. Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar tempat muaranya
merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian luas dan membatasi
vulva dan Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di
20
Organ reproduksi dalam terdiri dari:
sepasang dan terletak di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah
kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita
seperti :
menangkap sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium.
bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus
sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan
6. Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah
21
dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin. Uterus mempunyai 3
pelindung uterus.
b. Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot berfungsi untuk
saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran
vagina.
8. Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari servik dan sampai pada
vagina.
Sistem hormon pada perempuan terdiri atas tiga yaitu; hormon pelepas-
hormon seks hipofisis anterior yaitu hormon perangsang folikel (FSH) dan
22
Gn-RH dari hipotalamus, dan hormon-hormon ovarium seperti hormon estrogen
dan progesteron yang disekresi oleh ovarium sebagai respon terhadap kedua
hormon seks perempuan dari kelenjar hipofisis anterior (Guyton & Hall, 2014).
a. Estrogen
ovarium, korteks adrenal dan plasenta pada masa kehamilan. Hormon ini
Terapeutik, 2010).
Ada tiga bentuk estrogen yaitu estradiol, estron, dan estriol. Estrogen utama
yang disekresi oleh ovarium adalah estradiol. Estron juga disekresi dalam jumlah
kecil, tetapi sebagian besar estron dibentuk dijaringan perifer dari androgen yang
disekresi oleh korteks adrenal dan oleh sel teka ovarium. Estriol adalah estrogen
yang lemah, merupakan produk oksidasi yang berasal baik dari estradiol maupun
estron, dengan pengubahan yang terjadi terutama dihati (Guyton & Hall, 2014).
Tetapi pada saat pubertas, organ-organ seks perempuan berubah dari organ anak
menjadi organ yang dimiliki seorang perempuan dewasa. Ovarium, tuba falopi,
23
uterus, dan vagina, semuanya bertambah besar beberapa kali (Guyton & Hall,
2014). Selama pubertas estrogen juga berperan dalam pembentukan kontur tubuh,
dengan deposisi lemak pada mons pubis dan labia mayora disertai pembesaran
pada labia mayora dan labia minora. Selama beberapa tahun pertama sesudah
pubertas, ukuran uterus meningkat menjadi dua sampai tiga kali lipat, tetapi yang
lebih penting dari pada bertambahnya ukuran uterus adalah perubahan yang
memberi nutrisi bagi ovum yang berimplantasi (Guyton & Hall, 2014).
b. Progesteron
kehamilan dan payudara untuk laktasi. Fungsi progesteron yang paling penting
selama paruh terakhir siklus seks bulanan perempuan sehingga menyiapkan uterus
untuk menerima ovum yang sudah dibuahi. Selain itu progesteron juga
mencegah terlepasnya ovum yang sudah berimplantasi (Guyton & Hall, 2014).
24
Gambar 3. Struktur Kimia Progesteron
melapisi tuba fallopi. Sekresi ini dibutuhkan untuk nutrisi ovum yang telah
dibuahi dan sedang membelah saat ovum bergerak dalm tuba fallopi sebelum
Rangsang seks setempat pada perempuan terjadi kurang lebih sama dengan
laki – laki, karena pemijatan dan tipe rangsang lain pada vulva, vagina dan daerah
perineal lainnya dapat menciptakan sensasi seks. Klitoris sangat peka untuk
Jaringan erektil yang mirip dengan jaringan erektil penis terletak di sekitar
introitus dan meluas ke klitoris. Jaringan erektil ini, dikendalikan oleh saraf
arteri jaringan erektil akibat pelepasan asetlkolin, oksida nitrat dan polipeptida
intestinal vasoaktif (VIP) diujung saraf. Hal ini memungkinkan akumulasi cepat
berjalan ke kelenjar Bartholin bilateral yang terletak dibawah labia minora dan
ini berperan dalam pelumasan yang banyak selama berhubungan seks. Pelumasan
25
ini dibutuhkan selama hubungan seks untuk mendapatkan sensasi pijatan yang
memuaskan dan bukan sensasi iritasi, yang dapat timbul apabila vagina kering
Siklus respon seksual dibagi menjadi empat fase yaitu Fase terangsang
dimana miotonia dimulai, denyut jantung dan tekanan darah terus menerus
meningkat dan puting payudara mengalami ereksi. Fase kedua yaitu fase palateau
jantung dan tekanan darah terus meningkat. Fase yang ketiga yaitu fase orgasme
dimana denyut jantung, tekanan darah dan pernafasan meningkat sampai tingkat
berkontraksi. Fase terakhir yaitu fase resolusi dimana miotonia berkurang, ereksi
puting payudara mereda, denyut jantung dan tekanan darah menurun serta
pernafasan kembali normal. Keempat fase ini terjadi secara progresif tanpa garis
wanita normal. Hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah
satu yang berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan.
Fungsi seksual merupakan bagian yang turut menentukan warna, kelekatan dan
kekompakan pasangan suami istri. Bila suami istri mempunyai persepsi yang
sama tentang makna hubungan seksual dalam perkawinan, tentu tidak akan timbul
masalah. Namun jika persepsi mereka berbeda, biasanya akan timbul masalah.
