Anda di halaman 1dari 15

A.

Judul :
Orde Reaksi
B. Tujuan :
Menentukan orde reaksi H2O2 dan KI melalui percobaan
C. Dasar Teori
Menurut Syukri, (1999 : 468-469) orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi
dalam bentuk diferensial. Selain itu terdapat pula penjelasan tentang reaksi kimia. Reaksi
kimia adalah proses pembahannya pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses ini ada yang
cepat dan ada yang lambat. Contohnya, pada bensin yang mudah atau cepat terbakar
dibandingkan minyak tanah.
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi dikenal ada 4, yaitu :
1) Sifat pereaksi
Salah satu faktor penentu laju reaksi adalah sifat pereaksinya. Ada yang bersifat
reaktif dan ada yang bersifat kurang reaktif. Misalnya, pada bensin yang mudah
terbakar daripada minyak tanah. Demikian juga logam Natrium (Na) bereaksi cepat
dengan air (H2O) tetapi tidak pada magnesium (Mg).
2) Konsentrasi pereaksi
Dua buah molekul yang akan bereaksi harus bertabrakan langsung jika
konsentrasi diperbesar berarti kerapatannya akan bertambah dan akan memperbanyak
kemungkinan tabrakan, sehingga akan mempercepat reaksi, akan tetapi ada beberapa
yang harus diingat bahwa tidak selalu pertambahan konsentrasi pereaksi
meningkatkan laju reaksi, karena laju reaksi dipengaruhi juga oleh faktor yang lain
yang akan diterangkan pasal 11:3.
3) Suhu
Hampir pada semua reaksi akan lebih cepat bila suhu dinaikkan, karena faktor
yang diberikan akan menambah energy kinetik partikel pereaksi akibatnya, jumlah
dan energi tabrakan semakin besar.
4) Katalis
Laju suatu reaksi dapat diubah (umumnya dipercepat) dengan menambahkan zat
yang disebut katalis. Katalis sangat diperlukan dalam organisme dan mempercepat
reaksi ratusan sampai puluhan ribu kali.
Dalam reaksi kimia, tidak ada bend bergerak melainkan perubahan wujud zat
menjadi zat baru mirip dengan sebuah gilingan padi yang mengubah padi menjadi
beras. Kecepatan gilingan padi ditentukan dari jumlah pada yang habis atau jumlah
beras yang dihasilkan persatuan waktu untuk reaksi :
A B
Laju reaksi dapat diketahui langsung dari percobaan dilaboratorium, suhu
percobaan harus dikontrol dengan dicatat kerena laju sangat dipengaruhi oleh suhu
(Sunarya, 2011 : 207 )
Menurut Mulyanti, Sri dan Moh. Nurkhozin (2017 : 56-57) laju reaksi berbanding
terbalik dengan waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya reaksi bersangkutan
reaksi kimia yang membutuhkan waktu lama agar berlangsung sempurna berarti
mempunyai laju reaksi yang lambat. Sebaliknya, reaksi kimia yang memerlukan
waktu sebentar untuk berlangsung sempurna berarti memiliki laju reaksi yang cepat.
Reaksi kimia yang berlangsung dari pereaksi berubah menjadi produk. Pereaksi dan
produk yang digunakan biasanya dalam konsentrasi molar (M) konsentrasi pereaksi
harus diukur sebelum dan setelah bereaksi dalam selang waktu tertentu.

Menurut Sastohamidjojo (2016 : 158) kinetika kimia adalah cabang ilmu kimia
yang mempelajari kecepatan reaksi kimia dan mekanisme reaksi kimia yang terjadi
pengertian kecepatan reaksi digunakan untuk melakukan kelajuan perubahan kimia
yang terjadi. Sedangkan pengertian mekanisme reaksi digunakan untuk melukiskan
serangkaian langkah-langkah reaksi yang meliputi pembahan keseluruhan dari suatu
reaksi yang terjadi.

Menurut Sunarya (2011 : 188-189) laju atau kecepatan reaksi adalah jumlah
produk reaksi yang dihasilkan dalam suatu reaksi persatuan waktu, atau jumlah
pereaksi yang dikonsumsi dalam suatu reaksi persatuan waktu laju atau kecepatan
untuk reaksi tersebut ditentukan melalui pengukuran peningkatan konsentrasi molar
gas oksigen yang dihasilkan setiap selang waktu tertentu. Penulisan untuk persamaan
laju atau kecepatan reaksi biasanya menggunakan lambang seperti konsentrasi zat
dengan lambang [x] dan selang waktu dilambangkan dengan ∆t (ingat bahwa
lambang ∆, mengatakan perubahan dari keadaan awal ke keadaan akhir tertentu atau
∆ = keadaan akhir – keadaan awal).

