Anda di halaman 1dari 19

A.

Judul : Penentuan Titik Beku Larutan


B. Tujuan :1) Menentukan Konsentrasi suatu larutan berdasrkan titik
beku dari percobaan

2) Memahami pengaruh Konsentrasi terhadap penurunan


titik beku larutan

C. Dasar Teori :

Titik beku larutan yaitu temperature pada saat larutan setimbang


dengan pelarut padatnya. Larutan akan membeku pada temperature lebih rendah
dari pada pelarutnya. Penurunan titik beku dan peningkatan titik didih, sama
seperti penurunan tekanan uap sebanding dengan konsentrasi fraksi molnya. Jika
suatu zat terlarut bersifat tidak mudah menguap, maka tekanan uap pada larutan
selalu lebih kecil dari pada pelarut murninya. Jadi hubungan tekanan uap larutan
dan tekanan uap pelarut bergantung pada konsentrasi zat terlarut dalam
larutan(Rohayati dan saftri, 2010:2).
Menurut sunarya, (2012 : 33-38). Penurunan titik beku (ΔTf) didefinisikan
sebagai:
ΔTf = Tᵒf-Tf
Dimana Tᵒf adalah titik beku pelarut murni, dan Tf adalah titik beku larutan
pembekuan melibatkan transisi dari keadaan tidak teratur pada keadaan
teratur.karena larutan lebih tidak tidak teratur dibandingkan pelarut, maka lebih
banyak energi yang harus diambil darinya untuk menciptakan keteaturan
dibandingkan dalam kasus pelarut murni.
Sementara zat terlarut harus harus bersifat tidak mudah menguap dalam kasus
kenaikan titik didih , pembatasan inintidak berlaku untuk penurunan titik beku.
Contohnya methanol (CH3OH) yaitu cairan yang cukup mudah menguap yang
hanya medidih hanya pada 650C. proses penurunan titik beku melibatkan transisi
dari keadaan tidak teratur, agar proses itu terjadi energy harus diambil dari
system, karena larutan lebih tidak teratur dibandingkan pelarut, maka lebih
banyak energy yang harus diambil darinya untuk menciptakan keteraturan

1
dibandingkan dalam kasus pelarut murni, jadi larutan memiliki titik leleh lebih
rendah dibandingkan pelarut. Sifat koligatif tergantung pada konsentrasi zat
terlarut, dua larutan berkonsentrasi sama akan sama pada sifat koligatifnya,
walaupun zatnya berbeda ( syukri,1999:92).

Bila suatu zat terlaut yang tidak menguap dilarutkan dalam suatu pelaru, titik beku
larutan berukurang. Berkurangnya ΔTf ditentukan sebagai :
RT f 2 InX 2
ΔTf= (jikaΔTf tidak besar sekali dan larutan tersebut ideal)
∆ Hpeleburan
ΔHpeleburan adalah panas peleburan molar dari pelarut, X 2 adalah fraksi
mol zat terlarut dan Tf adalah titik beku sebenarnya. Untuk larutan sangat encer
dan yang bersifat ideal, maka persamnaanya menjadi lebih sederhana:
ΔTf=Kfm
Dimana Kf adalah konstanta penurunan titik beku molal dan dinyatakan sebagai:
MR T 2
Kf=
∆ Hlebur 1000
Dimana M adalah bobot molekul pelarut, dan m adalah molalitas zat terlarut.
Gejala ini terjadi karena zat terlarut tidak larut dalam fase padat pelarut.
Contohnya es murni selalu memisah ketika larutan dalam air membeku. Agar
tidak terjadi pemisahan zat dan pelarut ketika larutan membeku, maka diperlukan
suhu lebih rendah lagi untuk mengubah seluruh larutan untuk menjadi fase
padatnya. Seperti halnya titik didih, penurunan titik didih, penurunan titik beku
ΔTb berbanding lurus dengan molalitas larutan
ΔTb = m, atau
ΔTb =Kb m
Kb dinamakan tetapan penurunan titik beku molal. Zat antibeku yang banyak
digunakan untuk radiator adalah etilon glikor (preston) C 2H6O2. Untuk
mencairkan es yang terdapat di jalan-jalan dan trotoar pada musim dingin
digunakan CaCl2 sebagai penurunan titik beku air.
Penurunan tekanan uap akibat zat terlarut yang tidak menguap juga dapat
menyebabkan penurunan titik beku larutan

2
Menurut Laksono, (2004 : 13) efek kalor yang terjadi pada proses
pelarutan akan menyebabkan terjadinya penyimpangan dari titik beku larutan
dengan titik beku zat murninya, yang dapat dinyatakan seperti rumus berikut ini:

ΔTf = RT2 / Δ . Xb

Dengan : ΔTf = penurunan titik beku larutan (satuan K)

R = Tetapan gas ideal

Menurut Purba (2006:23) titik beku suatu cairan adalah suhu ketika
tekanan uap cairan itu sama dengan tekanan uap dalam keadaan padat. Pada
pembekuan suatu larutan, yang mengalami pembekuan adalah hanya pelarutnya
saja, sedangkan zat terlarut tidak ikut membeku. Adanya zat terlarut
mengakibatkan suatu pelarut semakin sulit membeku, akibatnya titik beku larutan
akan lebih rendah dibandingkan dengan titik beku pelarut murninya selisih antara
titik beku larutan dengan titik beku pelarut murninya disebut penurunan titik beku
larutan.

Salah satu penerapan atau aplikasi dari sifat kolegatif penurunan titik beku
yaitu pada proses pembuatan es krim atau es mambo. Jika es dicampur dengan
garam, temperatur akan turun dibawah 0oC, sehingga dapat membuat es krim atau
es mambo (Pane Vol. XVIII (2) )

Menurut Muliyanti dan Nurkhozin, (2017 : 35-36). Alasan terjadinya


penurunan titik beku pada larutan adalah proses pembekuan melibatkan
perubahan dari keadan tidak teratur ke keadaan teratur. Karena larutan lebih tidak
teratur dibandingkan pelarut, maka energy yang harus diambil dari larutan untuk
menghasilkan keadaan teratur (kondisi beku) lebih banyak dibandingkan pelarut
murni sehingga titik beku larutan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya

Besar penurunan titik beku (ΔTf) hanya ditentukan oleh jumlah partikel zat
terlarut dalam larutan. Makin banyak zat pertiel terlarut maka makin besar titik
bekunya.

3
Menurut Chang, (2004: 15-16) penjelasan kualitatf untuk phenomena
penururan titik beku ialah pembekuan melibatkan transisi dari keadaan tidak
teratur ke keadaan teratur. Agar prose situ terjadi, energy harus diambil darinya
untuk menciptakan keteraturan dibandingkan dalam kasus pelarut murni. Jadi,
larutan memiliki titik beku lebih rendah dibandingkan pelarut. Bila larutan
membeku, padatan yang memisah ialah komponen pelarutnya setara dengan zat
terlarut harus bersifat tidak mudah menguap dalam kasus kenaikan titik didih,
pembatasan ini tidak berlaku untuk penurunan titik beku. Contohnya, Metanol
(CH3OH), yakni cairan yang cukup menguap yang mendidih hanya 65ºC, kadang-
kadang digunakan sebagai anti beku dalam radiator mobil.

4
D. Alat dan bahan
1. Alat
N Katego
Nama alat Gambar Fungsi
o ri
Sebagai
tempat
Tabung untuk
1 I
reaksi mereaksik
an bahan
kimia

Gelas Sebagai
2 kimia I wadah dari
plastik larutan

Untuk
mengambil
larutan
3 Pipet tetes I
dalam
jumlah
tertentu

Untuk
4 Gelas ukur I mengukur
volume

Untuk
Termomet
5 I mengukur
er
suhu

5
Untuk
mengambil
Sendok
6 I butiran es
makan
batu dan
garam
Mengaduk
larutan
agar tetap
Batang
7 I homogen
pengaduk
atau agar
zat padat
cepat larut

2. Bahan
No Nama Kategori Sifat fisik Sifat kimia
bahan
1 Aquades Umum  Tidak  Pelarut yang baik
berwarna untuk berbagai
 Tidak berbau macam zat
 Tidak berasa  Tidak beracun
 Titik beku 0o  Tidak terbakar
C
 Titik didih
1000 C
2 Es batu Umum  Tidak berasa  Tidak beracun
 Tidak berbau  Tidak terbakar
 Tidak mudah
hancur
 Titik beku 00
C
3 Garam Umum  Berwujud  Larut dalam air

6
dapur padat  Merupakan electron
 Berwarna kuat karena
putih terionisasi air
 Mudah hancur
4 Larutan Umum  Berasa asin  Bisa didapat
NaCl  Berwujud cair darireaksi NaOH
dan HCl sehingga
PH-nya netral
 Ikatan ionic kuat
(Na+ + Cl- ) selisih
elektronegatifannya
lebih dari 2
 Merupakan
elektrolit kuat
karena terionisasi
sempurna pada air
5 Larutan Khusus  Titik lebur  Dibuat dari
urea 133-1350 C hidrolisis parsial
 Kelarutan cynanida
dalam air  Dihasilkan dari
107,9 reaksi ammonia
gram/100 ml dengan
(200 C) karbondioksida
 Panas  Dapat bereaksi
pembakaran dengan formaldehid
-91,02 . 105  Pemanasan
J/Kg ammonium sianat
dapat terurai
menjadi urea