Masalah fungsi seksual dapat mempengaruhi kualitas hidup wanita, dimana akan
26
Disfungsi seksual pada wanita dibagi menjadi empat kategori yaitu gangguan
gangguan orgasme (orgasmic disorder), dan gangguan nyeri seksual (sexual pain
dirasakan dan terjadi begitu saja. Ada yang mengatakan bahwa nafsu seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia juga seringkali
menyertai lansia. secara psikologik, seorang lansia sudah merasa tidak bisa dan
tidak pantas berpenampilan menarik untuk lawan jenisnya. Pandangan sosial dan
keagamaan tentang seksualitas diusia lanjut (baik pada mereka yang masih
dampak pada ketidak mampuan fisik, yang dikenal sebagai impotensia. Secara
Fisiologik aktivitas seksual pada usia lanjut biasanya berlangsung secara bertahap
dan menunjukan status dasar dari aspek vaskular, hormonal dan neurologik
Akibat kekurangan hormon estrogen, aliran darah dan cairan vagina menjadi
27
berkurang, sel – sel epitel vagina menjadi tipis dan mudah cedera. Selain itu, otot–
otot vagina juga semakin kendur dan daya kontraksinya lebih rendah. Hal ini
mariyuana, narkotik dan obat penenang yang tidak terkontrol juga dapat
menimbulkan disfungsi seksual. Selain itu, pola hidup yang tidak sehat seperti
libido seseorang baik itu pria maupun wanita. Ketika tubuh menjadi lelah dan
merasa tidak bertenaga otomatis pikiran seseorang akan merespon bahwa yang
tenaga yang melemah akan membuat aliran darah dalam tubuh berkurang
sehingga sirkulasi darah menuju seluruh tubuh termasuk organ genital juga
28
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat
juicer, spuit peroral, sarung tangan, tempat makan dan minum mencit, kandang,
vial ukuran 50 ml dan 100 ml, pot salep, gelas ukur 100ml, aluminium foil, kain
kasa atau kertas saring, batang pengaduk, lumpang dan stamfer, corong.
Bawang putih, ginseng jawa, jahe merah, Na. CMC, makanan mencit biasa
Bawang putih dan jahe merah diambil di daerah Lawang, Kecamatan Matur,
Kabupaten Bungo.
29
3.3.3 Perencanaan Dosis
Pemakaian dosis bawang putih untuk manusia tiga siung sehari adalah 4 g.
= 0,0104 g / 20g BB
1000 g
= x 0,0104 = 0,52 g / KgBB
20 g
1000 g
x 0,005 g = 0,25 g /KgBB
20 g
Pemakaian dosis jahe merah untuk manusia 2 sampai 3 seukuran ibu jari
sehari adalah 10 g.
Dosis jahe merah untuk mencit = 10 g x 0,0026
= 0,026 g / 20g BB
1000 g
= 20 g
x 0,026 = 1,3 g / KgBB
Dari perhitungan dosis diatas dapat diperoleh kombinasi dosis sebagai berikut :
30
3.3.4 Pembuatan Jus Bawang Putih, Ginseng Jawa dan Jahe Merah
Bawang putih segar yang diperoleh mula – mula dikupas kulitnya hingga
diperoleh sari bawang putih lalu saring dengan kertas saring atau kain kasa dan
Ginseng jawa segar yang diperoleh mula – mula dicuci dengan air mengalir
untuk menghilangkan sisa – sisa tanah yang masih menempel, ginseng jawa
tersebut dikupas hingga bersih dan dicuci lagi dengan air mengalir. Kemudian
dijus dengan menggunakan alat juicer sehingga diperoleh sari dari ginseng jawa
lalu saring dengan kertas saring atau kain kasa dan tampung dalam vial wadah.
Jahe merah sebanyak segar mula – mula dicuci dengan air mengalir untuk
menghilangkan sisa – sisa tanah yang masih menempel, lalu jahe merah tersebut
dikupas hingga bersih dan dicuci lagi dengan air mengalir. Kemudian dijus
dengan menggunakan alat juicer sehingga diperoleh sari dari jahe merah lalu
saring dengan kertas saring atau kain kasa dan tampung dalam wadah.
CMC kemudian panaskan air sebanyak 20 kalinya. Taburi Na.CMC diatas air
panas biarkan selama 15 menit dan gerus hingga membentuk massa yang
homogen.
31
3.3.6 Pembuatan Suspensi Sediaan Pembanding
diatas air panas biarkan selama 15 menit dan gerus hingga membentuk massa
Hewan percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah mencit putih
betina dan mencit putih jantan dengan berat badan 20 – 30 g dan berumur 2 – 3
bulan. Jumlah mencit yang digunakan adalah 50 ekor mencit terdiri dari 10 mencit
putih jantan dan 40 mencit putih betina kemudian dibagi menjadi 5 kelompok.
kelompok terdiri dari 8 ekor mencit putih betina. Satu minggu sebelum penelitian
mencit putih jantan dan mencit putih betina diadaptasikan dengan lingkungan
masing kelompok terdiri dari 8 ekor mencit betina dan diperlakukan dengan cara
sebagai berikut :
32
Kelompok IV : Pemberian Dosis B (bawang putih 1,04 g / KgBB, ginseng
secara peroral.
secara peroral.