Salah satu cara untuk mengkaji pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi
ialah dengan menentukan bagaimana laju awal bergantung pada konsentrasi awal
pada umumnya. Yang lebih disukai adalah mengukur laju awal karena sewaktu reaksi
berlangsung, konsenrasi reaktan menurun dan akan menjadi sulit untuk mengukur
perubahan secara akurat.

Suku k ialah konstanta laju (rote constant) yaitu konstanta kesebandingan


(papolionalitas) antara laju dan konsntrasi reaktan. Persamaan ini disebut hukum
laju ,persamaan yang menghubungkan laju reaksi dengan konstanta laju reaksi
dengan konstanta laju dan konstanta reaktan menggunakan entei pertama dari data
pada tabel dapat kita tulis :
laju
K=
[ Fa ] [ClO2]

10−¿3 m / s
= 1,2 x ¿
( 0.10 m ) (0.010 m)

= 1,2 m/s

Jika suatu reaksi hanya melibatkan suatu reaktan hukum laju dapat dengan
mudah ditentukan dengan mengukur laju awal reaksi sebagai konsentrasi reaktan
(Chang, 2004 : 33-34)
D. Alat dan Bahan
- Table alat

No Nama Alat kategori Gambar Fungsi

Sebagai wadah untuk menyimpan


Rak tabung
1 1 tabung reaksi dan menjaga agar
reaksi
tabung reaksi tidak berjamur

Sebagai wadah untuk melarutkan


2 Tabung reaksi 1
larutan KI dan H2O2

Sebagai alat untuk mengambil larutan


3 Pipet tetes 1
KI, H2O2, H2SO4, dan amilum

Untuk mengukur lamanya waktu


4 Stopwatch 1 yang diperlukan sejak penambahan
larutan sampai timbul warna.

Sebagai wadah untuk menampung


Gelas kimia
5 1 larutan amilum KI, H2O2, dan H2SO4
100 mL
dan amilum

Untuk mengukur volume larutan KI,


6 Gelas ukur 1 H2O2, H2SO4, dan amilum yang
dibutuhkan

Sebagai wadah untuk mereaksikan


7 Plat tetes 1
larutan KI, H2O2, H2SO4, dan amilum
- Tabel bahan

No Nama Bahan kategori Sifat fisik Sifat kimia

- Tidak larut dalam air


- Penampilan bubuk putih
1 Amilum Umum - Sebagai pengubah kadar
- Densitas 1,5 g/cm3
pH larutan

- Bentuk : Kristal - Larut dalam air


Kalium
2 Khusus - Densitas spesifik 3,13 - Sebagai zat pengoksidasi
Iodida
g/cm3 kuat

- Cairan bening, agak lebih - Larut dengan sangat baik


Hydrogen
3 Khusus kental dari pada air dalam air
Peroksida
- Densitas 1,11 g/cm3 - Sebagai oksidator kuat

- Mudah larut dalam air


- Bentuk : cairan
4 Asam Sulfat Khusus dingin
- Densitas uap 3,4 g/cm3
- Larut dalam alkil alcohol

- Tidak berwarna, tidak


- Sebagai perlarut yang
berbau dan tidak berasa
5 Aquadest Umum baik
- Titik lebur 0oC
- Tidak mudah terbakar
- Titik didih 100oC
E. Prosedur Kerja
1) Larutan Kalium Iodida

KI

Meyiapkan tabung reaksi yang kering

Memasukkan 1 tetes larutan KI o,2 M ke dalam 2 tabung reaksi

Menambahkan beturut-turut 5 dan 4 mL air, dengan


mengguncangkan tabung tersebut

Memberi tanda A dan B pada kedua tabung reaksi

Menempatkan 2 tetes H2SO4 o,2 M, dalam suatu lekuk pada plat


tetes

Menambahkan 2 tetes larutan A, 2 tetes amilum dan 1 tetes larutan


H2O2 0,1 M dalam suatu lekuk plat tetes

Mencatat waktu sejak penambahan sampai timbul warna biru

Mengulangi lagngkah kerja, teteapi mengganti larutan A dengan


larutan B

Perubahan warna
menjadi biru
2) Larutan Hidogen Peroksida

H2O2

Minyiapkan 2 tabung reaksi yang kering

Memasukkan larutan H2SO4 0,1 M kedalam 2 tabung reaksi

Menambahkan berturu-turut 5 dan 4 mL air, dan mengguncangkan tabung


tersebut

Memberi tanda C dan D pada kedua tabung reaksi

Menempatkan 2 tetes larutan H2SO4 0,2 M dalam suatu lekuk plat tetes

Menambahkan 2 tetes larutan C, 2 tetes amilum dan 1 tetes larutan KI 0,2


M dalam suatu lekuk plat tetes

Mencatat watktu sejak penambahan sampai timbul warna lain

Mengulangi langkah kerja 5, tetapi mengganti larutan C dengan larutan D

Perubahan warna
menjadi ungu
F. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
1) Hasil pengamatan