E. Prosedur Kerja
1. Larutan Aquades

Aquades
7
Memasukkan butiran-butiran es batu kedalam gelas
kimia plastik sampai kira-kira ¾ nya.
Menambahkan 4 sendok makan garam dapur.
Mengaduk campuran dengan pengaduk.
Mengisi tabung reaksi dengan aquades sebanyak 5 ml.
Memasukkan kedalam gelas kimia yang berisi
campuran pendingin.
Mengaduk campuran pendingin sampai aquades
dalam tabung reaksi membeku.
Mengeluarkan tabung reaksi dari campuran
pendingin.
Mengukur suhu aquades menggunakan termometer.

Suhu (Titik
beku)

8
2. Larutan NaCl

NaCl A NaCl B NaCl C

Memasukkan butiran-butiran es batu kedalam gelas


kimia plastik sampai kira-kira ¾ nya.
Menambahkan 4 sendok makan garam dapur.
Mengaduk campuran dengan pengaduk.
Mengisi tabung reaksi dengan Larutan NaCl sebanyak
5 ml.
Memasukkan kedalam gelas kimia yang berisi
campuran pendingin.
Mengaduk campuran pendingin sampai Larutan NaCl
dalam tabung reaksi membeku.
Mengeluarkan tabung reaksi dari campuran
pendingin.
Mengukur suhu Larutan NaCl menggunakan
termometer.
Suhu (Titik
beku)

9
3. Larutan Urea

Urea A Urea B Urea C

Memasukkan butiran-butiran es batu kedalam gelas


kimia plastik sampai kira-kira ¾ nya.
Menambahkan 4 sendok makan garam dapur.
Mengaduk campuran dengan pengaduk.
Mengisi tabung reaksi dengan Larutan Urea sebanyak
5 ml.
Memasukkan kedalam gelas kimia yang berisi
campuran pendingin.
Mengaduk campuran pendingin sampai Larutan Urea
dalam tabung reaksi membeku.
Mengeluarkan tabung reaksi dari campuran
pendingin.
Mengukur suhu Larutan Urea menggunakan
termometer.
Suhu (Titik
beku)

10
F. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
1. Hasil Pengamatan

NO Larutan Titik Beku Konsentrasi

1 Aquades 0⁰C 0
2 NaCl 1 -7⁰C 1,881 m
3 NaCl 2 -2⁰C 0,537 m
4 NaCl 3 -3⁰C 0,806 m
5 Urea 1 -4⁰C 2,150 m
6 Urea 2 -1⁰C 0,537 m
7 Urea 3 -3⁰C 1,612 m
2. Perhitungan
a) Menentukan ∆Tf Titik Beku Larutan

 ∆Tf NaCl 1 = Tf H2O – Tf NaCl 1


= 0⁰C – (-7⁰C)
= 7⁰C
 ∆Tf NaCl 2 = Tf H2O – Tf NaCl 2
= 0⁰C – (-2⁰C)
= 2⁰C
 ∆Tf NaCl 2 = Tf H2O – Tf NaCl 3
= 0⁰C – (-3⁰C)
= 3⁰C
 ∆Tf Urea 1 = Tf H2O – Tf Urea 1
= 0⁰C – (-4⁰C)
= 4⁰C
 ∆Tf Urea 2 = Tf H2O – Tf Urea 2
= 0⁰C – (-1⁰C)
= 1⁰C
 ∆Tf Urea 3 = Tf H2O – Tf Urea 3
= 0⁰C – (-3⁰C)
= 3⁰C

11
b) Menghitung Konsentrasi masing-masing Larutan
 Untuk NaCl
NaCl Na+ + Cl- n=2
i = {1 + (n-1)}
= {1 + (2-1)}
= {1+1}
=2
 NaCl A
∆ Tf 7⁰C 7⁰C
m= = = = 1,881 m
Kf X i 1,86 x 2 3,72
 NaCl B
∆ Tf 2⁰C 2⁰ C
m= = = = 0,537 m
Kf X i 1,86 x 2 3,72
 NaCl C
∆ Tf 3⁰C 3 ⁰C
m= = = = 0,806 m
Kf X i 1,86 x 2 3,72