Pemberian sediaan diberi satu kali sehari pada pukul 17.00 – 18.00 WIB.
Pemberian sediaan hanya diberikan kepada mencit betina sedangkan mencit jantan
jam pada malam hari yang dimulai pada pukul 19.00 WIB.
14, dan hari ke – 21. Parameter yang diamati pada percobaan ini terdiri dari 3
(Coitus) adalah fase puncak dalam aktivitas seksual ditandai dengan terdapatnya
33
3.3.10 Analisa Data dan Pengolahan Data Hasil Penelitian
antar kelompok perlakuan. Data yang diperoleh di analisis dengan program SPSS
versi 15.
34
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, B., 2010. Tumbuhan Dengan Senyawa Aktif Yang Berpotensi Sebagai
Bahan Antifertilitas. Adabia Press: Jakarta
Bobak, I., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. D., 2004. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas edisi 4. EGC: Jakarta
Darmojo, B., & Hadi, M., 2010. Buku Ajar Kesehatan Usia Lanjut. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
Evennet, K. 2006. Khasiat Bawang Putih. ( alih bahasa oleh L. Wijaya, Ed.).
Arcon : Jakarta
Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi12. ( alih
bahasa oleh Ermita, Ed.). Elsevier Ireland Ltd: Singapore
Hernawan, U. E., 2003. Senyawa Organosulfur Bawang Putih (Allium Sativum L.)
dan Aktivitas Biologinya. Biofarmasi, 1(2), 65–76.
Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Yayasan Sarana Wana Jaya:
Jakarta
35
Hidayat, S., 2005. Ginseng Multivitamin Alami Berkhasiat. Penebar Swadaya:
Bogor
Hidayat, S., Wahyuni, S., & Andalusia, S., 2008. Seri Tumbuhan Obat Berpotensi
Hias. PT. Elex Media: Jakarta
IAI., 2013. Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 48. ISFI: Jakarta
Londhe, V., Gavasane, A., Nipate, S., Bandawane, D., & Chaudhari, P., 2011.
Role Of Garlic in Various Diease. Journal Of Pharmaceutical Research and
Opinion, 1(4), 129–134.
Muharnanto, J. E., Listyarini, T., & Pribadi, S. T., 2002. Khasiat dan Manfaat
Jahe Merah si Rimpang Ajaib. Agromedia Pustaka: Jakarta
Munim, A., & Hanani, E., 2011. Fitoterapi Dasar. Dian Rakyat: Jakarta
Pallavi, K., Ramandeep, S., Sarabjeet, S., Karam, S., Mamta, F., & Vinod, S.,
2011. Aphrodisiac Agents From Medical Plants. J. Chem. Pharm., 3(2), 911–
921.
Papu, S., Jaivir, S., Sweta, S., & Singh, B., 2014. Medicinal Values of Garlic
(Allium sativum L.) in Human. Greener Journal of Agricultural Science,
4(6), 265–280.
Pour, H. A., Norouzzade, R., Heidari, M. R., Ogut, S., Yaman, H., & Gokce, S.,
2014. Therapeutic Properties of Zingiber officinale Roscoe. European
Journal of Medicinal Plants, 4(12), 1431–1446.
36
Prajogo, B., 1994. Studi Taksonomi Talinum paniculatum (Jacq) Gaertn dan
Talinum triangulare (Jacq) Willd. Warta Tumbuhan Obat Indonesia, 5(4), 9–
10.
Pudiastuti, R. D., 2012. Tiga Fase Penting Pada Wanita. PT. Elex Media: Jakarta
37
Lampiran 1. Skema Kerja
Bawang Putih
Wadah
38
Lampiran 1. (Lanjutan)
Ginseng Jawa
Wadah
39
Lampiran 1. (Lanjutan)
Jahe Merah
Wadah
40
Lampiran 1. (Lanjutan)
Hewan Percobaan
Suspensi Na.CMC Suspensi Bawang putih 0,52 Bawang putih 1,04 Bawang putih 2,08
0,5% g / KgBB, ginseng g / KgBB, ginseng g / KgBB, ginseng
jawa 0,25 g / KgBB jawa 0,5 g / KgBB, jawa 1g / KgBB,
dan jahe merah 1,3 g jahe merah 2,6 g / jahe merah 5,2 g /
/KgBB diberikan KgBB diberikan KgBB diberikan
secara peroral. secara peroral. secara peroral.
Pengamatan dilakukan
selama 1 jam pada
Parameter pengamatan : malam hari.
1. Pengenalan /
pendekatan
(Introduction)
2. Menunggangi
(Climbing)
3. Kawin (Coitus)
41