No Nama senyawa Warna Waktu (s)

1 KI 0,2 M Biru 170

2 KI 0,2 M Biru 200

3 H2O2 0,1 M Ungu 393

4 H2O2 0,1 M Ungu 386

2) Perhitungan
1. Menghitung [KI] (tabung A dan B) dan [H2O2] (tabung C dan D)
 [KI] pada tabung A
Dik : M1 = 0,2 M
V1 = 0,05 mL
V2 = V Aquades + V KI yang diambil
= 5 mL + 0,05 mL
= 5, 05 mL
Dit : M2 =…?
Penyelesaian : M1V1 = M2V2
0,2 M x 0,05 mL = M2 x 5,05 mL
0,01 = M2 x 5,05 mL
0,01
M2 =
5,05
= 0,0019 M
 [KI] pada tabung B
Dik : M1 = 0,2 M
V1 = 0,05 mL
V2 = V Aquades + V KI yang diambil
= 4 mL + 0,05 mL
= 4,05 mL
Dit : M2 =…?
Penyelesaian : M1V1 = M2V2
0,02 M x 0,05 mL = M2 x 4,05 mL
0,01 = M2 x 4,05 mL
0,01
M2 =
4,05
= 0,0024 M
 [H2O2] pada tabung C
Dik : M1 = 0,1 M
V1 = 0,05 mL
V2 = V Aquades + V KI yang diambil
= 5 mL + 0,05 mL
= 5,05 mL
Dit : M2 =…?
Penyelesaian : M1V1 = M2V2
0,1 M x 0,05 mL = M2 x 5,05 mL
0,005 = M2 x 5,05 mL
0,005
M2 =
5,05
= 0,00099 M
 [H2O2] pada tabung D
Dik : M1 = 0,1 M
V1 = 0,05 mL
V2 = V Aquades + V KI yang diambil
= 4 mL + 0,05 mL
= 4,05 mL
Dit ; M2 =…?
Penyelesaian : M1V1 = M2V2
0,1 M x 0,05 mL = M2 x 4,05 mL
0,005 = M2 x 4,05 mL
0,005
M2 =
4 , 05
= 0,0012 M
2. Menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan
 Menghitung orde reaksi KI (n)
t 1 k [ H 2 O2 ]2 m [ KI ]2 n
= ( ) ( [ KI ]1 )
t 2 k [ H 2 O2 ]1
t1 = k [ H 2 O 2 ] 2 m [ KI 2 ] n
k [ H 2 O 1 ] 1 ( KI 1 )
( )
t2
t1 [ KI ]2 n
=( )
t2 [ KI ]1
170 0,2 n
=( )
200 0,2
0,85
= 1n
0,85
n =
1
= 0,85
 Menghitung orde reaksi H2O2 (m)
t1 k [ H 2 O2 ]2 m [ KI ]2 n
= ( ) ( [ KI ]1 )
t2 k [ H ¿ ¿ 2O2 ]1 ¿
t1 k [ H 2 O 2 ]2 m [ KI ]2 n
t2
=
k
([ H ) ( [ KI ]1 )
¿ ¿ 2O 2 ]1 ¿
t1 [ H 2 O2 ]2 m
=( )
t2 [ H 2 O2 ]1
393 [0,1] m
=( )
386 0,1
1,01 = 1m
1,01
m =
1
= 1,01
3. Mencari orde reaksi total
Orde reaksi total = m + n
= 1,01 + 0,85
= 1,86
G. Pembahasan
Cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang laju reaksi disebut kinetika
kimia. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana laju bergantung pada
konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi berdasarkan pengetahuan
tentang laju reaksi yang diperoleh dari eksperimen
Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi persatuan waktu. Dimana seiring
dengan berjalannya produk, konsentrasi, reaktan akn berkurang sedangkan produk akan
bertambah. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan orde reaksi dari H 2O2
dan KI. Untuk menentukan orde reaksi dari H 2O2 dan KI dilakukan dengan cara
memvariasikan konsentrasi dari kedua larutan ini.
Perlakuan pertama yang dilakukan adalah 1 tetes larutan KI 0,2 M pada tabung A
dan B diencerkan dengan cara menambahkan 5 ml H2O untuk tabung A dan 4 ml untuk
tabung B setelah ditambahkan H2O, larutan ini masih berwarna bening namun nilai
konsentrasinya berubah dari yang semula KI 0,2 M pada tabung A berubah menjadi
0,0019 M. sedangkan pada sampel tabung B berubah menjadi 0,0024 M. langkah
selanjutnya adalah menambahkan H2SO4 0,2 M masing-masing 2 tetes pada plat tetes A
dan B kemudian meneteskan 2 tetes larutan sampel tabung A pada plat tetes A dan
larutan sampel B ke plat tetes B. Untuk mengetahui sebuah reaksi telah berlangsung atau
belum, digunakan 2 tetes amilum 1% yang ditambahkan di masing-masing plat A dan B,
penambahan 2 tetes amilum 1% akan menimbulkan perubahan warna yang menandakan
bahwa reaksi telah berlangsung. Selanjutnya menambahkan 1 tetes H2O2 pada plat tetes A
dan B. Fungs dari penambahan H2SO4 ini dapat mengoksidasi larutan KI.
Perlakuan pada larutan A dan B menghasilkan warna biru dengan hasil
pengukuran waktu yang berbeda. Untuk perubahan yang terjadi pada plat tetes A
membutuhkan Waktu 170 detik sedangkan untuk plat tetes B membutuhkan waktu 200
detik. Waktu perubahan.
Larutan kedua yang divariasikan konsentrasinya yaitu larutan H 2O2 0,1 M yang
dimasukkan masing-masing 1 tetes pada tabung C dan D, kemudian diencerkandengan
menambahkan 5 ml H2O untuk tabung C dan 4 ml untuk tabung D. dengan adanya
penambahan H2O ini konsentrasi H2O2 0,1 M pada kedua tabung berubah, pada tabung C
konsentrasinya menjadi 0,00099 M sedangkan pada tabung D menjadi 0,0012 M.
Perlakuan selanjutnya adalah menempatkan 2 tetes H2SO4 0,2 M pada plat tetes C dan D
yang berfungsi sebagai katalis untuk mengoksidasi larutan KI. Selanjutnya menambahkan
2 tetes amilum 1% yang digunakan sebagai indicator perubahan warna untuk mengetahui
bahwa reaksi tersebut telah berlangsung. Kemudian ditambahkan larutan KI masing-
masing 1 tetes untuk plat tetes C dan D.
Setelah beberapa perlakuan yang diberikan pada sampel C dan D didapatkan
adanya perubahan warna dari bening menjadi ungu setelah beberapa saat. Waktu
perubahan warna yang terjadi pada plat tetes C berlangsung selama 393 detik sedangkan
pada plat tetes D waktu perubahan warnanya berlangsung selama 386 detik.
Perubahan warna yang dihasilkan dari percobaan pada sampel A dan Bberbeda
dengan warna yang dihasilkan oleh sampel C dan D terjadi karena adanya perbedaan
konsentrasi H2O2 dan KI pada sampel tersebut. Pada sampel A dan B konsentrasi H 2O2
lebih pekat dari konsentrasi KI, sedangkan pada sampel C dan D konsentrasi KI lebih
pekat dari konsentrasi H2O2.