 Untuk Urea
 Urea A
∆ Tf 4 ⁰ C 4⁰C
m= = = = 2,150 m
Kf 1,86 1,86
 Urea B
∆ Tf 1⁰ C 1⁰ C
m= = = = 0,537 m
Kf 1,86 1,86
 Urea C
∆ Tf 3 ⁰C 3 ⁰C
m= = = = 1,612 m
Kf 1,86 1,86

 Grafik Penurunan titik beku berdasarkan nilai konsentrasi NaCl dan Urea

12
3

2.5 2.68

Konsentrasi (m) 2 2.15


1.88
1.5
1.61
NaCl
1.34
1 Urea
1.07
0.5

0
1 2 3
∆Tf

G. Pembahasan
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan berdasarkan titik beku dari percobaan dan memahami pengaruh
konsentrasi terhadap penurunan titik beku larutan.Menurut Sukardjo
(2002:173) titik beku larutan adalah temperatur pada saat larutan
setimbang dengan pelarut padatnya. Larutan akan membeku pada saat
temperature lebih rendah dari pelarutnya.
Pada percobaan kali ini, sampel yang digunakan yaitu aquades sebagai
pelarut dan NaCl dan Urea sebagai zat terlarut.Untuk dapat menentukan
titik beku dari ketiga larutan tersebut pertama-tama dibuat campuran
pendingin yang terdiri dari butiran-butiran es batu dan 4 sendok makan
garam dapur.Fungsi penambahan garam disini merupakan salah satu
penenerapan dari sifat koligatif larutan. Garam berfungsi sebagai zat yang
menurunkan titik beku es batu sehinga es batu tidak cepat mencair, karena
apabila tidak ada peambahan garam pada es batu, suhu didalam es batu
akan lebih tinggi dari 0⁰C pada saat es berubah menjadi liquid.
Langkah selanjutnya mengisi larutan aquades, NaCl, dan Urea
masing-masing 5 mL kedalam tabung reaksi sehingga menjadi 3 sampel
untuk larutan NaCl dan Urea yaitu NaCl 1, NaCl 2, NaCl 3, dan Urea 1,
Urea 2, Urea 3. Larutan Urea dan NaCl konsentrasinya divariasikan agar
dapat mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap penurunan titik beku

13
larutan. Setelah semua sampel selesai dimasukkan kedalam campuran
pendingin dan diukur titik bekunya, didapatkan titik beku aquades 0⁰C,
titik beku NaCl 1-7⁰C, titik beku NaCl 2 -2⁰C, titik beku NaCl 3 -3⁰C, titik
beku Urea 1 -4⁰C, titik beku Urea 2 -1⁰C, titik beku Urea 3 -3⁰C.
Berdasarkan data hasil percobaan diketahui bahwa air memiliki
titik beku terbesar dari semua larutan.Ini dikarenakan sebagai partikel air
dan sebagian partikel-partikel terlarut membentuk ikatan baru.
Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan peningkatan
konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik beku dari larutan
tersebut.
Dari data ini juga dapat diketahui bahwa pada konsentrasi yang sama,
larutan NaCl (elektrolit) memiliki titik beku yang lebih rendah
dibandingkan dengan larutan urea (elektrolit). Hal ini dikarenkan, larutan
elektrolit memiliki sifat koligatif larutan, yaitu kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku yang lebih besar dari pada larutan non elektrolit pada
konsentrasi sama. Selain itu, suatu zat elektrolit akan mengalami disosiasi
(penguraian) menjadi ion-ion (anio kation) dalam larutan. Gara dapur
(NaCl) merupakan zat elektrolit, dan didalam larutan NaCl akan
mengalami conisasi menjadi Na⁺ dan Clˉ .Sedangkan urea merupakan zat
non elektrolit yang larutannya terdiri dari molekul-molekul urea dengan
konsentrasi tetap.Oleh karena larutan elektrolit mengalami conisasi,
sehingga memiliki jumlah partikel yang lebih banyak dari pada larutan non
elektrolit, maka sifat koligatif NaCl lebih besar dari larutan urea.
Dari data hasil percobaan dapat dlihat pada sampel larutan NaCl 1,
NaCl 2, NaCl 3, Urea 1, Urea 2, Urea 3. Hal ini dapat terjadi karena
adanya variasi konsentrasi dari masing-masing sampel. Sampel A dari
larutan NaCl dan urea belum dilancarkan, sampel B dari NaCl dan urea
sudah mengalami pengenceran 1 kali, sampel C dari NaCl dan urea
mengalami 2 kali pengenceran. Berdasarkan perlakuan pada masing-
masing sampel didapatkan data yang menunjukan bahwa penurunan titik
beku sampel A dari larutan NaCl dan urea lebih besar dan sampel B dari

14
larutan NaCl dan urea, dan penrunan titik beku sampel B dari lautan NaCl
dan urea lebih besar dari sampel C dari larutan NaCl dan urea. Hal ii
menunjukan bahwa semakin besar konsentrasi molal suatu larutan, maka
semakin besar pula penurunan titik bekunya. Pernyataan ini seleras dengan
hasil perhitungan konsentrasi suatu larutan berdasarkan titik beku dari
percobaan didapatkan konsentrasi untuk Nacl 1 = 1,881 m berdasarkan
∆Tf = 7⁰C, NaCl 2 = 0,537 m berdasarkan ∆Tf = 2⁰C, NaCl 3 = 0,806m
berdasarkan ∆Tf = 3⁰C, Urea 1= 2,150 m berdasarkan ∆Tf = 4⁰C, Urea 2
= 0,537 m berdasarkan ∆Tf = 1⁰C, Urea 3 = 1,612 m berdasarkan ∆Tf =
3⁰C.
Dari grafik penurunan titik beku dapat dijelaskan bahwa makin besar
moallitas suatu larutan maka makin tinggi pula penurunan titk beku (∆Tf)
suatu larutan karena semakin besarnya jumlah partikel zat, penurunan titik
beku (∆Tf) suatu larutan berbanding lurus dengan molalitas larutan, yang
disimbolkan m.

15
H. Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapatkan konsentrasi (m) dari setiap sampel
yaitu NaCl 1= 1,881m , NaCl 2 = 0,537 m , NaCl 3 = 0,806 m, Urea 1 =
2,150 m , Urea 2 = 0,537 m , Urea 3 = 1,612 m.
Pengaruh dari konsentrasi terhadap penurunan titik beku larutan adalah
semakin besar konsentrasi (molalitas) suatu larutan maka semakin besar
pula penurunan titik beku larutan.

16
Daftar Pustaka
Chang, Raymond . 2004. Konsep-konsep inti edisi ketiga jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Laksono, Endang.2004. Kapita Selekta Kimia I. Yogyakarta: UNY
Muliyanti, Sri dan Nurhkozin, Moh. 2017. Kimia dasar jilid 2. Bandung :
Alfabeta
Pane, Elvira Rosa. 2013. Pembelajaran Inovatif Kimia Dasar Yang
Menyenangkan. Jurnal Nasional Kimia XVIII (2) 162-167

Purba, Michael. 2008. Kimia 3A. Jakarta: Erlangga


Rohayanti dan Saftri, Nova. 2010. Penurunan titik beku larutan. Vol : II (No 2)

Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar II. Bandung: Yrama Widya

Syukri.S. 1999. Kimia dasar 2 . Bandung : ITB

17
Tugas pasca praktikum

1) bagaimana titik beku masing-masing larutan, dibandingkan dengan titik


beku pelarut?
2) Bagaimana pengaruh molalitas urea dan NaCl terhadap
a. Titik beku larutan
b. Penurunan titik beku larutan
3) Pada molalitas yang sama bagaimana pengaruh NaCl (zat elektrolit)
dibandingkan urea (zat non elektrolit) terhadap penurunan titik beku
larutan?
4) Bagaimana hubungaan penurunan titik beku larutan dengan kosentrasi?

Jawab

1) Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan
uap padatnnya. Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut,
hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat
terlarutnya, jadi larutan akan membeku lebih lama dari pada pelarutnya,
setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
2) a). Titik beku larutan
Pada kemolalan yang sama, titik beku larutan elektrolit (NaCL)
lebih rendah dari pada larutan non elektrolit (urea)
b). Penurunan titik beku larutan
Pada kemolalan yang sama penurunan titik beku larutan
elektrolit (NaCL) lebih besar dari pada larutan non elektrolit (urea).
Hal yang menyebabkan perbedaan adalah jenis larutannya (elektrolit
atau non elektrolit).
3) Pada penurunan titik beku larutan berbanding lurus dengan partikel zat
dalam pelarutan, semakin besar jumlah partikel zat semakin besar
penurunan titik beku larutan. Oleh Karen itu jumlah partikel NaCL 1m
lebih besar dari pada jumlah partikel urea 1m, maka penurunan titik beku
NaCL 1m lebih besar dari pada penurunan titik beku larutan urea 1m.

18
4) Kosentrasi larutan berbanding lurus dengan penurunan titik beku. Bisa
dilihat dari rumus penurunan titik beku
∆Tf=m x Tf x i

Dengan (m) adalah kosentrasi larutan

19

Anda mungkin juga menyukai