Perubahan warna yang terjadi pada kedua larutan yang berbeda yaitu larutan KI
dan larutan H2O2 disebabkan oleh adanya reaksi antara Amilum dan kedua larutan
tersebut. Persamaan reaksi kedua larutan yaitu.

H2O2 + KI + H2SO4 H2O +I2 + K2SO4

Gambar perubahan warna pada larutan H2O2 dan KI


H. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan reaksi terjadi jika
semakin banyak volume larutan yang akan direaksikan maka akan lama pula perubahan
reaksinya terjadi, begitupun sebaliknya jika semakin sedikit volume larutan yang akan di
reaksikan makan akan semakin cepat perubahan reksi yang akan terjadi. Seperti di
definisikan pada teori reaksi kimia yang membutuhkan waktu yang lambat agar
berlangsung sempurna berarti mempunyai laju reaksi yang lambat. Sebaliknya reaksi
kimia yang memerlukan waktu sebentar untuk berlangsung sempurna berati memiliki laju
reaksi yang cepat.
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah reaksi orde satu dimana konsentrasi
berbanding lurus dengan laju reaksi.
Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2004. Konsep-konsep inti edisi ketiga jilid 2. Jakarta : Erlangga

Mulyanti, Sri dan Moh. Nurkhozin. 2017. Kimia Dasar jilid 2. Bandung : Alfabeta

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2016. Kimia dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada University press

Sunarya, Yayan. 2016. Kimia Dasar 2. Bandung : Yrama widya

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung. ITB


Tugas pasca praktikum

1. Berapakah orde reaksi ion I- dan O22- dan orde reaksi keseluruhan pada percobaan ini?
2. Tuliskan persamaan laju reaksinya

Jawaban

1. - orde reaksi ion I- = 1,01 m


- orde reaksi ion O22- = 0,85 n
- orde reaksi keseluruhan =m+n
=1,01 + 0,85
= 1,86
2. persamaan laju reaksinya adalah
V = K [H2O2]m [KI]n
= K [H2O2]1 [KI]1

Anda mungkin juga menyukai